Akar dari masalah (revisi)

Hari Minggu biasanya digunakan untuk bersantai, tapi berbeda dengan Adella dan Gavin. keduanya tengah menyelidiki teman-teman Alaska yang menggunakan jaket berlogo singa itu.

kemarin, ketika berada di rumah Alaska, ia banyak tahu dari cerita Alaska. Beruntung kala itu Alaska menceritakan banyak hal mengenai keluarganya dan kehidupannya.

Flashback

"Logo singa itu sebenernya asal pilih aja, ga ada artinya, kita berlima juga bukan geng motor yang bener-bener geng motor. kita juga kumpul biasa layaknya teman, kaya gua sama Rafa dan Alfi."

"Terus, Lo ga punya musuh atau motif apapun gitu?"

"Engga, kecuali Karel. Dan itu cuma masalah pribadi gua ga ada hubungannya sama mereka."

"Kenapa sama Karel?"

"Bukannya Lo lebih tahu banyak?"

Flashback

Dari situ Adella yakin, jika bukan Alaska dan teman temannya yang menjadi dalang kecelakaan ayahnya, pasalnya bahkan mereka tidak mengenal siapapun yang berhubungan dengan bisnis, mereka hanya anak sekolah biasa. mengenai Alaska yang bermusuhan karena Karel, Adella tahu alasannya. ia tahu jelas kenapa bisa Alaska sebenci itu pada Karel.

Dua tahun yang lalu, Karel adalah pacarnya. mereka sudah kenal sejak kecil karena sebelumnya rumah mereka bersebelahan tetapi karena bisnis sang ayah, memutuskan mereka untuk pindah ke tempat yang lebih dekat dan strategis dari kantor ayahnya. kemudian mereka tidak komunikasi hingga akhirnya berada di sekolah menengah pertama yang sama, saat kelas 3 SMP mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

Tepat di hari kakak pertamanya meninggal, Karel melakukan tindakan di luar batas. Saat itu ia berada di sebuah halte untuk menunggu jemputan, mendadak Gavin menelponnya untuk segera pulang tanpa memberi tahu alasannya. saat ia menelepon Karel untuk mengantarnya pulang, laki-laki itu beralasan jika sedang berada di pasar bersama ibunya.

ia melihat sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi mendekati seseorang yang menyebrang tidak jauh dari halte tempatnya berdiri. ia berteriak memanggil laki-laki dewasa yang menyebrang dengan telepon yang menempel ditelinganya.

Saat ia hendak menolong laki-laki itu. ternyata motor yang melaju tersebut lebih dulu menghantamnya hingga terpental dan mengakibatkan banyak darah yang bercucuran.

Karena terkejut, Adella berdiri di tepi jalan dengan jantung yang berdetak hebat, kepalanya mendadak pusing ketika menyaksikan langsung kecelakaan itu di depan matanya. kemudian beberapa orang langsung berlarian mengerumuni korban, beberapa orang hendak menangkap pelaku, namun pelaku melarikan diri.

Adella ingat jelas plat motor itu, bahkan motor itu sempat berhenti dan menoleh sebelum akhirnya para warga berhamburan mendatangi tempat kejadian dan membuat pelaku langsung tancap gas.

Motor itu adalah motor Karel, ia sangat ingat dengan plat motor itu.

Adella langsung mendekati korban yang ternyata begitu familiar, selama menunggu ambulans datang, ia mencoba mengingat wajah orang itu.

"Albiru Regantara namanya, hubungi keluarga Regantara cepat."

Ah iya, dia adalah anak dari teman bisnis papahnya. Tapi, Adella selalu tutup mulut mengenai kejadian itu. ia sempat bertanya pada Karel, meminta laki-laki itu berkata jujur dengannya. Dan benar, Karel yang menabraknya dengan sengaja. kebenaran itu yang menjadi salah satu alasan Adella mengakhiri hubungannya. tetapi Adella tidak tahu rahasia yang dipegang Albiru hingga Karel ingin melenyapkannya.

Kebenaran lainnya, ternyata Karel berselingkuh darinya hingga ia memutuskan hubungan mereka, bahkan ia tidak ingin melihat wajah Karel lagi.

"Menurut Lo, siapa yang ngelakuin ini?" pertanyaan Gavin membuyarkan lamunan Adella.

"Untuk saat ini, gua belum mencurigai siapapun."

Adella mengeluarkan sebuah tab dari totebag berwarna cream yang ia bawa dari rumah. Hari ini tidak ada orang di markas karena semua nya tengah liburan, jadi hanya ada Gavin dan Adella. Sebenarnya masih ada Rafa dan Galen, tapi kedua laki-laki itu belum datang.

Adella beralih pada ponselnya, ia tersenyum tipis ketika melihat notifikasi yang muncul.

Alaskaki

Hei

Hari Minggu nih, ga niat ngajak jalan?

^^^Engga, lagi sibuk ^^^

Ya ampun Del, hari Minggu Lo sibuk ngapain?

^^^^^^yang pasti ga sibuk mikirin Lo sih hahaha ^^^^^^

Kurang asem Lo

Adella menutup layar ponselnya saat mendengar suara pintu yang dibuka. Refleks, ia menoleh dan memperhatikan raut wajah keduanya yang tampak berbeda dari biasanya. Rafa terlihat muram, sedih, gelisah, dan khawatir, setidaknya itu yang terbaca olehnya. Sedangkan Galen, laki-laki itu terlihat bingung, Adella tidak mengerti apa yang terjadi pada mereka hingga seperti ini.

Hingga mereka duduk, tidak ada satupun yang mengeluarkan suara, hanya menatapnya dengan tatapan kosong.

"Kalian kenapa?" tanya Gavin.

Tidak ada jawaban, Adella semakin mengerutkan keningnya. "Kalian lagi ada masalah?"

"Beberapa Minggu yang lalu, sempat ada yang cari markas kita, ingat ga Del? yang Fira sampai ketakutan dan sembunyi di minimarket itu?" tanya Rafa, Adella langsung mengangguk. "Dia bokap gua."

Seketika napasnya tercekat, jantungnya seolah berhenti berdetak.

"Jadi?"

Rafa menoleh pada Gavin, "Bang, akar dari masalah ini itu papah gua. dia yang ngerencanain semuanya."

Tau apa yang Adella rasakan saat ini? sangat sakit. Tubuhnya merasakan perih tapi tidak tahu luka di bagian mana, lagi-lagi ia merasakan rasanya dikhianati untuk yang ke sekian kalinya.

Gavin langsung berdiri dan meminta mereka untuk bersiap menangkap seseorang yang merupakan kerabatnya. Gavin dan Rafa pergi keluar dan meninggalkan Adella yang masih sibuk berdebat dengan batinnya.

"Kadang, musuh terbesar adalah orang terdekat," ujar Galen yang sedari tadi diam, Bahkan Adella baru sadar jika Galen masih berada di sini.

"Yuk gua ajak beli es krim buat ngilangin sedikit kesedihan Lo." tanpa basa-basi Galen berdiri lalu menggenggam telapak tangan Adella dan membawanya keluar.

***

Galen memberikan es krim cone rasa coklat pada Adella, lalu keduanya duduk di kursi taman yang menghadap ke arah danau. lokasi ini tidak jauh dari markas mereka, hanya butuh 5 menit untuk sampai di sini.

Adella menatap jauh ke arah danau yang berwarna hijau, "Kenapa selalu orang terdekat kita yang jadi pengkhianat?" tanya Adella secara tiba-tiba.

"Sifat manusia."

Adella menghembuskan napasnya kasar, "Menurut Lo, Abang gua bakal ngapain dia?"

"Maybe di masukin penjara," jawab Galen, "Tapi ini baru awal dari kebenarannya Del," lanjutnya.

"Maksudnya?"

"Nanti Lo tahu."

Adella mengangguk dan kembali memakan es krimnya yang mulai meleleh.

"Del, mungkin gua cuma bisa nemenin sampai sini."

"Kenapa? kita ga bisa temenan lagi?" tanya Adella.

"Thank's udah baik selama ini sama gua," kata Galen.

"Lo mau pergi?"

Galen mengangguk, "Misi gua udah selesai dan harus kembali," ujarnya.

Adella mengerutkan keningnya? apa maksud kembali yang Galen bicarakan?

Laki-laki itu mengeluarkan sebuah gelang dengan liontin bergambar bintang dan bulan. Galen memakaikan gelang tersebut ke tangan kanan Adella.

"Lo harus jadi bulan, yang selalu bersinar di kegelapan, yang selalu ada di setiap malam. Ketika gua hilang, bukan berarti gua ga ada. anggap aja gua bintang, dia selalu menemani bulan meski terkadang dia tidak terlebih dan tertutup oleh awan."

Adella hanya diam, menatap gelang tersebut. ia masih tidak mengerti dengan kalimat Galen, jika Galen memang pergi lalu kenapa? masih ada ponsel bukan? atau Galen bisa sesekali datang ke kota ini jika dia pindah kota.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!