Keluarga

Sila Prisilia

"Sila Prisilia..." panggil Dira ketus sambil berkacak pinggang.

Sila menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka lebar. Wajahnya yang tampak terkejut dipaksakan untuk tersenyum. Tiara pun cepat-cepat mendekati tempat tidur Sila untuk mengambil Alika dan membawanya keluar kamar,Tiara sudah hafal...jika salah satu dari dua sahabat ini marah,pasti akan ada kosa kata yang tak layak buat di dengar Alika putrinya.

"Iya...Maaf..." ucap Sila sebelum kena marah sama Dira.

"Maaf...? Kenapa kamu minta maaf...? Dan untuk apa kamu minta maaf...?" tanya Dira dengan nada sinis,tangannya yang tadi berkacak pinggang pun sudah berubah menjadi bersedekap.

"Maaf...Tadi pagi aku nggak ngabarin kamu tapi aku malah ngabarin Vina...

Kenapanya...Karna aku takut kamu marah...

Untuk apanya...ya biar kamu nggak marah lagi padaku,soalnya aku sudah bikin kamu khawatir...

Jangan marah ya Dii...tar aku katakan alasan yang sebenarnya kenapa aku berulah...tapi maafin duluuu..." rayu Sila.

"Hmm..."

"Kok hmm,..iya! gitu..." rayu Sila.

"Iyaaa! Udah salah,banyak maunya pula.."gerutu Dira.

"Naaa gitu dooong...he he he...kamu memang sahabatku paling cantik,paling baik dan paling pengertian. Terimakasiiiiihhh..." puji Sila bertubi-tubi.

"Cepat katakan...apa alasanmu melakukan hal itu..."

Dira nggak sabaran mendengarkan penjelasan dari mulut Sila.

'Tok tok tok...'

"Sila...Dira...boleh kakak masuk?"

"Masuklah kak..."

"Ini kakak bawakan makanan dan minuman..."

"Wooow...terimakasih Kak Tiaaa...kakak memang kakak paling pengertian sedunia...'cup'..." sebuah kecupan di pipi dihadiahkan Sila pada kakak iparnya itu.

Tiara Adisti

"Dasar perayu..." gumam Dira yang masih terdengar oleh Sila yang berada di sampingnya.

"Sirik aja...huuh..." bisik Sila.

"Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan yaaa...kau berhutang penjelasan padaku..." bisik Dira.

"Kalian masih belum selesai bertengkar? Apa malah belum di mulai?" tanya Tiara sambil meletakkan makanan dan minuman di meja belajar Sila...

"Tuh tersangkanya berbelit-belit kak..." celetuk Dira.

"Enak aja tersangka,kaya sidang aja...emang aku maling?"

"Bukan maling tapi penipu..."

"Ih jahat amat sih lu...sahabat macem apaan tuh?" Sila melempar bantal ke arah Dira dan langsung ditangkapnya.

"Week nggak kena..." ledek Dira.

"Aduh kalian ini...udah dewasa,kok masih juga kaya anak kecil..." Sila dan Dira pun tersenyum mendengar ucapan Tiara.

"O ya,hari ini kalian jadi belajar kelompok di sini sama teman-teman kalian?" tanya Tiara kemudian.

"Jadi kak...memang kenapa?" tanya Sila khawatir nggak diijinin oleh kakak iparnya.

"Ya nggak kenapa-kenapa tapi kalo belajarnya banyakan orang dan sampai malam,lebih baik kakak sama Alika nginep dulu aja di rumah mama (mamanya Tiara)..."

"Waduh emang nggak papa kaya gitu? Tar Mama Ina marah sama Sila dong...terus Kak Alex gimana?" ucap Sila kembali khawatir.

"Ya nggak papa dong...mama pasti malah senang ditungguin Alika,lagian sejak kapan mama suka marah sama kamu. Mama itu kan lebih sayang sama kamu daripada sama kakak yang anaknya sendiri...Kalo Kak Alex paling tidur di tempat Kak Hans,dia harus tetap jagain kamu...biarpun dia nggak ikut nimbrung di sini..." ucap Tiara sambil tersenyum dan menowel hidung mancung adik iparnya...

"Aaa...Terimakasih kak...kakak memang selalu perhatian sama aku...Kak Tia memang is the best...love you kak..." Sila menghambur ke pelukan kakak iparnya. Sila mencium pipi kakak iparnya dan Kak Tiara pun mencium kening Sila.

'Akh,keluarga sempurna' ucap Dira dalam hati.

Keakraban Sila dan Kak Alex,kakak kandung Sila aja sering membuat iri hati Dira,apalagi keakraban Sila dengan kakak ipar dan juga keluarga kakak iparnya,membuat hati Dira miris. Bahkan orangtua Kak Tiara juga sangat sayang sama Sila,membuat Sila yang sudah tidak punya orangtua kembali memiliki keluarga yang utuh...sangat bertolak belakang sekali dengan kehidupan Dira. Melihat pemandangan didepannya,tanpa sengaja air matanya menetes di pipi mulusnya. Hal itu tak luput dari perhatian Tiara.

"Lho Dira...kenapa menangis?" tanya Tiara membuat Sila melepas pelukannya.

"Hiks...nggak papa kak...Dira hanya terharu sekaligus bahagia melihat keakraban Kak Tiara dengan Sila...karna selama ini jika di rumah,Dira selalu merasa sendiri...hiks..." Dira mengusap air matanya yang mengalir di pipi lalu tersenyum. Sila pun mendekati Dira dan memeluknya erat.

"Kamu punya aku Dira,kita selamanya akan menjadi saudara...Kak Tiara dan Kak Alex tidak hanya kakakku tapi mereka juga kakakmu,kita adalah keluarga...Iya kan Kak Tia?" Sila meminta persetujuan kakak iparnya sambil merangkul Dira.

"Iya doooong...Kak Tia adalah anak tunggal,memiliki adik seperti Sila adalah anugrah dan jika kakak punya satu adik perempuan lagi,itu adalah keajaiban. Dengan begitu maka hidup Kak Tia akan menjadi lebih sempurna..." Tiara mendekati Dira dan Sila lalu memeluk keduanya.

'Ting tong...ting tong...'

Tiba-tiba ada suara bell rumah...

"Siapa ya...temen-temen baru dateng tar sore kan?" tanya Sila yang di jawab Dira dengan anggukan.

"Oh mungkin mama sama papa...coba kakak lihat..." ucap Tiara yang langsung keluar dari kamar Sila untuk membukakan pintu.

'Ceklek...'

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam ma...pa..." jawab Tiara menyambut mama dan papanya.

"Kok sepi...?" tanya Tio papa dari Tiara sambil duduk di sofa.

"Iya pa...Mas Alex kerja,Alika bobok dan Sila ada di kamar dengan temannya..."

Sementara Tio dan putrinya sedang mengobrol,Ina mama Tiara langsung nyelonong ke kamar Sila seperti biasanya.

"Silaaaa....Mama Ina dataaang..." teriaknya ketika sampai di depan pintu kamar Sila.

"Mamaaaa..." Sila segera menghambur ke pelukan Ina.

"Anak mama..." Ina mencium pipi kiri dan pipi kanan Sila.

"Lho ada temen Sila juga?" tanya Ina lagi.

"Eh iya ma,kenalin...ini sahabat Sila,namanya Dira..."

Dira memajukan tangannya tapi Ina bukannya menyambut tangan Dira,dia malah menatap lekat wajah Dira hingga membuat Dira dan Sila bingung.

"Ma...mama...Mama Ina..." Sila sampai memanggil tiga kali sambil menggoyang-goyangkan lengan Ina agar tersadar dari lamunannya.

"Eh Astaghfirullah haladziim..." Ina pun jadi tersadar.

"Mama kenapa? Ini Dira sahabat Sila...apa ada yang salah dengan Dira ma?"

"Eh enggak...melihat wajah Dira,mama jadi ingat sahabat mama waktu kecil...tapi sekarang entah dia tinggal di mana sebab setelah menikah dia terus ikut suaminya dan kami pun jadi lepas kontak"

"Maaf tante...siapa nama sahabat tante itu?" tanya Dira yang tiba-tiba jadi penasaran.

"Namanya Dewi..."

'Deg'

Jantung Dira seperti berhenti mendengar nama mamanya di sebut,tapi dia tidak bisa menyimpulkan bahwa nama Dewi yang di sebut Ina adalah mamanya.

"Kalo boleh Dira tau,rumah masa kecil tante di mana?"

"Kami lahir dan dibesarkan di kota Jogja..."

Tiba-tiba Dira sedikit terhuyung ke belakang,mendengar kota kelahiran mamanya di sebut.

"Eee...Dira kenapa?" Ina dan Sila jadi kaget,Sila pun lalu mendudukan tubuh Dira di kursi belajarnya.

"Tante...apakah nama panjang teman tante itu Dewi Puspitasari?" ucap Dira pelan.

"Iya...iya...kok kamu tau...Jangan-jangan kamu..." Ina tak mampu melanjutkan ucapannya.

"Iya tante...Dewi Puspitasari adalah mama saya"

Dira melepas kalung yang dipakainya lalu membuka liontin berbentuk hati yang terdapat fotonya dan foto mamanya. Ina menerima dan melihat foto sahabatnya,tangannya bergetar dan air matanya mengalir dari ujung netranya.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalin jejakmu ya...

Gift,like,komen N vote darimu Author tunggu ya...

Terimakasih...

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

emang rumput tetangga lebih ijo, tp gk usah iri jg dira... turut senang dan bahagia melihatny pun ikut suka

2025-02-20

0

martina melati

martina melati

hmmm... ini bukan keluhan y tp ungkapan hati paling dalam

2025-02-20

0

Sugi Harti

Sugi Harti

😥😥 jadi mewek baca episode ini

2022-01-28

2

lihat semua
Episodes
1 Dunia Dira
2 Awal Pertemuan
3 Keluarga
4 Persahabatan
5 Cerita Masa Lalu
6 Rainbow Billyard and Cafe
7 Malapetaka
8 Penghianatan
9 Dira Dimana
10 Berkunjung Ke Makam
11 Ternyata Dia
12 Agni
13 Bertemu Sila
14 Kegalauan Damar
15 Putus
16 Cemburu
17 Kenapa dia lagi
18 Mengejar Dira
19 Memar
20 Oh Papa
21 Sehari Bersama Papa
22 Tak Sengaja Bertemu
23 Transferan
24 Pertengkaran Di Rumah Prasetya
25 Sikap Yang Mulai Melunak
26 Menjenguk Papa
27 Pengakuan Hans
28 Permohonan Hans
29 Dendam Damar
30 Insiden Kedua
31 Salah Faham
32 Di Kantor Polisi
33 Penolakan Dira
34 Ternyata Kakek
35 Akhir Dari Persaingan
36 Kemurahan Hati Dira
37 Terjawab Sudah
38 Senasib
39 Menanti Jawaban
40 Masak Dan Makan Bersama
41 Draf Perjanjian
42 Hanna
43 Tamunya Cewek Apa Cowok
44 Makan Siang
45 Kenapa Selalu Aku Yang Salah
46 Cukup Aku Saja Yang Mencintaimu
47 Pernikahan Rahasia
48 Perlakukan Dia Seperti Yang Seharusnya
49 Aditya
50 Belajar Menjadi Istri Yang Sholehah
51 Gara-gara Mati Lampu
52 Dinas Ke Luar Negeri
53 Telepon
54 Terbongkar
55 Teryata Sila Sedang Patah Hati
56 Dira Pingsan
57 Dira Hamil
58 Rencana Jessica
59 Fitnah
60 Tuduhan
61 Wisuda
62 Surprise
63 Datang Untuk Kecewa
64 Mengurai Kebenaran
65 Babak Baru
66 Tempat Tinggal Baru
67 Mencari Petunjuk
68 Perkenalkan Dengan Dokter Haris
69 Penyesalan Hans
70 Persalinan Dira
71 Akhirnya Dira Sadar Dari Koma
72 Keputusan Dira
73 Ungkapan Haris
74 KKN
75 Bertemu Dengan Hanna
76 Pertemuan Hans Dengan Hara
77 Bertemu Hans
78 Pertemuan Haris dengan Hans
79 Bersatu Kembali
80 Kekuatan Cinta
81 Emosi Hara Tak Seimut Emosi Dira
82 Para Penggibah
83 Bertemu Jessica Lagi
84 Kembali Ke Ibukota
85 Kesalahpahaman Kecil
86 Telpon Dari Dokter Haris
87 Sarapan Bersama
88 Bertemu Damar
89 Kecurigaan Alex
90 Pelan Pelan Beraksi
91 Jebakan Jessica
92 Masakan Papa
93 Dress Kenangan
94 Dia Bukan Istri Saya
95 Jessica Terjebak
96 Curhatan Dira
97 Masih Piknik di Pantai
98 Kambing Guling
99 Kedatangan Hanna
100 Dira Positif Hamil Lagi
101 Janji Cerita
102 Nggak Mau Adik Ileran
103 Felisha
104 Adik Ipar
105 Jessica Bertobat
106 Dira Keguguran
107 Kepulangan Dira
108 Mencari Keadilan
109 Penculikan Felisha
110 Feli Diserahkan Ke Kantor Polisi
111 Kewalahan Menghadapi Hara
112 Cemburu Nggak Jelas
113 Positif Lagi
114 Kado
115 Pesta Nasi Kebuli
116 Amarah Dira
117 Selamat Ulang Tahun Dira
118 Kedatangan Angel
119 Kado Dari Damar
120 Karena Kartu Ucapan
121 Dia Suami Saya
122 Cinta Posesif Hans dan Dira
123 Tak Bolehkah Aku Curiga
124 Penjelasan Hans
125 Maaf
126 Kedatangan Tamu Kakak Beradik
127 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Dunia Dira
2
Awal Pertemuan
3
Keluarga
4
Persahabatan
5
Cerita Masa Lalu
6
Rainbow Billyard and Cafe
7
Malapetaka
8
Penghianatan
9
Dira Dimana
10
Berkunjung Ke Makam
11
Ternyata Dia
12
Agni
13
Bertemu Sila
14
Kegalauan Damar
15
Putus
16
Cemburu
17
Kenapa dia lagi
18
Mengejar Dira
19
Memar
20
Oh Papa
21
Sehari Bersama Papa
22
Tak Sengaja Bertemu
23
Transferan
24
Pertengkaran Di Rumah Prasetya
25
Sikap Yang Mulai Melunak
26
Menjenguk Papa
27
Pengakuan Hans
28
Permohonan Hans
29
Dendam Damar
30
Insiden Kedua
31
Salah Faham
32
Di Kantor Polisi
33
Penolakan Dira
34
Ternyata Kakek
35
Akhir Dari Persaingan
36
Kemurahan Hati Dira
37
Terjawab Sudah
38
Senasib
39
Menanti Jawaban
40
Masak Dan Makan Bersama
41
Draf Perjanjian
42
Hanna
43
Tamunya Cewek Apa Cowok
44
Makan Siang
45
Kenapa Selalu Aku Yang Salah
46
Cukup Aku Saja Yang Mencintaimu
47
Pernikahan Rahasia
48
Perlakukan Dia Seperti Yang Seharusnya
49
Aditya
50
Belajar Menjadi Istri Yang Sholehah
51
Gara-gara Mati Lampu
52
Dinas Ke Luar Negeri
53
Telepon
54
Terbongkar
55
Teryata Sila Sedang Patah Hati
56
Dira Pingsan
57
Dira Hamil
58
Rencana Jessica
59
Fitnah
60
Tuduhan
61
Wisuda
62
Surprise
63
Datang Untuk Kecewa
64
Mengurai Kebenaran
65
Babak Baru
66
Tempat Tinggal Baru
67
Mencari Petunjuk
68
Perkenalkan Dengan Dokter Haris
69
Penyesalan Hans
70
Persalinan Dira
71
Akhirnya Dira Sadar Dari Koma
72
Keputusan Dira
73
Ungkapan Haris
74
KKN
75
Bertemu Dengan Hanna
76
Pertemuan Hans Dengan Hara
77
Bertemu Hans
78
Pertemuan Haris dengan Hans
79
Bersatu Kembali
80
Kekuatan Cinta
81
Emosi Hara Tak Seimut Emosi Dira
82
Para Penggibah
83
Bertemu Jessica Lagi
84
Kembali Ke Ibukota
85
Kesalahpahaman Kecil
86
Telpon Dari Dokter Haris
87
Sarapan Bersama
88
Bertemu Damar
89
Kecurigaan Alex
90
Pelan Pelan Beraksi
91
Jebakan Jessica
92
Masakan Papa
93
Dress Kenangan
94
Dia Bukan Istri Saya
95
Jessica Terjebak
96
Curhatan Dira
97
Masih Piknik di Pantai
98
Kambing Guling
99
Kedatangan Hanna
100
Dira Positif Hamil Lagi
101
Janji Cerita
102
Nggak Mau Adik Ileran
103
Felisha
104
Adik Ipar
105
Jessica Bertobat
106
Dira Keguguran
107
Kepulangan Dira
108
Mencari Keadilan
109
Penculikan Felisha
110
Feli Diserahkan Ke Kantor Polisi
111
Kewalahan Menghadapi Hara
112
Cemburu Nggak Jelas
113
Positif Lagi
114
Kado
115
Pesta Nasi Kebuli
116
Amarah Dira
117
Selamat Ulang Tahun Dira
118
Kedatangan Angel
119
Kado Dari Damar
120
Karena Kartu Ucapan
121
Dia Suami Saya
122
Cinta Posesif Hans dan Dira
123
Tak Bolehkah Aku Curiga
124
Penjelasan Hans
125
Maaf
126
Kedatangan Tamu Kakak Beradik
127
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!