My girl (revisi)

Seperti yang sudah di janjikan, Adella kini menunggu seseorang tapi tidak di parkiran melainkan di pos satpam, kenapa? karena di parkiran banyak sekali laki-laki yang nongkrong dan betah bertengger di atas motornya apalagi sambil menghisap sebatang rokok, ia paling benci dengan asap rokok jadi ia memilih untuk duduk di depan pos satpam.

Caca dan Fira tidak bersamanya karena mereka harus latihan ekskul jadi hanya ada Adella di sini, sesekali ia membuka ponselnya sekadar menghilangkan bosan dan berharap ada pesan masuk dari Alaska.

Adella membuka aplikasi Instagram, ia melihat ada notifikasi yang menyebut namanya. Ia terkejut saat melihat postingan Alaska, lagi-lagi jantungnya dibuat berdetak tidak normal oleh Alaska seperti semalam. Laki-laki itu mengunggah foto dirinya sendiri bersama dengan Adella yang di ambil ketika hubungan mereka masih baik-baik saja.

Rasanya Adella ingin segera pulang dan mengurung diri di dalam kamar, ia merutuki sikap Alaska yang membuat jantungnya tidak sehat. entah kenapa Alaska terus mengunggah foto dengannya dan yang membuatnya dirinya ingin berteriak adalah caption dari unggahan Alaska. This is my girl❤️

Ya Tuhan, tenggelamkan saja Adella sekarang ke lautan. ia merasa melayang tinggi ke udara. Kenapa ia merasa jadi mudah baper seperti ini sejak mereka jadian? Jika saja ia memiliki jurus menghilang maka ia akan menghilang dari bumi ini sekarang juga, bisa-bisanya Alaska membuatnya terlena dengan sebuah postingan dan kata-kata.

Sebenarnya Alaska memang bertujuan untuk memberitahu semua orang atau hanya ingin membuatnya melayang lalu menjatuhkannya begitu saja? bagaimana jika opsi yang kedua?

Adella memejamkan matanya untuk menetralkan hatinya yang tengah bergejolak, ia juga manusia terlebih lagi ia perempuan biasa yang sama seperti perempuan lainnya yang mudah terbawa perasaan.

"Woi."

"Astagfirullah," ujar Adella kaget. ia membuka matanya dan melihat Alaska yang tertawa bahagia.

"Ngapain sih pake tutup mata?" tanya Alaska yang sudah menghentikan tawanya.

"Ngapain sih Lo pake posting foto segala, caption nya alay lagi." Alaska menggeser tubuh Adella dan ikut duduk di samping gadis itu.

"Gua yang alay atau Lo yang baper," ujar Alaska.

Sumpah, jika ada balok kayu ingin sekali ia memukul Alaska menggunakan balok tersebut. Iya sih, dianya aja yang terlalu baper. Tapi tolong lah jangan membuat jantungnya lari maraton seperti saat ini, sungguh ia tidak sanggup menaham lebih banyak lagi penderitaan di jantungnya.

"Lo kenapa sih aneh banget?"

"Kenapa? ga boleh gua nyenengin pacar?" tanya Alaska.

"Ga gitu, dari semalem Lo posting foto gua terus, kenapa?"

Alaska tidak menjawab dan malah menarik lengannya mendekati motor ninja milik laki-laki itu. Adella hanya mengikut tanpa banyak protes.

Alaska menyodorkan helm pada Adella, "Karena Lo pacar gua," katanya. Diam-diam Adella tersenyum tipis, dulu ia pernah merasakan perasaan seperti ini dengan Karel, apakah ia akan patah hati lagi seperti dulu? atau justru ia yang mematahkan hati Alaska?

***

Alaska tidak membawa Adella pulang ke rumah gadis itu, tapi membawa Adella ke rumahnya.

"Al, kenapa ke rumah Lo?"

"Ketemu Alika, sama mamah gua."

Mamah?

Belum sempat berbicara lagi, Alaska langsung menarik tangannya untuk masuk ke dalam rumah. Rumah yang sama dengan yang sebelumnya ia masuki, bahkan tidak ada yang berubah di dalamnya.

Adella tersenyum melihat Alika yang tengah duduk menonton film kartun di ruang tamu.

"Alika, lihat siapa yang datang?" kata Alaska. Gadis kecil itu menoleh lalu langsung berlari ke arah Adella dan memeluknya.

"Alika kangen," ujar gadis itu. Adella berjongkok lalu mencubit pipi Alika dengan gemas.

"Ka Adel juga." Alika memeluk leher Adella, sesekali mencium pipi Adella.

"Jadi kamu yang namanya Adella?" kata wanita yang berdiri beberapa meter dari tempat mereka.

Adella tahu dia adalah mamah Alaska, karena sudah sering ia lihat di televisi. Adella menyalami tangan Mamah Alaska ketika wanita berusia sekitar 40 tahunan itu mendekat dan berhenti di depannya.

"Halo Tante."

"Alika sama Alaska sering banget cerita tentang kamu." Adella tersenyum, "Ayo kita makan siang bareng, Tante udah masak."

Adella menoleh pada Alaska, laki-laki itu merangkul Adella untuk ikut. Alika sudah berlari menuju meja makan.

"Jangan malu-malu, tenang aja."

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!