Jari kelingking Hana masih belum bergerak, "Ayo... janji" ucap Hana, Eliot yang gemas sendiri, memajukan wajahnya, mengigit bibir Hana.
"Ah" Hana berteriak.
"Aku gemas, cepat makan, atau kau akan akan makan di sini" ucap Eliot membalikkan tubuh Hana agar segera makan.
Hana yang tidak bisa menahan godaan makanan langsung makan dengan rakusnya.
Istriku ini sungguh menggemaskan, sepertinya aku akan banyak membeli makanan manusia.
"Aku sudah tidak sanggup" ucap Hana mengelus perutnya yang kekenyangan makan dan tanpa sadar bersandar pada tubuh kekar Eliot.
"Sungguh sudah kenyang" ucap Eliot, Hana mengangguk, "Kalau begitu aku sudah boleh makan sekarang" ucap Eliot lagi, Lagi-lagi Hana mengangguk, "Baiklah kalau begitu" Eliot mengangkat tubuh Hana kembali ke kamar nya.
"Hei, antarkan aku pulang" ucap Hana yang belum menyadari ucapan Eliot tadi.
"Bukan hei, aku suami-mu. Ingat, Eliot adalah suami-mu" ucap Eliot, pintu kamarnya terbuka sendiri.
Hana yang melihat, "I-itu pintunya terbuka sendiri"
"Hemm"
"Jangan hemm, Eliot lihat-lihat, eh... pintu nya tertutup sendiri" ucap Hana sambil tangannya memalingkan wajah Eliot agar melihat ke arah pintu.
"Akh" teriak Hana saat Eliot melemparkan nya ke tempat tidur.
"Hei... Eliot, ah suami, kau mau apa, aku bilang antarkan aku pulang" ucap Hana mendorong tubuh Eliot yang sudah berada di atasnya, Eliot mengangguk.
"Aku lapar sayang, aku mau makan" ucap Eliot.
"Makan..., makanannya di bawah" ucap Hana mendorong keras kembali tubuh Eliot yang terus menghimpit nya.
"Bukan makanan seperti itu, aku mau makan seperti semalam" bisik Eliot di telinga Hana, membuat seberkas rona merah terpancar di wajah Hana.
Hana seketika sadar dengan peristiwa semalam dengan Eliot. Ia menutup mulutnya sendiri, hampir tidak percaya.
"Bagaimana bisa" seloroh Hana yang masih belum mengingat sepenuhnya dengan kejadian semalam, namun bukti kuat ada di tempat tidur nya pagi ini serta seluruh tubuhnya sakit saat terbangun dan di penuhi stempel.
"Kau sungguh masih tak percaya? Bagaimana kalau kita ulangi yang semalam, aku ingin sekali lagi dan lagi" ucap Eliot yang sudah membuat lumpuh tubuh Hana seketika saat Eliot menyentuh tangan Hana.
"Tolong, jangan lakukan, aku akan menggantikan semuanya jika kau merasa di rugikan, aku mohon... " Ucap Hana lirih, tubuhnya terasa lemas, tangannya sudah terkulai lemas tidak bisa di gerakkan.
"Hahahaha" suara tawa Eliot pecah di kamarnya, "Sayangnya tidak ada gantinya, hanya kamu satu-satunya penawar segala haus dan lapar-ku" ucap Eliot, matanya sudah berubah warna.
Hana membulat tak percaya melihat perubahan mata Eliot, kali ini dia sedang tidak bermimpi.
"Aku mohon jangan lakukan, aku mohon Eliot" ucap Hana tambah pelan memelas, memohon belas kasihan dari Eliot.
"Sebentar saja sayang, ini tidak akan lama, aku janji akan bersikap lembut padamu" ucap Eliot mengecup hangat bibir Hana dengan lembut, saat itu tangan Hana bisa di gerakkan namun dia tidak bisa mencegah tenaga besar yang keluar dari tubuh Eliot.
Setengah jam berlalu, Eliot menutupi tubuh Hana yang sudah polos dan pingsan dengan selimut.
"Lucas"
"Ada perintah Tuan" sekajab Lucas muncul di hadapan Tuannya, dia yang penasaran melirik tempat tidur Tuannya.
"Dia tidak akan kumakan. Mana ada wanita yang akan kumakan, kubawa ke tempat tidur ku. Ingat, awasi dan jaga istriku 24 jam penuh" perintah Tuannya yang membuat Lucas terkejut.
Apa! Apa Tuan tidak salah menjadi kan makanannya sebagai istri. Batin Lucas.
"I-istri? Apa Tuan tidak salah, dia hanya seorang manusia. Makanan kita" ucap Lucas tanpa ragu.
"Jaga bicara-mu" Eliot mendelik tajam.
"Maafkan saya Tuan" Lucas langsung menundukkan wajahnya, tidak berani melihat amarah Tuannya.
"Baiklah, belikan aku pakaian wanita dan ponsel baru" perintah Eliot, Lucas segera menghilang.
Hana mulai menggeliat dari tempat tidur, bukan hanya sakit di sekujur tubuhnya tapi remuk sampai ke tulang yang Hana rasakan. Eliot segera menghampiri.
"Bisa bangun" Eliot secepat kilat menghampiri Hana, memapah bangun tubuh Hana.
"Sakit" ucap Hana meringis kesakitan, Hana melihat tubuhnya yang di penuhi luka dan lebam.
"Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud menyakiti-mu" ucap Eliot mengecup kening Hana. Hana mendorong pelan tubuh Eliot agar menjauhinya.
"Aku ingin pulang, sekarang!" ucap Hana lirih tenaganya terkuras habis seperti orang sehabis lari marathon lima putaran.
"Sebentar lagi ya, tunggu sebentar saja..." ucap Eliot membujuk.
"Aku mau sekarang" ucap Hana merajuk menyibakkan selimut, dia lupa dengan tubuhnya yang polos.
"Tuan" Lucas tiba-tiba muncul di hadapan mereka, Eliot menarik selimut dan segera menutupi tubuh Hana. Hana langsung melompat kepelukan Eliot.
"Maaf Tuan" ucap Lucas sambil memalingkan wajahnya menyerahkan dua paper bag. Eliot menerima, Lucas segera menghilang.
"Aku belikan baju dan ponsel baru menggantikan yang aku rusak" bisik Eliot. Hana baru ingat dengan ponselnya yang seketika di genggam Eliot menjadi abu.
"Ponselku, bagaimana kau melakukannya?" tanya Hana penasaran.
"Ssst, kau mau aku makan lagi atau pakai bajumu?" ucap Eliot menaikan bola matanya.
"Ish... iya, berikan" Hana merampas paper bag dan segera memakai baju yang di berikan Eliot.
Sepertinya aku harus memborong semua pakaian wanita, pekik Eliot saat melihat Hana berganti baju.
"Aw" Hana meringis kesakitan lagi. Eliot menghampiri, "Masih sakit" ucapnya.
"Hemm... kau ini seperti bukan manusia, bagaimana bisa kau melakukan ini... hampir saja aku merasa tubuhku di cabik-cabik olehmu" gerutu Hana komat kamit sendiri.
"Aku memang bukan manusia" sahut Eliot menatap wajah Hana yang bengong atas ucapannya.
"Hahahaha... apa efek minum beberapa hari lalu masih ada sehingga otakku rusak seperti ini" umpat Hana sendiri, sambil menggelengkan kepala masih tidak percaya dengan ucapan Eliot.
"Sungguh" sahut Eliot dengan nada serius.
"Oh, iya, iya... aku percaya, bisakah kau mengantarkanku pulang" ucap Hana mencari sepatunya namun tidak Hana temukan.
Eliot yang menyadari Hana terus berkeliling kamarnya, berputar di tempat tidur dan menyingkap kolong tempat tidur.
"Tak perlu kau cari, sepatumu ada di mobil" ucap Eliot.
"Hiihh... kenapa nggak bilang sih" ucap Hana menghentakkan kakinya yang tanpa sepatu.
"Ya sudah pulang, mana ponselnya dan bagaimana dengan semua data di dalamnya" ucap Hana yang menjulurkan tangannya meminta ponsel.
"Kau tidak ingin bermain disini" tawar Eliot sambil memberikan ponsel tadi.
"Woww, ponsel keluaran terbaru, kau ternyata sangat kaya" celetuk Hana.
Hana berjalan menghampiri pintu dan membukanya, seketika mata Hana membulat lebar melihat seisi ruangan, ia tersentak tak percaya Hana tanpa sadar menjatuhkan ponsel baru yang di berikan Eliot tadi.
"Ahh... ponsel baru ku" teriak Hana menangis histeris melihat ponselnya sudah hancur di lantai karena terjatuh barusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Wisteria
mau nanyak oon sama begok apa bedanya y
2024-08-06
0
Yan Diningrat
seru banget lucu ma peran cwe ny
2022-03-13
1
Fiah msi probolinggo
lanjutkan kak
2022-02-22
2