Selesai melampiaskan ***** bejatnya,Hans kembali tertidur pulas seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara Dira menangis menahan perih,perih hatinya dan jiwanya juga perih raganya. Dengan sisa-sisa tenaganya Dira mengambil bajunya yang berserakan di lantai,memakainya lalu segera keluar kamar dengan penampilan yang tak bisa di bilang rapi.
Dira berjalan tanpa tujuan sampai kemudian dia duduk di sebuah bangku taman. Dira terus mengutuki dirinya dalam hati.
' Ya Allah,kenapa bisa begini...belum cukupkah penderitaanku selama ini? Kenapa orang yang aku tolong justru mencelakai aku? Kenapa dia tega menghancurkan masa depanku? Aku harus bagaimana menghadapi teman-temanku,menghadapi keluargaku dan juga menghadapi Damar?'
"Hiks hiks hiks...Kenapa semua ini harus terjadi? Andai aku tadi tidak keluar sendirian,andai aku tadi tidak menolongnya...semua tidak akan pernah terjadi...Astaghfirullahaladzim..." Dira terisak dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya.
FLASHBACK ON
"Skakmat!!! Yea...Dira kalah..." teriak Vina kegirangan karna sudah bisa mengalahkan Dira.
"Serius Dira bisa kalah?" ucap Cheri dan Debi bersamaan dengan nada tak percaya.
Memang sudah menjadi rahasia publik di kalangan kampus mereka jika selama ini,Dira adalah pemain catur yang handal dan belum pernah terkalahkan. Ya walaupun hanya juara di kampus tapi banyak yang mengagumi kecerdasan Dira dalam menjalankan bidak caturnya.
"Iya dong...tuh lihat...Ya Allah terimakasih atas keajaiban yang telah Engkau berikan,hingga hamba mampu mengalahkan Dira kali ini...Aamiin..." seru Vina dengan bangga.
"Ih lebay deh kamu..." ucap Dira sambil memukul pelan lengan Vina.
"Ya sebenarnya aku itu cuma kasihan aja sama kamu...masak dari dulu nggak pernah bisa ngalahin aku...kan kasian tu..." ucap Dira lagi mencoba membela diri.
"Yeee...kalah mah kalah aja bu...nggak usah kebanyakan alasan..." ucap Vina yang diam-diam kini dia tengah mengagumi dirinya sendiri dalam hati. Ya iyalah hanya bisa mengagumi dirinya dalam hati,kalo diungkapkan mungkin dia bisa dijitakin oleh teman-temannya. Karna sebenarnya...tadi dia sedikit main curang ketika bermain catur dengan Dira. Dia telah memanfaatkan keadaan ketika Dira sedang lengah.
"Naaa...ni cemilan ala chef Bella..." ucap Bella sambil membawa cemilan sehat kreasinya.
"Serius ih kamu kalah sama Vina?" tanya Sila sambil merangkul Dira.
"Yaa lagi apes aja..." jawab Dira singkat.
"Idiih masih ngeles aja kaya bajaj..." seru Vina sambil menikmati cake pisang buatan Bella.
"Ih Bela keren lho...cakenya enak..."seru Cheri.
"He eh...siap buka bakery nih..." tambah Debi.
"Sepertinya salah jurusan tuh kuliahnya..."
"Ya enggaklah Vin,masuk kelas ekonomi kan entar juga masih bisa di pakai kalo aku mau buka bakery atau buka pabrik sekalian...he he he..." ucap Bella.
"Iya juga ya..."
"Eh tunggu...hukuman apaan ni buat yang kalah main catur tadi?" ucap Debi tiba-tiba.
"Iya tuh...apalagi kekalahan perdana ni,hukumannya harus beda dari biasanya...ha ha ha..." tambah Bella.
"Jangan gila deh...gimana kalo hukumannya aku traktir aja...cepet gih pingin makan apa,nanti aku pesenin lewat online biar nggak usah pergi-pergi...he he he..." ucap Dira mencoba menawarkan pada teman-temannya.
"Emm...ide traktirannya...boleh juga,tapi kalo pesen lewat online kayanya bakalan lama. Lagian yang kita butuhin tu makanan ringan semacem kripik kentang dan kawan-kawannya,masak pesen lewat online. Mending lu turun deh...beli di mini market bawah...oke?"
"Aduuuhhh...kenapa mesti turun sih...pesen lewat online juga bisa kok...pesen online aja ya...ya...males bingit turun,udah malem lagi" rengek Dira.
"Yee...orang di hukum kok nawar,buruan gih sana...lu apal camilan kesukaan kita kan? Lagi pula ini jam 7 aja belum ada Diraaaa..." ucap Debi.
Dira pasang muka cemberut lucu,membuat teman-temannya tersenyum geli.
"Aku turun sama siapa?" tanya Dira sambil meraba-raba mencari dompet dslam tasnya.
"Ya sendirilah,kan yang di hukum kamu bukan kita...he he he..." celetuk Bella.
"Astaghfirullah..."
"Kenape lagi neng...?" tanya Sila.
"Dompetku nggak ada Sil..."
"Serius lu...?"
"Iya...ni liat..." Dira mengeluarkan semua isi tasnya.
"Tuh...lu liat sendiri kan,nggak ada..."
"Ketinggalan di rumah kaliii..." ucap Cheri.
"Nggak mungkinlah,aku dari kampus tadi langsung ke sini. Aku kan tadi naik angkot segala,masak bisa ketinggalan di rumah..."
"Kecopetan di angkot juga nggak mungkin?"
"Enggalah...turun dari angkot tadi aku sempet beli roti coklat kok...duuh dimana ya..."
"Udah...dompetnya di cari nanti aja,ni pake uangku dulu...keburu tambah malem..."
"Iya...makasih ya Sil...tapi ngomong-ngomong pada tega ni nyuruh aku pergi sendiri?"
"Iye...pan elu di hukum..."
"Serius ni nggak ada yang dapet hidayah terus nemenin aku?"
"Enggak...lagi pula hidayah itu cewek,yang dapetin hidayah ya cowok dong"
"Tapi..."
"Diraaaaaa...buru berangkat,mo gue lempar toples lu...?" ucap Vina gemes.
"Iya...iya...toples hadiah dari aku tuh,jangan main lempar aja...mahal tau...he he he..."
"Dira...sekali lagi lu ngomong dan nggak pergi-pergi? Gue lempar toples beneran lu..."
Dira pun segera kabur dari apartemen Sila di iringi gelak tawa teman-temannya...
FLASHBACK OFF
"Ya Allah,haruskah aku menyalahkan teman-teman atas musibah yang kau kirim untukku...hiks hiks hiks...Aku sekarang sudah tidak punya muka di hadapan mereka,aku sudah kotor...hiks hiks hiks..." Dira bergumam sendiri sambil terisak.
Di tengah Dira meratapi nasibnya,tiba-tiba dia mendengar suara dua orang yang sangat dia kenal tengah bercengkerama dengan mesranya. Dira pun bangkit dari duduknya lalu bersembunyi di balik pohon untuk memastikan si empunya suara.
"Jadi kapan kira-kira Kak Damar mau bilang sama Kak Dira tentang hubungan kita? Kapan Kak Damar mau mutusin Kak Dira?" rengek Angel.
"Sabar dong sayang,tunggu sampai Kak Diramu lulus dan di wisuda. Karna setelah dia di wisuda pasti dia kan cari kerja tuh,nah itulah waktu yang tepat bagiku untuk mutusin dia. Jika aku mutusin saat itu,dia sudah pasti sakit hati dan jika dia sakit hati pasti dia akan cari kerja yang jauh dan keluar dari rumahmu selama-lamanya. Jadi kedepannya jika aku datang ke rumahmu,aku tidak akan ketemu dia lagi..." jelas Damar sambil memeluk pinggang Angel yang berada di pangkuannya dari belakang dan menciumi tengkuk Angel.
'Cih...menjijikkan sekali...' bathin Dira
"Dari omongan Kak Damar tadi...kok Angel merasa kalo Kak Damar masih begitu peduli dengan Kak Dira ya...Masih cinta?" ucap Angel ketus.
"Ha ha ha...bidadariku cemburu ni critanya...?" kelakar Damar. Angel pun turun dari pangkuan Damar tapi dengan sigap Damar meraih tangan Angel hingga Angel kembali terduduk di pangkuan Damar dengan posisi setengah tertidur dan sepertinya Damar tak membiarkan posisi menguntungkannya itu lewat begitu saja. Tanpa ragu-ragu,Damar pun langsung mel****t bibir Angel yang memang seperti menggoda.
Dira tak mampu lagi menahan rasa cemburunya,ingin rasanya dia keluar dari persembunyiannya tapi dia sadar bahwa selama ini dia memang tidak pernah mengijinkan Damar menyentuhnya dan mungkin itu yang membuat Damar selingkuh darinya. Di tambah saat ini dia pun sudah tidak suci lagi. Dan akhirnya Dira pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu,meninggalkan Damar yang sedang bermesraan dengan adiknya di taman...
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments