"Cint... Ren...aku disini." Dev memanggil Sasa sambil melambaikan tangannya.
"Hai Dev, kangen aku. Muach, seperti satu tahun rasanya Loe ninggalin kita." Sasa berlari memeluk sahabat terdekatnya.
"Sore Dev," ucap Reno menyalami Dev sambil menepuk pundaknya.
"Matur tenkyuuu guys.... Kalian the best pokoke." sahut Dev sambil mengacungkan dua jempol tangan.
Selepas Maghrib Dev dan dua sahabatnya ngumpul bareng di 'K" Coffee di Jl. Monumen Jogja Kembali, tempat menikmati cita rasa kopi tanpa gula.
"Nih buat kalian, satu untuk Reno, satu Ivan, dan satu buat cintaku Sasa." ucap Dev sambil memberikan paper bag ke Reno dan Sasa.
"Alhamdulillah rejeki anak Sholeh dan Sholehah," celetuk Sasa.
"Aku dah pesenin 2 Sunda Jahe buat kita, dan 1 Ratamba buat Reno."
"Sip, tahu aja Loe Dev selera kita."
Tak berapa lama "Brewer" menyajikan pesanan mereka.
"Mari dinikmati kopinya kakak-kakak." ucap "Brewer".
"Mari juga kakak." sahut Sasa sambil tertawa.
Mereka bertiga menyeruput kopi sesuai taste masing-masing. Kemudian,
"Dev, bagaimana perasaan Loe sekarang. Apakah sudah tenang." tanya Sasa penuh kekhawatiran. Reno mencoba tersenyum menenangkan Dev.
Setelah mengambil nafas panjang, akhirnya Dev berbicara dengan pelan.
"Kalian tidak perlu khawatir. Sakit sih semula rasanya, bohong kalau aku harus bilang aku ga pa pa, aku baik-baik saja."
"Kalian juga tahu bagaimana perasaanku ke Andre, berapa tahun tanpa kabar aku rela menantinya. Tiba-tiba aku harus tertampar, di saat aku merasakan bahagianya bertemu kembali setelah tujuh tahun lamanya."
"Meskipun aku tahu tujuan kalian menutupi pengkhianatan Andre, tapi jujur aku merasa sakit karena kalian ikut membohongiku."
"Tapi akhirnya aku berada pada satu titik balik. Semua kejadian tidak akan pernah bisa terjadi tanpa ridho dari kuasa Allah."
"Aku sangat yakin dan berprasangka baik bahwa Allah sudah mempersiapkan skenario yang jauh lebih indah untukku." ucap Dev berkaca-kaca.
Sasa menggenggam tangan Dev, dia merasa bersalah, demikian juga dengan Reno.
"Alhamdulillah, aku yakin Loe kuat Dev. Maafkan kami ya."
Dev tersenyum.
"Ga ada yang perlu dimaafkan sayang, kita keluarga. Karena aku yakin dengan diriku sendiri, kalau aku tidak menyaksikan dengan mataku sendiri, mungkin aku tidak akan mempercayai kalian."
"Tapi syukurlah, semua sudah terjadi dan berlalu. Dan dalam waktu yang tidak lama, aku sudah sedikit bisa menyembuhkan rasa sakitku."
"Terimakasih Dev, akhirnya Loe menghilangkan rasa bersalah di hati kami. Jujur kamipun merasa emosi ketika tahu kalau Andre mengkhianati loe."
"Dan pada hari dimana Reno datang ke kantor Loe untuk mengajak makan siang, itu sebenarnya siasat kami untuk mencegah Loe keluar bersama Andre."
"Tapi, lagi-lagi Reno tidak mau Loe salah paham terhadapnya. Ya kan Ren,"
Reno menganggukkan kepalanya.
"Trus gimana rencanamu selanjutnya Dev," tanya Reno.
"Mengalir saja dulu Ren, yang pasti sudah tidak ada lagi kesempatan bagi Andre untuk kembali. Aku masih bersyukur, hubunganku dengan Andre tidak terlalu jauh."
"Jadi sekarang Loe free ya Dev. Kesempatan tuh Ren, Ayuk Pepet terus pujaan hati." ledek Sasa sambil menyenggol Reno dengan bahunya.
"He .he..., aku bukan laki-laki yang suka ambil kesempatan dalam kesempitan bumbu masak." kata Reno sambil ngacak- acak rambut Sasa.
"Kok bumbu masakan." sahut Sasa sewot.
"Khan namamu di endorse sama penyedap rasa, tepung bumbu dan masih banyak lagi."
"Ha...ha..ha...." mereka tertawa ngakak.
Ketiganya menghabiskan malam dengan bersenda gurau. Tepat pukul 21.30 mereka kembali pulang.
"Aku anter ya Dev. Daripada naik Ojol, dah malam, ga aman buat cewek," tawar Reno.
"Iya Dev, bareng Reno aja. Aku ga bisa anter Loe, takut kemalaman pulangnya."
"Jangan khawatir Dev, aku ga akan macam-macam. Khan tadi aku sudah bilang, kalau aku bukan laki-laki yang suka mengambil kesempatan dalam kesempitan." lanjut Reno.
"Iya iya... aku bareng kamu Ren. Khan lumayan irit saldo OVO." jawab Dev.
"Ok ok, aku duluan ya guys..," pamit Sasa.
"Yupz, hati-hati nyopirnya Cint, jangan tengak-tengok kalau ada cogan. Beda kalau aku masih boleh tengak-tengok cari bibit unggul."
"Ha...ha.. bisa aja Loe."
******
"Langsung pulang Dev, atau masih ada yang dicari" tanya Reno.
" Langsung aja, aku dah cape mo bobok manis."
"Okay tuan putri, sang pangeran siap mengantarkan tuan putri menuju peraduan."
"Ha..ha..., Bisa lucu juga kamu Ren."
"Lucuku hanya kupersembahkan untuk tuan putriku yang imut."
"Ha..ha.. gombal kamu Ren."
Bahagia rasanya hati Reno, malam ini dia menemukan Dev yang beberapa hari taste-nya menghilang akhirnya telah kembali. Dan setelah 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di apartemen Dev.
"Makasih atas tumpangannya ya Ren."
"Sama-sama, diantar masuk ga Dev."
"Ga usah, aku masuk sendiri saja. Bye..Reno, ttdj."
"Makasih, bye Dev, good night and sweet dream."
Reno menjalankan mobilnya setelah Dev hilang dari pandangan mata memasuki apartemen.
*****
"Darimana Nyonya Muda, jam segini baru sampai. Tidak baik seorang istri pergi sama laki-laki tanpa didampingi suami." tiba-tiba di depan pintu kamar Pratama menegur Dev.
"Bisa tidak, kamu sekali saja tidak mengagetkan aku." protes Dev.
"Saya hanya mengawasi dan menjaga Nyonya Muda dari godaan laki-laki lain."
"Tahu apa kamu tentang kehidupanku? Sebelum kamu dan tuan mudamu datang menghantui mimpiku, saya sudah lebih dulu mengenal laki-laki itu."
"Bagi saya, itu semua adalah bagian dari masa lalu. Masa depan Nyonya Muda adalah Tuan Yudha."
"Terserah apa yang kamu mau, dan apa yang kamu pikirkan. Life must go on..., jadi jangan halangi aku, jangan awasi aku."
"Maaf Nyonya Muda, saya tidak dapat mengabulkan permintaan yang tidak masuk akal."
"Selagi Nyonya Muda masih berstatus sebagai istri Tuan Yudha, maka saya akan selalu berada di sekitar Nyonya Muda."
"Selain itu saya juga harus memastikan bahwa tidak ada laki-laki lain yang berada di sekitar Nyonya Muda."
"Jika begitu, beritahu aku bagaimana caranya agar aku terlepas hubungan dengan Tuanmu yang tidak jelas itu." teriak Dev marah.
"Itu di luar kendali saya dan Nyonya Muda, hanya Boss yang bisa memutuskan semuanya. Permisi dan selamat malam."
"Enyahlah kamu dari hadapanku selamanya. Dan sampaikan salamku pada Tuanmu yang pengecut. Kalo dia laki-laki tulen, suruh dia muncul di hadapanku" teriak Dev melampiaskan kekesalannya.
******
"Siapa laki-laki itu, sepertinya mereka memiliki hubungan dekat," tanya Yudha mengintrogasi Pratama.
"Dan kapan kamu berhasil membawa dia datang kepadaku."
"Laki-laki itu bernama Reno boss, dia teman Nyonya Muda sewaktu SMA. Dan menurut informasi yang kita dapatkan, sudah lama Reno menaruh hati pada Nyonya Muda. Tapi Nyonya Muda selalu menganggapnya tidak lebih dari sahabat." kata Pratama menjelaskan tentang Reno.
"Mengenai Nyonya Muda, sudah berkali-kali saya berusaha membawanya kesini. Tetapi selalu gagal, dan berakhir dengan mengusir saya. Mungkin sudah saatnya, Boss berusaha sendiri mendekati Nyonya Muda."
"Cukup, belum saatnya aku muncul sendiri di depannya."
"Yah baiklah kalo Boss maunya begitu."
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Azhure
keren sih penulisanya, biasanya dr banyak novel yg pernah aku baca aku sering scroll² gajelas klo bnyak part monolog, soalnya merasa jenuh, tp beda dgn karya author ini, smpai part ini ga ada 1 kalimatpun yg aku lewatkan, semua part aku baca.... keren
2021-12-21
1
Susilawati Dewi
knp yhuda ga mendatangi langsung sm dev
2021-10-13
0
Siti Muslimah
kisahnya mirip denganku..mantanku namanya yudha waktu itu aq selesai sma..aq kerja..dia sekolah lagi..kita janji akan ketemu lagi saat kita sudah bekerja..setelah aq kerja..dia lulus sekolah kepolisian dinasnya jauh..sampe aq kerja 7tahun ga ada kabar..aq terima lamaran orang.dia pulang..
2021-08-22
9