seperti kebanyakan sekolah pada umumnya, tepat pukul 07.00 wib gerbang sekolah sudah harus tertutup. Hampir saja gadis mungil itu terlambat, tapi hari ini ia lolos dari hukuman maut guru BK.
Dengan santai, ia berjalan melewati lorong yang masih ramai dengan para siswa siswi yang berlalu lalang atau hanya sekadar diam memperhatikan lapangan sebelum bel berbunyi. Rambut coklat Curly milik gadis itu mengayun indah seirama dengan langkah kakinya.
Adella ayu Prasetyo, tidak banyak orang yang mengenal gadis cantik blasteran ini, Adella bukan tipe cewe famous yang suka mengejar-ngejar laki-laki, bukan juga si kutu buku yang hobi berdiam di jajaran rak, bukan juga tukang buat onar yang sering keluar masuk ruang BK. Adella hanya siswi biasa pada umumnya yang datang untuk belajar dan pulang setelah selesai, bahkan ia tidak menggeluti ekstrakulikuler apapun, dan tidak terlibat satupun organisasi.
jika ditanya apakah Adella pintar? jawabannya mungkin iya dan mungkin biasa saja, karena ada kalanya Adella terlihat pandai dan ada kalanya juga tidak, seperti ketika bertemu dengan pelajaran seni budaya, maka Adella berada di opsi kedua.
Mungkin bagi yang melihatnya, Adella hanya gadis membosankan yang tidak pernah menikmati kehidupan. Tapi, ada satu hal yang tidak pernah diketahui orang-orang, rahasia tersembunyi seorang Adella.
Adella berbelok ke arah pintu besi, tujuannya pagi ini bukan kelas, melainkan kantin. Untuk apa? jelas untuk makan dan bergosip.
"Bu bos datang," ujar seorang perempuan sebayanya dengan rambut yang terurai. Dia adalah Calista Devika biasa dipanggil Caca, dia adalah salah satu sahabat Adella sejak kelas satu SMP. Caca adalah tipikal cewe yang sangat butuh kasih sayang dan perhatian orang lain, maka dari itu dialah satu-satu nya di antara mereka bertiga yang paling bucin dan manja.
"Berisik banget sih ember bocor satu ini," sahut gadis yang duduk di sebelah Caca. itu Fira Ratu Simphony, sebenarnya tingkah Fira dan Caca tidak ada bedanya, keduanya hobi berbicara dan sangat memalukan, bedanya Fira suka mempermainkan banyak cowo sedangkan Caca bergantung pada satu cowo. Fira adalah salah satu anak konglomerat yang sangat terkenal di Indonesia, namun kesibukan orang tuanya tidak menjadi penghalang untuk memberikan sebuah kasih sayang, tidak seperti kebanyakan anak broken home, Fira tergolong anak paling beruntung di dunia ini.
Fira sangat dimanja oleh keluarganya, selalu dituruti apapun keinginannya, dan itulah yang membuat Fira menjadi anak yang selalu bertingkah semaunya, merasa semua yang ia inginkan akan ia dapatkan. Tapi Fira itu baik, ramah, suka menolong, dan tidak sombong, hanya minus di kelakuan saja.
Adella kini sudah duduk di hadapan kedua sahabatnya, jika ditanya siapa diantara mereka bertiga siapa yang paling ceria, seharusnya jawabannya itu ya mereka bertiga, tapi sayangnya itu hanya ada di dua tahun lalu, sebelum kejadian na'as yang menimpa ayah Adella.
entah apa yang membuat Adella berubah, kedua sahabatnya pun tidak tahu alasannya gadis periang seperti Adella berubah jadi raga yang hidup seolah tak memiliki jiwa. Hidup Adella terasa menoton bagi Fira dan Caca, dulu mereka bertiga sering menghabiskan waktu untuk menonton film sepulang sekolah, menginap untuk bergosip ria, nonton bioskop sambil cuci mata, atau hanya sekadar jalan-jalan di mall untuk numpang ngadem.
Tapi mereka tidak pernah lagi merasakan nikmat dunia itu, Adella menjadi sosok pendiam yang penuh dengan teka-teki, setiap gerakannya seolah membawa ribuan jawaban yang tidak mereka mengerti.
"Mau pesan apa?" tanya Fira. Karena hari ini hari Jum'at jadi mereka bisa bersantai hingga 30 menit ke depan. Sekolah nya selalu masuk pukul setengah delapan setiap hari Jum'at, karena sebenarnya harus beres-beres kelas terlebih dahulu, tapi karena kemalasan Fira dan Caca, jadilah mereka bertiga selalu absen di kegiatan tersebut.
Adella menggeleng, menandakan jika ia tidak ingin memesan apapun.
"Ih lucu deh ada pameran buku sama kostum, kita kesini yuk pulang sekolah," kata Caca sembari menyodorkan ponselnya ke hadapan Adella.
Adella melihat sebentar poster dengan judul "Karya anak bangsa" lalu mengembalikannya pada Caca.
"Ca, Lo tahu gua ga bisa," jawab Adella membuat Caca memajukan bibir bawahnya, "Biasanya lo bucin sama si Rafa, kenapa ga ajak dia?" tanya Adella.
Caca menarik napas lalu menghembuskannya dengan kasar, pertanda ia mulai kesal, "gini Bebep gua sayang, gua udah sering jalan sama itu bocah, udah ga kehitung malah, ya masa tiap kali gua mau jalan harus sama dia, gua pengen sekali-kali jalan sama kalian berdua, udah lama banget loh ga hangout bareng, payah banget sih kalian," kata Caca yang kini tengah bersandar di sandaran kursi sambil melipat kedua tangannya di atas perut.
Fira hanya mengangguk membenarkan perkataan Caca. Adella selalu saja tidak bisa jika mereka ajak keluar, memang ada apa di luar? takut ketemu orang? atau takut pada cuaca panas?
saat Adella hendak mengeluarkan suaranya, Fira lebih dulu berbicara, "kalo alasan nya karena ayah Lo, ga kita terima, come on Del, Abang Lo sama mamah Lo selalu siaga di sana, sekali aja pasti di bolehin kok," rengek Fira.
Adella berpikir sejenak, mereka tidak tahu apa yang harus Adella lakukan di setiap harinya. setiap detiknya sangat berharga untuk ayahnya.
Akhirnya gadis berkulit putih dengan tinggi 160cm itu mengangguk setelah keduanya merengek dan hampir menangis dihadapannya. lihat kan? betapa manjanya dua bocah ini. Jika Adella tidak menurutinya maka kedua manusia itu akan meraung dan membuat gempar satu sekolah. Belum lagi, Caca akan mengancamnya mengadukan dirinya pada kakaknya yang notabenenya sebagai pemilik dari sekolahan elit ini, jika itu terjadi bisa-bisa ia dihukum untuk kesalahan yang tidak pernah ia lakukan.
"lagian acara itu kan setiap bulan ada, kenapa harus bulan ini?" tanya Adella yang merebut minuman milik Caca dan menyesapnya hingga setengah.
"Temanya kali ini lucu banget, gemes tau ga sih." Caca kembali memperlihatkan deretan foto kostum yang akan dipamerkan di pameran nanti. "Temanya kartun, ih lucu tau, mau ya Del?" tanya Caca dengan nada yang memohon.
Adella menghembuskan napasnya kasar, biasanya ia tidak pernah kalah berdebat dengan dua orang ini mengenai hal semacam ini, tapi entah kenapa kali ini Adella merasa tidak enak hati untuk menolak permintaan kedua sahabatnya.
mereka sudah sangat mengerti dirinya selama dua tahun ini, tidak pernah sekalipun mereka marah atau kecewa pada keputusannya, mereka tidak menghakimi dirinya yang berubah, mereka selalu mendukung apapun langkahnya. Berkali-kali ia menolak ajakan mereka, tapi mereka selalu memakluminya.
"Oke, kali ini gua mau." lantas kedua sahabatnya itu langsung bersorak riang mendapati jawabannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments