Chapter 2.3

Keesokan harinya. Pagi kedua yang kujalani dengan dipenuhi keasingan di mataku.

Cuaca cerah bersamaan terbitnya matahari dengan birunya langit dan langit-langit yang baru-baru ini kulihat.

Ah, ternyata aku benar-benar terkirim ke dunia lain. Pikirku.

Aku bangkit dari tidur, menguap dengan menutup mulut. Rasanya masih capek sekali, jadi ya aku tiduran lagi. Ya memang pada dasarnya aku itu pemalas.

Memang gaya gravitasi kasur itu sangat kuat sekali.

"Lahiya, ada pertemuan."

Aku bangun, membersihkan diri, memakai setelanku yang kaku dan langsung pergi dari kamar.

"Kak Yuuki, kau mau kemana pagi-pagi sekali?"

Airil memanggilku saat turun tangga dengan setelan pelayan yang beda dari kemarin.

"Oh, aku ada sedikit urusan pagi ini."

Aku hanya bisa menutup mulut, tidak ceroboh dalam berkata. Aku tidak mengenal orang-orang di dunia ini, jadi cukup masuk akan jika aku waspada.

"Oh oke, hati-hati di jalan."

Aku bergegas menuju istana.

Eh, bentar. Istananya itu dimana. Lagian ibukota itu luas kali. 

"Oii! Yuuki."

Siapa tuh? Ellena ya, ****** lah malah ketemu dia. Gorou berada di sampingnya, sepertinya mereka menungguku di dekat pesimpangan Ellena da aku berpisah.

"Ellena, kenapa kau disini?" Aku bertanya dingin.

"Bukankah kita memiliki tujuan yang sama?"

Y-ya gak salah sih. Memang benar dia juga diundang, tapi kan... dahlah. Aku tidak bisa mengungkapkan kekesalanku.

Satu-satunya yang tidak hadir adalah Brauns. Luka di kakinya cukup dimengerti kalau dia tidak hadir.

"Bukannya kau bisa langsung ke istana tanpa repot-repot menungguku."

"Kau tidak tahu arah ke istana kan? makanya aku menunggumu disini."

Oh, dia tahu itu. Kupikir hanya sikapnya yang pea, ternyata pemikirannya lumayan juga.

"Mari kita bergegas." Sela Gorou.

Kami bertiga bergegas menuju istana.

"Hey Yuuki, apa kau sedang menyukai seseorang? Tanya Ellena dengan nada lemah.

Aku kaget dan menoleh ke Ellena. "Hmm? Kenapa kau bicara seperti itu?"

"T-tidak, aku hanya bertanya."

Kemudian Ellena memalingkan wajahnya dariku.

Ini anak lagi kesambet apaan? 

"Oh begitu. Aku lagi tidak menyukai siapapun."

Aku menunggu reaksinya atas jawabanku. Senyuman mulai merekah dari wajah Ellena, Tunggu apa dia akan memelukku?!

Aku menjaga jarak darinya. Dia juga sudah siap menerjangku, tapi dia menahan tindakannya.

Lagipula bagaimana aku bisa mendekati gadis, saat aku hanya mendekat pada mereka, mereka langsung menghindariku.

Kalau Ellena tidak mempunyai sikap seperti ini, mungkin dia sudah mempunyai kekasih. Jujur saja, aku senang kalau dia tidak bertindak agresif seperti itu. Tapi itu adalah sifat uniknya.

Keadaan mulai tenang sekarang.

"Hey Gorou, bagaimana keadaan Brauns."

"Saat diberi pengobatan, dia sering mengeluh kesakitan seperti anak-anak, tapi keadaanya lebih baik dari kemarin."

"Oh aku mengerti. Aku ingin bertanya pada kalian." Mereka menoleh ke arahku. "Apa kalian pernah mendengar sesuatu seperti ada orang yang berbicara kepada kalian? Seperti ada yang menginformasi tentang sesuatu?"

Mereka memandang satu sama lain seolah tidak percaya dengan omongaku.

"Apa kau tidak salah Yuuki?"

"Ya, memangnya ada apa?"

"Begini ya Yuuki, kalau tidak salah itu adalah skill yang sangat langka yang hampir tidak pernah dimiliki oleh manusia. Skill itu berada pada kelas Legend, tidak, bahkan sepertinya sampai kelas Myth. Orang yang mendapatkan itu biasanya didapatkannya sejak lahir atau seperti bakat. Skill itu termasuk dalam kategori 'unik' kalau tidak salah."

"Tunggu sebentar Ellena, biarkan aku berpikir sejenak."

Sebentar, aku tidak memahami permasalahan ini. Aku dapat skill langka itu? Kupikir tidak mungkin keberuntungan di pihakku.

Aku masih dalam kebingungan tapi aku dapat menerimanya.

"Lalu, apa nama skill itu dan apa kegunaanya?"

"Skill itu The Great Sage, aku tidak tahu kekuatan apa yang dapat diperoleh oleh skill itu. Aku tidak terlalu tahu tentang skill itu."

Great sage, petapa agung? 

...Lapor, Ada apa tuan memanggil saya?...

Lohe, kok dia nyaut? Apa dengan aku memanggilnya, dia dapat meresponku? Tapi, kupikir aku memanggil petapa agung itu terlalu panjang.

"Master?" 

...Siap, tuan?...

"Kau memanggil siapa Yuuki?"

Ellena menatapku dengan penasaran. Tapi anehnya ketika aku memanggil petapa agung itu dengan 'master', dia tetap meresponku. Kupikir aku akan menetapkan panggilannya untuk saat ini.

"T-tidak, aku tidak memanggil siapapun." 

"Ngomong-ngomong, kau punya skill yang unik juga ya Yuuki."

"Tidak, biasa saja." Aku menjawab datar.

Ibukota yang ramai penduduk dengan berbagai kegiatan, semoga bencana tidak menimpa mereka.

Tadi malam aku cuma melihat sekilas, tapi sekarang berdiri di sini, di tengah semua ini, aku benar-benar merasa seperti aku telah datang ke dunia yang berbeda.

Di kota ini memiliki mayoritas ras manusia dan juga tidak sedikit dengan ras lainnya, tapi mereka yang non human atau demi-human memiliki batas tertentu dalam kebebasan di kota ini.

Kami sudah sampai di depan gerbang istana, ada terdapat 2 penjaga yang menjaganya. Sepertinya gerbang lain dari gerbang utama istana.

Oh, kami dibiarin masuk? Apa Raja Azaka sudah memberitahukan pengawalnya ya...

Kami menuju ruangan yang dipandu pengawal.

"Tamu undangan raja telah hadir!"

Salah satu penjaga mengumumkan hal itu.

Saat masuk, aku melihat ruangan yang cukup luas dengan pintu berornamen yang mungkin terhubung dengan ruangan lain.

Sebuah meja bundar besar diposisikan di tengah, dengan beberapa kursi dengan jarak yang merata di sekitarnya, kupikir ini seperti meja bundar yang dipakai Raja Arthur ketika bersama kesatria Round Table lainnya, tapi ini cukup berbeda.

Aku melihat ke sekelilingku. Ada banyak orang-orang penting di sana, ada beberapa yang melihatku sesaat.

Pada kesempatan ini, aku kebetulan melihat empat kursi kosong yang belum diisi di depan pintu, dan sepertinya itu disediakan untuk mereka. Bukan karena aku keberatan, perhatianku terfokus pada ruangan di sekitarku, Ellena dan Gorou duduk di sampingku.

Satu kursi akan kosong, tersisa Brauns yang tidak hadir karena sakit.

Perhatianku berada pada kursi yang langsung menghadap kepadaku. Di sana aku melihat seorang pria berambut hitam panjang yang sangat menarik dalam gelapnya ruangan itu.

Seorang pria dengan penampilan tampannya yang gagah dan menunggu kami.

Hanya satu kesimpulan yang ku ketahui, seseorang ini tidak lain dan tidak bukan adalah Raja Azaka itu sendiri. Dia cukup berbeda, getaran dan keberadaannya membuatku tidak percaya diri.

Beberapa pelayan memberikan secangkir teh kepada kami semua.

Aku hanya menulis 'bicaralah dengan sopan' di notepad internalku.

Setelah beberapa saat aku menempati kursiku, seseorang yang berada di samping raja berdiri.

"Baiklah. Pertama, terima kasih kepada anda semua yang telah menghadiri rapat ini. Sekarang saatnya memulai rapat kita! Dengan ini saya sebagai jenderal pertama, Meyyer De Santos menyatakan bahwa rapat darurat ini dimulai!"

Orang yang bernama Meyyer itu duduk, dan Raja Azaka mulai bangkit dari duduknya.

Sebagai raja, Azaka memulai pembiraannya saat ini. Dia membicarakan apa kami bicarakan berlima kemarin malam, Raja Azaka menjelaskannya dengan rinci.

Kami semua mendengarkannya dengan rapih.

Setelah pernyataan Raja Azaka, para dewan mulai membuat raut cemas di wajah mereka semua.

Inilah ringkasan garis besar dari penjelasan raja:

- Raja mendengar kalau ada pedagang misterius yang menyebarkan rumor tentang batu obsidian yang berada di Pegunungan Yatze.

- Para petualang menghilang setelah mendengar rumor itu. Sebagai saksi, Ellena telah memastikannya.

- Dengan pengetahuan raja sehingga menghasilkan kesimpulan, kemunculan monster tingkat bencana dan wyvern kelas A yang di temukan kelompok Brauns.

Lalu seseorang bertanya dengan serius.

"Benarkah semua itu Yang Mulia?"

"Kemungkinan besar hal itu benar. Aku juga mengirim mata-mata ke daerah pegunungan itu dan hasilnya mereka dikabarkan menghilang. Kau bisa mengonfirmasikan pada jenderalku."

Mereka terdiam, aku cukup tenang menghadapi situasi ini.

Raja mulai mengangkat suaranya lagi "Kita akan mengerahkan sejumlah pasukan ke gua itu. Apakah ada yang bisa memberikan solusi untuk mencari orang-orang kuat?"

"Maafkan saya Yang Mulia, sebelumnya siapa orang-orang ini? Saya memang pernah melihat dua orang ini, tapi siapa anak ini?"

"Tenanglah Tuan Albert, sebenarnya dia adalah teman lamaku, jadi percayalah padanya."

Siapa yang dia sebut teman lama? Meskipun itu hanya bohongan, masa aku harus menganggapnya teman lama.

"Baiklah, bagaimana cara kita untuk memperkuat pasukan kita?"

Keheningan menghinggapi ruangan ini. Itu adalah proposal yang sedang mereka pikirkan, namun tidak ada yang bisa menjawabnya. Aku bahkan tidak bisa memikirkan apapun.

"Mungkin jika menggunakan orang-orang dari Guild Petualang itu, kita bisa-"

Seseorang langsung menyelanya.

"Itu berbahaya, jauh terlalu berbahaya. Jika dunia tahu kita melanggar hukum, kita akan jatuh."

"Anda benar. Sekarang ini kita memiliki bencana yang cukup besar. Meskipun kita cukup memiliki orang-orang kuat, tapi kita masih kekurangan tenaga. Kita tidak bisa pergi begitu saja memanggang daging di sebelah naga yang sedang tidur dalam keadaan seperti ini."

Kupikir pernyataan dewan itu cukup masuk akal.

"Ya. Kita perlu menghindari masalah dari kedua sisi. Jika kita tidak bermusuhan dengan kekaisaran mungkin situasinya tidak serumit ini."

Saat ini, permusuhan di dalam ruangan terlihat seakan membesar.

"Orang-orang dari kekaisaran itu membuatku muak."

Sepertinya Kerajaan Fioresd sedang bermusuhan dengan salah satu kekaisaran, mungkin. Apa mereka awalnya memiliki hubungan baik, lalu kenapa hubungan itu hancur? Hanya mereka yang tahu.

"Bagaimana kalau sekarang kita melakukan gencatan senjata dengan mereka?"

"Jangan bodoh. Sudah berapa banyak penderitaan yang telah kekaisaran lakukan hingga sekarang?"

Tampang perih muncul di setiap wajah para dewan.

Aku hanya tersenyum dengan situasi ini. Mereka berpikir keras hanya untuk melindungi kerajaannya semata. Aku cukup salut dengan mereka.

"Benar-benar topik yang menyusahkan."

"Bagaimana kita meminta bantuan kepada organisasi gereja suci?"

"Itu bukan ide yang buruk, tapi kenyataanya apakah kita bisa mempercaya mereka semudah itu?"

"Kalau begitu, kembali ke topik semula. Kita semua tidak setuju dengan menggunakan para petualang?"

"Itu terlalu berbahaya."

"Jika kita meminta bantuan kepada gereja suci, kita bisa mengendalikannya dan menggunakan mereka sebagai benteng garis depan..."

Tidak ada gunanya berharap kepada orang yang tidak bisa dipercaya, pikirku. Aku, Ellena dan Gorou masih diam saat ini.

"Mau bagaimana lagi. Apakah kita harus mengirim utusan untuk bicara kepada pimpinan gereja?"

"Siapa tahu mereka minta apa nantinya?"

"Mari kita terima saja permintaan tersebut tidak beralasan. Lagipula untuk kedamaian kerajaan kita."

Tidak ada sangkalan. Semua yang ada di sini tenggelam dalam intropeksi.

"...Tujuan kita adalah untuk mempertahankan umat manusia. Kurasa kita bisa dimaafkan sedikit untuk menggunakan para petualang kelas atas karena sudah menyalahgunakan kekuasaan kita jika untuk menyelamatkan umat manusia."

"...Aku tidak punya alasan menolak jika ini tidak akan membuat korban satupun."

Saat mendengar ini, Raja Azaka tersenyum pahit.

"Akan lebih baik menyebarkan pengetahuan ini secara langsung kepada orang banyak daripada melalui berita antar mulut, ya kan? Menyebarkan pengetahuan itu juga akan mempermudah pengumpulan informasi dan orang-orang kuat, bukan?"

Tidak, itu hanya alasan dangkal yang dibuat oleh dewan itu. Pastinya saran itu akan ditolak mentah-mentah.

"Dunia kita saat ini serapuh perahu kecil yang diombang-ambingkan oleh lautan. Semakin dikit orang yang tahu akan semakin baik. Lagipula jika kita menyebarluaskan berita buruk ini orang-orang akan panik."

"...Kenyataannya, yang kuat tidak bisa disembunyikan di dalam bayang-bayang terlalu lama jika mendengar hal ini. Mereka akan terlihat jelas, bahkan jika mereka mencoba hidup seperti orang biasa."

Pembicaraan ini semakin rumit, aku hanya menahan suaraku dari tadi. Aku ingin melihatnya dari sudut pandang mereka.

"Jika itu masalahnya, kira-kira apa yang akan diputuskan oleh Yang Mulia tentang hal ini."

Namun, sebelum raja mengangkat suaranya.

"Fufu-"

Sebuah tawa kecil terdengar, dan mata setiap orang tertuju kepada orang yang mengeluarkan suara tersebut.

Itu adalah aku.

****

Gile cok. Lagi Express bgt ni jari sm otak gw. Sorry ya klo kebanyakan ngomong di chapter ini. Jadi kyk ada unsur poltiknya gitu, makanya wajar klo chapter ini bikin mumet.

Tapi klo ada yg bingung boleh tanya aj gpp

Tapi ya emg gw bikin ceritanya gini, konsepnya harus menceritakan dengan jelas. Makanya klo cerita ini jadi proyek yang panjang dan disarankan untuk memperhatikan tiap kalimatnya agar gak ketinggalan.

Tapi ya begitu aja keresahan gw. Arigatou ( ̄▽ ̄)ノ

Assalamu'alaikum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!