Setelah sampai di rumah Nara segera naik ke atas menuju kamarnya. Sesampainya dikamar
Nara segera membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum tidur karena tubuhnya begitu lengket dan bau alkohol.
Tak butuh waktu lama Nara pun sudah selesai membersihkan tubuhnya.
"Aku sangat lelah" Ucapnya, dan langsung membaringkan tubuhnya ditempat tidur dan menyelami mimpinya.
Sementara ditempat lain terlihat Cenzo sedang berbicara serius dengan rekan kerjanya di bar ruangan VIP. Rekan kerjanya yang satu ini memang sangat senang mengajak kliennya melakukan pertemuan di bar saat malam hari diluar jam kerja.
Saat sudah selesai membicarakan pekerjaan tiba-tiba masuk 2 orang wanita dengan pakaian yang sangat seksi mendekat kearah Cenzo.
Cenzo hanya acuh sambil meminum birnya tak memperdulikan selagi mereka tidak menyentuhnya Cenzo akan diam.
Kemudian salah satu dari wanita itu langsung duduk dipangkuan Cenzo.
Cenzo pun sangat terkejut dan langsung berdiri hingga wanita itu jatuh. Terlihat Cenzo sangat marah kepada wanita itu. Cenzo mendekati wanita penggoda itu dan langsung menamparnya.
"Berani sekali kau menyentuhku \*\*\*\*\*\*" Ucap Cenzo
Suho dan Tuan Yu sangat terkejut mengetahui perbuatan Cenzo. Mereka hanya bisa diam melihatnya, dan wanita yang satu lagi langsung berlari keluar dari ruangan itu.
Sekarang mereka tau bahwa Cenzo bukan hanya kejam kepada pria tapi dia pun tak akan segan-segan kepada wanita yang mengusik dirinya.
Cenzo jongkok didepan wanita itu dan berkata
"Singkirkan tubuh menjijikkan mu dari ku brengsek" teriak Cenzo tepat didepan wajah wanita itu
"Ma.. ma.. maafkan aku tuan" Ucap wanita itu dengan ketakutan, dan langsung berlari keluar.
"Ayo pulang" Ucap Cenzo pada Suho
Suho pun langsung membereskan berkas di atas meja dan memasukkan kedalam tas kerjanya.
"Dan satu lagi, Aku tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi tuan Yu, atau kerja sama kita dibatalkan" Ucap Cenzo
"Maafkan saya tuan, saya janji kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi" Jawab tuan Yu dengan ketakutan.
Tapi Cenzo langsung pergi setelah berkata tanpa memperdulikan jawaban Tuan Yu.
Cenzo dan Suho sudah sampai di parkiran. Mereka langsung bergegas pergi dari tempat itu.
"Anda akan pulang ke mana bos" Tanya Suho
"Antar saya ke Apartemen" Ucap Cenzo sambil menyandarkan tubuhnya.
"Baik bos"
Mereka pun akhirnya sampai di apartemen Cenzo. Cenzo langsung turun dan segera masuk ke dalam.
"Kau langsung pulang saja Suho, Kau pasti lelah"
"Baik bos"
Suho pun langsung melajukan mobilnya ke apartemennya sendiri.
Saat sudah masuk ke apartemennya Cenzo langsung membersihkan diri dan segera tidur.
"Sungguh hari yang melelahkan" ucap Cenzo dan langsung tidur.
Pagi hari.
Nara mulai bagun dari tidurnya dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah beberapa saat dia mulai bersiap-siap untuk pergi ke kampus.
Saat akan turun kebawah samar-samar Nara mendengar suara kedua orang tuanya,
"Ya mungkin mereka sudah pulang" Ucapnya dalam hati.
Nara lantas bergegas turun ke bawah untuk sarapan dan benar saja mereka sudah datang.
"Kalian sudah datang" Nara menyapa mereka dan segera duduk di tempat makan
"Iya sayang, ini hadiah untukmu" Sam memberikan bingkisan kepada Nara dan Nara sudah bisa menebak bahwa isinya adalah tas
Nara hanya melihat dan melanjutkan makannya.
"Apakah pantas kau memperlakukan orangtuamu seperti itu" Yura berteriak kepada Nara
"Lantas aku harus bagaimana?, Menyembah kepada kalian dan mencium kaki kalian karena sudah membawakan aku hadiah ini." Jawab Nara dengan emosi yang sudah dia tahan selama ini
Yura yang mendengar jawaban dari Nara semakin marah. Dia berjalan Menghampiri Nara dan....
Plaakkkk.......
Satu tamparan mendarat di pipi Kanan Nara.
"Kenapa kau memukul putriku" Tanya Sam kepada Yura
"Dia memang pantas mendapatkannya, anak tidak tau diri, sudah dibesarkan tidak tau terima kasih" Ucap Yura dengan kencang.
Nara yang mendengar itu lantas langsung berdiri dan menghampiri kedua orangtuanya.
"Apa kalian tau bagaimana perkembanganku dari aku kecil? Apa kalian selalu memperhatikanku? Apa kalian memberiku kasih sayang yang layak dari dulu?" Tanya Nara kepada mereka dengan amarah yang menggebu-gebu.
Sam yang mendengar itu langsung menghampiri Nara.
"Kami sudah memberikan uang padamu, Memenuhi semua kebutuhan mu, apakah itu semua tidak cukup? itu juga sebuah perhatian dan kasih sayang dari kami" Ucap Sam
Nara yang mendengarnya hanya menarik nafas untuk menahan emosinya.
"Bukan kasih sayang seperti itu yang ku butuhkan Pa, Ma. Kasih sayang yang nyata dari kalian.
Ucap Nara dengan pelan dan meteskan air matanya yang sudah ia tahan dari tadi.
"Sudahlah, percuma juga aku berbicara kalian tidak akan mengerti".
Mereka berdua yang mendengar kata-kata Nara langsung diam, Kata-kata Nara bagaikan tamparan bagi mereka.
Nara segera berjalan melewati kedua orangtuanya menuju ke lantai atas untuk mengambil barang-barangnya. Nara sudah sangat tidak tahan berada dirumah ini. Lebih baik Nara tinggal di apartemennya sendiri. Hanya sendiri, tidak perlu berharap apapun pada orang lain.
Setelah dirasa cukup semua Nara turun kebawah dengan membawa dua koper ukuran besar dengan tas kecil yang dia pakai.
"Nara kau mau kemana?" Tanya Yura yang melihat putrinya membawa koper sedang menuruni tangga.
"Aku akan pergi, kalian tak perlu memperdulikan ku, kalian bisa mengurus perusahaan kalian tanpa memikirkan keberadaan ku lagi mulai saat ini" Jawab Nara dengan berjalan menuju luar rumah.
"Jika kau ingin keluar dari rumah ini. Serahkan kembali semua fasilitas yang sudah Papa berikan padamu. Apa kau berani?" Sam menggertak Nara.
Nara menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah kedua orangtuanya. Mengeluarkan kartu kredit dan kunci mobil dari dalam tas yang Nara pakai dan menaruhnya di atas meja.
"Sudah ku kembalikan semua, dan aku pergi"
Nara berjalan keluar rumah.
Sam dan Yura hanya diam menatap kepergian Nara. Sebenarnya Sam hanya menantang Nara, Tapi Nara malah menyetujuinya dan tetap pergi dari rumah. Mereka hanya bisa diam menatap kepergian putri semata wayangnya itu.
"Sudahlah biarkan dia. Nanti jika kehabisan uang dia akan pulang" Ucap Sam
"Tapi aku tak tega padanya Pa.... Kita memang salah tidak adil padanya" Kata Yura dengan Meneteskan air mata
"Aku memang selalu marah-marah padanya. Tapi dia adalah anak kesayangan ku. aku yang melahirkannya" imbuhnya
"Kita lihat saja sejauh mana dia bertahan. Tidak akan lama dia pasti kembali" Sam mencoba menenangkan istrinya.
Yura pun mengangguk membenarkan ucapan suaminya dan mempererat pelukannya pada Sam.
"Sudah ayo kita ke kamar dan beristirahat, aku sangat lelah" Sam merangkul istrinya dan membawanya ke kamar mereka.
Next.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Dewi Zahra
lanjut kak
2022-07-27
0
Salma Syam
nara.. kamu harus kuat tapi munkin ga gitu juga kl caranya.. ga harus pergi dari rumah.. bisa dgn cara lain kls mau protes mohon makan misalnya.
2022-06-12
0
Qorie Izraini
keputusan Nara utk tdk menghambur2 kan uang adalah tepat dan skrg dia bisa menggunakan tabungan ny saat ini setelah fasiliras yg di miliki ny kena sita
2022-06-03
0