Kecurigaan (revisi)

Seperti janjinya kemarin sore, Adella dan Keisya melakukan pertandingan basket hari ini. peluh keringat membasahi wajah keduanya.

Pertandingan sudah dimulai sejak tadi, para siswa dan siswi saling meneriaki jagoan mereka masing-masing. Fira dan Caca sampai membawa papan bernama Adella dan terus berteriak menyemangati gadis itu.

Di detik-detik terakhir adella berhasil merebut bola dari Keisya dan membawanya menuju ring lawan dan

hap

Pritttt

"Yeay, go Adella go Adella go."

Pertandingan selesai. Ia tersenyum pada Keisya yang sudah duduk di tengah lapangan. napas gadis itu terlihat tidak beraturan.

Adella mengambil satu botol air mineral dari Caca, lalu kembali ke tengah lapangan, tepatnya tempat dimana Keisya terduduk. Ia melempar botol tersebut pada Keisya, gadis itu langsung menangkapnya dan tidak malu-malu untuk meminumnya.

"Lo harus lari 20 putaran habis ini," ujar Adella.

Keisya mengencangkan ikatan rambutnya lalu menatap Adella dengan sinis.

"Ayo, ayo, cepet lari," kata Fira.

ketika tengah memperhatikan Keisya yang tengah berlari, tiba-tiba Caca memberikan ponselnya.

"Ada telpon Del." Adella mengangguk.

Adella menggeser tombol hijau tersebut, lalu menempelkan benda pipih itu ke telinganya.

"Halo, kenapa?" tanya Adella.

"Galen berhasil nemuin petunjuk lain dari beberapa orang kita yang ada di perusahaan ayahnya."

"Terus gimana?"

"Pulang sekolah kita kumpul di markas, kasih tau Rafa juga."

"Oke."

Adella membuka roomchat nya dengan Rafa, lalu mengirimi pesan singkat pada laki-laki itu jika sepulang sekolah mereka berdua harus datang ke markas untuk membahas petunjuk yang Galen temukan.

ia mengedarkan pandangan ke seluruh tribun, dan dapat. ia melihat Rafa yang tengah mengangguk kepadanya, tapi bukannya Rafa di sana, ada Alaska dan juga Alfi.

Adella mengerutkan keningnya saat Alaska tersenyum manis padanya.

***

"Gimana proses pendekatannya?" tanya laki-laki yang duduk di sebelah Alaska yang sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dengan tergesa-gesa.

Tanpa mengucapkan apapun, Alaska langsung berlari keluar kelas. Alfi dan Rafa yang melihat itu bingung, ada apa dengan Alaska? biasanya laki-laki itu paling malas untuk pulang, tapi hari ini dia begitu excited.

"Kenapa sih dia?" Alfi menggeleng seraya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban dari pertanyaan Rafa.

Alaska terus berlari hingga berhenti di sebuah kelas yang ternyata sudah sepi, ia mendengus kasar. Jika saja guru biologi tidak bertele-tele setelah bel pulang berbunyi, mungkin ia bisa menemukan seseorang yang ia cari.

Ia langsung melangkahkan kakinya menuju parkiran, mungkin saja orang itu masih ada di sekitar sekolah. Dan benar saja, dia masih berada di sekolah.

"Hei," panggil Alaska pada gadis yang tengah memainkan ponselnya, siapa lagi jika bukan Adella. tujuan utama dari taruhan yang ia jalani.

"Lo lagi, Lo lagi, ngapain sih?"

"Mau nganterin Lo pulang, lagian Lo nunggu di parkiran pasti nungguin gua dong?"

Adella memutar bola matanya, sungguh tingkat kepedean Alaska melebihi rata-rata. Ia melihat seseorang yang berdiri di beberapa langkah di belakang Alaska. Dia adalah Rafa. Ya, Adella sedang menunggu Rafa untuk pulang bersama karena mereka memiliki tujuan yang sama, tapi Alaska mengacaukan semuanya. Adella memberi kode pada Rafa untuk pulang lebih dulu.

Alaska menarik tangan Adella agar gadis itu mengikuti dirinya, "Ayo gua anterin pulang."

Adella tidak lagi menjawab, toh ia menolak pun Alaska akan melakukan seribu cara untuk membuatnya setuju. Adella memperhatikan laki-laki itu yang tengah mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Matanya terbelalak ketika Alaska mengeluarkan sebuah jaket yang begitu familier tapi ia lupa dimana. Laki-laki itu memberikan jaket tersebut pada Adella. "Pake, sebentar lagi ujan," kata Alaska.

Ia memperhatikan logo yang berada di belakang jaket Alaska, mengapa ia tidak asing dengan logo itu.

***

Gara-gara Alaska, Adella datang terlambat ke markas. Ternyata Alaska lebih menyebalkan dari yang Adella duga, laki-laki itu memaksanya untuk duduk sebentar di taman dengan alasan untuk memakan eskrim, kemudian memintanya untuk makan terlebih dahulu, lalu mengajaknya ke sebuah toko boneka, awalnya ingin membelikan Alika sebuah hadiah tapi justru laki-laki itu memberikan boneka beruang mini berwarna coklat untuknya.

Adella sempat menolak, tapi Alaska tidak peduli dan langsung pergi begitu saja. dasar menyebalkan.

beruntung sore ini jalan belum terlalu ramai karena belum masuk jam pulang kerja jadi Adella bisa memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Setelah pulang tadi, Adella langsung bergegas mengganti baju, bahkan ia sampai tidak mandi padahal ia sudah merasa gerah sekali.

Adella membuka pintu markas, matanya langsung tertuju pada meja rapat yang di penuhi orang-orang. mereka semua langsung menoleh pada dirinya dengan tatapan penuh tanya dan kecurigaan seolah ia baru saja mencuri mangga tetangga.

Adella sudah yakin sejak Alaska mengajaknya makan terlebih dahulu jika rapat nya sudah di mulai, ingin sekali ia menghempas manusia bernama Alaska itu dari bumi ini.

"Kemana aja?" pertanyaan itu berasal dari sang Kakak, Gavin Arya Prasetyo.

"Manusia laknat temennya si Rafa tuh nyebelin banget," gerutu Adella, lalu ia mengambil duduk sebelah Galen.

Gavin memberikan selembar foto pada Adella, "Itu diambil dari cctv kantor Papah. sebelumnya mereka bilang Cctv saat itu tengah rusak, tapi Galen berhasil dapat cctv di hari tersebut. ada yang sengaja bikin rem mobil papah rusak, tapi kita belum tau wajahnya."

Adella meletakkan paperbag yang ia bawa di atas pangkuannya dan memperhatikan dengan seksama gambar tersebut.

"Ada rekamannya ga?" tanya Adella.

Galen langsung memberikan ponselnya pada Adella. ia menzoom orang tersebut, tidak, lebih tepatnya jaket ya di kenakan orang tersebut.

"Kenapa Lo?" tanya Rafa ketika melihat raut wajah Adella dipenuhi keterkejutan.

Adella mengembalikan ponsel Galen pada sang pemilik, lalu meletakkan paperbag yang ia bawa dari rumah.

"Lo mau makan?" ledek dewa yang dihadiahi tatapan tajam dari Adella.

ia mengeluarkan jaket yang berada di dalam paperbag dan memberikannya pada Gavin bersama dengan foto yang kakaknya berikan tadi.

"Logonya sama," ujar Adella.

"Lo dapat dari mana?" tanya Galen.

Adella diam, entah apa yang harus ia katakan di depan mereka semua. sungguh baginya di dekati oleh laki-laki adalah hal yang memalukan.

"Kok diam," ujar Rafa.

"Dari Alaska, tadi dia nganterin gua pulang terus karena udah mendung, jadi dia ngasih jaket ke gua katanya biar ga kedinginan."

Seketika Gavin, Rafa, Dewa, dan beberapa orang di sana terkekeh. kan, seperti yang ia duga. mereka berpikir pasti sekarang ini dirinya tengah di mabuk asmara.

"Ga usah ketawa ga ada yang lucu," omel Adella.

"Oh, ka Adel udah bisa bucin sekarang," kata dewa. Adella melempar paperbag yang berada di atas meja pada laki-laki itu.

"Ngomong sekali lagi gua hajar Lo ya."

"Gua yang sahabatan sama Alaska aja ga tau loh dia punya jaket ini, kok bisa-bisanya Lo tau, jangan-jangan Lo udah jadian ya?" tanya Rafa dengan ekspresi menyebalkan bagi Adella.

"Mulut Lo minta gua jahit?" kata Adella.

Adella menoleh pada Gavin, laki-laki itu hanya diam, tapi Adella tahu jika sang kakak tengah meminta penjelasan darinya. Dari sorot matanya Adella bisa mengerti segalanya.

"Gua ga tau apa yang dia lakuin, tiba-tiba dia ngejar-ngejar gua. lagi taruhan gua rasa," jelas Adella.

"Bagus dong," celetuk Galen. Adella menoleh dengan kerutan di dahinya, "Kalo dia lagi deketin Lo, kan Lo bisa manfaatin kesempatan itu, dia jadi salah satu tersangka, kan? jadi saran gua harus lebih dekat lagi sama dia," tutur Galen.

"Ga usah ngaco deh, ada si Rafa yang dekat sama dia bahkan sahabatan, ngapain gua ikut-ikutan deketin dia?"

"Intinya, laki-laki akan jauh lebih terbuka sama perempuan apalagi yang lagi dia kejar. apapun motifnya, ya intinya Lo gunain kesempatan itu sebaik-baiknya." kini Gavin ikut berbicara, jika sudah begini tidak ada lagi yang bisa menjadi perlawanan untuk Adella.

ia berniat menjauh dari Alaska malah ia terserat semakin dekat dengan laki-laki aneh itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!