Satu pekan sudah berlalu, Hari ini Nara sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, sebenarnya Nara sudah pulih sekitar 3 hari lalu, entah mengapa dirinya seperti diperlambat dirumah sakit itu.
"Aku sangat rindu tempat tidur ini" Ucap Nara sambil membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Saat akan memejamkan matanya Nara teringat bahwa tugas kuliahnya sangat banyak dan dia harus menyalin materi-materi pelajaran karena dirinya sudah tak masuk selama satu minggu ini.
Nara bangun dan berjalan menuju meja belajarnya, Nara sedikit kesulitan karena kakinya masih di gips, dia pun berjalan dengan menggunakan tongkat. Nara mulai mengerjakan tugasnya.
"Aku ingin hidup yang baru, sudah cukup takdir mempermainkan ku dari dulu. Aku akan memulai semuanya dari awal" Gumam Nara
Nara mulai fokus pada bukunya hingga suara dering ponsel mengalihkan pandangannya.
"Nomor tidak dikenal, aku angkat apa enggak ya"
Awalnya Nara membiarkannya sampai panggilannya berakhir tapi setelah itu ada Chat masuk dari nomor yang baru saja menghubungi Nara
"Datanglah ke Hotel xxx Nomor 305. Ada hal penting yang akan ku sampaikan tentang orang tuamu" Begitulah isi pesan tersebut
Nara yang memang notabenenya adalah orang yang memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi pun langsung pergi ke hotel tersebut.
Nara berjalan dengan pelan menuju halte bus dan bertepatan saat itu ada bus yang sedang berhenti.
"Kira-kira siapa yang mengirim pesan tadi ya?, Apa terjadi sesuatu tentang papa dan mama. Kita lihat saja nanti sebenarnya apa yang terjadi." Nara sungguh sangat penasaran siapa yang mengirim pesan tersebut.
Setelah beberapa saat Nara pun sampai di hotel tersebut. Dia langsung naik kedalam lift. Saat sampai di depan kamar hotel tersebut Nara memencet bel dan menunggu, tapi sudah beberapa menit tidak kunjung ada yang membukakan pintu. Nara mencoba mengecek alamat yang orang itu kirimkan di ponselnya.
"Kamar nomor 305 kan, benar ini kamarnya. Tapi kenapa tidak ada orangnya, apa pintunya tidak dikunci"
Nara mencoba membuka pintu tersebut dan benar saja tidak dikunci. Nara pun masuk kedalam kamar tersebut.
"Kenapa gelap sekali, apa mungkin orang itu sedang pergi keluar" Ucap Nara sambil berjalan mencari saklar lampu
"Ketemu" Nara pun langsung menyalakan lampu itu dan betapa terkejutnya dia dengan orang yang sedang berbaring diatas tempat tidur itu.
"Apa maksud dari semua ini?" Tanya Nara pada orang itu
"Lama tak jumpa beby. Apa begini cara menyambut pacarmu setelah lama tak bertemu"
"Kau bukan pacarku lagi setelah malam itu"
"Baiklah baiklah terserah kau saja. Kemarilah" Ucap Soobin sambil menepuk tempat tidur disampingnya
"Tidak usah terimakasih aku berdiri saja, dan cepat katakan apa yang akan kau bicarakan dengan ku tentang orang tuaku" Nara sudah tidak tahan lagi dengan orang ini.
"Kenapa kau buru-buru sekali, apa kau tidak ingin menghangatkan ranjangku dulu" Ucap Soobin dan mengusap-usap tempat tidur di sebelahnya
"Lupakan. Aku pergi. kau membuang-buang waktuku"
Nara pun berjalan kearah pintu saat akan menyentuh gagang pintu tangannya dicekal oleh Soobin.
"Lepaskan aku" Soobin yang mendengar itu tidak melepaskan malah menarik Nara dan melemparnya ke arah tempat tidur.
Dengan kaki yang masih terluka Nara benar-benar merasa sangat kesakitan dibagian kakinya.
Soobin menatap Nara dengan penuh *****
"Kau tak akan bisa mengakhiri hubungan ini sebelum aku mendapatkan tubuhmu" Ucap Soobin dan berjalan mendekati Nara.
Nara saat itu sangatlah panik, dia sangat takut dengan apa yang akan Soobin lakukan padanya
"Kau mau apa brengsek" Nara menggeser posisi tubuhnya sampai ke ujung tempat tidur.
Saat Nara akan lari Soobin berhasil menangkap Nara dan langsung menindih tubuh Nara dan mel*mat Bibir Nara dengan sangat rakus, Soobin mengunci tangan Nara diatas, Nara berusaha mencari celah agar bisa kabur dari Soobin. Ciuman Soobin pun mulai turun ke leher Nara dan meninggalkan bekas kepemilikan disana.
Nara yang melihat Soobin sedikit lengah langsung menendang ************ Soobin dan membuatnya kesakitan. Nara pun memanfaatkan kesempatan untuk kabur dari situ.
Dengan menyeret kakinya yang kiri Nara berusaha sekuat tenaga untuk bisa keluar dari tempat itu.
"Dasar ****** sialan, awas saja kau" Ucap Soobin sambil menahan rasa sakitnya.
Next.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Dewi Zahra
hati hati Nara
2022-07-27
0
Salma Syam
jangan terlalu cepat percaya sama orang.. untung nara bisa nyelamatin diri dari pria medum..
2022-06-12
0
Olla Tulandi Jom
semoga orang yg ditugaskan cenzo melaporkan perbuatan soobin yg kurang ajar itu,, biar soobin di hajar hsbis habisan
2022-03-30
0