"Dev.., ada yang nyari tuh. Nunggu d lobby bawah.' teriak Berto rekan kantor dan sekaligus team project Dev.
"Ok, thanks bro. 5 menit lagi, nanggung nih, bentar." Setelah save filenya, Dev bergegas turun ke lobby.
"Deg... Siapa nih?" batin Dev melihat punggung laki-laki yang membelakanginya. Dia sedang fokus mengamati anggrek bulan hybrida di nakas lobby.
" Permisi, anda mencari saya. apakah ada yang bisa saya bantu." sapa Dev pelan.
Punggung itu berbalik, dan "deg"...jantung Dev berdegup kencang. Tanpa sadar, tangannya langsung mengucek matanya. Terlihat wajah tampan yang selalu menghiasi mimpi dan lamunannya. Wajah yang sama, dengan sedikit kematangan usia, dan senyum yang menawan.
"Andre??? Is that you." pelan seperti berbisik, Dev tak percaya menatap laki-laki di depannya.
Setelah sekian lama, 7 tahun berlalu tanpa kabar berita, akhirnya dia bisa bertemu kembali. Senyum itu masih sama.
Sekali lagi Dev mengucek matanya, memastikan bahwa itu bukan mimpi atau lamunan. Laki-laki itu nyata, Andre
"Hey...sadar Dev. Ini aku..., Andre. Aku datang, aku pulang menepati janjiku."
" Kamu ga banyak berubah sayang," ucap Andre tersenyum, dan merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Dev. Gadis itu masih sama dengan Dev 7 tahun yang lalu.
"Stop, ini kantor. Sejak kapan, kita berpelukan kalo berjumpa. Jangan aneh-aneh, jangan rusak citraku." ucap Dev lirih menghentikan tangan Andre yang siap memeluknya.
Hatinya sangat bahagia bisa melihat kembali laki-laki yang pernah berjanji akan kembali setelah studinya selesai. Baru saat ini, setelah 7 tahun Andre datang kembali. Dan selama itu, Dev tidak pernah mengosongkan hatinya untuk laki-laki lain.
"Ups..sorry sayang. Masih kebawa kebiasaan di Aussie. Ada waktu ga hari ini, aku kangen pingin ngobrol." kata Andre dengan tetap tersenyum.
Mereka duduk d ruang tamu lobby, sambil melanjutkan obrolan.
" Aku sengaja langsung menemuimu, begitu kakiku menginjak kota ini."
" Kebetulan aku ada janji ketemu dengan mitra bisnis nanti malam."
"Aku dapat informasi dari Arya kalo kamu kerja disini. Dan betewe... Nomormu ganti ya? Aku hubungi nomor yang dulu, selalu nomor yang anda tuju tidak aktif."
"Iya, nomorku yang dulu hangus. Lupa ga isi pulsa." jawab Dev, padahal dia sengaja ganti nomor karena males diteror terus sama ibu tirinya.
"Ayuk kita ngobrol, sambil makan siang. Dah waktunya istirahat kan." ajak Andre sambil melihat Rolex yang melingkari pergelangan tangannya.
Dev menganggukkan kepalanya. "Tunggu bentar, aku pamitan dulu sama rekan kerjaku." Bergegas Dev kembali ke ruangan, ambil tas dan pamitan sama Berto.
"Bro, aku keluar maksi dulu ya."
" Tumben maksi diluar, biasanya pantat Loe nempel di kursi terus. Jangan-jangan, cowok di lobby tadi calon tunanganmu ya" sergah Berto.
"Kemal Lo bro, kepo Maksimal he...he... Yuk, aku cabut," pamit Dev sambil ketawa.
"Yupz, hati-hati. Ingat, jangan lama-lama, deadline desain produk Keramik, harus kelar hari ini lho."
"Siap boss." ucap Dev sambil mengangkat tangannya.
Keluar jam istirahat, menimbulkan tanda tanya bagi teman-temannya. Dev, si workholic terbiasa menghabiskan jam istirahat di kubiknya. Entah memejamkan mata di atas meja, atau mantengin komputer selalu jadi rutinitas harian.
Ingat akan deadline yang harus selesai hari ini, sesampainya di lobby,
"Andre, Kita makan depan kantor aja ya, karena jam 13.00 aku harus nyelesaikan tugasku. Kebetulan ada deadline kerjaan yang harus selesai hari ini."
Memandang sebentar sambil menghela nafas, Andre akhirnya menjawab.
" Okelah, asal kita bisa ngobrol meski sebentar. Ada yang mau aku sampaikan."
Setelah menyeberang jalan, masuk kafe dan ambil tempat duduk di lantai atas. Sengaja Dev pilih lantai atas, dimana tidak banyak pengunjung karena banyak tanda tanya di pikirannya. Dia berharap, Andre akan menjelaskan alasan terlambat menemuinya. Setelah sekian lama.
Andre memanggil waiters.
" Pineapple juice no milk 1, Hot Americano 1. Sandwich tuna melt 2, French fries 2. Ada yang mau ditambahkan Dev?"
"Enough, thank,s Ndre. Masih ingat meal kesukaanku."
"Semua tentangmu ada di memoriku, ga akan pernah kulupakan. Senyummu, kebiasaanmu, kemandirian semua masih kuingat."
" Gimana kabarmu, tapi sepertinya dirimu baik-baik saja. Apakah ada yang mau ditanyakan tentangku sayang?" tanya Andre sambil tersenyum.
Mereka terdiam beberapa saat, hanya saling menatap. Dev belum bisa menghentikan degup jantungnya. kemunculan Andre secara tiba-tiba betul-betul surprise,. dan menjadikannya gugup. Akhirnya, dengan lirih Dev mengungkapkan isi hatinya.
"Ga ada yang kutanyakan, aku hanya menunggu penjelasanmu. 7 tahun ghosting, bukan waktu yang pendek."
" Aku malah sudah lupa kalau ada nama Andre yang pernah mengisi ruang hatiku" jawab Dev yang membohongi perasan sebenarnya.
"Maafkan aku sayang. sebenarnya selesai S1 aku lanjut S2 di Aussie. 2 tahun lalu aku balik ke kota "J" untuk melanjutkan bisnis orang tuaku."
"Papa sakit keras, so.. aku disibukkan untuk cover perusahaan. Banyak rekanan membatalkan kontrak, karena khawatir sakit papa akan berimbas pada perusahaan mitra." ucap Andre sambil meraih tangan Dev.
"Maafkan aku Ndre, aku mengingatkanmu akan kesakitanmu."
"Tatap aku Dev, aku masih sama Andre yang dulu. Kesibukan recovery perusahaan papa, menyita hampir semua waktuku."
"Ketika aku mengingatmu, aku mencoba menelponmum Tapi, nomormu kuhubungi sudah tidak aktif."
"Untungnya aku ketemu Arya di "SC" mall saat pameran bareng. Dia juga tidak memiliki nomor selulermu, tapi dia sempat member tahu alamat dantempat kerjamu."
Dev terdiam, memang kesalahan nya juga. Setelah lulus SMA, 2 tahun sepeninggalan Andre dia memutuskan untuk mandiri dan pergi dari rumah. Agar fokus untuk bertahan hidup, dia memutuskan mengganti nomor selulernya. Penjelasan Andre bisa diterima.
"Iya, maafkan aku juga. Karena nomorku ganti tanpa memberitahumu." jawab Dev lirih.
Obrolan mereka terhenti karena waiters datang mengantarkan pesanan mereka.
"Silakan dinikmati." ucap waiters.
"Terimakasih mbak." sahut Dev.
Mereka menyeruput minumannya, dan kembali Andre meraih tangan Dev.
"Alhamdulillah, kamu mengerti aku sayang."
"Bisakah kita kembali, kita lanjutkan mimpi kita yang tertunda."
" Beri aku sedikit waktu lagi untuk membenahi perusahaan papa. Setelah itu, kita wujudkan janji kita"
Dev kembali menatap mata Andre, ada sorot permintaan di matanya. Merasakan ketulusan Andre, Dev menganggukkan kepala tanda menyetujuinya.
"Aku di kota ini sampai Sabtu pagi. Besok kita maksi bareng lagi, aku jemput kamu jam 12.00 ya sayang. Malam ini aku ada meeting, jadi aku ga bisa nemui kamu."
"Sekarang kita habiskan makanannya, katanya ada deadline yang harus diselesaikan hari ini. Aku ga mau, gara-gara kedatanganku, calon pendampingku kinerjanya turun." goda Andre.
"Ah, kamu suka meledekku". sahut Dev malu-malu.
Segera mereka menghabiskan makan siangnya tanpa bicara. Dan tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 13.05. Setelah mengantarkan Dev ke kantor, segera Andre pamitan untuk check in hotel.
******
Sasa duduk di kafe hotel "A" menunggu Ivan yang sedang meeting di lantai atas hotel tersebut. Sambil menikmati lemon tea, matanya mengamati orang lalu lalang di lobby.
Tiba-tiba matanya menangkap seseorang yang dirasa tidak asing di lobby hotel.
"Andre, ada di kota ini rupanya " bisiknya lirih.
Segera dia beranjak dari tempat duduknya mau menyapa teman SMA nya.
Tapi seketika langkahnya terhenti, ketika Andre menyambut kedatangan perempuan berbaju merah dengan pelukan dan kecupan singkat di bibir.
"Kenapa nyusul sayang, Khan aku cuman 3 hari di kota ini. Ada urusan yang harus kuselesaikan." ujar Andre sambil merangkul perempuan itu.
"Aku ga mau ditinggal, aku bisa nunggu di hotel atau jalan sendiri saat kamu ada urusan." katanya sambil menggelayut manja.
"Okelah, Udah nyampe sini, masak kusuruh balik ke "J". Tapi kalau aku ada urusan bisnis, kamu harus jalan sendiri atau nunggu di hotel."
"Iya deh, Donna janji asalkan jangan diminta balik lagi ke "J".
"Oh ternyata Donna nama cewek itu" batin Sasa. Perlu tidak ya, si Dev tak kasih tahu tentang laki-laki itu." dengan tatapan sengit Sasa mengatur perasaannya..
"Sayang, ambil kamar sendiri atau sharing sama aku."tanya Andre.
" Bareng donk, masak jauh-jauh aku nyusul ke sini, akhirnya tetep sendirian di kamar."protes Donna.
"Baiklah my princess, Ayuk langsung ke kamar. Kamarku di lantai 6" ajak Andre sambil tetap merangkul Donna sambil melangkah menuju lift.
"Shit, kurang ajar. Awas kalo masih berani menemui Dev." umpat Sasa dalam hati.
Dev harus tahu kelakuan laki-laki yang sudah ditunggu kedatangannya bertahun-tahun. Segera Sasa dial nomor seluler sahabat baiknya.
"Assalamualaikum, ya Sa ada apa." suara lembut Dev mengangkat ponselnya.
*Lagi dimana Dev, ketemuan yuk di hotel "A", aku boring nih dari tadi nungguin Ivan ga kelar-kelar meeting nya."
To the poin Sasa mengundang Dev untuk nyusul ke hotel.
"Biar Dev bisa nangkap basah laki-laki hidung belang itu." pikirnya.
"Waduh, maaf banget Sa. Aku harus lembur nih, ada deadline kerjaan yang harus diselesaikan hari ini."
"Tadi siang pas istirahat aku ga bisa lembur, karena tiba-tiba Andre Dateng ke kantor ngajakin maksi."
"Andre???" teriak Sasa. "WTF." umpatnya lagi.
"Iya Sa, Alhamdulillah. Surprise sekali hari ini, aku bahagia banget. Akhirnya penantian ku nampak hasilnya." dengan bahagia Dev melanjutkan ceritanya.
" Tapi sorry banget ya Sa, aku tutup dulu telponnya. Kelamaan ngobrol, ntar malah aku harus lembur sampai malam. Ntar malam kita telponan lagi."
"Iya Dev, sukses selalu. Wassalamu alaikum. Hati-hati ya."
Menghela nafas panjang sambil mengelus dadanya, Sasa menahan amarah. Mendengar cerita bahagia sahabatnya, hatinya merasa sakit.
'Akan kubukakan matamu Dev, aku ga mau kamu disakiti oleh laki-laki manapun."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
abdan syakura
👍💪😂
2023-03-24
0
Momy Victory 🏆👑🌹
eh langsung ganti nomer setelah ditlpn sebelumnya sama ibu tirinya?
2021-12-28
0
Diana Dina
lanjut thor jngn muter 2
2021-11-29
0