Panti Asuhan Rejeki

Aleta dan Corry mengambil tempat duduk dua baris dari depan untuk mengikuti mata kuliah Artificial Intelegensi yang di ampu oleh Pak Theo. Dengan antusias mereka mendengarkan ketika dosen menjelaskan materi kuliah.

"Artificial Intellegence atau jika dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kecerdasan buatan adalah suatu kecerdasan yang ditambahkan dalam suatu sistem yang bisa diatur dalam suatu konteks ilmiah." pak Theo menjelaskan konsep dasar dari AI.

"Sistem seperti ini sering dianggap komputer, dimana kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam mesin komputer agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan manusia."

"Sekarang silakan beri contoh bidang apa saja yang banyak menggunakan AI, siapa yang mau menjawab." pak Theo dosen yang mengampu mata kuliah AI memang terkenal sering memberikan kuis dalam perkuliahannya.

Beberapa saat kelas menjadi hening karena tidak ada yang menjadi volunteer untuk menjawab.

"Mungkin saya akan mencoba menjawab Bapak." Aleta mengacungkan jari.

"Silakan Aleta."

"Beberapa bidang yang sering menggunakan AI diantaranya adalah sistem pakar, games, logika fuzzy, jaringan saraf tiruan, dan robotik Bapak." jawab Aleta tegas.

"That.s right Aleta, good answer." pak Theo memuji Aleta.

"Bagaimana sistem bekerjanya AI ya pak." tanya Ferry.

Pak Theo dengan sangat jelas menjelaskan tentang AI, implementasi dan sistem bekerjanya. Diskusi selama jam perkuliahan dilakukan secara aktif oleh mahasiswa dan dosen. Setelah dua jam setengah pertemuan, pak Theo mengakhiri perkuliahan dengan metode classical.

Mata kuliah jam kedua adalah Kalkulus, tapi dari admin prodi menyampaikan bahwa pertemuan digantikan dengan tugas yang bisa diakses di sistem e learning. Aleta berencana akan langsung pulang untuk membantu ibu panti mendampingi adik-adik di panti asuhan.

"Aleta... ikut yuk main ke tempat Rina." ajak Corry. Rina yang berada di samping Corry tersenyum dan menganggukkan kepala.

"Untuk kali ini, mohon maaf banget ya, aku belum bisa gabung. Laen waktu deh." Aleta mengangkat kedua tangannya dan menangkupkan di depan dadanya sebagai isyarat permohonan maaf.

"Ya, ga pa pa deh. Bareng yuk keluarnya." kata Corry sambil menggandeng Aleta.

Mereka bertiga melangkah keluar kelas sambil mengobrol. Di depan gerbang mereka berpisah, Aleta berjalan menuju halte untuk mencari angkutan umum.

"Tin...tin..," terdengar suara klakson mobil di belakang Aleta, tanpa menengok dia bergeser dan berjalan lebih ke pinggir. Terdengar suara mesin mobil dimatikan.

"Aleta.., kok sombong sih. Masak diklakson tidak menoleh." tiba-tiba Ferdinand menepuk bahunya dari belakang dan mensejajarkan langkahnya di samping Aleta.

'Oh kak Ferdi, maaf kak. Aleta pikir kalau saya jalannya terlalu ke tengah dan mengganggu jalan. Akhirnya Aleta geser ke pinggir." jawab Aleta sambil tersenyum manis. Giginya nampak tertata rapi.

"Senyum manis ini dan sepasang mata jernih dan bening yang membuatku sulit untuk melupakan." batin Ferdinand terkesima dengan senyum Aleta.

"Ada apa kak."

"Aku anter pulang yuk. Panas lho naik angkot." tawar Ferdinand.

"Gak kak, Aleta sudah terbiasa. Naik angkot saja, lagian langsung ke rumah kok angkotnya tidak mampir ke halte yang lain." dengan halus Aleta menolak Ferdinand.

"Ya sudah, aku temani ya sampai angkotnya datang."

Aleta akhirnya menyetujui tawaran Ferdinand yang terakhir. Mereka duduk di halte membicarakan banyak hal sambil menunggu Angkot jurusan Wedi datang.

Setelah tiga puluh menit kemudian, angkot yang ditunggu Aleta sudah terlihat dari ujung jalan.

"Angkotnya sudah datang kak. Terimakasih ya sudah menemani Aleta ngobrol, jadi ga kerasa deh nungguin angkotnya." lagi-lagi senyum manis diberikan Aleta untuk Ferdinand.

Ferdinand menyetop angkot untuk berhenti, kemudian menunggu Aleta sampai masuk dan duduk di dalam angkot.

"Duluan kak Ferdi, selamat siang." pamit Aleta sambil melambaikan tangannya.

Ferdinand akhirnya kembali menuju mobil. Ferdinand sudah lama menaruh hati kepada Aleta, tetapi belum pernah menyatakan perasaannya dan baru menunjukkan melalui perhatian saja. Dia sangat hati-hati karena tidak mau pernyataannya malah akan membuat hubungannya dengan Aleta menjadi canggung.

*****

Turun dari angkot Aleta masih berjalan 100 meter menuju panti. Angkot hanya lewat di perbatasan jalan kelurahan Dengkeng yang menghubungkan antara dua desa di kaki pegunungan Seribu.

"Mari Bu, pak," sapa Aleta ramah dengan penduduk yang tinggal di sekitar panti.

"Mari mbak Aleta, baru pulang kuliah." mereka menjawab dengan penuh keramahan khas penduduk desa.

"Mbak Aleta, tunggu," Bu Darmi berlari memanggil dari kejauhan.

Aleta berhenti menunggu Bu Darmi datang.

"Ada apa Bu Darmi."

"Ini mau nitip sayuran dan buah pisang untuk anak-anak di panti. Kebetulan kemaren ibu panen lumayan banyak." kata Bu Darmi sambil memberikan dua tas plastik kresek kepada Aleta.

"Alhamdulillah, Barakallah ada rejeki hari ini. Terima kasih Bu Darmi, semoga Allah melipatgandakan rejeki Bu Darmi."

"Saya mewakili ibu panti mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Darmi dan keluarga." Aleta mengambil tas kresek dari Bu Darmi kemudian membungkukkan badannya sebagai tanda hormat ucapan terima kasih.

"Aamiin...Ya, sama-sama nak Aleta. Ibu balik ya nak." kata Bu Darmi pamit kembali ke rumahnya.

"Ya Bu Darmi, hati-hati di jalan. Assalamualaikum."

"Wa Alaikum salam,"

Sambil menenteng dua tas kresek di kedua tangannya Aleta melanjutkan pulang ke panti. Dari jauh adik-adik panti yang sedang asyik bermain, berlarian menyambut kedatangannya. Mereka berebut untuk membantu membawakan barang bawaannya. Aleta tersenyum bahagia melihat kelucuan dan tingkah polah adik-adik asuhnya.

"Taruh di meja dapur ya." ucap Aleta mengarahkan adik-adik.

"Ya kak."

Aleta mencari ibu panti terlebih dahulu sebelum memasuki kamar. Ibu panti sedang di halaman belakang membaca buku.

"Assalamualaikum ibu," Aleta mengucapkan salam dan mencium kedua tangan Bu Rosna.

"Kamu sudah pulang nak. Bagaimana kuliahmu hari ini."

"Alhamdulillah lancar ibu. Tadi ada titipan sayuran dan pisang dari Bu Darmi, dan Aleta sudah mengucapkan terima kasih mewakili ibu dan semua penghuni panti. Tadi Bu Darmi juga titip salam untuk ibu" Aleta menyampaikan salam Bu Darmi kepada Bu Rosna sambil memeluk beliau.

"Wa Alaikum salam, Ayuk cuci kaki tangan dulu terus ganti baju. Jangan seperti anak kecil, ibu yang harus mengingatkan."

"Baik ibu, Aleta ke dalam dulu." sahut Aleta cengar cengir dan melepaskan pelukannya. Kemudian dia masuk ke dalam untuk mengganti pakaian, dan membantu memasak di dapur.

Panti asuhan "Rejeki" tempat mereka tinggal memiliki 25 anak asuh yang saat ini ada di bangku SD, 10 di bangku SMP, 8 SMA selain Aleta. Anak asuh yang seusia Aleta sudah pada pergi meninggalkan panti untuk bekerja di luar kota. Hanya Aleta yang mau melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Setelah selesai berganti pakaian, Aleta menengok sebentar adik-adik yang sedang bermain di halaman. Dia memastikan bahwa adik-adik asuhnya tidak memainkan sesuatu yang berbahaya. Mereka yang tinggal di panti asuhan ini sangat menyayangi dan saling memperhatikan satu sama lain. Meskipun mereka tidak terlahir dari rahim yang sama, tetapi ikatan mereka terjalin melebihi saudara kandung.

******

Terpopuler

Comments

trisss

trisss

melloww kak.. semangattt.. suka jg ini cerita😍

2021-08-19

1

pat_pat

pat_pat

lanjut mangats

2021-08-05

3

lihat semua
Episodes
1 Aleta
2 Panti Asuhan Rejeki
3 Kakek Cokro
4 Perhatian
5 Oh Angkot...
6 Diantar Pulang
7 Jemputan
8 Kembali
9 Amanah
10 Pendekatan
11 Kedekatan
12 Bimbang
13 Keputusan
14 Tadabbur Alam
15 Persiapan
16 Akad Nikah
17 Haris
18 Salah Paham
19 Malam Penggoda
20 Janji
21 Berdua
22 Keluarga Atmaja
23 Pertemuan Keluarga
24 Penindasan
25 Akhirnya....
26 Malu
27 Short course
28 Perbedaan
29 Dating
30 Berkunjung
31 Pengertian
32 Ngambek
33 Dia Istriku
34 Pelajaran pada Istriku
35 Pembelaan
36 Taktik
37 Ubud
38 Family gathering
39 Suasana Pagi
40 Wisata
41 Ijin
42 Rumah Baru
43 Bertemu Ferdinand
44 Bertemu Ferdinand
45 Saling Melindungi
46 Datangnya
47 Akhirnya
48 Kesalahpahaman
49 Jalan-jalan
50 Positif
51 Rencana Awal Rengganis
52 Syukuran
53 Kekacauan
54 Sisa Kekacauan
55 Kalut
56 Trauma psikologis
57 Rumah Kost
58 Bukan karena Perjodohan
59 Tekad
60 Magang
61 Mengikutinya
62 Aksi dulu Bicara kemudian
63 Melepaskan Kerinduan
64 Lapor Diri
65 Raditya
66 Strategi Baru
67 Konspirasi
68 Magang
69 Perlakuan Raditya
70 Keinginan Alami
71 Pengintaian
72 Bu Rosna
73 Rutinitas Magang
74 Ibu dan Anak
75 Pembebasan
76 Penanganan
77 Klarifikasi
78 Ijin
79 Tindakan Lanjutan
80 Siasat Cokro
81 Gelisah
82 Tak Sengaja
83 Kebersamaan
84 Suami dan Istri
85 Kunjungan
86 Rencana Ekspansi
87 Kejatuhan Rengganis
88 Terkuaknya Rahasia
89 Jalan-jalan
90 Ngemall
91 Kenyataan
92 Upaya Pencarian
93 Titik Terang
94 Kebenaran
95 Istriku
96 Kumpul Keluarga
97 Berita Bahagia
98 Pamit
99 Upaya Pendekatan
100 Kembalinya Maurin
101 Ketemu Teman
102 Nikmat Berkumpul
103 Test DNA
104 Test Ulang
105 Test Pack
106 Pregnant
107 Jawaban
108 Pengunduran diri
109 Persiapan Mitoni
110 Komitmen Bersama
111 Bicara Tua
112 Melahirkan
113 Arend dan Arick
114 Rencana Rolland
115 Doa Restu
116 Pesta
117 Daddy Rindu
118 Kembali
119 Teman baru
120 Auntie
121 Not Our Business
122 Kasih Sayang
123 Tamu
124 Insiden
125 KRITIS
126 Wasiat
127 Terima Kasih
128 Hubungan Darah
129 Galau
130 Perubahan dalam Hidup
131 Urusan yang Tua
132 Hak Waris
133 Wait and See
134 Oma dan Mama
135 Tutup Usia
136 Pemakaman
137 Posesif
138 Mommy Aleta
139 He is Your Father
140 Kamu Hanya Milikku
141 Kumpul
142 Kebersamaan
143 Oma dan Mama
144 Berdamai
145 Madu
146 Bimbang
147 Sepakat
148 Papa Biologis
149 Kesalahan Masa Lalu
150 Jealous
151 Field Trip
152 Selamat Tinggal Bandung
153 Chapter 153 Harvard
154 PENGUMUMAN
155 Chapter 154 EXTRA
156 Chapter 155 EXTRA 2
157 Cerita baru
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Aleta
2
Panti Asuhan Rejeki
3
Kakek Cokro
4
Perhatian
5
Oh Angkot...
6
Diantar Pulang
7
Jemputan
8
Kembali
9
Amanah
10
Pendekatan
11
Kedekatan
12
Bimbang
13
Keputusan
14
Tadabbur Alam
15
Persiapan
16
Akad Nikah
17
Haris
18
Salah Paham
19
Malam Penggoda
20
Janji
21
Berdua
22
Keluarga Atmaja
23
Pertemuan Keluarga
24
Penindasan
25
Akhirnya....
26
Malu
27
Short course
28
Perbedaan
29
Dating
30
Berkunjung
31
Pengertian
32
Ngambek
33
Dia Istriku
34
Pelajaran pada Istriku
35
Pembelaan
36
Taktik
37
Ubud
38
Family gathering
39
Suasana Pagi
40
Wisata
41
Ijin
42
Rumah Baru
43
Bertemu Ferdinand
44
Bertemu Ferdinand
45
Saling Melindungi
46
Datangnya
47
Akhirnya
48
Kesalahpahaman
49
Jalan-jalan
50
Positif
51
Rencana Awal Rengganis
52
Syukuran
53
Kekacauan
54
Sisa Kekacauan
55
Kalut
56
Trauma psikologis
57
Rumah Kost
58
Bukan karena Perjodohan
59
Tekad
60
Magang
61
Mengikutinya
62
Aksi dulu Bicara kemudian
63
Melepaskan Kerinduan
64
Lapor Diri
65
Raditya
66
Strategi Baru
67
Konspirasi
68
Magang
69
Perlakuan Raditya
70
Keinginan Alami
71
Pengintaian
72
Bu Rosna
73
Rutinitas Magang
74
Ibu dan Anak
75
Pembebasan
76
Penanganan
77
Klarifikasi
78
Ijin
79
Tindakan Lanjutan
80
Siasat Cokro
81
Gelisah
82
Tak Sengaja
83
Kebersamaan
84
Suami dan Istri
85
Kunjungan
86
Rencana Ekspansi
87
Kejatuhan Rengganis
88
Terkuaknya Rahasia
89
Jalan-jalan
90
Ngemall
91
Kenyataan
92
Upaya Pencarian
93
Titik Terang
94
Kebenaran
95
Istriku
96
Kumpul Keluarga
97
Berita Bahagia
98
Pamit
99
Upaya Pendekatan
100
Kembalinya Maurin
101
Ketemu Teman
102
Nikmat Berkumpul
103
Test DNA
104
Test Ulang
105
Test Pack
106
Pregnant
107
Jawaban
108
Pengunduran diri
109
Persiapan Mitoni
110
Komitmen Bersama
111
Bicara Tua
112
Melahirkan
113
Arend dan Arick
114
Rencana Rolland
115
Doa Restu
116
Pesta
117
Daddy Rindu
118
Kembali
119
Teman baru
120
Auntie
121
Not Our Business
122
Kasih Sayang
123
Tamu
124
Insiden
125
KRITIS
126
Wasiat
127
Terima Kasih
128
Hubungan Darah
129
Galau
130
Perubahan dalam Hidup
131
Urusan yang Tua
132
Hak Waris
133
Wait and See
134
Oma dan Mama
135
Tutup Usia
136
Pemakaman
137
Posesif
138
Mommy Aleta
139
He is Your Father
140
Kamu Hanya Milikku
141
Kumpul
142
Kebersamaan
143
Oma dan Mama
144
Berdamai
145
Madu
146
Bimbang
147
Sepakat
148
Papa Biologis
149
Kesalahan Masa Lalu
150
Jealous
151
Field Trip
152
Selamat Tinggal Bandung
153
Chapter 153 Harvard
154
PENGUMUMAN
155
Chapter 154 EXTRA
156
Chapter 155 EXTRA 2
157
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!