Semalaman Dev hanya menghabiskan waktu di kamar, tanpa sedikitpun memiliki niat keluar menikmati suasana malam di Mataram. Setelah check in hotel, masuk kamar, berendam air hangat selama 30 menit, lanjut makan pizza 1 slice dan akhirnya berakhir dengan meringkuk dalam selimut.
Dia sengaja mengosongkan isi otaknya malam ini, dan mungkin karena dari Shubuh pikirannya penuh dengan masalah, ditambah dengan perjalanan panjang tak berapa lama dia tidur tanpa terbangun sampai pagi hari.
*****
Setelah mandi pagi, Dev dial operator hotel untuk menanyakan lokasi breakfast.
"Selamat pagi, dengan Okta. Ada yang bisa kami bantu." sapa operator hotel penuh keramahan.
"Terimakasih mbak, mau tanya, untuk breakfast ada di ruang mana ya?"
"Breakfast ada di Kafe Bayan lantai 6 kak, dekat swimming pool."
"Baik, terimakasih mbak atas informasinya."
"Sama-sama, ada yang masih bisa kami bantu.'
"Cukup mbak"
Dev segera bangkit dari queen bed, mengambil ponsel, dompet, kemudian keluar kamar dengan santai mencari Kafe Bayan di lantai 6.
*****
"Selamat pagi, mohon maaf bisa diinfokan dari kamar berapa kak." sapa waiters ramah.
"Kamar 303."
"Baik, terimakasih. Silakan menikmati sarapan pagi."
Dev mengedarkan pandangannya ke sekitar restoran, dan menemukan kursi kosong di corner dengan view kota Mataram dan lautan luas. Setelah mengambil guava juice, nasi goreng Dev segera menempati tempat yang diincarnya.
"Wow... wonderfull view." gumam Dev lirih sambil meregangkan tangannya dan mengisi paru-parunya dengan kesegaran udara pagi. Matanya yang bening tampak lebih bersinar memandang hamparan vitamin Sea di kejauhan. Dari lantai 6, laut yang biru tampak jelas menakjubkan.
"Excuse me, can we join you at this table? The other tables are already full." tiba-tiba pasangan turis asing tersenyum minta ijin untuk bergabung di meja yang sama.
"Oh course...please. I happen to be sitting here alone." jawab Dev ramah.
Kemudian pasangan turis asing itu bergabung satu meja dengan Dev.
"Do you can speak Bahasa?" tanya Dev.
"Sedikit I can." jawab mereka diiringi tawa.
Akhirnya mereka makan bareng sambil ngobrol dengan santai, menggunakan bahasa gado-gado campuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Mereka adalah pasangan suami istri yang sengaja datang ke Lombok untuk honeymoon. Tuan Smith dan istrinya Rebecca berencana untuk staycation di Lombok selama satu Minggu, sebelom melanjutkan traveling ke Labuan Bajo.
"We are very happy to come Indonesia, the people here are very friendly" kata Rebecca. Smith juga mengiyakan perkataan istrinya.
"Alhamdulillah.... if I may know, where are you going today?"tanya Dev.
"We are planning to take a trip to Gili Trawangan. How about you?"
"I don't have any plans for where to go today. However, it seems interesting to make a visit to Gili Trawangan."
"Really, we can go together, and can share to rent a Speedboat."
Akhirnya Dev dan pasangan turis asing merencanakan pergi bareng ke Gili Trawangan. Jam 10.00 WITA mereka check out, dan janjian ketemu di lobby hotel.
"Are you ready?"
"Yupz, let's go. I have ordered a car through an online application to take us to Teluk Nara in Seloparang."
"Ok, I enjoyed traveling with you. You worked really fast."
Dev tersenyum menanggapi pujian Rebecca. Kemudian dengan mobil sewaan, mereka menuju Teluk Nara untuk mencari rental Speedboat. Setelah tawar menawar mereka mendapatkan Speedboat dengan tarif 450.000 per boat, untuk mengantarkan mereka ke Gili Trawangan.
Gili adalah pulau kecil, dan Lombok terkenal dengan panorama alam yang indah, dan ada 10 Gili di sana yang menanti wisatawan untuk dikunjungi. Gili Trawangan memiliki wilayah yang paling besar diantara gili-gili yang lain dengan ukuran panjang 3 km, dan lebar 2 km.
"Langsung ke Gili Trawangan atau ke Gili yang lain dulu mbak." tanya pengemudi boat.
"Sebentar ya pak, saya tanyakan dulu sama kawan saya." jawab Dev.
"Rebecca...., the boat driver asked if we would go straight to Gili Trawangan, or visit the other Gilis first?" tanya Dev.
"We haven't got lodging on Gili Trawangan, how about we go straight to Gili Trawangan? jawab Smith.
"Oh no matter Smith. I also haven't gotten lodging either."
"Kita langsung ke Gili Trawangan saja pak, karena kami belum mencari penginapan disana."
"Baik mbak."
Angin laut menerpa wajah Dev dengan kencang. Dia berdiri diatas boat, meluruskan kedua tangannya horizontal dengan mata terpejam. Dia benar-benar berharap angin kencang menerbangkan semua masalahnya pergi.
Rebecca dan Smith tersenyum melihat Dev. Karena cuaca sangat bagus, 20 menit perjalanan mereka sudah sampai di Gili Trawangan.
"I don't want to disturb your honeymoon, let's separate here, okay? kata Dev pada Rebecca dan Smith.
"You don't bother us Dev. We've been bothering you since this morning."
Dev berpamitan dengan Rebecca dan Smith, kemudian mencari penginapan dengan view pantai.
******
Jauh di seberang pulau, Yudha tersenyum sendiri mengamati layar laptop di depannya. Sejak tadi pagi dia memiliki hiburan baru yaitu melihat rekaman video aktivitas Dev di pulau Lombok yang dikirimkan pengawalnya.
Sedangkan Dev sedikitpun tidak menyadari kalau dari kemaren, gerak-geriknya dipantau dan dilaporkan oleh seseorang. Bahkan dia juga tidak berpikir, dengan mudah bisa mendapatkan tiket "Y" Lombok dengan harga murah padahal bepergian secara mendadak.
"Pratama memang asistenku yang paling bisa diandalkan, tanpa diperintah dia sudah tahu apa yang harus dilakukan." gumam Yudha.
"Dev wanita yang kuat dan mandiri. Kejadian kemarin bisa membuat wanita lain depresi. Tetapi tidak untuk Dev."
"Aku jadi ingin mengenalnya lebih jauh. Dia wanita langka dan unik. Disaat para wanita mendekatiku dengan berbagai cara, dia malah menghindariku bahkan menatappun enggan"
Yudha berpikir cara membawa Dev ke sisinya, dan akhirnya dia menemukan strategi ampuh untuk mengajak Dev ke sisinya tanpa paksaan"
******
"Ren, apakah sudah dapat kabar tentang Dev." tanya Sasa khawatir. Sore itu Ivan, Sasa, dan Reno kumpul bersama di rumah Sasa setelah lelah mencari informasi tentang keberadaan Dev.
"Belum ada Sa, bahkan aku sudah menanyakan pada teman-teman kantornya. Siapa tahu Dev datang ke tempat mereka."
"Tapi ah, sama saja hasilnya nihil." jawab Reno putus asa.
"Semoga tidak terjadi apa-apa dengan Dev. Apakah kita bersalah ya Ren, terhadap Dev. Seharusnya sebagai sahabat, dari dua tahun lalu kita memberi tahu tentang siapa Andre sebenarnya." ucap Sasa lirih.
"Tapi kamu juga tahu sendiri kan bagaimana Dev. Kalau dia tidak menemukan bukti sendiri tentang apapun, dia tidak akan mudah percaya."
"Aku juga tidak mengira sedasyat ini reaksi Dev. Sampai tadi siang, dari informasi security apartemen Menara, Dev juga belum pulang ke apartemennya dari kemaren." lanjut Reno.
"Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Dev.'
"Sudah, sudah...kalian terlalu mengkhawatirkan keadaan Dev. Aku yakin Dev baik-baik saja, dia gadis yang kuat. sekarang ada baiknya kita berdoa sambil menunggu kabar selanjutnya." Ivan menengahi percakapan Sasa dan Reno.
Ketiga sahabat baik Dev akhirnya terdiam
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
kiki
bahasanya "yupz" udh kek anak SMA sms'n
2021-12-27
0
Rienandha Fuji
untung nya mau menata hati punya duit,nah kalo aku mau menata hati mikir dulu gimana cara'y heheheheeee😅😅😅duit kagak punya
2021-10-26
0
Siti Rahmah
sampai sini aku baca dan ternyata seru jg novelnya
2021-10-13
3