"Assalamualaikum Bu Rosna," Haris memberi salam kepada ibu panti.
"Wa Alaikum salam, eh ada nak Haris. Tumben siang-siang main kesini." Bu Rosna menjawab salam.
"Iya Bu Rosna, tadi Aleta WhatsApp saya untuk menghubungi Dokter Puskesmas dan membawanya kesini."
Haris mengenalkan Bu Rosna dengan dokter Gunawan.
"Dokter kenalkan ini Bu Rosna ibu asuh panti asuhan ini."
Dokter Gunawan mengulurkan tangannya kepada Bu Rosna, dan dengan ramah menyampaikan salam.
"Assalamualaikum Bu Rosna, kenalkan saya Gunawan sepupunya Haris, kebetulan saya membantu di Puskesmas Kecamatan."
"Wa Alaikum salam nak, Ayuk silakan duduk dulu." Bu Rosna menjawab salam dan mempersilakan duduk kedua tamunya di kursi teras.
Gunawan dan Haris segera duduk di kursi tamu yang tersedia di teras.
"Yang sedang sakit siapa ya Bu." tanya Haris.
Bu Rosna menceritakan kejadian yang menimpa kakek Cokro tadi pagi secara sekilas. Haris dan Gunawan saling berpandangan, mereka curiga kalau kakek Cokro orang yang jahat. Tapi janji kedokteran harus menolong siapapun tanpa pernah memandang siapa pasiennya.
"Saya bisa melihat kondisi pasien sebentar Bu, sebelum memberikan langkah tambahan.": Gunawan meminta ijin untuk melihat kakek Cokro.
"Boleh, mari nak dokter saya antar ke dalam."
"Sekarang Aleta ada dimana Bu, " tanya Haris celingukan mencari Aleta.
"Aleta ada di pondok belakang nak Haris, sedang mendampingi adik-adiknya belajar."
"Saya boleh menemui Aleta Bu Rosna."
"Ya bolehlah, masak Aleta yang mengundang kamu, ibu tidak ijinkan kalian ketemu." jawab Bu Rosna tersenyum penuh arti.
"Jangan modus lho Ris." ledek Gunawan pada sepupunya.
"Sambil menyelam minum air bro..," sahutnya.
Bu Rosna tersenyum melihat Haris bercanda dengan sepupunya.
*****
Sesampainya di pondok belakang, Haris melihat Aleta dengan penuh kesabaran sedang mengajari adik-adik panti. Dia tidak mengganggu konsentrasi Aleta, dan tanpa sepengetahuan Aleta, Haris duduk di lantai bersandar pada tiang pendopo sambil memperhatikan Aleta mengajar.
"Ayuk siapa yang tahu, nama presiden pertama negara Indonesia?"
"Saya kak, Presiden Sukarno." jawab salah satu adik panti dengan lucunya.
"Kalau ibukota negara kita?"
"Jakarta kak."
Selama tiga puluh menit, Haris dengan sabar menunggu Aleta selesai mengajar. Setelah dirasa Aleta selesai, Haris berdiri dan bertepuk tangan memberikan apresiasi dan semangat kepada anak-anak asuh. Aleta menengok dan memberikan senyuman manisnya kepada Haris
"Sudah lama kak Haris." tanya Aleta lembut.
"Baru saja, sesuai permintaanmu tadi Dokter Gunawan sudah saya bawa kemari Tuan Putri." jawabnya sambil menggoda Aleta.
"Terima kasih ya kak, sekarang pak dokter dimana kak."
"Sedang memeriksa pasien di temani Bu Rosna."
"Oh Alhamdulillah. Kak Haris depan dulu ya. Aleta mau buat teh dulu di dapur."
"Aku temani ya."
Aleta dan Haris beriringan menuju dapur. Setelah menuangkan air panas dari termos ke dalam teko yang sudah diberi teh, Aleta menyiapkan nampan dan gelas. Dengan cekatan, dia menambahkan gula di masing-masing gelas kemudian menambahkan teh panas yang sudah diseduh.
Kemudian Aleta membuka lemari dapur, dan mengambil dua toples berisi emping dan kue satru. Haris terpana melihat kegesitan Aleta menyiapkan Snack dan minuman dalam waktu yang singkat.
"Aku saja yang membawa tehnya ke depan, Aleta membawa toplesnya ya."
"Iya kak makasih."
Aleta dan Haris segera membawa minuman dan snack ke ruang tengah, dan meletakkannya di atas meja. Bu Rosna dan Dokter Gunawan tampak bahagia menyaksikan kedekatan mereka. Dokter sudah selesai memeriksa keadaan kakek Cokro, dan mereka terlihat sedang basa-basi dalam percakapan. Aleta dan Haris kemudian ikut duduk bergabung di ruang tengah.
"Bagaimana keadaan kakek Cokro dokter? Apakah luka-lukanya parah." tanya Aleta ingin tahu.
"Kakek tidak apa-apa Aleta, kakek ini orang yang kuat." ucap kakek Cokro tidak mau mengkhawatirkan orang-orang di sekitarnya."
"Alhamdulillah untung saja lukanya tidak infeksi. Tapi luka di perutnya cukup dalam, mungkin akan butuh waktu lama untuk penyembuhannya."
"Kemudian ada tiga tulang rusuknya yang retak, tapi di Puskesmas ini belum memiliki peralatan medis untuk melakukan tindakan medis yang berat." dokter Gunawan menjelaskan keadaan kakek Cokro.
"Kalau kakek bersedia, saya bisa membantu merekomendasikan rujukan agar kakek mendapatkan perawatan di RSUP Dr. Sarjito di DIY."
"Sudahlah kalian tidak perlu mengkhawatirkan kakek. Setelah kakek cukup istirahat, kakek akan pulih seperti sedia kala. Kakek hanya minta tolong, ijinkan kakek istirahat di panti ini untuk beberapa waktu."
"Iya kek, kakek bisa tinggal disini sementara. Iyakan ibu." tanya Aleta.
Bu Rosna mengangguk setuju, kemudian mempersilakan mereka untuk minum teh selagi panas. Aleta tanggap dengan kondisi kakek Cokro, dia mengambilkan bantal untuk mengganjal punggung kakek. Setelah itu, Aleta mendudukkan kakek dengan bersandar pada bantal. Seusai memposisikan kakek Cokro, Aleta mengambil teh dan hati-hati memegangi gelas untuk membantu kakek minum. Kakek Cokro merasa terharu dan sangat bahagia dengan perhatian yang diberikan Aleta kepadanya.
"Untuk merawat kakek agar cepat sembuh, apa yang harus saya lakukan dokter." tanya Aleta.
" Untuk saat ini, tidak banyak yang dapat Aleta lakukan. Pastikan obatnya tidak telat untuk meminumnya agar lukanya cepat kering."
"Tadi saya berikan antibiotik agar tidak terjadi infeksi, dan penghilang rasa nyeri."
Setelah beberapa waktu, dokter Gunawan dan Haris berpamitan.
"Kalau begitu saya pamit dulu ya Aleta, Bu Rosna. Dan kakek Cokro, semoga cepat sembuh ya pak."
Terima kasih pak Dokter, kak Haris."
"Assalamualaikum"
"Wa Alaikum salam."
*****
"Kek, apakah kakek tidak mau lapor ke kantor polisi atas penganiayaan terhadap kakek." tanya Aleta hati-hati.
Kakek Cokro tersenyum sambil memandang Aleta. Gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan jauh dari kasih sayang orang tua. Tetapi dia tumbuh menjadi gadis yang sopan dan suka menolong tanpa pamrih.
"Sebenarnya siapa yang melukai kakek dan membuang kakek ke daerah ini."
"Sudahlah nak, tidak perlu nak Aleta banyak berpikir. Kalau kakek sudah agak kuat, kakek akan menyelesaikan sendiri masalah ini."
"Baik kek, semoga kakek cepat sembuh ya."
"Nak Aleta kata Bu Rosna saat ini sudah kuliah di perguruan tinggi ya." tanya kakek mengalihkan pembicaraan.
"Iya kek, Aleta kuliah jurusan Informatika. Aleta pingin menjadi seorang programmer, seorang technopreneur." jawab Aleta.
"Bagus itu sangat besar prospek ke depan. Semoga Allah mengabulkan cita-citamu ya nak."
"Aamiin, terima kasih kakek Cokro atas do.anya."
Aleta yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, seakan merindukan sosok laki-laki yang akan melindunginya. Mungkin karena itu,. Aleta cepat akrab dan merawat kakek Cokro dengan sangat baik. Kakek Cokro juga sangat menyukai Aleta, gadis cantik yang memiliki Budi pekerti yang sangat halus. Kakek Cokro tersenyum dan nampak memikirkan sebuah rencana.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Marc Lina Aczenk Lolo
lanjut Thor....tambah seru nich ceritanya
2022-12-14
0
trisss
nextt
2021-08-19
1
Ridho Daniar
berharap cucunya kakek cokro cakep y,,
2021-08-16
7