Jemputan

"Kakak, kakak...., ada tiga mobil besar di halaman panti," seru Koko mengejutkan Aleta yang sedang membersihkan pondok belakang.

"Mobil apa Ko, ibu kemana?"

"Tadi ibu pamit berangkat ke pengajian di masjid desa kak,"

"Ya sudah, Kakak selesaikan dulu yang membersihkan pendopo, terus kakak cuci tangan dulu. Koko minta ditemani Iwan menemui tamu-tamu di depan sebentar berani tidak."

"Koko beraninya hanya melihat saja kak."

"Dilihat juga ga apa-apa Ko, kalau bisa diminta duduk ya."

"Ya kak," jawab Koko sambil berlari untuk memanggil Iwan.

Aleta segera menyelesaikan pekerjaan menyapu pendopo, dan setelah menyimpan sapu di pojok ruangan, kemudian cuci tangan di kran dapur. Aleta segera bergegas menuju rumah utama panti. Terlihat di halaman panti, berjejer satu mobil Alphard, satu Fortuner dan satu Rubicon. Aleta menuju teras depan, dan melihat ada sepuluh orang yang sedang berbicara dengan kakek Cokro.

"Kakek, ada tamu ya," tanya Aleta pada kakek Cokro.

"Iya nak Aleta, sini sebentar kakek kenalkan dengan cucu-cucu kakek."

Aleta menghampiri kakek Cokro yang sedang duduk di dipan kecil di pojok teras. Di depannya ada dua orang laki-laki yang sedang berdiri sambil merokok.

"Mohon maaf Bapak, di panti ini banyak anak-anak yang belum cukup umur. Bisa minta tolong mematikan rokoknya, tidak baik untuk perkembangan motorik anak."

Laki-laki yang tampan dan memiliki rahang tegas melirik pada Aleta sekilas, kemudian mematikan rokoknya.

"Mohon maaf kami tadi tidak bisa menahan, semalaman kami dalam perjalanan dari Bandung dan langsung menuju ke sini." kata laki-laki yang satu meminta maaf.

"Aleta..., mereka berdua ini cucu-cucu kakek."

Aleta tersenyum kemudian menangkupkan kedua tangannya memberi salam.

"Devan..., Rolland..., kenalkan ini nak Aleta yang telah menolong kakek. Dengan tubuh kecilnya, dia kuat memapah kakek ke panti ini." kata kakek Cokro memoerkenalkan Aleta pada cucu-cucunya.

Laki-laki yang dipanggil Rolland segera menyalami Aleta dan mengucapkan terima kasih. Sedangkan yang dipanggil Devan hanya mendengus dan tidak bergeming sedikitpun.

"Mereka siapa kakek.' tanya Aleta.

"Itu pengawal kakek nak" kakek Cokro menjelaskan.

Aleta manggut-manggut menganggukkan kepala.

"Kakek...,Aleta ke dapur dulu ya untuk menyiapkan minuman untuk tamu-tamu kakek." pamit Aleta.

"Iya nak, minta tolong disiapkan kopi ya nak untuk mereka. Kalau kakek cukup teh Nasgithel buatanmu saja."

"Baik kek, Aleta ke belakang dulu."

Aleta segera menjerang air di kompor untuk menyiapkan kopi, dan merebus kacang tanah dan pisang kepok untuk kudapan mereka.

Ada dua adik panti perempuan yang sedang mencuci piring, ikut membantu Aleta.

******

Setelah tiga puluh menit, Aleta memegang nampan berisi beberapa gelas kopi panas. Di belakangnya empat anak panti juga membantunya membawa Snack untuk teman kopi. Cucu kakek Cokro yang bernama Devan terlihat sedang membaringkan badannya di lincak, sedangkan yang bernama Rolland sedang ngobrol dengan kakeknya.

"Aku bantu ya dik," ucap Rolland sambil mengambil nampan yang dibawa Aleta, kemudian mengantarkan ke tempat pengawal-pengawal kakek Cokro.

"Saya kembali ke belakang ya kek."

"Duduklah disini dulu, ngobrol-ngobrol dengan cucu kakek." kakek Cokro menahan Aleta untuk tetap menemani mereka.

Akhirnya Aleta duduk di samping kakek Cokro.

"Mereka akan menjemput kakek ya." kata Aleta membuka pembicaraan.

"Iya nak, masak kakek disini terus. Kasihan Aleta dan Bu Rosna pekerjaannya bertambah karena harus ngurusi keperluan kakek."

"Ah tidak merepotkan kek, Aleta malah sangat senang kalau kakek ada di sini. Aleta merasa punya bapak yang selalu mendampingi Aleta," kata Aleta pelan.

"Biarpun kakek tidak disini nak, kita masih tetap akan berhubungan."

"Iya kek, tali silaturahmi jangan terputus biar umur kita selalu panjang, dan rejeki kita dilancarkan sama Tuhan."

"Aamiin," sahut Rolland.

Aleta menoleh ke arah sumber suara, kemudian tersenyum manis.

"Gila ini anak panti, matanya bening, senyumnya aww..we ga kuat di hati," Rolland membatin sendirian.

"Nanti kalau kakek sudah pulih dan kuat kembali, kami pasti akan mengunjungi kembali panti ini."

"Kita akan membawa kakek ke rumah sakit, tulang rusuknya harus dioperasi." lanjut Rolland menjelaskan.

"Padahal kakek ingin, kalau kakek sakit, nak Aleta yang akan merawat kakek." sahut kakek Cokro.

"Aleta akan sangat senang kalau bisa merawat kakek, tapi kalau kakek operasinya di sini. Kalau di Bandung ya ga bisa kek." kata Aleta.

"Tuch dengan lland, gimana apa kakek di sini saja operasinya."

"Tidak, peralatan kedokteran di rumah sakit daerah sini tidak lengkap. Kita sudah menyelidiki."

"Siang ini setelah mereka cukup istirahat kita akan melanjutkan perjalanan." tegas cucu kakek yang bernama Devan.

Mendengar suaranya yang keras, tegas dan berwibawa Aleta agak begidik ketakutan.

"Kamu ga tidur Devan, pelankan suaramu, kamu membuat nak Aleta ketakutan." tegur kakek Cokro pada Devan.

"Huh..," seperti tadi yang namanya Devan hanya mendengus.

Tiba-tiba ada sepeda motor memasuki halaman, dan terlihat Haris datang sambil membawa teman laki-lakinya. Aleta turun ke halaman menyambut Haris.

"Assalamualaikum Aleta...," Haris mengucapkan salam.

"Wa Alaikum salam, tumben kak Haris kesini jam segini."

"Iya Aleta, ini kak Haris mengantarkan polisi desa untuk menanyai mereka."

"Tadi ada laporan dari warga tetangga panti ke balai desa, karena curiga banyak orang asing datang kesini. Kami mengkhawatirkan keamanan penghuni panti."

Haris menjelaskan alasan kedatangannya, sedangkan polisi desa langsung mendatangi pengawal kakek Cokro dan berbincang dengan mereka.

"Mereka pengawal kakek Cokro kak, dan yang duduk di lincak teras itu dua cucu laki-laki kakek." kata Aleta.

"Ayuk menemui mereka, Aleta ke dapur dulu untuk menyiapkan minuman untuk pak polisi."

Harus dan Aleta melangkah beriringan menemui kakek Cokro.

*****

Menjelang dhuhur, Bu Rosna pulang dari pengajian di desa. Sebenarnya Bu Rosna sudah tahu kalau hari ini kakek Cokro akan dijemput keluarganya, karena beberapa hari lalu mereka pernah membicarakannya.

"Assalamualaikum Bu Rosna," Haris langsung berdiri dan menyalami Bu Rosna.

"Wa Alaikum salam nak Haris,"

"Bu Rosna, ini cucu-cucu saya yang kemaren sempat saya ceritakan pada Bu Rosna."

"Oh iya, kenalkan nak saya Bu Rosna penanggung jawab panti asuhan ini." Bu Rosna mengenalkan diri dan menyalami cucu-cucu pak Cokro.

Devan dan Rolland berdiri menyalami Bu Rosna, kemudian mereka duduk kembali.

"Aleta kemana nak Haris,"

"Baru ke belakang Bu, katanya membuat minum untuk Pak Babinsa."

"Ibu ke belakang dulu ya, Monggo dilanjutkan istirahatnya."

Bu Rosna meninggalkan mereka di teras, kemudian ke dapur mencari Aleta.

"Ibu sudah datang, maaf Bu, Aleta tidak lihat." sambut Aleta.

"Siapkan makan siang nak, mereka tamu jauh. Ibu yakin mereka lapar dan capek,"

"Iya Bu."

*****

Dibantu Bu Rosna dan adik-adik Aleta menyiapkan menu sederhana untuk menjamu tamu kakek Cokro. Menu sederhana tempe goreng, sayur lodeh, sambal tomat dan telur dadar disiapkan untuk makan siang.

Setelah Koko dan Iwan membantu menggelar tikar di ruang tengah, mereka segera menyajikan menu makan siang di hamparan tikar. Setelah semua siap, Bu Rosna mempersilakan mereka untuk makan siang seadanya.

"Pak Cokro..., nak Haris..., Aleta sudah masak dan menyajikan makan siang ala kadarnya di ruang tengah. Tolong tamunya diajak mencicipi ya."

"Iya Bu Rosna, terimakasih ya."

Kakek Cokro dan Haris kemudian memanggil para pengawal untuk makan siang di ruang tengah.

******

Terpopuler

Comments

Indah Miftakul J

Indah Miftakul J

Baik2 bgt sih orang2 d sini, aq suka klo ada novel yg cerita nya banyak menanamkan moral kebaikan, best suka bgt, baru mampir langsung suka

2021-09-17

2

trisss

trisss

next

2021-08-20

2

lihat semua
Episodes
1 Aleta
2 Panti Asuhan Rejeki
3 Kakek Cokro
4 Perhatian
5 Oh Angkot...
6 Diantar Pulang
7 Jemputan
8 Kembali
9 Amanah
10 Pendekatan
11 Kedekatan
12 Bimbang
13 Keputusan
14 Tadabbur Alam
15 Persiapan
16 Akad Nikah
17 Haris
18 Salah Paham
19 Malam Penggoda
20 Janji
21 Berdua
22 Keluarga Atmaja
23 Pertemuan Keluarga
24 Penindasan
25 Akhirnya....
26 Malu
27 Short course
28 Perbedaan
29 Dating
30 Berkunjung
31 Pengertian
32 Ngambek
33 Dia Istriku
34 Pelajaran pada Istriku
35 Pembelaan
36 Taktik
37 Ubud
38 Family gathering
39 Suasana Pagi
40 Wisata
41 Ijin
42 Rumah Baru
43 Bertemu Ferdinand
44 Bertemu Ferdinand
45 Saling Melindungi
46 Datangnya
47 Akhirnya
48 Kesalahpahaman
49 Jalan-jalan
50 Positif
51 Rencana Awal Rengganis
52 Syukuran
53 Kekacauan
54 Sisa Kekacauan
55 Kalut
56 Trauma psikologis
57 Rumah Kost
58 Bukan karena Perjodohan
59 Tekad
60 Magang
61 Mengikutinya
62 Aksi dulu Bicara kemudian
63 Melepaskan Kerinduan
64 Lapor Diri
65 Raditya
66 Strategi Baru
67 Konspirasi
68 Magang
69 Perlakuan Raditya
70 Keinginan Alami
71 Pengintaian
72 Bu Rosna
73 Rutinitas Magang
74 Ibu dan Anak
75 Pembebasan
76 Penanganan
77 Klarifikasi
78 Ijin
79 Tindakan Lanjutan
80 Siasat Cokro
81 Gelisah
82 Tak Sengaja
83 Kebersamaan
84 Suami dan Istri
85 Kunjungan
86 Rencana Ekspansi
87 Kejatuhan Rengganis
88 Terkuaknya Rahasia
89 Jalan-jalan
90 Ngemall
91 Kenyataan
92 Upaya Pencarian
93 Titik Terang
94 Kebenaran
95 Istriku
96 Kumpul Keluarga
97 Berita Bahagia
98 Pamit
99 Upaya Pendekatan
100 Kembalinya Maurin
101 Ketemu Teman
102 Nikmat Berkumpul
103 Test DNA
104 Test Ulang
105 Test Pack
106 Pregnant
107 Jawaban
108 Pengunduran diri
109 Persiapan Mitoni
110 Komitmen Bersama
111 Bicara Tua
112 Melahirkan
113 Arend dan Arick
114 Rencana Rolland
115 Doa Restu
116 Pesta
117 Daddy Rindu
118 Kembali
119 Teman baru
120 Auntie
121 Not Our Business
122 Kasih Sayang
123 Tamu
124 Insiden
125 KRITIS
126 Wasiat
127 Terima Kasih
128 Hubungan Darah
129 Galau
130 Perubahan dalam Hidup
131 Urusan yang Tua
132 Hak Waris
133 Wait and See
134 Oma dan Mama
135 Tutup Usia
136 Pemakaman
137 Posesif
138 Mommy Aleta
139 He is Your Father
140 Kamu Hanya Milikku
141 Kumpul
142 Kebersamaan
143 Oma dan Mama
144 Berdamai
145 Madu
146 Bimbang
147 Sepakat
148 Papa Biologis
149 Kesalahan Masa Lalu
150 Jealous
151 Field Trip
152 Selamat Tinggal Bandung
153 Chapter 153 Harvard
154 PENGUMUMAN
155 Chapter 154 EXTRA
156 Chapter 155 EXTRA 2
157 Cerita baru
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Aleta
2
Panti Asuhan Rejeki
3
Kakek Cokro
4
Perhatian
5
Oh Angkot...
6
Diantar Pulang
7
Jemputan
8
Kembali
9
Amanah
10
Pendekatan
11
Kedekatan
12
Bimbang
13
Keputusan
14
Tadabbur Alam
15
Persiapan
16
Akad Nikah
17
Haris
18
Salah Paham
19
Malam Penggoda
20
Janji
21
Berdua
22
Keluarga Atmaja
23
Pertemuan Keluarga
24
Penindasan
25
Akhirnya....
26
Malu
27
Short course
28
Perbedaan
29
Dating
30
Berkunjung
31
Pengertian
32
Ngambek
33
Dia Istriku
34
Pelajaran pada Istriku
35
Pembelaan
36
Taktik
37
Ubud
38
Family gathering
39
Suasana Pagi
40
Wisata
41
Ijin
42
Rumah Baru
43
Bertemu Ferdinand
44
Bertemu Ferdinand
45
Saling Melindungi
46
Datangnya
47
Akhirnya
48
Kesalahpahaman
49
Jalan-jalan
50
Positif
51
Rencana Awal Rengganis
52
Syukuran
53
Kekacauan
54
Sisa Kekacauan
55
Kalut
56
Trauma psikologis
57
Rumah Kost
58
Bukan karena Perjodohan
59
Tekad
60
Magang
61
Mengikutinya
62
Aksi dulu Bicara kemudian
63
Melepaskan Kerinduan
64
Lapor Diri
65
Raditya
66
Strategi Baru
67
Konspirasi
68
Magang
69
Perlakuan Raditya
70
Keinginan Alami
71
Pengintaian
72
Bu Rosna
73
Rutinitas Magang
74
Ibu dan Anak
75
Pembebasan
76
Penanganan
77
Klarifikasi
78
Ijin
79
Tindakan Lanjutan
80
Siasat Cokro
81
Gelisah
82
Tak Sengaja
83
Kebersamaan
84
Suami dan Istri
85
Kunjungan
86
Rencana Ekspansi
87
Kejatuhan Rengganis
88
Terkuaknya Rahasia
89
Jalan-jalan
90
Ngemall
91
Kenyataan
92
Upaya Pencarian
93
Titik Terang
94
Kebenaran
95
Istriku
96
Kumpul Keluarga
97
Berita Bahagia
98
Pamit
99
Upaya Pendekatan
100
Kembalinya Maurin
101
Ketemu Teman
102
Nikmat Berkumpul
103
Test DNA
104
Test Ulang
105
Test Pack
106
Pregnant
107
Jawaban
108
Pengunduran diri
109
Persiapan Mitoni
110
Komitmen Bersama
111
Bicara Tua
112
Melahirkan
113
Arend dan Arick
114
Rencana Rolland
115
Doa Restu
116
Pesta
117
Daddy Rindu
118
Kembali
119
Teman baru
120
Auntie
121
Not Our Business
122
Kasih Sayang
123
Tamu
124
Insiden
125
KRITIS
126
Wasiat
127
Terima Kasih
128
Hubungan Darah
129
Galau
130
Perubahan dalam Hidup
131
Urusan yang Tua
132
Hak Waris
133
Wait and See
134
Oma dan Mama
135
Tutup Usia
136
Pemakaman
137
Posesif
138
Mommy Aleta
139
He is Your Father
140
Kamu Hanya Milikku
141
Kumpul
142
Kebersamaan
143
Oma dan Mama
144
Berdamai
145
Madu
146
Bimbang
147
Sepakat
148
Papa Biologis
149
Kesalahan Masa Lalu
150
Jealous
151
Field Trip
152
Selamat Tinggal Bandung
153
Chapter 153 Harvard
154
PENGUMUMAN
155
Chapter 154 EXTRA
156
Chapter 155 EXTRA 2
157
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!