Langit mulai menguning di atas ibukota kerajaan.
Aku melepaskan semua pemikiran beratku dan menarik napas. Aku memberikan bobot kaki dan tanganku sebagai kendali. Keringat mulai mengucur di dahiku.
Kuda-kuda yang biasa kuterapkan akan membangkitkan serangan terhadap lawan di depanku. Aku berlari seperti anak panah yang terlepas, menuju ke arah Gio.
Jarak kami semakin dekat. Tetap saja, bahkan dengan celah sekejap di depan seranganku, serangan Gio mengalir deras kepadaku. Namun, gerakan Gio tidak secepat tadi karena bahunya sedang terkilir.
Aku bisa menghindari serangan beruntun, dan memberikan serangan telak sebagai gantinya.
Gio mundur membuat jarak diantara kami. Aku mengaktifkan kembali kedua skillku secara bersamaan.
Aku mengejarnya, mengincar kelemahan Gio di bahu kanannya. Serangan dengan kekuatan penuh ini, pasti dia tidak dapat menghindarinya.
Aku memokuskan kekuatan pada tangan kananku, membuat pukulan menusuk di bahu Gio.
Terdengar sebuah retakan. Tapi, saat aku berpikir akan menarget celah yang terbuka padanya, aku merasakan gerakan dari Gio dan bergegas ke samping.
Setelah menghindar sekitar 10 meter, aku berputar balik.
Sebuah debu bertiup dari belakangku. Itu pasti tekanan dari pergerakanku. Aku tidak mengerti, tapi ini sangat cepat.
Gio sedang memegang bahunya dengan lengannya. Lengan lainnya menjuntai ke bawah, mungkin tidak bisa digerakkan.
Aku melihat arah penonton.
Setelah menyadari serangan telak mengenai Gio, kerumunan penonton tetap bersorak ramai. Aku tidak tahu, apakah ada yang bersorak untukku?
Mungkin Gio terlihat kesakitan setelah menerima pukulan Dragon Fist milikku, tapi mungkin saja itu pura-pura. Mungkin juga dia memegang bahunya untuk memulihkan diri.
Yang aku tahu, mungkin saja bisa di dunia ini.
"Gio!" Aku memanggilnya.
Dia menatapku dengan cemas, mengindikasikan dia menjawab panggilanku.
"Apa kau menahan diri sejak tadi? Kalau begitu, keluarkan kekuatan penuhmu."
"Apa kau mengejekku bocah? Aku sudah berusaha untuk mengalahkanku. Tapi tetap saja..."
Aku tidak tahu mengenai kemampuan yang dimilikinya dan aku juga tidak menanyainya.
Keringat mengucur di dahinya, lalu wajahnya berubah karena rasa perih yang tak terkira. Namun ada kekuatan besar di mata Gio.
"Katakan padaku. Apa kau punya gerakan apapun yang bisa digunakan untuk mengalahkanku? Atau kemampuanmu itu bisa membalikkan keadaan?
Aku menanyakan hal itu karena posisi kemenangan berada pada tanganku. Gio sudah tidak bisa menggunakan salah satu tangannya, yang berarti keuntungan milikku.
"Kurasa aku tidak yakin. Meskipun begitu aku masih mempunyai anggota tubuhku yang lain."
Itu adalah ucapan yang sangat jujur.
Karena dia menjawab seperti itu, aku merasa wajib merespon dengan semua yang bisa kulakukan, di dalam jangkauan yang bisa kulakukan.
Gio, yang datang cepat ke arahku, seperti mimpi buruk yang menghampiriku.
Aku menegakkan postur tubuhku dan siap menyerang.
Gio mengusap keringat di dahinya dan melesat kencang.
"Majulah!"
Tubuhnya yang sangat cepat menekan ke arahku.
Dia lebih cepat dari barusan. Mungkin ini kemampuannya.
Kecepatan yang menakjubkan itu dan tubuh besar itu, keduanya saling bersinergi untuk menghasilkan sebuah perasaan yang menekan yang luar biasa, yang bahkan akan membekukan setiap musuh di tempat ini. Tapi, itu tidak cukup membuatku jatuh!
Aku mempelajarinya dengan tenang pergerakan Gio dengan kerja otak yang lebih cepat.
Dia memang cepat.
Namun, keseimbangannya sedikit tidak beraturan. Yang lebih penting lagi-
Aku mengaktifkan seluruh kemampuanku, 'Thunder Execute' dan 'Dragon Fist'. Dalam sekejap beberapa bagian tubuhku berubah menjadi api yang menggelora dan tubuhku akan menjadi sangat ringan.
Namun, sepertinya Gio telah mengantisipasi bahwa aku akan melakukan serangan frontal. Dia menghindar. Meskipun tubuhnya melambat, tapi dia masih sangat cepat.
Setelah terkena beberapa seranganku dan terluka, menghindari serangan cepat Gio seharusnya dapat dibaca. Namun-
"Burst Stike! ... Flash Bang!"
Ledakan cahaya menusuk dengan sangat cepat ke mataku.
Dengan sekejap, rasa yang sangat perih di dadaku ditekan hingga level yang mengejutkan. Aku tidak bisa melihat, sebuah sensasi mengambang memenuhi diriku.
Kemudian, sebuah benturan tumpul yang mengenai punggungku dari atas, diikuti benturan perih saat berikutnya.
Dia berhasil menjebakku. Sebuah dua kombo pukulan, pertama memukulku ke udara, sementara yang kedua menghempaskan diriku ke bawah dan mengenai tanah.
Sejenak aku tidak bisa bernapas. Aku tahu jika aku berada di tanah, dan merasakan serangan berikutnya meluncur ke arahku.
"Gawat!"
Aku berbalik menghindar saat tendangan terayun ke bawah mengenaiku. Mungkin karena bela dirinya, benturannya mengalir ke tanah lalu ke tubuhku.
Saat aku menghindar, kaki Gio menusuk daerah pertahananku. Gerakan itu seperti sudah direncanakan sebelumnya, seakan berkata "Aku akan mengalahkanmu dengan ini."
Aku membuat keputusan dengan sekejap untuk menahan serangan tersebut dengan kedua tangan menyilang, lalu tubuhku sekali lagi terhempas ke kejauhan.
Sorakan penonton bergema ke seluruh penjuru arena, namun Gio mengumpat "Sialan!" dia berharap bisa mengalahkanku dengan serangan kombinasi itu.
Setelah dihempaskan beberapa meter, aku kehilangan keseimbangan, berguling-guling di tanah, lalu dengan tangkas berdiri ketika aku menggumamkan sesuatu.
"Tak adakah sesuatu yang bisa kugunakan untuk membalikkan keadaan? Dia selalu menipuku."
Sama sepertiku, dia menyembunyikan kartu truf miliknya hingga saat terakhir. Itu yang membuat kemampuannya tidak bisa diremehkan.
Sudah saatnya aku membuang pemikiran naifku, akibatnya aku mendapatkan dua pukulan telak.
Aku bergerak perlahan. Aku tidak terluka parah, tapi aku masih merasakan perih di tubuhku. Jadi aku tida boleh melakukan kesalahan itu lagi. Yah, kalau ini sudah selesai, mungkin aku minta minyak urut pada raja ya.
Aku memasuki jangkauan Gio, lalu dia mengayunkan lengannya ke bawah. AKu tidak menahannya tapi menghindarinya. Kemudian, aku menayunkan kaki kananku ke wajah Gio.
Gio memberikan respon yang cepat.
Tapi itu sesuai rencanaku.
Aku menarik kakiku dengan cepat dan langsung masuk ke mode Dragon Fist, mempercepat seluruh tubuhku beberapa kali.
Aku melancarkan serangan beruntun ke seluruh badan Gio, tapi pertahanannya melemah, tidak seperti sebelumnya. Dengan leluasa aku menyerang otot-ototnya, membuatnya tidak bisa memberikan serangan balasan.
Kali ini Gio yang mundur.
Aku bingung apakah aku harus menyerang lagi atau diam di tempat, tapi memutuskan untuk diam , berjaga-jaga dari jurus tersembunyi.
Gio menahan dadanya dengan tangan kirinya yang diangkat paksa, nafasnya tidak stabil, dan sikap mengesankan dari pada saat awal pertandingan sudah hilang.
Mungkin dia merasakan perubahan udara di sekitar, namun Gio hampir kehilangan keseimbangannya.
Ini adalah pertaruhan terakhir, dan juga sangat tidak menguntungkan bagi Gio.
"Katakan padaku ... mengapa kau bisa sekuat itu?"
"Apa?"
"Saat pertama kali aku bertemu kau, kau bocah yang sangat lemah di mataku. Jika kau menyembunyikan kekuatanmu itu mustahil, karena aku mempunyai skill yang bisa mendeteksi kekuatan sihir seseorang. Meskipun aku bisa melihat kemampuanmu aku bahkan bisa mengalahkanmu. Tapi kenapa kau?"
Bukannya kekuatan sihirku itu F ya, yang ada di plat petualangku. Berarti dia benar-benar bisa melihat kemampuanku. Tapi kemampuan macam apa yang tidak menguras energi sihir?
"Ya um... Sebernarnya itu skillku."
Aku hanya berkata sampai situ. Tidak sampai jauh-jauh membocorkan informasi pribadi.
"Begitukah. Kau cerdas juga melawanku sampai sejauh ini..." Gio tersenyum dan menutup mata sejenak untuk menenangkan dirinya.
Arena menjadi hening.
Percakapan kami tidak sampai terdengar ke penonton. Namun, kemenangan sudah di depan mata.
"Baiklah... Aset berhargaku kuhadiahkan untukmu."
"Hah?"
"Tapi dengan satu syarat, yaitu mengalahkanku di sini."
Aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan, bukankah itu sudah jelas? Aku tidak yakin kalau Gio punya kartu as sehingga bicara seperti itu.
"Apa kau ingin mengeluarkan seluruh kekuatanmu?" Tanyaku ragu.
"Kita lihat saja nanti."
"Ternyata begitu ... tetap saja jika ada orang yang lebih baik dariku itulah yang mendorongku untuk berkembang."
"Aku juga memahami hal itu hingga titik tertentu."
Aku cukup senang menghadapi orang-orang kuat, dan aku juga suka saat bagaimana aku memikirkan cara-cara untuk mengalahkan taktik dan persiapannya.
Aku tersenyum padanya, dan dia membalas dengan senyumannya juga.
"Yuuki! Hingga saat ini, tunjukkan kekuatan penuhmu kepadaku. Biarkan aku melihatnya."
Gio memersiapkan kuda-kudanya.
"Kalau begitu, tunjukkan puncak dari kekuatanmu itu kepadaku."
Aku mengaktifkan seluruh skillku.
Gio memerlihatkan aura gelapnya kepada seluruh penjuru arena. Aku merasakan sesak di dadaku, tapi tidak masalah.
"Majulah!"
Aku memasuki jangkauan serang Gio, begitupula dengannya.
Benar-benar berbeda dengan kecepatan sebelumnya. Dia mungkin telah menggunakan skillnya untuk memercepat gerakannya. Itu jauh lebih cepat dari sebelumnya.
Tunju lurus menusuk ke arahku, aku menghindarinya dengan kecepatan inderaku.
Aku menembusnya dengan mudah, seakan dibelai oleh angin lembut.
Wajah Gio berekspresi tidak percaya dengan pergerakanku. Aku mengumpulkan seluruh kekuatan memusatkan pada telapak tanganku.
Aku melakukan gerakan menusuk dengan tanganku ke dada Gio yang lengah, lalu melepaskan semua energi yang terkumpul ke titik serang. Meriam angin serasa keluar dari tanganku.
Mataku melebar, tidak percaya Gio terhempas ke kejauhan. Dia tidak ada tenaga untuk menghindari seranganku. Hasilnya Gio tergeletak di atas tanah.
Arena menjadi hening kembali, tidak percaya apa yang terjadi di depan mata mereka.
5,6,7,8,9,10 detik dia tidak bangun. Apa dia pingsan?
Kemudian, seluruh arena bergemuruh sorakan yang hebat memenuhi tempat ini.
"Pemenangnya... Yuuki Ryuuji!!" Pembawa acara meneriaki hal itu kepada penonton.
Aku melihat ke arah Raja Azaka, dia tersenyum, berbalik dan pergi dari pandanganku. Mungkin dia puas dengan pertandingan ini, kemudian pulang ke kastilnya.
Tapi, apa menyelamatkan orang yang baru saja kukenal, benar-benar pilihanku sendiri?
****
Akhirnya selesai juga chapter ini. Tapi, masih panjang perjalanan Yuuki.
Mungkin gw bakal kasih ilustrasi di chapter ini tunggu aja ya.
Dah begitu aj. Arigatou ( ̄▽ ̄)ノ
Terima kasih yang udah baca sampai akhir.
Assalamu'alaikum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments