Pertengahan Bulan

"Kita makan di sana saja ya, Han" Rani yang menarik Hana turun ke salah satu restoran.

"Oke, tapi habis makan aku pulang ya" pinta Hana.

"Sip" Rani mengacungkan jempolnya.

Saat mereka makan, sepasang mata pria yang sempat bertatapan dengan Hana tadi mengekorinya tanpa berkedip.

"Tuan Eliot, apa perlu saya turun tangan" ucap seorang pria yang berdiri menatap ke depan di samping pria yang bernama Eliot tadi.

"Tidak perlu, aku tidak ingin membuatnya takut"

"Tapi malam ini pertengahan bulan, kalau Tuan tidak mengambil tindakan akan berbahaya untuk Tuan dan kemarin Tuan hanya makan sedikit"

"Tenanglah malam ini aku pasti makan, kau tak perlu khawatir, Lucas"

Lucas mengangguk, sambil mengamati kembali mangsa incaran Tuannya.

Hana dan Rani beranjak dari duduknya, mereka telah selesai makan.

"Nanti aku drop kamu dulu ya, Han" ucap Rani saat keluar Restoran.

"Siap" Hana menghentikan taksi, dan mereka berdua melesat pergi.

Hana berjalan pelan memasuki gedung tempat dia menyewa kamarnya. Ia merogoh tasnya, memeriksa ponselnya yang sama sekali tidak ada pesan dari Morris pacarnya.

"Apa dia sesibuk itu, bahkan seharian ini tidak menghubungiku" mulut Hana komat kamit sendiri saat menaiki tangga lantai empat menuju kamarnya.

Hana membuka pintu kamarnya sambil menghubungi Morris, namun berkali dia hubungi Morris tidak mengangkatnya.

Menyalahkan lampu, melepaskan sepatu dan masuk ke dalam. Ia mengambil handuknya, masuk ke dalam kamar mandi, menggantikan pakaian tidurnya, malam ini entah kenapa tangan Hana memilih pakaian yang sangat tipis untuk tidurnya. Hana menarik selimutnya, dan tiba-tiba Hana terbangun...

"Dimana aku? Bukankah tadi aku ada di kamarku?" Hana yang bingung menatap sekeliling ruangan penuh batu, dia seperti di dalam goa. Dia terbangun di sebuah batu besar yang di sulap menyerupai ranjang tidur. Ranjang tidur dari batu dengan kelambu berwarna putih.

Hana bangun dan duduk di tepi ranjang batu, menurunkan kakinya perlahan, rasa dingin langsung menyergap di kakinya.

"Kau sudah bangun" suara seorang pria menggema di hadapan Hana, Hana melihat sepasang kaki tegap dan berotot berdiri di hadapannya, Hana menelitinya dari kaki, beralih ke pahanya, lalu badan dan perutnya yang berotot seperti roti sobek, Hana langsung menutupi wajahnya karena malu, karena dia melihat pria di hadapannya hanya menutupi bagian titik vitalnya seperti tarzan.

"Si-siapa kau? Dimana aku? Kenapa aku bisa disini?" Hana mencercanya dengan beberapa pertanyaan. Pria tadi berjalan menghampiri Hana, Hana yang ketakutan berjalan mudur hingga tubuhnya mentok di ranjang bebatu tadi.

"Lihat dengan jelas, siapa aku... kau masih saja melupakanku" menahan tubuh Hana yang sudah terjatuh di ranjang batu dengan kedua tangannya.

"Aku melupakan-mu, bagaimana bisa... kenal pun tidak" sahut Hana acuh tak acuh, menutupi tubuhnya dengan kedua tangan.

Ah, sial kenapa bajuku seperti ini sih, gerutu Hana kesal sendiri.

Pria tadi memandangi Hana dari ujung rambut sampai kaki, di depan Hana tanpa malu ia menelan salivanya sendiri. Lalu tangannya mulai menyentuh wajah Hana, perlahan sampai dia jongkok menyentuh kaki Hana.

"Hei, sedang apa kau, jangan coba-coba menyentuhku, kalau tidak... kalau tidak" Suara Hana bergetar ketakutan. Tangan pria tadi begitu dingin membuat tubuh Hana seperti mengigil.

"Kalau tidak apa" balasnya menatap tajam Hana.

"A-a-aku... akan teriak sekencengnya" ucap Hana dengan tubuhnya yang seolah membeku karena dingin tangan pria tadi.

"Hahaha... hahaha... berteriaklah, silahkan aku mau lihat siapa yang akan menolongmu" tantang pria tadi tertawa dengan keras, Hana merasakan tubuhnya kembali mengigil dingin ketika pria tadi menyentuh kedua telapak kakinya. Ia kembali pada posisinya setelah menyentuh kedua telapak kaki Hana. menahan kembali tubuh Hana yang bergetar karena kedinginan.

"Mau tahu bagaimana caranya kau tidak merasakan dingin" seringainya menatap Hana tanpa berkedip. Dengan tubuh bergetarnya Hana mengangguk perlahan, dia seperti berada di gurun salju, tubuhnya dingin bagai es batu.

"Ingat, namaku Eliot, dan aku adalah suami-mu. Mengerti!" Hana mengangguk sayup dengan matanya yang sudah mau tertutup.

Seketika tubuh Hana kembali menghangat perlahan dari ujung kaki naik perlahan-lahan, Hana terbuai oleh ciuman hangat pria yang bernama Eliot tadi.

.

.

.

"Ah" Hana membuka matanya terbangun dari mimpi dan kembali berada di dalam kamarnya. Nafasnya sedikit tersengal, Hana menyentuh bibirnya, ia bermimpi aneh lagi, namun dia merasa seperti sangat nyata.

Ah, ternyata aku mimpi aneh lagi. Hana mengeluh dadanya.

Lalu dia mengingat nama dalam mimpinya,

"E-E-Eliot" Hana memanggil nama pria dalam mimpinya lirih.

"Iya, aku disini" seketika tubuh Hana merinding ketika dia mendengar suara pria yang menjawab panggilannya. Hana menarik selimutnya ketika pria yang di panggilnya sudah berada di samping tubuhnya.

"Ka-kau" Hana tergagap melihat pria yang di sebut nya dengan Eliot adalah pria yang sama yang memberikan dia tumpangan saat ke apotik, dan dia juga pria yang mengambil ciuman pertama Hana.

"Iya aku" menarik selimut Hana perlahan hingga menyibakkan tubuhnya yang terbalut baju tidur tipis.

"Ba-bagaima kau bisa masuk, kau pencuri ya" replek Hana meraih ponselnya yang berada di pinggir tempat tidur, dia berencana akan menelpon polisi. Eliot mencengkam tangan Hana, mengambil ponsel Hana paksa dan melemparkannya sembarang.

"Ayolah, jangan bermain lagi, aku sudah sangat lapar" ucapnya memeluk tubuh Hana dari belakang, mata Eliot berubah warna, dua taring muncul dari giginya.

"Aroma-mu manis sekali, membuatku mabuk kepayang" Eliot yang menciumi setiap helai dan leher Hana.

"Tolong, tolong jangan bunuh aku, aku janji akan melakukan apa saja, aku tidak akan melaporkan pada polisi, asal kau jangan bunuh aku" Hana yang bergetar setengah mati, mencoba bernegosiasi dengan pria yang bernama Eliot tadi.

"Hahaha... hahaha" tawanya terdengar kembali, persis seperti dalam mimpi Hana, membuat Hana ketakutan setengah mati.

"Oya..., asal aku tidak membunuhmu, kau akan menuruti semua keinginanku" Hana mengangguk cepat.

"Hmmm... tawaran yang menarik, selama ribuan tahun aku hidup, cuma kau saja yang berani bicara itu terhadapku" seringainya, membalikkan tubuh Hana agar bertatapan dengannya.

Ahh, sial, dingin sekali, aku tidak bisa menahannya terlalu lama lagi. Batin Eliot.

Ia segera merebahkan tubuh Hana, Hana seperti terhipnotis melemah saat menatap mata Eliot,

"Baiklah gadis pintar, sekarang naikan kedua kakimu" tubuh Hana seakan reflek bergerak mengikuti perintah dari bibir Eliot, "Ingat, aku Eliot, suami-mu, jangan menyesalinya" Eliot melepaskan semua pakaiannya, sebuah kecupan lembut di mulai dari bibir Hana, Eliot meremas kedua tangan Hana, dia melakukan penyatuan dengan Hana dengan suhu tubuhnya yang dingin, dan kehangatan yang keluar dari tubuh Hana...

Terpopuler

Comments

Winarti 151

Winarti 151

piye iki di nodai donk kk Thor ..srigala ap vampire ini...

2021-11-20

1

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

lanjuuuttttt kak 😁

tinggalin jejak jg di Novelku yaa ASIYAH AKHIR ZAMAN 🥰

2021-09-22

2

hitamanis

hitamanis

ini srigala apa vampir ya

2021-09-15

8

lihat semua
Episodes
1 Aroma Manis
2 Mimpi Aneh
3 Pertengahan Bulan
4 Seluruh tubuh Hana sakit
5 Ponsel Baru
6 Aku ingin pulang
7 Selalu muncul mendadak
8 Eliot terbakar api cemburu
9 Bicara dari hati ke hati serigala
10 Mereka berdua terlihat benar-benar gila
11 Tamu tak di undang
12 Janjimu Palsu
13 Kalah telak dari Eliot
14 Pasangan Penghianat
15 Bau Busuk
16 Wanita yang sangat menggemaskan
17 Aku ketakutan
18 Aku ini sedang bekerja
19 Hukuman kecil
20 Pergi ke dokter
21 Hari yang kacau
22 Wanita yang berbeda
23 Kau menang
24 Selingkuh
25 Mimpi Aaron
26 Eliot cemburu
27 Ikatan Pasangan
28 Keponakan Pak Gerry
29 Wanita manusia biasa
30 Shane
31 Di klaim sebagai istri lagi
32 Cincin Suci
33 Serigala kelaparan
34 Seribu Tahun Lalu
35 Sesuai Permintaan-mu
36 Kalian tidak mencium-nya
37 Sarang Monster
38 Aku Ingin Pulang
39 Kau Bahkan Melupakan ku
40 Mimpi Buruk Aaron
41 Jack
42 Rumah Baru
43 Tidak Bermimpi
44 Pesona Yang Tak Bisa di Tolak
45 Sama gilanya.
46 Telinga dan Hatiku Sakit
47 Pertengkaran Mulut
48 Mencoba bernegosiasi
49 Kedatangan Asher
50 Sheira
51 Menjadi Ratu
52 Tak Akan Pernah Berhasil
53 Lorong Hitam
54 Hana Menghilang
55 Gadis Pilihan
56 TIDAK BERGUNA
57 Menjadi Satu
58 Suamiku Hanya Eliot
59 Ikatan Pasangan Jiwa
60 Kebangkitan Jiwa Phoenix
61 Terbelah Dua
62 Aku Tidak Mau Rugi
63 Pulang Ke Istana Besar
64 DIA, ISTRIKU!!
65 Dewi Kecantikan
66 Sudah berbaikan
67 Hana Terbakar Cemburu
68 Aku Tidak Memaksanya
69 Hana Ngambek
70 Maafkan aku
71 Darah Hana
72 Ulat Keket
73 Kedua Suaminya Kelaparan
74 TARUHAN
75 Makan Ice Cream
76 Aku akan ikut kongres
77 Lorong Dimensi
78 Aku Tidak Setuju
79 BAGAIMANA JIKA IKUT SERTA
80 PENGUMUMAN DARI AUTHOR
81 SUAMI TUNGGAL
82 PINTU PERTAMA
83 KAU MENGGODAKU
84 SEMUANYA MILIKKU
85 KEHANCURAN HATI
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Aroma Manis
2
Mimpi Aneh
3
Pertengahan Bulan
4
Seluruh tubuh Hana sakit
5
Ponsel Baru
6
Aku ingin pulang
7
Selalu muncul mendadak
8
Eliot terbakar api cemburu
9
Bicara dari hati ke hati serigala
10
Mereka berdua terlihat benar-benar gila
11
Tamu tak di undang
12
Janjimu Palsu
13
Kalah telak dari Eliot
14
Pasangan Penghianat
15
Bau Busuk
16
Wanita yang sangat menggemaskan
17
Aku ketakutan
18
Aku ini sedang bekerja
19
Hukuman kecil
20
Pergi ke dokter
21
Hari yang kacau
22
Wanita yang berbeda
23
Kau menang
24
Selingkuh
25
Mimpi Aaron
26
Eliot cemburu
27
Ikatan Pasangan
28
Keponakan Pak Gerry
29
Wanita manusia biasa
30
Shane
31
Di klaim sebagai istri lagi
32
Cincin Suci
33
Serigala kelaparan
34
Seribu Tahun Lalu
35
Sesuai Permintaan-mu
36
Kalian tidak mencium-nya
37
Sarang Monster
38
Aku Ingin Pulang
39
Kau Bahkan Melupakan ku
40
Mimpi Buruk Aaron
41
Jack
42
Rumah Baru
43
Tidak Bermimpi
44
Pesona Yang Tak Bisa di Tolak
45
Sama gilanya.
46
Telinga dan Hatiku Sakit
47
Pertengkaran Mulut
48
Mencoba bernegosiasi
49
Kedatangan Asher
50
Sheira
51
Menjadi Ratu
52
Tak Akan Pernah Berhasil
53
Lorong Hitam
54
Hana Menghilang
55
Gadis Pilihan
56
TIDAK BERGUNA
57
Menjadi Satu
58
Suamiku Hanya Eliot
59
Ikatan Pasangan Jiwa
60
Kebangkitan Jiwa Phoenix
61
Terbelah Dua
62
Aku Tidak Mau Rugi
63
Pulang Ke Istana Besar
64
DIA, ISTRIKU!!
65
Dewi Kecantikan
66
Sudah berbaikan
67
Hana Terbakar Cemburu
68
Aku Tidak Memaksanya
69
Hana Ngambek
70
Maafkan aku
71
Darah Hana
72
Ulat Keket
73
Kedua Suaminya Kelaparan
74
TARUHAN
75
Makan Ice Cream
76
Aku akan ikut kongres
77
Lorong Dimensi
78
Aku Tidak Setuju
79
BAGAIMANA JIKA IKUT SERTA
80
PENGUMUMAN DARI AUTHOR
81
SUAMI TUNGGAL
82
PINTU PERTAMA
83
KAU MENGGODAKU
84
SEMUANYA MILIKKU
85
KEHANCURAN HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!