Semua masalah akhirnya sudah teratasi dengan damai. Dira berbesar hati mau memaafkan apa yang telah dilakukan Damar padanya,dengan syarat Damar tidak boleh mengganggunya lagi dan mau menghormati keputusan Dira untuk berpisah dengannya. Dira juga minta maaf sekaligus berterimakasih pada Aditya karna kerelaan Aditya membelanya hingga membuat Aditya babak belur.
Hans masih di sana,menunggu Dira mengucapkan terimakasih padanya. Tapi tak sepatah kata pun keluar dari mulut Dira,dia malah ngeloyor pergi tanpa permisi membuat Hans merasa sedikit kesal karenanya.
"Lu nggak ngucapin terimakasih ke Kak Hans?" tanya Sila pada sahabatnya dengan nada setengah berbisik.
"Kan tadi udah..." jawab Dira sekenanya.
"Ish...lu kok gitu sih? Sapa tau Kak Hans juga pingin dihargai keberadaannya dengan ucapan terimakasih lu di depan orang-orang seperti waktu lu ngucapin terimakasih ke Adit tadi..."
"Idih...brarti dia nggak ikhlas dong kalo gitu..." jawab Dira acuh tak acuh.
Sila melirik ke arah Hans dan Hans menggelengkan kepalanya seolah melarang Sila memaksa Dira.
"Hadeeh...Dira...Dira...ampun deh..." Sila pun akhirnya menyerah dengan sikap Dira.
"Udah ah,gue mo pulang..."
"Aku antar ya..." ucap Hans menawarkan.
"Tidak usah pak,terimakasih. Hari ini saya sudah cukup dijadikan bahan gosip bagi para mahasiswa di sini gara-gara bapak gendong saya tadi..."
"Tapi..."
"Biar aku aja yang antar kak...Tadi kan dia berangkatnya juga sama aku..." ucap Sila yang gantian menggeleng sambil menaruh jari telunjuknya di bibir,memberikan kode untuk diam.
"Oookee...kalo gitu,aku pulang duluan..." ucap Hans sambil membuang nafas kasar. Jelas sekali rasa kecewa terlihat dari raut wajahnya.
Sementara tak jauh dari mereka sepasang mata yang masih memendam amarah memperhatikan mereka sejak tadi.
Damar,pemilik mata nanar itu sepertinya masih tak rela membiarkan Dira lepas dari genggamannya begitu saja.
'Apa sebenarnya hubungan Dira dengan dosen pengganti Pak Anton ini. Mengapa dia begitu perhatian kepada Dira?' tanyanya dalam hati.
"Tapi kalo di lihat dari reaksi Dira kepada Pak Hans,sepertinya Dira tidak begitu menyukai kehadiran Pak Hans ini...Hmm...aku harus cari tau lebih lanjut...Aku juga harus cari tau dimana Dira selama ini tinggal,sebab setiap aku ke rumahnya,dia selalu tidak ada...' gumamnya lagi.
Damar segera mengikuti Dira dan Sila ke parkiran,dia sengaja bertukar kendaraan dengan temannya demi melancarkan pengintaiannya. Dengan memakai motor sport Toni,Damar pun mulai mengikuti mobil Sila yang mulai meninggalkan kampus,membelah keramaian ibukota.
Setelah 1 jam berkutat dengan kemacetan jalan raya,Dira dan Sila pun sampai di sebuah ruko di ujung Jl. Pattimura.
"Eh Dir,itu bukannya mobil bokap lu ya...?"
"Eh iya lho...papa ngapain ke sini ya?"
"Mana gue tau...dah cepetan gih masuk..."
"Lu nggak mampir?"
"Nggak ah,kali aja bokap lu pingin ngobrol penting...gue takut ngeganggu..."
"Oke deh,tar kabar-kabaran lagi ya.."
"Siap..."
"Thank you ya..."
"Oke..."
Dira melangkah masuk ke ruko,sementara Sila pun segera melajukan mobilnya kembali.
Damar berhenti tak jauh dari ruko Dira sambil mengamati situasi sekitarnya.
'Hmm,kena kau...Ruko ini...selama 7 tahun lebih,kenapa aku tak pernah tau jika ruko ini milik Dira?'
'Jadi selama tidak tinggal di rumah,kamu tinggal sendiri di sini? Eh,tunggu...bukannya itu mobil Om Pras ya...Hmm...berarti aku tidak bisa datang sekarang,aku harus bisa menahan keinginanku untuk mengunjunginya. Dan sepertinya juga masih ada beberapa orang di sana... Yang penting aku sudah tau tempat persembunyian Dira.'
'Sabar ya sayang...aku pasti akan datang...' gumam Damar dengan senyum menyeringai mengerikan,lalu pergi meninggalkan tempat itu.
🌹🌹🌹
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam..." jawab Agni dan Yani bersamaan.
"Ada bapak di atas mbak..."
"Iya...sudah lama?"
"Belum mbak,mungkin baru sekitar setengah jam yang lalu..."
"Oke thank you ya...aku ke atas dulu..."
"Iya mbak..." jawab mereka bersamaan.
Agni dan Yani pun kembali bekerja.
Sekitar 7 tahun yang lalu,Dira mulai merintis usahanya. Waktu itu Dira masih kelas 2 SMA,karna uang sakunya sering di sabotase Sonya,ibu tirinya...Dira memberanikan diri meminta ruko yang tadinya hanya di kontrakkan oleh papanya,untuk dijadikan tempat usaha.
Adalah Yanti,mantan asisten mamanya yang pertama kali Dira hubungi untuk membantunya. Dan berbekal uang tabungan yang lumayan dan menggadaikan perhiasan peninggalan mamanya,Dira memperluas usaha online yang sebelumnya dia jalani hanya sebagai kegiatan iseng belaka.
Selang 2 tahun usaha Dira sukses berjalan,tapi Yanti keluar karna sakit lalu digantikan oleh adiknya Yani dan Agni hingga sekarang. Ada juga 2 orang lagi karyawan cowok yaitu Andi dan Anto yang bertugas sebagai kurir dan bagian gudang.
Sampai di atas Dira tidak menemukan ayahnya di sofa ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan tempat karyawannya istirahat,karna rupanya beliau ada di kamar Dira.
'Tok tok tok...'
"Assalamu'alaikum pa..."
"Wa'alaikumsalam...baru pulang nak?" tanya Pras sambil meletakkan foto keluarga yang di buat sebelum istri pertamanya meninggal.
"Iya pa..."
"Sini sayang...papa kangen padamu"
Pras membentangkan kedua tangannya,entah kenapa setelah melihat foto keluarga lamanya,tiba-tiba dia merasakan kerinduan yang mendalam terhadap terhadap putrinya. Dan tak perlu menunggu lama,Dira pun segera menghambur kepelukan papanya. Dira menangis,hingga membuat Pras begitu terharu.
"Maafin papa ya nak...papa belum bisa menjadi papa yang baik untukmu. Kemarin ketika papa tidak melihatmu beberapa hari,membuat papa sangat merindukanmu. Rasanya seperti sudah lamaaa sekali papa tidak melihatmu..." Bitiran kristal bening lolos dari netra tuanya,Pras pun tak sanggup menahan tangisnya.
"Dira juga rindu papa...hiks hiks hiks...jangan lepas pelukan papa,biarkan Dira begini sebentar pa...merasakan pelukan papa yang sudah bertahun-tahun tidak lagi bisa Dira rasakan...hiks hiks hiks..."
Pras membelai rambut hitam putrinya dengan air mata yang masih menetes di pipinya yang mulai berkerut karna usia. Untuk beberapa saat,kedua ayah dan anak itu larut dalam kerinduan yang mendalam.
"Kamu sudah makan siang sayang...?" tanya Pras pada Dira.
"Belum pa...Papa mau makan siang sama Dira?" tanya Dira dengan manja.
"Ke Pelangi Steak Resto mau?"
"Papa serius? Dira nanti juga mau ice cream strowbery saucenya ya pa?"
Pras mengangguk sambil tersenyum,ingatan tuanya kembali ke masa Dira berumur 7 tahun,ketika keluarga kecilnya masih kumplit...Pras,Dewi dan Dira.
"Kita ke makam mamamu dulu mau sayang? Papa juga kangen sekali sama mamamu,sudah lama sekali papa tidak menjenguknya..." ucap Pras.
"Iya pa...Saat ini mama pasti juga kangen sama kita ya pa...Akh andai mama masih ada,pasti kebahagiaan kita akan lengkap..." Dira merebahkan kepalanya ke pundak papanya.
"Mama sudah bahagia di sana sayang...Ayo kita berangkat sekarang..."
"Iya pa...tapi...apa papa nggak akan ke kantor lagi?"
Pras menggelengkan kepalanya.
"Hari ini...papa mau sama kamu sampai sore...kamu mau kan?"
"Siap...terimakasih papa 'cup'..." Dira mencium pipi kiri Pras dan Pras pun tersenyum bahagia...
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments