Dira berjalan terburu-buru menuju apartemen Sila,jam pelajaran di kampus ternyata kosong,sementara dia tadi mendapat kabar dari Vina jika Sila sakit jadi Sila nggak masuk kuliah.
'Ih tumben-tumbenan ni anak nggak ngampus tapi nggak ngabarin aku,malah ngabarin Vina. Apalagi katanya sakit...sakit apaan,perasaan semalam pas video call dia baik-baik aja...' gumam Dira dalam hati sambil terus berjalan tanpa memperhatikan koridor apartemen Sila,dan...'bruk'... Dira bertabrakan dengan seseorang yang kelihatannya juga terburu-buru.
"Aduh...hati-hati dong kalo jalan,.." ucap laki-laki itu ketus. Matanya tajam menatap cewek dihadapannya yang justru cuek tak menghiraukannya. Dia tampak sibuk dan tampak kerepotan membereskan barang-barangnya yang jatuh berantakan. Dan entah sihir dari mana,demi melihat pemandangan di depannya membuat laki-laki itu ikut jongkok lalu dengan cekatan membantu Dira membereskan barang-barangnya.
"Eh maaf ya om,saya buru-buru...Terimakasih om masih mau bantuin saya..." ucap Dira sambil menerima buku-buku yang sudah di tumpuk rapi oleh laki-laki itu lalu dengan segera Dira pun kembali berlari menuju apartemen Sila yang ada di lantai itu. Hingga Dira tidak sadar jika dompetnya yang ikut jatuh di lantai tadi tertinggal.
"Eeeh...dompetmu..." teriak Hans sambil memungut dompet Dira,tapi Dira sudah terlanjur berbelok ke sebuah gang di lantai itu.
'Huh dasar cewek ceroboh,di panggil malah main lari aja...Bisa-bisanya manggil aku om lagi,kapan aku kawin sama tantenya...Seenaknya aja,emang aku setua itu apa...' gerutu Hans dalam hati.
Hans Hendra Saputra
Laki-laki itu adalah Hans Hendra Saputra,seorang eksekutif muda dan seorang ceo sebuah perusahaan yang mempunyai banyak anak perusahaan di berbagai bidang. Dari mulai mall,hotel,tempat fitnes,pabrik textil sampai ke bisnis pengdaan bahan bangunan. Hans orang yang berkepribadian ramah dan baik,dia bukan tipe ceo orang yang dingin terhadap semua orang,akan tetapi juga bukan tipe orang yang gampang akrab dengan semua orang,apalagi dengan makhluk yang namanya wanita. Itulah sebabnya,mengapa dia masih melajang di usianya yang telah menginjak ke angka 30 tahun.
Hans melangkah keluar dari tempat tinggalnya dengan langkah yang sedikit terburu-buru,sebuah gedung apartemen terelite di ibukota. Sesekali senyum manisnya mengembang kala beberapa orang menyapanya hingga sesampainya di depan,sebuah mobil mewah telah menunggunya.
"Tumben lama amat sih lu boss...katanya tadi udah siap..." omel Alex sahabatnya sekaligus asisten pribadinya.
"Brisik...nggak tau apa kalo aku tadi habis di tabrak sama seorang cewek ceroboh...sampai-sampai semua barang bawaannya berantakan di lantai. Jadi mau nggak mau,aku pun terpaksa membantu dia membereskan barang-barangnya ,soalnya kan menghalangi langkahku...nyebelin banget kan?" ucap Hans sambil membuang nafas kasar karna kesal.
"Dan yang lebih bikin sebel lagi,ketika cewek itu meminta maaf sekaligus berterimakasih padaku...masak dia memanggilku dengan sebutan 'om'...? Emang aku sudah setua itu sampai dia memanggilku om,dasar cewek ceroboh yang menyebalkan..." gerutunya panjang lebar.
"Buaha ha ha ha...emang selama ini lu ngerasa masih remaja gitu...? Ha ha ha..."
Alex Frasisco yang ternyata adalah kakak Sila itu tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya. Kemudian dia pun mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Br*******k lu...malah ngetawain..." ucap Hans sambil melayangkan sebuah bogem mentah di lengan Alex. Alex pun jadi meringis menahan sakit.
"Aduh,sakit boss...Habisnya lu lucu sih boss...he he he...Baru kali ini gue liat lu di buat keki sama seorang cewek,jangan-jangan ini jodoh lu boss."
"Ngarang aja..."
Alex melirik ke arah Hans kemudian memperhatikan tangan Hans yang tengah memainkan sesuatu.
"Tuh yang di tangan lu apaan boss?" tanya Alex kepo.
"Dompet cewek tadi..." jawab Hans singkat.
"Lho kok bisa ada sama lu..."
"Tadi waktu selesai membereskan barang-barangnya tu cewek langsung main lari aja,sampai-sampai dompetnya ketinggalan pun dia nggak sadar. Aku udah coba manggil dia mo ngembaliin dompetnya tapi dia keburu kabur..."
"Coba deh di buka,pasti kan ada kartu identitasnya di situ,jadi lu bisa kembaliin tu dompet...."
"Ogah ah,biarin aja dia bingung sendiri...salah sendiri dia ceroboh"
"Hmmm...si om keluar kekanak-kanakannya deh..."
"Br*******k lu...awas kalo lu berani panggil aku om lagi..."
"Lho bukannya Alika aja boleh panggil lu 'om'?"
"Hmmm...hanya Alika yang boleh panggil aku om,selain Alika nggak boleh..."
"Iya deh...gue ngalah,daripada gue di pecat...ha ha ha..."
"Setan lu...nyetir aja yang betul..." ucap Hans.
"Siap om...eh boss...ha ha ha..."
Hans melotot ke arah Alex tapi yang dipelototi cuek sambil tersenyum dan fokus menyetir,hingga sampai ke tujuan mereka.
Alex Fransisco
🌹🌹🌹
Apartemen Sila
'Ting tong...ting tong...'
"Assalamu'alaikum..."
'Ceklek...' seorang wanita cantik membukakan pintu untuk Dira.
"Wa'alaikumsalam...eh Dira,ayo masuk..." ucap wanita cantik itu ramah. Wanita cantik itu tak lain adalah Tiara,seorang mantan model itu yang kini menjadi kakak ipar Sila,istri dari Alex.
"Sila mana kak? Bagaimana keadaannya?" tanya Dira cemas.
"Eh memangnya Sila kenapa Dir? Sila sekarang ada dikamarnya lagi main sama Alika dan sepertinya dia baik-baik saja..." jawab Tiara yang malah menjadi cemas dengan pertanyaan Dira.
"Syukurlah kalo dia sudah baikan..." ucap Dira sambil berjalan menuju kamar Sila bersama Tiara.
"Eh tunggu dulu Dir..." Tiara menahan Dira agar berhenti sejenak.
"Ini ada apa sebenarnya...kamu tau sesuatu tentang Sila? Kenapa kamu bilang tadi,syukur kalo Sila sudah baikan...me memangnya Sila kenapa? Duduklah dulu di sini dan jelaskan pada kakak,sebenarnya ada apa dengan Sila,jangan bikin kakak bingung dan cemas..."
"Lho kak,bukannya Sila sedang sakit?"
"Sakit? Sakit apa? Kok kakak nggak pernah tau jika Sila sakit? Apa penyakitnya parah?"
"Eh kok jadi begini...Dira juga nggak tau kak,Sila sakit apa...yang Dira tau,hari ini Sila titip ijin ke Vina dan Vina bilang kalo Sila nggak masuk kampus karna sakit. Dira kan jadi cemas,makanya Dira langsung datang ke sini,karna kebetulan dosen yang seharusnya ngasih kuliah pagi tidak hadir,jadi kelas kosong."
"Tapi sampai di sini kok kakak malah jadi bingung gitu..."
"Gimana nggak bingung,kamu datang mencemaskan Sila sampai segitunya. Sementara dari bangun tidur tadi,Sila itu baik-baik saja...dia malah main sama Alika terus tanpa ada tanda-tanda sakit sedikit pun..." jelas Tiara.
"Ooo...kalo gitu Sila yang sudah bohong,bilang ke Vina sakit. Pantas saja dia nggak kasih tau ke Dira kalo dia sakit tapi malah bilang ke Vina. Hmmm...sepertinya dia butuh di kasih pelajaran tambahan ni..." ucap Dira geram karna merasa telah di tipu oleh Sila sahabatnya.
Tanpa buang waktu,Dira pun langsung berdiri lalu membuka pintu kamar Sila tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dengan diikuti oleh Tiara.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.,,
Hai-hai para reader yang selalu setia dengan karya-karya Author...
Kali ini Author persembahkan sebuah cerita baru,semoga suka ya...
Dan kalo suka...jangan pernah lupa untuk meninggalkan jejakmu di sini,berupa like,vote N komen-komennya ya...
Author tunggu yaaa...Terimakasih,..🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments