"Memang apa salah-ku" Eliot yang masih berucap saat Hana melepaskan tangan dari kedua pipinya, Hana mengibaskan kedua tangannya yang sakit karena mencubit pipi Eliot tadi.
Hana merenggut kan wajah masih menahan kesal.
"Ihhh, masih bertanya aku disini setengah hari saja di dunia ku sana aku pergi tiga hari dan aku menginap, arghh... " Hana yang frustasi mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Ssttt, sudah jangan ribut lagi" ucap Eliot menghentikan aktifitas kedua tangan Hana.
"Aku bisa di pecat dari pekerjaan-ku El-" Eliot menutup bibir Hana yang masih saja berbicara dengan kedua tangannya.
"Memang aku perlu kau bekerja, aku tidak butuh. Yang aku butuh itu kau selalu ada disisi ku" Eliot yang berkata sambil menarik gemas hidung Hana.
"Tidak mau. Aku mau-nya bekerja" protes Hana.
"Apa aku terlihat miskin untuk memenuhi semua keinginan-mu!" ucap Eliot menatap Hana, Hana masih saja diam.
"Bu-bukan itu..., aku kan manu-sia..., " ucap Hana melirikkan matanya perlahan melihat reaksi Eliot.
"Mandilah atau kau sebenarnya sedang menggoda ku untuk mandi bersama" ucap Eliot yang akan menerkam Hana.
Hana spontan berdiri sambil menarik selimutnya berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi,
"Aku tidak perlu para pelayan yang membantu ku, awas kalau kau panggil mereka masuk" teriak Hana dari dalam kamar mandi.
Eliot hanya terkekeh melihat tingkah Hana. Setengah jam Hana keluar dari kamar mandi mengenakan handuk, Hana celingak celinguk dalam kamar,
"Kau bisa pilih pakaian mu di sana" ucap Eliot yang tahu-tahu sudah melingkar kan tangannya di pinggang Hana dan mengangkat tubuh Hana menghampiri ruangan yang sudah Eliot siapkan khusus untuk Hana. Hana melonjak kaget memegangi handuknya.
Eliot menurunkan perlahan Hana dari gendongannya. Hana menatap takjub sekeliling ruangan yang di desain khusus seperti ruang ganti pakaian berserta rekan-rekannya.
"Apakah ini semua untuk ku" ucap Hana membuka salah satu lemari yang sudah di penuhi berbagai gaun.
"Memangnya kau berharap aku memiliki istri lain" ceplos Eliot, Hana berbalik merajuk dan memukul dada Eliot.
"Ya..., mungkin saja kau sudah punya istri serigala" ucap Hana sambil memilih salah satu pakaian yang cocok dia kenakan.
"Arghhh" teriak Hana terkejut kali ini handuk yang dia pegang terjatuh di lantai, Eliot sudah menerkam leher Hana.
"Sa-sakitt" ucap Hana menahan rasa sakit terkamanan Eliot di lehernya, Hana menitikan airmata, pedih dan sangat panas dia rasakan di lehernya seolah mencekik dirinya hampir mati. Hana makin melemah dan beberapa saat Eliot menarik terkamanan di leher Hana secara perlahan.
"Itu hukuman kecil yang kuberikan, jadi jangan pernah berani berkata seperti itu lagi, aku sangat tidak suka mendengarnya. Istriku cuma satu, hanya kamu seorang" ucap Eliot dengan nada tegas.
Eliot menarik Hana ke pelukannya dan Hana sudah memakai pakaian yang dia pilih barusan.
Hana hanya mengangguk perlahan di pelukan Eliot sambil menangis dan memegangi lehernya yang sangat sakit, namun secara kasat mata manusia bekas terkamanan Eliot tak terlihat.
"Ayo, aku antarkan pulang" Eliot menggandeng pinggang Hana keluar dari kamarnya.
"Aku mau ke cafe dulu" ucap Hana saat berada di dalam mobil Eliot.
Eliot tidak menjawab. Hana pun ciut tak berani berbicara lagi.
Hiihh, dasar serigala keras kepala. Dia malah diam saja, aku yang seharusnya marah terhadapnya. Batin Hana kesal sendiri sambil mengigit bibirnya.
Eliot melihat tingkah Hana yang merajuk membuatnya makin gemas.
"Lucas" ucap Eliot saat mereka melewati cafe di mana terakhir kali Hana tiba-tiba menghilang.
"Aku berikan waktu 5 menit, kalau kau tak segera kembali aku pastikan hukuman-mu lebih besar dari yang tadi" ucap Eliot.
Hana melirik Eliot masih memikirkan apa yang dia katankan barusan.
"4 menit lagi" ucap Eliot, Hana melihat kaca jendela mobil, Hana baru sadar kalau mobil Eliot sudah berhenti di depan cafe yang Hana minta tadi.
"3 menit lagi" ucap Eliot, Hana segera membuka pintu di sebelahnya, namun tidak bisa dia buka akhirnya dia menaiki paha Eliot dan membuka pintu mobilnya, Hana berlari keluar dan segera memasuki cafe tadi.
Hana segera berlari kearah kasir,
"Apa kalian menemukan dompet dan ponselku yang kemarin siang terjatuh di sini" ucap Hana dengan suara bergetar dan prustasi oleh waktu yang diberikan Eliot.
Kasir yang di hadapan Hana tampak berpikir dan dia mengingat-ingat wajah Hana.
"Oh, Nona yang satu minggu lalu kesini ya... " ucap Kasir tadi.
"Hah" Mata Hana membulat tak percaya.
"Iya satu minggu lalu, sebentar... " ucap kasir tadi tampak mencari sesuatu di lacinya.
Kasir tadi mengeluarkan dompet dan ponsel Hana,
"Bolehkah saya tahu nama dan nomor ponsel anda Nona" ucap kasir untuk mengklarifikasi bahwa dia tak salah orang ketika memberikan dompet dan ponselnya.
Hana menyebutkan nama dan nomor ponselnya, kasir tadi memeriksa kartu Identitas yang ada di dompet dan mencocokkan nomor telpon yang diberikan Hana.
"Terima kasih" ucap Hana sambil mengambil dompet dan ponselnya.
Hah, satu minggu. Apa yang harus kukatakan dengan orang kantor, kali ini aku pasti di pecat. Batin Hana.
Hana berjalan lemas keluar cafe, dirinya tak menyadari kalau Eliot sudah keluar dari mobil sambil melipat kedua tangannya di dada dan menatap tajam Hana.
"Kau terlambat 5 menit" hardik Eliot.
"Hah. Apa" Hana membuang nafasnya karena kesal, belum urusan kantor nya selesai kini satu masalah baru menyambut nya dengan senyuman yang mengerikan.
"Iya, aku bilang terlambat!"
Hana menghentakkan kedua kalinya kesal dan langsung masuk mobil, saat Eliot sudah berada di dalam Hana menekan tombol untuk menutupi jok belakang nya.
Hana menggapai resleting belakang nya dan menurunkan sampai di dada, menggulung kedepan rambutnya dan segera duduk di pangkuan Eliot.
Eliot yang melihat hanya tersenyum geli melihat tingkah kesal dan terpaksa menurut Hana.
"Ini, jangan kau minum terlalu banyak,tadi kan kau sudah meminum-nya" ucap Hana yang terus bergerak tidak jelas di pangkuan Eliot sambil memajukan leher putihnya ke mulut Eliot.
Eliot menelan saliva nya, bagaimana mungkin dia menolak minuman yang sangat menyegarkan apalagi dia sudah tahu bagaimana rasa manis minuman tersebut.
"Ayo, apalagi yang kau tunggu! Bukankah kau mau menghukum ku. Aku kesana hanya untuk mengambil ponsel dan dompet ku saja" gerutu Hana makin kesal karena dia merasa diperlakukan secara tidak adil.
Benar-benar menggemaskan kalau istriku sedang marah.
Tangan dingin Eliot memasuki area bagian dari tubuh Hana yang ketika Eliot sentuh dan remas terasa kenyal.
"Ah" tanpa sadar Hana bersuara tidak jelas saat menahan sentuhan dari tangan Eliot tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Puspa Trimulyani
wah. desahanmu akan membuat Elliot gemas padamu hana
2023-01-17
1