Hana melirik wajah Eliot,
"Ada apa?" ucap Eliot kembali menatap Hana.
"Aku lapar lagi...," ucap Hana berbarengan dengan suara perutnya.
Eliot tersenyum dan segera mengangkat tubuh Hana dengan perlahan,
"Sa-aayang" ucap Hana ragu-ragu.
"Heem" sahut Eliot.
"Jangan makan aku hari ini ya, tubuh ku masih terasa sakit walaupun kau sudah mengobati dan menghilangkan bekas luka ku" ucap Hana membenamkan wajahnya di dada Eliot setelah berucap.
"Tidak bisa sayang, kali ini aku harus memakan-mu bukan hanya keinginan ku semata namun untuk membuat-mu lebih baik, kau tidak perlu khawatir aku pastikan akan bersikap jauh lebih lembut dari sebelumnya," ucap Eliot yang sudah duduk di kursi makan dan memangku Hana.
Cih, kau sungguh pintar beralasan mana ada akan membuat ku lebih baik. Cibir Hana di hati sambil menunjukkan wajah cemberut nya.
"Ada sayang. Sungguh aku tidak membohongi-mu kali ini" Sahut Eliot yang mendengar suara hati Hana.
Hana memutar kedua bola matanya melirik Eliot, Eliot hanya tersenyum balik menatap wajah Hana.
Seketika wajah Hana merona merah di tatap oleh Eliot, ia pun segera mengalihkan pandangan nya pada para koki serigala yang sudah mengeluarkan satu demi satu masakan yang mereka buat untuk nyonya muda meraka.
Para koki langsung memasak tanpa perintah lagi ketika melihat kedatangan Hana, mereka langsung membuatkan berbagai macam makanan manusia.
"Kau sungguh tega memakanku" Hana yang masih protes naik banding.
"Ini demi kebaikan dan kesembuhan-mu sayang, kalau aku tidak memakan, aku takut ada hal yang lebih buruk akan terjadi" ucap Eliot yang memang khawatir akan kehadiran Aaron yang akan datang tiba-tiba.
"Kau pasti bohong, itu kan hanya untuk kepentingan-mu saja" ucap Hana kekeh cemberut membuat Eliot menjadi gemas.
"Aku tidak berbohong sayang, kekuatan-ku akan terisi penuh setelah aku memakan-mu. Nah ayo makanlah yang lebih banyak agar kau bisa lebih kuat menahan seranganku... " ucap Eliot serius menatap wajah Hana yang sudah memajukan bibir nya komat kamit mengikuti ucapan Eliot barusan.
"Hiss, bisa saja kau mencari alasan" gerutu Hana kesal dan langsung menatap makanan yang sudah tersedia.
Tanpa ragu dan malu Hana memakannya dengan lahap.
"Ah, kenyang!" ucap Hana sambil mengusap-usap perutnya.
Eliot tersenyum setelah mendengar kode yang Hana ucapkan,
"Baiklah, ayo sekarang sudah waktu-nya" ucap Eliot dan mengangkat kembali tubuh Hana,
"Arghhh" Hana berteriak kaget sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Eliot ketika Eliot memapah tubuh Hana masuk kembali ke kamar Eliot.
Tubuh Hana di letakan di ranjang Eliot, Eliot mulai menghimpit tubuh Hana, Eliot sudah berada di atas tubuh Hana.
"Pelan-pelan ya sayang," ucap Hana meluncur seketika saat wajah Eliot mendekati wajahnya.
Eliot tersenyum simpul menarik kedua tangan yang menghimpit tubuh Hana dan meraih kedua tangan Hana mengecupnya perlahan.
Eliot mulai melucuti satu demi satu pakaian Hana dan membuangnya perlahan, Hana langsung menutup matanya, ini pertama kali Hana merasa tanpa paksaan saat Eliot menyentuh satu demi satu setiap inci dari tubuhnya. Hana yang ter hanyut menikmati setiap sentuhan Eliot hanya bisa pasrah mengikuti setiap ritme dan gerakan yang dilakukan Eliot.
Mereka berpaguh dalam lautan bara cinta yang bergelora, dan Hana benar-benar merasakan setiap sel aliran darahnya seperti terbakar keluar dan mengobati setiap tulang nya yang sakit sembuh seketika.
Eliot yang juga menyadari dan dapat merasakan yang sedang terjadi pada tubuh Hana terus membakarnya lebih kuat membuat suara-suara yang keluar dari mulut Hana membuat Eliot makin menggila, saat dia rasa tubuh Hana sudah pulih ia menambah kekuatan nya lebih dalam hingga membuat Hana melengkuh tambah keras sehingga mereka berdua Melak pelepasannya secara bersamaan.
Deru nafas Hana terdegar dengan jelas saat Eliot merengkuh nya ke dalam pelukan. Eliot mengecup kening Hana yang berpeluh dan kelelahan.
"Tidak sakit lagi kan!" Suara Eliot menyakinkan bahawa dirinya sudah melakukan penyembuhan yang benar terhadap istrinya.
Hana yang malu apalagi tadi dia bersuara dengan sangat keras dan meresahkan ketika melakukan penyatuan hanya bisa mengangguk pelan di dada suaminya.
"Tidurlah, aku akan selalu menjaga disini" ucap Eliot mengusap punggung rambut Hana.
Kali ini Hana tidak membantah dia menuruti semua perintah Eliot.
.
.
.
"Anda sungguh tidak apa-apa, Tuan" tanya Nick yang sedang mengobati luka di dada Tuannya yang menghitam karena pukulan Eliot tadi.
"Hanya luka kecil, tapi dia mengacaukan buruan ku. Aku tidak akan melepaskan nya lagi ketika aku bertemu dengan nya" sahut Aaron yang geram sambil mengeratkan giginya dan mengepalkan kedua tangannya.
"Apa perlu saya mendatanginya sekarang, Tuan?" ucap Nath yang terlihat lebih berkobar amarah daripada Tuannya.
"Tidak perlu, aku pun penasaran kenapa dia bisa tahu dan muncul di saat yang tepat... " ucap Aaron menggantung, dia teringat kembali wajah Hana yang begitu hangat dan tenang saat berada di pelukannya membuatnya terganggu.
Ah, Sial kenapa wajah perempuan itu yang muncul. Ada apa dengan tubuhku. Kenapa dia bereaksi berbeda dengannya. Batin Aaron.
.
.
.
Hana mengeliat membuka matanya perlahan ia terkejut saat mendapati dua orang pelayan wanita sudah berada di hadapannya.
"Selamat pagi, Nyonya Hana" sapa kedua pelayan tadi menunduk dan memberi hormat.
"Oh, Hai pa-gi, ka-lian siapa?" ucap Hana bangun perlahan dan menarik selimut nya masih setengah sadar menutupi tubuhnya yang masih polos.
"Kami di perintahkan Tuan untuk melayani anda mandi dan bersiap" ucap salah seorang dari mereka.
Hana menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan dia teringat sesuatu,
"Arghh, ELIOTTTT!!!" teriak Hana seketika menggema keras bahkan kedua pelayan tadi langsung menutup kedua telinga karena menyebabkan buruknya pendengaran.
"Ada apa sayang" Seketika Eliot yang panik karena teriakan Hana sudah muncul di hadapan Hana dan duduk di pinggir ranjangnya.
"Kau bodoh ya, kenapa tidak membangunkan-ku" bentak Hana murka membuat dua pelayan tadi menciut ketika Hana memaki Tuannya tanpa rasa takut sedikit pun.
Lucas yang juga berada di ruangan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Ada apa? Kau kenapa sayang!" Eliot yang tampak kebingungan.
"Aku kan sedang bekerja Eliot!" ucap Hana yang kesal sendiri memukul dada Eliot.
"Lalu apa urusan-nya" Eliot yang makin binggung.
"Apa urusan-nya! Hei, kau mengerti tidak aku ini sedang bekerja dan sekarang aku disini bahkan sampai menginap, kau kemana kan otak-mu itu... " Hana yang kembali greget terhadap Eliot reflek kedua tangannya menarik pipi Eliot dengan keras.
Lucas dan dua pelayan langsung menghindar, mereka keluar kamar Eliot, tidak ingin sesuatu yang lebih buruk menimpa mereka karena amukan Eliot.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
V-hans🌺
lnjut dong thorr, ceritanya keren abiss
2021-09-07
6
Winar
baru nemu novel yg pas,
tetap semangat,
aku pantengin terus dari awal sampe nanti tamat
2021-09-07
5
Puji Harti
keren Thor... gimme more up..
2021-09-07
3