"Baiklah kita makan siang" sahut Hana segera menimpali paksaan Lona.
Aku mau lihat apa yang sedang kalian rencanakan. Batin Hana.
"Oke Han, aku tunggu kau di cafe coklat seberang dekat kantor mu ya...," sahut Lona dengan nada yang terdengar ceria setelah Hana menyetujui pertemuan nya.
Hana langsung mematikan ponselnya ketika Rani menghampiri meja kerjanya.
"Siapa Han?" ucap Rani yang penasaran melihat reaksi malas dari Hana.
"Lona" sahut Hana ketus.
"Lona? Maksudnya Lona selingkuhannya Morris? Untuk apa dia menelpon-mu?" sahut Rani terdengar emosi ketika nama Lona di sebutkan.
"Aku juga nggak tahu, ini aku mau ketemu dengannya" sahut Hana sambil beranjak dari meja kerjanya membawa dompet dan ponselnya, setelah dia menyimpan berkas laporan yang dia kerjakan.
"Apa perlu aku ikut? Kalau dia berani macam-macam biar kuremas wajahnya sekalian kayak kertas," ucap Rani emosinya menjadi tersulut.
"Makasih ya Ran, tapi aku rasa tidak perlu aku masih sanggup menanganinya" ucap Hana sambil menepuk-nepuk pundak sahabat nya.
"Baiklah. Tetap hati-hati ya Han, kau jangan sampai terjebak oleh ucapan atau rayuan manis nya" ucap Rani memberikan petuah sebelum Hana benar-benar meninggalkan nya.
Hana berjalan keluar lift sambil melihat ponsel ia mencoba mencari dalam ponselnya apa nama Eliot terdaftar sebagai kontaknya. Seperti dugaan Hana walaupun dia tidak merasa memasukan nomor telpon Eliot tapi ada satu nomor dengan nama mencurigakan tersimpan di ponsel Hana dengan nama "Suamiku".
Hana tersenyum saat melihat nama yang Eliot simpan dan segera menghubungi nomor tersebut...
Deringan tersambung di ponsel Eliot,
" Hallo" sapa Hana ketika deringannya terangkat, namun Hana tidak mendengar sahutan sama sekali.
"Sa-sayangg...," akhirnya terucap juga dari mulut Hana.
"Heemm" sahut Eliot dari seberang telpon tampak guratan senyum dari wajahnya ketika mendengar Hana memanggil nya dengan mesra.
"Aku tidak bisa makan siang dengan-mu" ucap Hana, Hana tidak tahu kalau mobil Eliot sudah sampai di pelataran parkir kantor Hana, menatap Hana dari kaca jendela.
"Hemm, kenapa?" ucap Eliot terdengar menakutkan di telinga Hana.
"Tadi teman-ku menelpon, kami sudah lama tidak bertemu dan dia mengajak ku makan siang" ucap Hana sambil berjalan kearah seberang kantornya, mata Eliot terus mengekori kemana pun langkah kaki Hana.
"Teman?" suara Eliot terdengar geram, ia membuka pintu mobilnya dan melihat terus kemana Hana menuju.
"Iya sayang, teman-ku. Kau jangan berpikir macam-macam... teman-ku wanita kok," ucap Hana langsung menjelaskan sebelum dia di interogasi atau di cerca pertanyaan lagi oleh Eliot.
"Sungguh-kah?" ucap Eliot terdengar tak percaya.
"Benar sayang, kalau kau tidak percaya saat nanti bertemu dengan nya, aku akan foto dan kirimkan" ucap Hana terhenti saat sudah sampai di depan cafe coklat.
"Oh ya" dengus Eliot makin kesal ketika dirinya merasa di duakan.
Hana menghela nafas panjang atas dengusan kesal yang terdengar jelas di telinga Hana.
"Iya, sebagai gantinya kau boleh... " ucap Hana terdengar ragu-ragu, wajah Hana seketika memerah karena malu.
"Boleh apa?" ucap Eliot yang tersenyum ketika mendengar suara Hana yang terdengar malu-malu dan menjanjikan sebuah tawaran yang menggiurkan untuk nya.
Uh... masa itu saja harus ku ucapkan sih. Aku kan malu. Batin Hana yang langsung terdengar jelas oleh Eliot membuat Eliot berdebar dan membara di dalam dirinya.
Huahhh..., istriku makin berani dan imut saja. Pekik Eliot di hati.
"Apa aku boleh melakukan apapun yang aku suka dan kau tidak akan menolaknya kan...!" seru Eliot berucap lebih dahulu ketika dia mendengar suara hati Hana.
"I-iya... " sahut Hana lagi malu-malu.
"Baiklah, awas kalau kau berani menarik ucapan mu, hukumannya akan berlipat-lipat" ancam Eliot.
"Iya" sahut Hana dengan suara lembut.
Ah, sial istriku begitu menggoda-ku sekarang. Tahan Eliot kau akan mendapatkan lebih nanti malam. Batin Eliot sambil menelan saliva nya saat melihat Hana yang bertingkah menggemaskan di hadapannya.
Hana menarik nafas dalam sebelum dia membuka pintu cafe coklat, mata Hana langsung berkeliaran saat memasuki cafe seorang wanita tampak melambaikan tangan saat melihat Hana, dan dari mata Eliot dia benar-benar melihat Hana bertemu dengan seorang wanita.
Eliot membuka pintu mobilnya lagi dan segera masuk.
"Apa kau ada stok makan siang untuk-ku, Lucas" ucap Eliot saat dia duduk di kursi mobilnya, Lucas melirik kaca spion,
"Ada Tuan" sahut Lucas.
"Baiklah, aku perlu sedikit mengganjal perutku" gumam Eliot.
Lucas langsung melakukan mobilnya ke tempat makan siang Eliot.
.
.
.
Hana mengangguk sebelum ke meja Lona, Hana menghampiri kasir dan memesan makanan untuk nya. Saat Hana selesai membayar dan berbalik tak sengaja Hana menyenggol seseorang dan menumpahkan apa yang di bawanya.
"Aw, maaf" pekik Hana kaget karena dia merasa dia tak menyenggol nya.
Hana spontan jongkok dan saat dia akan menyentuh gelas yang pecah tiba-tiba tangannya tergores dan mengeluarkan darah.
"Aww" ucap Hana meringis kesakitan, aroma darah segar langsung tercium oleh orang yang ada di hadapan Hana.
Tubuh orang di hadapan Hana bergetar dengan hebat, dia seolah merasakan sesuatu sensasi yang sangat berbeda dari aroma darah yang tercium oleh nya.
Baru saja Hana akan mengisap darah yang mengalir di tangannya, orang tadi jongkok dan meraih tangan Hana dan dia segera mencengkram tangan Hana lalu ia mengisap perlahan jari yang berdarah Hana.
Hana terkejut dan segera menarik tangannya dari orang tadi, sekilas tanpa Hana sadari mata orang tadi berubah hijau.
"Maaf... saya akan ganti semuanya" ucap Hana terdengar sangat lembut dan berbeda di telinga orang yang di hadapannya.
Orang tadi masih terdiam, seorang pelayan dan Lona pun menghampiri,
"Biar saya yang bereskan, Nona" ucap pelayan tadi sudah membawa alat pembersih.
"Baiklah, tolong ya dan saya akan ganti pesanan Tuan ini" ucap Hana yang melihat orang di hadapan nya terus menatapnya dengan tajam.
"Ha-halo, maaf Tuan..., pesanan anda tadi apa ya biar saya ganti" ucap Hana terus melambaikan tangan ke hadapan orang tadi yang seakan terhipnotis oleh sosok Hana.
"Hana, ada apa kau baik-baik saja" ucap Lona yang sudah berada di antara mereka membuyarkan lamunan orang tadi.
Bau busuk apa ini, kenapa begitu menyengat di hidungku. Orang tadi mengerakkan hidungnya, mengendus-endus setelah kehadiran Lona.
Hana menolehkan wajahnya melihat Lona dan penampilan nya dari rambut sampai ujung kaki.
Pantas saja Morris tergoda olehnya, dia begitu cantik, sexy dan glamor sedangkan diriku. Batin Hana sambil melihat dirinya yang berpenampilan biasa saja.
Orang tadi melirik kearah bau yang di anggap nya busuk setelah mendengar suara hati Hana, orang tadi pun melirik nya dari rambut hingga ujung kaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Masyitoh Ny Luxman
jangan2 orang itu Aaron
2021-11-17
4