Diantar Pulang

Mendengar suara mesin mobil dimatikan di halaman panti, Bu Rosna keluar untuk menyambut tamu. Ketika pintu mobil dibuka, Bu Rosna tersenyum karena ternyata Aleta yang datang dengan diantarkan teman laki-lakinya. Aleta tersenyum melihat ibu asuhnya, kemudian mengajak Ferdinand menghampiri Bu Rosna untuk mengenalkan kepadanya.

"Owalah kamu dan temanmu to nak, ibu pikir ada tamu." sambut Bu Rosna.

"Iya Bu, kenalkan ini Ferdinand teman kuliah Aleta Bu."

"Ferdinand dengan sopan menyalami dan mencium tangan Bu Rosna.

"Selamat siang Bu, Assalamualaikum.. Kenalkan saya Ferdinand Bu, keluarga dan teman memanggil saya Ferdi, saya teman Aleta di kampus."

"Wa Alaikum salam nak Ferdi. Kok bisa pulang bareng," tanya Bu Rosna penuh selidik.

Dia agak khawatir dengan pergaulan Aleta yang mudah bergaul dengan siapapun, dan Bu Rosna takut ada kesalahpahaman dengan Haris. Dari matanya yang tua, Bu Rosna tahu jika Haris menaruh rasa pada Aleta. Sepertinya laki-laki yang barusan dikenalkan dengan nama Ferdinand juga ada ketertarikan terhadap anak asuhnya.

"Iya Bu, dari tadi pagi kak Ferdi sudah menjemput Aleta. Hampir sejam Aleta nungguin angkot, tapi angkotnya ga datang-datang Bu. Hampir saja Aleta bolos kuliah." Aleta menjelaskan alasan kedatangannya dengan Ferdinand.

"Untung kak Ferdi jemput Aleta, jadi ga jadi bolos deh."

"Ya sudah, Sekar ajak temanmu duduk nak, dan siapkan minum, kasian dah jauh dan capek antar jemput kamu." kata Bu Rosna dengan bijak.

"Baik Bu," kata Aleta yang langsung menuju dapur untuk menyiapkan minuman.

"Makasih ya nak Ferdi, sudah mau direpotkan Aleta."

"Tidak merepotkan kok Bu, di rumah Ferdi juga ga ada teman. Kata Aleta disini rame dengan adik-adik panti, Ferdi ingin kenalan dengan mereka."

Bu Rosna dan Ferdinand akhirnya terlibat dalam percakapan yang seru. Mereka membicarakan banyak hal. Kakek Cokro yang sedang beristirahat, akhirnya ikut keluar karena terganggu oleh suara pembicaraan mereka. Tak berapa lama,. Aleta muncul membawakan teh panas dan dua toples camilan.

"Ayuk diminum kak Ferdi." Aleta menawarkan minuman yang dia sajikan.

Setelah berbasa-basi dengan Bu Rosna dan kakek Cokro, Ferdinand mencicipi minuman dan camilan yang disiapkan di depannya.

"Kak Ferdi, jadi kenalan sama adik-adik panti tidak." tanya Aleta.

"Kan kakak sudah sampai sini, ya jadi donk."

"Kalau begitu Ayuk kita ke pondok belakang nemui adik-adik. Tapi bantuin Aleta ngajarin mereka belajar ya kak." pinta Aleta.

"Iya, semoga aku bisa ya ngajarin mereka."

"Bu, saya boleh ke belakang ikut Aleta untuk nemui adik-adik?"

"Iya silakan nak Ferdi."

Aleta dan Ferdinand segera bangkit dari duduknya, kemudian menuju pondok belakang. Ferdinand melihat sebagian anak-anak sedang memegang buku, ada yang tiduran dan ada yang sedang menulis. Dia merasakan haru, melihat anak-anak dalam usia tumbuh kembang hidup tanpa belaian kasih sayang orang tua.

"Koko, Iwan, Joko Ayuk sini, ajak yang lain. Ada yang mau kenalan dengan kalian." Aleta memanggil adik-adik yang sedang belajar untuk berkenalan dengan Ferdinand.

Adik-adik panti berdatangan dan berebut menyalami dan mencium tangan Ferdinand.

"Kakak bantu belajarnya mau." tanya Ferdinand kepada adik-adik panti.

"Mau," kata beberapa dari mereka.

Akhirnya Aleta dan Ferdinand berbagi tugas mengajari mereka belajar.

Dari rumah utama kakek Cokro dan Bu Rosna menyaksikan interaksi mereka berdua dengan anak-anak panti.

"Siapa anak laki laki itu Bu Rosna," tanya kakek Cokro kepada Bu Rosna.

"itu nak Ferdinand teman kuliahnya Aleta pak Cokro." jawab Bu Rosna ramah.

"Kalau laki-laki yang kesini sama dokter kemarin lusa."

"Kalau kemaren lusa itu namanya nak Haris, dulu waktu SMA dia kakak kelas Aleta."

"Apakah Aleta saat ini sedang pacaran dengan salah satu dari mereka." tanya kakek Cokro tiba-tiba.

"Saya tidak tahu pak Cokro, tapi sepertinya tidak. Aleta memang anak yang supel, dia cepat akrab dengan siapapun."

"Iya, Semoga mereka hanya berteman dekat, aku ingin menjadikan Aleta cucu menantuku."

"Apa pak Cokro, apa saya tidak salah dengar."

"Tidak Bu, saya serius,"

"Berarti pak Cokro sudah tahu, saat ini keluarga Bapak ada dimana."

"Tahu Bu Rosna, saya sudah menghubungi mereka. Tapi karena saya sangat tertarik dengan nak Aleta, maka saya disini sementara untuk mengenalnya lebih dekat."

"Dia wanita yang cocok untuk menaklukkan cucuku yang sangat keras kepala."

"Tapi Aleta masih sekolah pak Cokro."

"Dia tetap masih melanjutkan sekolah meskipun menikah dengan cucuku. Kami tidak akan melarangnya untuk mencari ilmu."

"Dilihat nanti saja ya pak Cokro, untuk saat ini saya hanya ingin nak Aleta kuliah, lulus dan bisa menggapai cita-citanya."

"Aamiin."

******

Aleta dan Ferdinand bergabung dengan adik-adik panti di lantai pondok belakang. Setelah berbagi tugas dalam mengajari adik-adik, mereka mulai memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.

Setelah penjelasan selesai, Ferdinand mengajak adik-adik ngobrol untuk menghilangkan kejenuhan.

"Ayuk, siapa yang mau jalan-jalan ke pantai."

"Mau kak." jawab mereka serentak sambil mengacungkan jarinya.

"Kalau pas hari Minggu, kakak ga ada acara, besok kakak antar ke pantai ya."

"Ya kak."

"Sekarang kalau mau jalan-jalan ke pantai, syaratnya harus bisa mengerjakan tugas yang tadi kakak berikan."

"Ayuk dikerjakan, kakak tunggu lima menit ya hasil kerjaannya."

"Baik kak."

Setelah lima menit berlalu, adik-adik berlomba menyerahkan hasil kerja tugasnya. Ferdinand melakukan koreksi terhadap pekerjaan mereka, dan akhirnya dia bertepuk tangan dengan keras.

"Selamat ya, ternyata kalian semua anak-anak yang pintar. Semua jawaban yang kalian tuliskan, kak Ferdi beri nilai seratus."

"Ayuk, sekarang kita tepuk tangan untuk diri kita sendiri."

Anak-anak dengan penuh keriuhan, bertepuk tangan bareng.

Aleta tidak mengira kalau Ferdinand bisa dengan cepat dekat dan akrab dengan adik-adik. Bahkan mereka sangat antusias saat Ferdinand memberikan penjelasan, dan mereka baru saja dengan tekun mengerjakan tugas latihan soal yang diberikan oleh Ferdinand.

Setelah satu jam belajar dan bermain dengan adik-adik, Ferdinand istirahat dan bermaksud hendak pulang ke rumahnya.

"Capek kak Ferdi." tanya Aleta sambil memberikan minuman kepada Ferdinand.

"Capek sih tidak, cuman ngos-ngosan karena belum terbiasa bicara dalam waktu yang lama."

"Tapi adik-adik luar biasa Aleta, dengan cepat mereka bisa mengikuti materi yang kakak berikan."

"Itu karena yang ngajari lebih luar biasa kak."

"Ah tidak juga. Aleta..., kak Ferdi pulang dulu ya."

"Ya kak, makasih banget ya sudah antar jemput Aleta kuliah, ikut bantu mendampingi belajar adik-adik."

"Sama-sama Aleta.., lain waktu kak Ferdi masih boleh ya maen bersama adik-adikmu."

"Ya pasti bolehlah, kan membantu Aleta."

Aleta kemudian mengantarkan Ferdinand untuk pamitan dengan Bu Rosna dan kakek Cokro. Setelah berpamitan, Ferdinand meninggalkan panti.

*******"

Episodes
1 Aleta
2 Panti Asuhan Rejeki
3 Kakek Cokro
4 Perhatian
5 Oh Angkot...
6 Diantar Pulang
7 Jemputan
8 Kembali
9 Amanah
10 Pendekatan
11 Kedekatan
12 Bimbang
13 Keputusan
14 Tadabbur Alam
15 Persiapan
16 Akad Nikah
17 Haris
18 Salah Paham
19 Malam Penggoda
20 Janji
21 Berdua
22 Keluarga Atmaja
23 Pertemuan Keluarga
24 Penindasan
25 Akhirnya....
26 Malu
27 Short course
28 Perbedaan
29 Dating
30 Berkunjung
31 Pengertian
32 Ngambek
33 Dia Istriku
34 Pelajaran pada Istriku
35 Pembelaan
36 Taktik
37 Ubud
38 Family gathering
39 Suasana Pagi
40 Wisata
41 Ijin
42 Rumah Baru
43 Bertemu Ferdinand
44 Bertemu Ferdinand
45 Saling Melindungi
46 Datangnya
47 Akhirnya
48 Kesalahpahaman
49 Jalan-jalan
50 Positif
51 Rencana Awal Rengganis
52 Syukuran
53 Kekacauan
54 Sisa Kekacauan
55 Kalut
56 Trauma psikologis
57 Rumah Kost
58 Bukan karena Perjodohan
59 Tekad
60 Magang
61 Mengikutinya
62 Aksi dulu Bicara kemudian
63 Melepaskan Kerinduan
64 Lapor Diri
65 Raditya
66 Strategi Baru
67 Konspirasi
68 Magang
69 Perlakuan Raditya
70 Keinginan Alami
71 Pengintaian
72 Bu Rosna
73 Rutinitas Magang
74 Ibu dan Anak
75 Pembebasan
76 Penanganan
77 Klarifikasi
78 Ijin
79 Tindakan Lanjutan
80 Siasat Cokro
81 Gelisah
82 Tak Sengaja
83 Kebersamaan
84 Suami dan Istri
85 Kunjungan
86 Rencana Ekspansi
87 Kejatuhan Rengganis
88 Terkuaknya Rahasia
89 Jalan-jalan
90 Ngemall
91 Kenyataan
92 Upaya Pencarian
93 Titik Terang
94 Kebenaran
95 Istriku
96 Kumpul Keluarga
97 Berita Bahagia
98 Pamit
99 Upaya Pendekatan
100 Kembalinya Maurin
101 Ketemu Teman
102 Nikmat Berkumpul
103 Test DNA
104 Test Ulang
105 Test Pack
106 Pregnant
107 Jawaban
108 Pengunduran diri
109 Persiapan Mitoni
110 Komitmen Bersama
111 Bicara Tua
112 Melahirkan
113 Arend dan Arick
114 Rencana Rolland
115 Doa Restu
116 Pesta
117 Daddy Rindu
118 Kembali
119 Teman baru
120 Auntie
121 Not Our Business
122 Kasih Sayang
123 Tamu
124 Insiden
125 KRITIS
126 Wasiat
127 Terima Kasih
128 Hubungan Darah
129 Galau
130 Perubahan dalam Hidup
131 Urusan yang Tua
132 Hak Waris
133 Wait and See
134 Oma dan Mama
135 Tutup Usia
136 Pemakaman
137 Posesif
138 Mommy Aleta
139 He is Your Father
140 Kamu Hanya Milikku
141 Kumpul
142 Kebersamaan
143 Oma dan Mama
144 Berdamai
145 Madu
146 Bimbang
147 Sepakat
148 Papa Biologis
149 Kesalahan Masa Lalu
150 Jealous
151 Field Trip
152 Selamat Tinggal Bandung
153 Chapter 153 Harvard
154 PENGUMUMAN
155 Chapter 154 EXTRA
156 Chapter 155 EXTRA 2
157 Cerita baru
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Aleta
2
Panti Asuhan Rejeki
3
Kakek Cokro
4
Perhatian
5
Oh Angkot...
6
Diantar Pulang
7
Jemputan
8
Kembali
9
Amanah
10
Pendekatan
11
Kedekatan
12
Bimbang
13
Keputusan
14
Tadabbur Alam
15
Persiapan
16
Akad Nikah
17
Haris
18
Salah Paham
19
Malam Penggoda
20
Janji
21
Berdua
22
Keluarga Atmaja
23
Pertemuan Keluarga
24
Penindasan
25
Akhirnya....
26
Malu
27
Short course
28
Perbedaan
29
Dating
30
Berkunjung
31
Pengertian
32
Ngambek
33
Dia Istriku
34
Pelajaran pada Istriku
35
Pembelaan
36
Taktik
37
Ubud
38
Family gathering
39
Suasana Pagi
40
Wisata
41
Ijin
42
Rumah Baru
43
Bertemu Ferdinand
44
Bertemu Ferdinand
45
Saling Melindungi
46
Datangnya
47
Akhirnya
48
Kesalahpahaman
49
Jalan-jalan
50
Positif
51
Rencana Awal Rengganis
52
Syukuran
53
Kekacauan
54
Sisa Kekacauan
55
Kalut
56
Trauma psikologis
57
Rumah Kost
58
Bukan karena Perjodohan
59
Tekad
60
Magang
61
Mengikutinya
62
Aksi dulu Bicara kemudian
63
Melepaskan Kerinduan
64
Lapor Diri
65
Raditya
66
Strategi Baru
67
Konspirasi
68
Magang
69
Perlakuan Raditya
70
Keinginan Alami
71
Pengintaian
72
Bu Rosna
73
Rutinitas Magang
74
Ibu dan Anak
75
Pembebasan
76
Penanganan
77
Klarifikasi
78
Ijin
79
Tindakan Lanjutan
80
Siasat Cokro
81
Gelisah
82
Tak Sengaja
83
Kebersamaan
84
Suami dan Istri
85
Kunjungan
86
Rencana Ekspansi
87
Kejatuhan Rengganis
88
Terkuaknya Rahasia
89
Jalan-jalan
90
Ngemall
91
Kenyataan
92
Upaya Pencarian
93
Titik Terang
94
Kebenaran
95
Istriku
96
Kumpul Keluarga
97
Berita Bahagia
98
Pamit
99
Upaya Pendekatan
100
Kembalinya Maurin
101
Ketemu Teman
102
Nikmat Berkumpul
103
Test DNA
104
Test Ulang
105
Test Pack
106
Pregnant
107
Jawaban
108
Pengunduran diri
109
Persiapan Mitoni
110
Komitmen Bersama
111
Bicara Tua
112
Melahirkan
113
Arend dan Arick
114
Rencana Rolland
115
Doa Restu
116
Pesta
117
Daddy Rindu
118
Kembali
119
Teman baru
120
Auntie
121
Not Our Business
122
Kasih Sayang
123
Tamu
124
Insiden
125
KRITIS
126
Wasiat
127
Terima Kasih
128
Hubungan Darah
129
Galau
130
Perubahan dalam Hidup
131
Urusan yang Tua
132
Hak Waris
133
Wait and See
134
Oma dan Mama
135
Tutup Usia
136
Pemakaman
137
Posesif
138
Mommy Aleta
139
He is Your Father
140
Kamu Hanya Milikku
141
Kumpul
142
Kebersamaan
143
Oma dan Mama
144
Berdamai
145
Madu
146
Bimbang
147
Sepakat
148
Papa Biologis
149
Kesalahan Masa Lalu
150
Jealous
151
Field Trip
152
Selamat Tinggal Bandung
153
Chapter 153 Harvard
154
PENGUMUMAN
155
Chapter 154 EXTRA
156
Chapter 155 EXTRA 2
157
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!