Chapter 2 : Kerajaan Fioresd

Assalamu'alaikum. sesuai dari pernyataan di ch 1, ane akan mengganti main character dengan kata ganti aku... Selamat memabaca (^_^)/

****

Setelah aku mengalahkan para wyvern itu, aku menghampiri mereka, berjalan di atas tumpukan mayat dan darah.

Aku berbicara dengan orang setinggi orang dewasa, duduk dengan berseragam lengkap dilapisi armor dengan kaki yang terluka.

"Hmm... Apa kau baik-baik saja?"

Ya tentu tidak baik-baik saja dong. Apakah pertanyaanku termasuk pertanyaan retoris? Pikirku.

"Sebelumnya terima kasih telah menolongku. Sepetinya aku lebih baik, omong-omong siapa namamu dan dari desa mana asalmu?

"Namaku Yuuki, aku tadi tersesat di hutan dan aku tidak mengingat apapun di masa lalu, hanya namaku yang aku ingat."

Semoga mereka percaya.

"Baiklah kalau begitu, lalu, kau mau pergi kemana?"

Ett dah kayak napi aja ditanyain terus, tapi itu pertanyaan yang masih wajar. Aku  tidak tahu mereka akan percaya atau tidak, tapi mereka sedikit mencurigaiku seolah aku penjahat yang menyamar dengan alasan lupa ingatan.

"Sebenarnya aku ingin ke daerah pemukiman terdekat, aku hanya mengikuti arus sungai ini."

"Oh, begitu ya. Jika kau mengikuti arus sungai itu, kau akan mencapai kerajaan Fioresd, namun kalau kau berjalan kaki akan membutuhkan setidaknya sampai malam, lagipula penjagaan disana cukup ketat sehingga orang asing tidak akan dibiarkan masuk dengan mudah."

"Begitu ya..."

Aku melupakan penjagaanya, harapanku perlahan hilang, tapi tidak ada pilihan lain selain kesana.

"Kalau begitu, kebetulan sekali kami ingin pergi kesana, jadi ikut dengan kami." Sela wanita yang di sampingnya dengan semangat.

Wanita yang kupikir cantik, rambut hitam panjang, pakaian gadis china yang menarik perhatian, sedang mengobati pria di sebelahnya.

"Hey Ellena, kita tidak bisa melakukan hal itu."

"Hah, kenapa? Bukankah dia sudah menyelamatkan kita? Lagipula kita satu arah dengannya bukan?"

"Tapi kan... Baiklah kita juga berhutang padanya... Dan jaga mulutmu."

Merinding, wanita itu terus menatapku, dia pasti tidak dengar apa yang dikatakan pria itu.

"Benarkah, terima kasih banyak!" Aku membungkuk, berterimakasih.

Daripada itu, aku bersyukur karena mereka mengajakku, kalau tidak ada mereka mungkin aku sudah mati tadi.

"Tidak masalah, kalau begitu giliran kami memperkenalkan diri."

Kemudia mereka mulai memperkenalkan diri.

"Namaku Brauns, job class Swordsman. Wanita ini Ellena, Sorcerer, dia cukup ahli dalam pertarungan tangan kosong. Yang terakhir, Gorou, Magic Caster."

Gorou, badan besar dengan jubah hitam menyelimuti tubuhnya, kelihatannya orang ini cukup pendiam dari luar. Tapi, apa dia juga punya kemampuan fisik juga? 

"Baiklah, kondisiku cukup parah, jadi, kita tidak akan berjalan sampai kerajaan, tapi kita akan pergi ke arah jalur dagang 1 kilometer ke arah selatan. Semoga ada pedagang yang ingin memberi tumpangannya."

Ellena dan Gorou membantu Brauns berjalan, aku mengikuti dari belakang.

Kupikir mereka adalah orang baik, tapi aku agak resah sama wanita itu, bukannya aku tidak percaya pada dia, tapi aku sangat tidak ingin dekat-dekat dengannya. 

"Yuuki! Kita akan melanjutkan pembicaraan di kereta nanti." Ellena menoleh ke belakang dan berteriak.

"Ya." Kataku dengan paksa.

Di dunia ini semuanya di luar dugaanku, langit mulai memerah, bajuku bersimbah darah wyvern, tapi aku bersyukur tubuhku masih utuh. Sebenarnya apa yang terjadi? Aku dimana? Apa ini masih bumi atau aku terlempar ke masa lalu? Aku tidak tahu.

Tadi itu sebenarnya suara apa? Aku mendengar langsung dari otakku, apa aku harus menanyakan kepada mereka? 

Perjalanan menuju ke kerajaan Fiores terus berlanjut. Kami menuju ke arah jalan yang sering di lewati pedagang untuk meminta tumpangan, ya itu kalau ada yang lewat...

Kami sudah sampai, jalan lumayan sepi, mungkin karena hari mau gelap jadi pedagang tidak menunjukkan aktivitasnya atau apa karena sering terjadi perampokan pada malam hari?

Setelah menunggu beberapa menit, dari kejauhan, terlihat seperti kereta kerajaan.

Kereta itu mendekat, melambat, kemudian berhenti tepat di depan kami dan seseorang membuka pintu kereta dari dalam.

"Kalian cepatlah masuk, udah mau gelap, nih."

"Saya mohon maaf, tapi mengapa Yang Mulia?"

"Sudahlah cepat, kalian itu rakyatku, lagipula kalian terluka, kan?

Mereka sejenak terdiam dengan perkataan 'Yang Mulia' itu.

"Tapi kami ini petualang Yang Mulia, kami ini netral, jika ada orang yang tahu kalau Yang Mulia membantu kami, itu akan memperburuk citra Yang Mulia."

Sepertinya petualang dengan kerajaan ada urusan politik di dalamnya, jadi kemungkinan mereka tidak bisa menyalahgunakan hal itu, aku salut dengan mereka.

"Sudahlah tidak apa, cepatlah masuk."

"Baiklah, terima kasih Yang Mulia." Kami serentak berterimakasih.

Aku tahu orang ini adalah seorang raja atau pangeran dari sebuah negeri, dia juga cukup muda.

Kami duduk, kereta ini jalan kembali dan di saat itulah Yang Mulia membuka suaranya.

"Jadi mengapa kalian seperti ini?"

"Kami memulai pertarungan dengan sekelompok wyvern dan kami mengalami kekalahan." Ujar Brauns yang menyesal.

"Lalu?"

"Lalu bocah ini meyelamatkan kami dan membunuh wyvern itu sekaligus."

Yang Mulia menoleh ke arahku, sebenarnya aku tidak suka ditanya-tanya, tapi aku baik-baik saja saat ini.

"Ohh... Jadi siapa namamu?"

"Nama saya Yuuki, sebenarnya aku ingin pergi ke daerah penduduk setempat."

Kegugupanku membuat keringat mengalir di punggungku.

"Kalau begitu, aku akan memperkenalkan diriku. Namaku Azaka Van Florend, dari kerajaan Fioresd, meskipun aku terlihat muda tapi aku adalah raja. Jadi kenapa kau ingin pergi ke kerajaanku?"

Dia muda, tapi dia memperlihatkan dominasinya terhadapku dan aku sedikit gemetar melihatnya.

"Maaf Yang Mulia, saya hanya anak tersesat yang bisa ditemukan di mana saja. Saya ingin mencari informasi yang saya butuhkan."

Tersesat oh tersesat astaghfirullah... aku tidak berbohong soal itu. aku memang tidak mengerti tentang lingkup dunia ini, tapi aku beruntung dapat tumpangan dan sisanya aku akan mencari sendiri sesuai kebutuhanku.

"Tidak usah terlalu formal, anggap saja aku kenalanmu."

"Baiklah." Kataku, menghela napas.

"Sepertinya pakaian yang kau kenakan cukup asing di mataku."

"Aku setuju. Bahkan aku tidak mengingat kalau aku memakai ini." 

Tentu saja aku bohong, tidak mungkin aku bilang kalau aku kelempar sampai kedunia ini. Maksudku, aku bahkan tidak mengerti kalau ini tempat apa dan bagaimana bisa aku tiba-tiba disini.

Setelah aku, Raja Azaka menoleh ke arah mereka bertiga. "Kalian bilang memulai pertarungan dengan para wyvern, jadi kalian duluan yang memancing wyvern itu menyerang kalian?"

Mereka terdiam, kemudian dengan ragu Brauns berkata, "Ya, sebenarnya kami sedang mencari batu obsidian dan tumbuhan obat langka di daerah pegunungan Yatze. Kami pikir-"

Kemudian Raja Azaka terkejut dan langsung memotong, " Tunggu, kalian tahu di daerah itu ada batu obsidian?"

"Ya, kami tidak sengaja masuk ke gua, karena kami pikir di sana ada material yang kami cari... Ternyata di sana ada sekelompok wyvern yang seolah menunggu kami."

"Aku baru dengar soal itu, tapi darimana kalian tahu kalau di sekitar situ ada batu obsidian?"

Mereka sering kali membicarakan tentang batu, kupikir batu itu cukup langka ya di dunia ini. Tapi mungkin pada zaman ini mereka membutuhkan batu itu untuk alat perang dan lainnya, batu itu juga termasuk batuan beku, jadi itu sering ditemukan di daerah gunung, wajar saja kalu itu ditemukan di sana." 

"Kami mendegarnya dari pedagang asing saat kami makan di salah satu bar, jadi kami tertarik mencarinya. Aku tidak mengerti kenapa di sana ada wyvern kelas tinggi."

 Seperti yang dikatakan Brauns, kupikir di dunia ini beberapa mahluk hidup ada tingkatan kelasnya, ini memang mirip seperti game yang pernah kumainkan. Namun, ada kejanggalan informasi yang dikatakan Brauns.

"Brauns, bolehkah aku bertanya?"

"Tentu saja."

Aku tidak tahu apa ini akan berhubungan, tapi aku akan menggali informasi dari mereka. Semoga saja lemparanku tepat sasaran.

"Di saat kau makan dengan rekanmu di bar, apakah di sana banyak petualang lainnya ketika pedagang asing itu berkata demikian?"

"Ya, benar." Dia terkejut dengan jawabannya sendiri.

"Kalau begitu, ada kemungkinan kalau pedagang itu menipu kalian."

"Tapi kenapa?"

Aku memutar otakku, aku tidak bisa kehabisan akal untuk saat ini, kupikir ada kejanggalan di setiap kejadian itu.

"Apakah hanya sampai segitu?" Tanya Raja Azaka yang ragu.

"Tidak, aku hanya terganggu dengan pernyataan Brauns barusan. Beri aku waktu sebentar."

Tunggu, apa aku salah? Bukan, aku tidak fokus. Jika pedagang asing itu menipu mereka semua untuk memancing wyvern keluar, apakah benar di sana ada batu itu, kemudian pedagang itu mencurinya? Wah suudzon kali aku, tapi kemungkinan itu sangat kecil akan terjadi. Para petualang ketika ada barang langka pasti akan langsung bergegas mendapatkannya, tapi kenapa hanya mereka bertiga yang datang? 

Aku bingung, aku hampir mengacak-acak rambutku. Tapi, apa penyerapan kekuatan dalam game bisa berlaku di sini...

"Brauns!" 

"Y-ya?!" 

Kaget, matanya melebar ke arahku.

"Kau dan rekanmu di tingkatan kelas berapa?"

"Karena kami dari awal berteman, kami semua A-, memangnya kenapa?"

"Tunggu sebentar, lalu petualang yang di bar itu?"

Bingung karena pertanyaanku Brauns menjawab, "Mereka semua kebanyakan B, tidak sedikit pula yang berada di kelas A dan A+."

Begitu ya. Pikirku. Aku menata ulang pikiranku, tetap fokus.

"Aku akan bertanya kepada kalian para petualang, apakah para petualang yang lain setelah mendengar itu kemudian pergi setelahnya?"

"Benar sekali, aku mendengar mereka merencanakan hal itu saat aku di Guild petualang." Ujar Ellena. Aku baru mendengarnya berbicara sejak kejadian wyvern tadi.

"Berapa banyak batu itu di sana?"

Aku terus melontarkan pertanyaan demi pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang cukup. Tapi, ayolah, masa cuman aku yang ngomong, Sang raja kemana neh...

"Kami tidak tahu, tapi pedagang asing itu bilang cukup untuk kita semua." Kata Brauns, ragu.

"Kalau begitu, kapan kalian dan mereka pergi?"

"Mereka pergi 2 hari setelah rumor itu dan kami 3 hari setelah mereka pergi, karena kami mempersiapkannya lebih matang, lagipula kata pedagang itu cukup untuk kita semua. Jadi, kupikir sangat banyak, tapi nyatanya kami malah terhalang dengan para wyvern itu. Padahal tujuan kami tinggal sedikit lagi."

Hadehh, Brauns dan rekannya siap-siap dengan matang dan kembali dengan tangan kosong. Setidaknya kalau tidak dapat apa-apa ya gak usah pakai luka segala. Semoga ini pertanyaan terakhirku, ini menentukan.

"Lalu... Kapan mereka kembali?"

Terkejut, pucat, mereka terdiam karena pertanyaanku. Kupikir mereka menyadarinya setelah selama itu. Para petualang selain kelomok Brauns seharusnya sudah kembali sebelum keberangkatan Brauns. Masa 3 hari cuman ngeronda doang dan gak balik-balik.

Mereka semua mati atau tidak itu bukan masalahnya, tapi apa yang dibalik gua itu? Aku juga belum punya bukti nyata kalau mereka semua mati.

"Tunggu sebentar, aku belum bisa menerima ini. Apa itu benar, Brauns?" Tanya Ellena dengan wajah yang rumit.

"Sepertinya begitu."

Mereka semua menunduk karena menyadari situasinya.

"Tunggu, itu hanya pendapatku. Kita juga belum bisa menyimpulkan kalau itu benar-benar terjadi."

Ya, itu hanya salah satu dari beberapa kemungkinan yang terjadi, itu hanya spekulasiku. Kita tidak bisa memvalidasi kalau itu benar-benar terjadi.

"Ya, itu benar. Kalau begitu, setelah sampai di ibukota aku akan pergi ke bar dan Guild petualang. Aku kenal dengan wajah-wajahnya."

Ellena menyerahkan diri untuk tugas itu. Itu akan cukup membantu. Jika itu jawaban mereka berarti ini pertanyaan terakhirku.

"Ini pertanyaan terakhirku. Apa di daerah gua itu ada semacam rumor tentang monster atau semacamnya?"

Mereka menggeleng kepala, mengindikasikan jawaban. Raja Azaka tampaknya memikirkan sesuatu.

"Ah! Aku ingat..."

Aku terkejut, mereka juga terkejut karena perkataan Raja Azaka yang tiba-tiba.

****

Tengkyu brader. Sebenarnya otak gw ngelag di chp ini, jadi bahasanya terlalu rumit. semoga kalian mengerti. Cheers!!

Arigatou yang udh baca.

Dah, gitu aja, sampai jumpa. Assalamu'alaikum...( ̄▽ ̄)ノ

Terpopuler

Comments

Arya Nabil

Arya Nabil

Soal bahasa gimana? Kok ga dibahas? Seharusnya dijelasin gimana mereka bisa paham bahasa Yuki, minimal penjelasan ada auto translate atau bahasanya sama...

2022-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!