Pendekatan

Hari ini Aleta sudah bersiap dari jam 09.00, karena dia berjanji menemani Ferdinand cari buku di Shopping. Melihat Aleta yang sudah rapi, Bu Rosna mendekati anak asuhnya.

"Mau kemana nak, katanya hari ini tidak ada kuliah, kok sudah berdandan cantik anakku." tanya Bu Rosna.

"Mau cari buku Bu di Shopping, mumpung ada barengannya,"

"Berangkat sama siapa, nak Haris?"

"Bukan Bu, sama kak Ferdinand teman Aleta di kampus."

"Pacar?"

"Ya Allah, bukan Bu. Aleta tidak punya pacar, kami hanya berteman."

"Kalau nak Haris gimana,"

"Gimana.apanya Bu, sama kak Haris, Aleta juga menganggapnya sebagai teman, tidak lebih Bu. Kok ibu aneh, tumben-tumbenan nanya-nanya masalah pacar."

"Ga ada apa-apa nak, wajar saja untuk ukuran gadis seusiamu kalau memiliki pacar."

"Tapi Aleta tidak mau pacaran Bu."

"Bukan tidak, tapi belum mau pacaran, iya kan,"

"Aleta pinginnya besok langsung menikah saja tanpa pacaran. Takut terjerumus, dosa."

"Berarti besok Aleta mau, seumpama ibu yang Carikan calon suami," kata Bu Rosna penuh selidik.

"Inshaa Allah mau Bu, karena Aleta percaya sama ibu. Tidak mungkin kan, ibu akan menjerumuskan Aleta. Laki-laki pilihan ibu pasti yang terbaik," kata Aleta tersenyum sambil merangkul Bu Rosna.

"Karena Aleta tidak mau pacaran, maka Aleta harus mulai menjaga jarak baik dengan nak Haris maupun nak Ferdinand. Ibu khawatir, mereka berdua menyimpan perasaan khusus untuk Aleta." kata Bu Rosna lembut menasehati Aleta.

"Tapi kan kami hanya berteman Bu, lagian mereka senang membantu Aleta."

"Iya, ibu tahu nak. Tapi Aleta harus hati-hati dan selalu menjaga diri. Ibu juga khawatir nak Haris dan nak Ferdinand bisa salah paham sehingga memicu konflik,"

"Trus gimana Bu, Aleta sudah terlanjur janji dengan kak Ferdinand hari ini, apa perlu Aleta batalkan."

"Tidak bisa seenaknya begitu, kalau sudah terlanjur janji ya harus ditepati. Ibu bilang lain kali harus lebih hati-hati.'

"Baik Bu, Aleta sayang sama ibu." kata Aleta sambil memberikan ciuman di pipi ibu asuhnya.

Terdengar suara mesin mobil memasuki halaman panti, kemudian berhenti. Ferdinand keluar dari mobil dengan membawa dua tentengan tas kresek di kanan dan kiri tangannya. Melihat Aleta dan ibu asuhnya sedang berbicara di lincak, sambil tersenyum Ferdinand menghampiri mereka.

"Selamat pagi Bu Rosna, Aleta." katanya menyapa Bu Rosna dan Aleta.

"Selamat pagi nak Ferdi, jadi mau jalan ya sama Aleta,"

"Iya Bu, dan ini nitip untuk adik-adik ya Bu," Ferdinand menyerahkan kresek yang isinya Snack untuk anak-anak.

"Makasih ya nak Ferdi, semoga Allah melipatgandakan rejeki nak Ferdi."

"Aamiin Bu, kami boleh berangkat sekarang Bu Rosna. Keburu siang, karena kata Aleta jam 13.30 harus sudah sampai rumah kembali."

"Ya silakan nak, hati-hati di jalan ya,"

"Makasih Bu,"

Aleta dan Ferdinand kemudian menyalami dan mencium tangan Bu Rosna.

"Assalamualaikum,"

"Wa Alaikum salam,"

****

Setelah mendapatkan beberapa buku, Ferdinand mengajak Aleta beristirahat di Happy Juice. Mereka mengambil tempat duduk di pojok ruangan, dan terlihat sedang asyik menikmati mixed Juice.

"Capek ya," tanya Ferdinand.

"Lumayan kak, pegal semua kakiku, tapi asyik sih. he.., " jawab Aleta.

"Iya tadi kakak lihatin semangat banget pilih-pilih bukunya."

"Habis murah-murah kak, lumayan mumpung kesini. Buku bacaan di panti untuk adik-adik sudah pada terbaca, makanya ini nambah agar mereka suka membaca,"

Salah hal yang disukai Ferdinand dari Aleta adalah sifat penyayangnya, di saat gadis seusianya memilih penampilan glamor, hedonisme dia tetap dalam kesahajaan. Jika Aleta memiliki kelebihan rejeki, hal yang dipikirkan adalah bagaimana bisa membahagiakan keluarganya di panti asuhan.

"Kak, sudah jam satu, balik yuk. Jam dua Aleta harus dampingi adik-adik belajar. Kak Ferdinand juga janji kan, kalau hari ini mau nemani Aleta." kata Aleta.

"Iya, iya, kakak ingat. Yuk, sekarang saja baliknya." Ferdinand mengajak Aleta pulang, dan tanpa disadari Ferdinand meraih tangan Aleta, kemudian menggandengnya keluar.

Aleta mau menarik tangannya kembali, tapi melihat ekspresi cuek dari Ferdinand akhirnya dia mengurungkan niatnya. Setelah membuka pintu mobil Aleta, Ferdinand berjalan memutar dan langsung duduk di belakang setir.

"Aleta .., kalau sedang jalan sama kak Ferdi ada yang marah tidak." tanya Ferdinand.

"Marah, ya tidaklah. Kan tadi sudah pamitan baik-baik sama ibu. Kalau beliau mengijinkan, berarti beliau tidak akan marah."

"Maksud kakak bukan ibu, tapi orang lain. Laki-laki lain mungkin." Ferdinand mencoba mengorek keterangan dari Aleta.

"He..he.., laki-laki yang ada di panti masih anak-anak semua kak. Asalkan Aleta tepat waktu pulangnya mereka tidak akan khawatir."

Ferdinand menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, bingung mau mengorek hati perempuan di sampingnya. Tapi dalam hatinya, Ferdinand merasa sedikit lega karena tidak ada laki-laki lain yang saat ini dekat dengan Aleta.

"Beberapa waktu lalu, kakak pernah lihat Aleta diantar laki-laki ke kampus. Siapa dia, dan apakah dia juga tinggal di panti."

"Owalah kak Haris ya. Kak Haris itu orangnya sangat baik kak, sekarang baru magang di Bank Indonesia. Dia kuliah di UGM jurusan Manajemen sudah semester akhir."

"Aleta dekat ya sama dia," tanya Ferdinand dengan menahan rasa kesal.

"Ya dekatlah. Orang tuanya kak Haris sering memborong habis kue jualanku kalau pagi."

"Beliau jualan di pasar, trus kak Haris suka bantu-bantu juga." ucap Aleta dengan polosnya, tanpa dia sadari kalau setiap kata pujian untuk Haris menyakiti laki-laki di samping.

"Kalian pacaran?," tanya Ferdinand tiba-tiba.

"Pacaran??? Kok hari ini tema pertanyaan untuk Aleta pacaran ya."

"Tadi pagi ibu juga nanya apakah Aleta dengan kak Haris pacaran, juga ditanya apakah sama kak Ferdi juga pacaran. Sekarang kak Ferdi juga nanya, apakah Aleta sama Haris pacaran."

"He...he.. berarti kakak sama ibu sehati donk. Lha trus jawabnya gimana," Ferdi gemas melihat tingkah Aleta.

"Kak Haris, Kak Ferdi, adik-adik panti itu sama kak. Semua Aleta anggap sebagai saudara."

"Aleta tidak mau pacaran kak, maunya langsung menikah saja nanti."

"Berarti kalau ada yang melamar Aleta, langsung diterima."

"Semua terserah ibu kak, karena Aleta yakin ibu tidak akan menjerumuskan Aleta. Siapapun laki-laki yang dipilih ibu, Inshaa Allah Aleta akan menerimanya." jawab Aleta seperti tanpa beban.

"Kalau misalnya nih, Kak Ferdi yang melamar Aleta apakah juga akan diterima." pancing Ferdinand.

"Ya terserah ibu pokoknya, tapi memang kak Ferdi mau menikahi Aleta, he...he..," ditodong pertanyaan itu, Ferdinand jadi speechless.

"Berarti pendekatan selanjutnya aku harus mendekati hati ibu Rosna.Aku harus curi start sebelum Haris nembak duluan." Ferdinand tersenyum mendapatkan strategi baru mendekati gadis pujaannya.

******

Terpopuler

Comments

Nurfatimah Amin

Nurfatimah Amin

Lanjut

2021-09-01

1

trisss

trisss

next

2021-08-20

2

lihat semua
Episodes
1 Aleta
2 Panti Asuhan Rejeki
3 Kakek Cokro
4 Perhatian
5 Oh Angkot...
6 Diantar Pulang
7 Jemputan
8 Kembali
9 Amanah
10 Pendekatan
11 Kedekatan
12 Bimbang
13 Keputusan
14 Tadabbur Alam
15 Persiapan
16 Akad Nikah
17 Haris
18 Salah Paham
19 Malam Penggoda
20 Janji
21 Berdua
22 Keluarga Atmaja
23 Pertemuan Keluarga
24 Penindasan
25 Akhirnya....
26 Malu
27 Short course
28 Perbedaan
29 Dating
30 Berkunjung
31 Pengertian
32 Ngambek
33 Dia Istriku
34 Pelajaran pada Istriku
35 Pembelaan
36 Taktik
37 Ubud
38 Family gathering
39 Suasana Pagi
40 Wisata
41 Ijin
42 Rumah Baru
43 Bertemu Ferdinand
44 Bertemu Ferdinand
45 Saling Melindungi
46 Datangnya
47 Akhirnya
48 Kesalahpahaman
49 Jalan-jalan
50 Positif
51 Rencana Awal Rengganis
52 Syukuran
53 Kekacauan
54 Sisa Kekacauan
55 Kalut
56 Trauma psikologis
57 Rumah Kost
58 Bukan karena Perjodohan
59 Tekad
60 Magang
61 Mengikutinya
62 Aksi dulu Bicara kemudian
63 Melepaskan Kerinduan
64 Lapor Diri
65 Raditya
66 Strategi Baru
67 Konspirasi
68 Magang
69 Perlakuan Raditya
70 Keinginan Alami
71 Pengintaian
72 Bu Rosna
73 Rutinitas Magang
74 Ibu dan Anak
75 Pembebasan
76 Penanganan
77 Klarifikasi
78 Ijin
79 Tindakan Lanjutan
80 Siasat Cokro
81 Gelisah
82 Tak Sengaja
83 Kebersamaan
84 Suami dan Istri
85 Kunjungan
86 Rencana Ekspansi
87 Kejatuhan Rengganis
88 Terkuaknya Rahasia
89 Jalan-jalan
90 Ngemall
91 Kenyataan
92 Upaya Pencarian
93 Titik Terang
94 Kebenaran
95 Istriku
96 Kumpul Keluarga
97 Berita Bahagia
98 Pamit
99 Upaya Pendekatan
100 Kembalinya Maurin
101 Ketemu Teman
102 Nikmat Berkumpul
103 Test DNA
104 Test Ulang
105 Test Pack
106 Pregnant
107 Jawaban
108 Pengunduran diri
109 Persiapan Mitoni
110 Komitmen Bersama
111 Bicara Tua
112 Melahirkan
113 Arend dan Arick
114 Rencana Rolland
115 Doa Restu
116 Pesta
117 Daddy Rindu
118 Kembali
119 Teman baru
120 Auntie
121 Not Our Business
122 Kasih Sayang
123 Tamu
124 Insiden
125 KRITIS
126 Wasiat
127 Terima Kasih
128 Hubungan Darah
129 Galau
130 Perubahan dalam Hidup
131 Urusan yang Tua
132 Hak Waris
133 Wait and See
134 Oma dan Mama
135 Tutup Usia
136 Pemakaman
137 Posesif
138 Mommy Aleta
139 He is Your Father
140 Kamu Hanya Milikku
141 Kumpul
142 Kebersamaan
143 Oma dan Mama
144 Berdamai
145 Madu
146 Bimbang
147 Sepakat
148 Papa Biologis
149 Kesalahan Masa Lalu
150 Jealous
151 Field Trip
152 Selamat Tinggal Bandung
153 Chapter 153 Harvard
154 PENGUMUMAN
155 Chapter 154 EXTRA
156 Chapter 155 EXTRA 2
157 Cerita baru
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Aleta
2
Panti Asuhan Rejeki
3
Kakek Cokro
4
Perhatian
5
Oh Angkot...
6
Diantar Pulang
7
Jemputan
8
Kembali
9
Amanah
10
Pendekatan
11
Kedekatan
12
Bimbang
13
Keputusan
14
Tadabbur Alam
15
Persiapan
16
Akad Nikah
17
Haris
18
Salah Paham
19
Malam Penggoda
20
Janji
21
Berdua
22
Keluarga Atmaja
23
Pertemuan Keluarga
24
Penindasan
25
Akhirnya....
26
Malu
27
Short course
28
Perbedaan
29
Dating
30
Berkunjung
31
Pengertian
32
Ngambek
33
Dia Istriku
34
Pelajaran pada Istriku
35
Pembelaan
36
Taktik
37
Ubud
38
Family gathering
39
Suasana Pagi
40
Wisata
41
Ijin
42
Rumah Baru
43
Bertemu Ferdinand
44
Bertemu Ferdinand
45
Saling Melindungi
46
Datangnya
47
Akhirnya
48
Kesalahpahaman
49
Jalan-jalan
50
Positif
51
Rencana Awal Rengganis
52
Syukuran
53
Kekacauan
54
Sisa Kekacauan
55
Kalut
56
Trauma psikologis
57
Rumah Kost
58
Bukan karena Perjodohan
59
Tekad
60
Magang
61
Mengikutinya
62
Aksi dulu Bicara kemudian
63
Melepaskan Kerinduan
64
Lapor Diri
65
Raditya
66
Strategi Baru
67
Konspirasi
68
Magang
69
Perlakuan Raditya
70
Keinginan Alami
71
Pengintaian
72
Bu Rosna
73
Rutinitas Magang
74
Ibu dan Anak
75
Pembebasan
76
Penanganan
77
Klarifikasi
78
Ijin
79
Tindakan Lanjutan
80
Siasat Cokro
81
Gelisah
82
Tak Sengaja
83
Kebersamaan
84
Suami dan Istri
85
Kunjungan
86
Rencana Ekspansi
87
Kejatuhan Rengganis
88
Terkuaknya Rahasia
89
Jalan-jalan
90
Ngemall
91
Kenyataan
92
Upaya Pencarian
93
Titik Terang
94
Kebenaran
95
Istriku
96
Kumpul Keluarga
97
Berita Bahagia
98
Pamit
99
Upaya Pendekatan
100
Kembalinya Maurin
101
Ketemu Teman
102
Nikmat Berkumpul
103
Test DNA
104
Test Ulang
105
Test Pack
106
Pregnant
107
Jawaban
108
Pengunduran diri
109
Persiapan Mitoni
110
Komitmen Bersama
111
Bicara Tua
112
Melahirkan
113
Arend dan Arick
114
Rencana Rolland
115
Doa Restu
116
Pesta
117
Daddy Rindu
118
Kembali
119
Teman baru
120
Auntie
121
Not Our Business
122
Kasih Sayang
123
Tamu
124
Insiden
125
KRITIS
126
Wasiat
127
Terima Kasih
128
Hubungan Darah
129
Galau
130
Perubahan dalam Hidup
131
Urusan yang Tua
132
Hak Waris
133
Wait and See
134
Oma dan Mama
135
Tutup Usia
136
Pemakaman
137
Posesif
138
Mommy Aleta
139
He is Your Father
140
Kamu Hanya Milikku
141
Kumpul
142
Kebersamaan
143
Oma dan Mama
144
Berdamai
145
Madu
146
Bimbang
147
Sepakat
148
Papa Biologis
149
Kesalahan Masa Lalu
150
Jealous
151
Field Trip
152
Selamat Tinggal Bandung
153
Chapter 153 Harvard
154
PENGUMUMAN
155
Chapter 154 EXTRA
156
Chapter 155 EXTRA 2
157
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!