Tiga hari berlalu...Setelah sebelumnya Dira hanya mengurung diri di kamarnya,kini Dira mulai memantapkan hatinya untuk pergi keluar untuk melihat indahnya dunia kembali. Dalam perenungannya selama tiga hari itu,kini mata dan hati Dira sudah mulai terbuka untuk bisa kembali menata diri dengan lebih ikhlas menerima kenyataan. Dira tau bahwa dia harus tetap menggapai masa depannya yang mungkin memang sudah tidak sesempurna yang dia impikan dahulu.
"Selamat pagi Mbak Dira..." sapa Agni karyawan yang membantunya di toko yang menjadi kepercayaannya.
"Pagi Agni... Eh...jam berapa ini,kok tumben kamu datang pagi-pagi sekali..." Dira melihat jam tangannya sekilas.
"Ini jam 7 pagi mbak...Saya dititipin ini sama ibu saya,katanya buat Mbak Dira...biar Mbak Dira cepat sembuh..." kata Agni sambil memberikan kotak nasi tapperware pada Dira.
"Waaahhh...Alhamdulillah,pagi-pagi sudah dapet rejeki...sampaikan terimakasihku pada beliau ya...Oya...emang kamu bilang aku sakit?" Agni mengangguk.
"Habisnya Mbak Dira sudah tiga hari mengurung diri di kamar nggak keluar-keluar..."
"Aku sebenarnya nggak sakit,tapi aku lagi butuh waktu untuk sendiri aja..." ucap Dira menjelaskan.
"Tapi kenapa Mbak Dira sampai nggak makan? Ada apa sih sebenernya mbak? Cerita aja sama saya,siapa tau saya bisa bantu..."
"Nggak ada apa-apa...lagian bukannya nggak makan,tapi selama merenung juga berpuasa... Jadi keliatannya aja nggak makan kan? Padahal aku makan setelah kalian pulang... Sekarang aku udah nggak puasa jadi aku makan kiriman dari ibumu sekarang ya..." jawab Dira sekenanya. Dia juga mencoba mengalihkan pembicaraan dengan menyantap nasi kebuli kiriman dari ibunya Agni.
Ibunya Agni memang berjualan nasi kebuli di depan rumahnya,karna sepeninggal ayahnya,Agni dan ibunya memang harus bekerja demi kelangsungan hidup mereka dan masa depan adik-adik Agni. Dan berkat Dira yang memberikan pekerjaan pada Agni juga memberikan bantuan modal kepada ibunya maka ibunya Agni bisa berjualan nasi kebuli sambil mengawasi anak-anaknya di rumah.
FLASHBACK ON
Sore itu di depan toko Dira,banyak sekali orang yang lalu lalang silih berganti. Mereka yang lewat rata-rata memakai pakaian gelap seperti habis takziah.
Tiga hari setelahnya Dira kedatangan seorang gadis di tokonya...dia adalah Agni dan banyaknya orang yang berlalu lalang melewati toko Dira waktu itu ternyata mereka bertakziah ke rumah Agni. Ayah Agni meninggal karna kecelakaan ketika hendak mengantar majikannya ke sebuah acara. Dan akibat dari kecelakaan itu,kedua majikan ayah Agni pun meninggal di tempat.
Meninggalnya ayah Agni memaksa Agni yang baru saja lulus SMK menggantikan ayahnya sebagai kepala rumah tangga,sebab selama ini ibunya hanya fokus sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak-anaknya.
"Permisi mbak...bisa bertemu dengan pemilik usaha ini?" tanyanya sopan.
"Maaf ada perlu apa ya?"
"Saya ingin melamar pekerjaan...tapi..." Agni tampak ragu-ragu.
"Mari silahkan masuk dulu...kita duduk di dalam saja..." Agni pun kemudian mengekor di belakang Dira.
"Silahkan duduk...perkenalkan nama saya Dira,saya pemilik usaha ini...bisa lihat berkas lamaran dan cv mu..."
"Eh ini...tapi maaf mbak,ijazah SMK saya belum bisa diambil jadi kemarin saya hanya bisa pinjam ke pihak sekolah untuk di fotocopy..."
"Kenapa begitu?" tanya Dira sambil membolak balik berkas lamaran pekerjaan milik Agni.
"Emm ayah saya baru saja meninggal dan saya belum bisa mengambil ijazah karna belum ada biaya,saya masih punya kekurangan administrasi jadi ijazah saya belum boleh di ambil mbak..." ucap Agni menunduk.
"Nilaimu lumayan bagus dan jurusanmu juga sesuai dengan yang aku butuhkan. Kamu mahir menggunakan komputer kan?"
"InsyaAlloh mbak..."
"Oya...berapa kekuranganmu di sekolah?"
"Dua juta rupiah mbak..."
"Emm oke kamu di terima kerja di sini. Ini uang dua juta rupiah untuk mengambil ijazahmu,uruslah hari ini mumpung hari masih pagi dan besok kamu bawa ijazah aslimu ke sini sekalian berangkat kerja. Karna mulai besok pagi,kamu sudag bisa mulai kerja di sini..." ucap Dira sambil menyerahkan uang dua juta rupiah yang akan digunakan untuk menebus ijazah Agni.
"Alhamdulillah...terimakasih mbak,untuk membayar uang ini nanti mbak bisa potong gaji saya tiap bulannya..." ucap Agni bahagia.
"Itu bisa di atur,sekarang yang terpenting segera pergi ke sekolahmu untuk melunasi kekuranganmu,agar ijazahmu bisa keluar..."
"Iya mbak...sekali lagi terimakasih ya...Saya permisi dulu..." Dira pun mengangguk sambil tersenyum.
Belakangan di ketahui,setelah Agni beberapa bulan bekerja di toko Dira bahwa ternyata tanpa di ketahui keluarganya,ayah Agni yang seorang supir pribadi itu mempunyai kebiasaan berjudi sehingga beliau pun teerlilit hutang jutaan rupiah. Jadi ketika almarhum ayah Agni meninggal,uang santunan yang diberikan oleh keluarga majikannya habis di pakai untuk membayar hutang.
FLASHBACK OFF
"Sepertinya usaha ibumu tambah maju ya...?" tanya Dira sambil menikmati sarapan yang di bawa oleh Agni.
"Alhamdulillah mbak...langganan tambah banyak dan ibu juga sering mendapat pesanan. Semua ini karna kebaikan Mbak Dira..."
"Aku hanya perantara Agni,ada Allah Yang Maha Kuasa yang sudah mengatur setiap detail takdir hidup manusia..." ucap Dira yang telah menyelesaikan sarapannya.
"Mbak Dira mau keluar?"
"Iya...dan kayaknya sore aku baru akan balik lagi ke sini. Aku mau pulang ke rumahku sebentar untuk mengambil barang-barangku yang masih tertinggal di sana dan aku juga mau ke rumah temanku karna ada sedikit urusan di sana. Jadi kayanya seharian deh aku akan di luar...Titip tokonya ya..."
"Iya mbak...InsyaAlloh...mbak hati-hati di jalan dan jangan lupa makan ya..."
"Iiih...terimakasih ya Agniii...kamu baik banget siih..." Dira mencubit lembut kedua pipi Agni.
"Iya mbaaak...sama-sama,mbak juga baik banget sama saya..." jawab Agni sambil tersenyum.
Dira melangkah menuju pintu,setelah mencangklong tas kesayangannya. Tapi langkahnya terhenti karna jalannya di hadang oleh Sila yang berkacak pinggang.
"Kau mau pergi kemana lagi?" tanya Sila dengan nada ketus.
"Gu...gue mau ke rumah papa sebentar,mengambil barang-barang gue yang masih tertinggal di sana,karna untuk sementara waktu gue mau tinggal di sini dulu..." Dira diam sejenak mengamati reaksi Sila.
"Dan...dan setelah dari rumah papa,gue mau ke rumah elu...ya...gue mau ke rumah elu...eh ke apartemen elu maksud gue..." ucap Dira gugup menghadapi sikap diam Sila yang kini bersedekap sambil menatap tajam padanya.
"Kita butuh bicara..." ucap Sila dengan pandangan yang mampu membuat Dira merinding.
"Eh iya...kita memang butuh bicara,ma...makanya habis dari rumah papa,gue mo langsung ke rumah elu...he he he..." ucap Dira salah tingkah,sampai-sampai Dira pun terkekeh sendiri.
"Cancel kepergian lu ke rumah papa lu,gue mau bicara sama elu...sekarang..."
Tanpa menunggu jawaban Dira,Sila pun langsung melangkah menuju tangga,untuk pergi ke kamar Dira di lantai atas. Melihat sikap Sila yang hari ini tak bersahabat,membuat Dira tak berkutik hingga pada akhirnya hanya pasrah mengekor Sila dibelakangnya.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Hai para Reader...terimakasih masih setia dengan karya Author.
Tinggalin jejakmu dong sebagai penyemangat dan masukan bagi Author.
Jangan lupa like,gift,vote N komennya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments