Part_9

Azka menggandeng tangan Mika keluar cafe, semua pegawai di sana memperhatikan dan saling berbisik. Mika harus kuatin diri demi bayi ini.

"Dek, abang pengen rujak yang itu," ucap Azka yang kumat ngidamnya.

"Abang gak lagi ngerjain Mika 'kan Bang, emang cowo bisa ngidam?"

"Sumpah Dek, ileran banget abang tuh. Buru beliin," rengek Azka.

"Iya ... iya. Ribet deh Abang!" ketus Mika sambil pergi menuju tukang rujak.

"Mangga sama kedondongnya banyakin," treak Azka.

"Iya bawel," ketus Mika.

Mika menuju grobak penjual rujak.

"Nih, abisin," ucap Mika sambil menyodorkan sebungkus rujak.

"Ayo makan di mobil," ajak Azka.

"Nih, mangga sama Kedondong buat Adek, abang bengkoang sama pepaya aja yang seger," ucap Azka.

"Abang ngerjain Mika? Bukanya tadi Abang yang pengen mangga sama Kedondong dibanyakin. Kenapa Mika yang kudu makan?" protes Mika.

Azka tiba-tiba manyun dan terisak.

"Ya ampun, apalagi ini," keluh Mika.

"Adek gak mau? Ini demi bayi kita. Bisa ileran ntar dia," ucap Azka sambil terisak.

"Serius, Bang. Kenapa pake nangis?"

"Abang juga gak tau, ini bukan abang yang pengen tapi anak kita, dan mendadak abang jadi sedih banget kamu gak mau," ucap Azka.

"Iya ... iya Mika makan," ucap Mika sebel.

"Gitu dong, anak kita pasti ikutan seneng di dalem," kata Azka sumringah.

"Kita langsung ke mall ya, Oma ngajakin milih cincin buat nikahan kita," ucap Azka.

Mika cuma mengangguk sambil menglap mulutnya pake tissue.

"Kenapa?" tanya Mika karena Azka liatin mulu.

"Bibir mu jontor," ucap Azka sambil tertawa.

"Ini pedes, Mika gak suka kepedasaan kaya gini."

Azka membukakan sebotol air mineral buat Mika.

"Maksih," ucap Mika.

Nyampe di Mall. Oma sudah menunggu mereka bersama Mami Niar.

"Maaf, Oma lama ya nunggu," ucap Azka.

"Gak juga ayo masuk," ajak Oma ke sebuha toko berlian.

Mika melotot. Gila ini mah daebak banget kalo kata orang Korea. Bagus-bagus banget modelnya.

"Kamu pilih, Mik. Suka yang mana?" tanya Oma.

"Mika bingung, terserah Bang Azka aja," balas Mika.

"Azka bantu calon istri kamu ya."

"Iya Oma," jawab Azka.

"Kamu mau yang mana, Dek."

"Terserah Abang aja. Tapi Mika maunya yang simpel aja gak usah terlalu mahal atau bling-bling yang biasa aja," ucap Mika.

"Ini mau," Azka mengambil sebuah cincin bermata berlian yang sangat kecil. Dengan desain simple namun berkelas. Walaupun terkesan sederhana tapi sangat indah.

"Cantik," ucap Mika saat Azka memasukan cincin ke jarinya.

"Yakin kamu yang kaya gini. Gak mau yang  segde jengkol berlianya," cletuk Mami Niar.

"Nggak Mami, ngeri keseleo jari Mika tuh kalo pake yang gede-gede. Kalah saing Tesi ntar," balas Mika.

Oma dan Azka tertawa karena Mika berani membalas Mami Niar.

Gak lama muncul Sheryl.

"Maaf Tante, udah nunggu lama ya," ucap Sheryl sambil cipika cipiki sama Mami Niar. Mika yang melihat mencoba bersikap biasa aja, sementara Azka bingung kenapa Sheryl bisa ada di sini. Hanya Oma yang paham kalo ini semua karena rencana Mami Niar

"Gak apa-apa sayang. Oh iya, kamu mau yang mana biar tante traktir." Mami Niar mengajak Sheryl memilih perhiasan. Udah kaya mau traktir bakso aja ngomongnya.

"Mika, kamu yang sabar, ya. Nurut sama oma gak usah di ambil pusing kelakuan maminya Azka," ucap Oma menguatkan. Mika hanya mengangguk. Mika melihat Sheryl memilih cincin bermata berlian segede jengkol.

"Cocok buat kamu Shey, glamour dan mewah gak kampungan," sindir Mami Niar sambil menekan kata Kampungan. Sheryl mendekati Azka.

"Beb, ini cantik 'kan? Makasih ya udah beliin buat aku," ucap Sheryl sambil bergelayut manja di lengan Azka. Mika cuma menatap datar. Heran aja ada manusia model Sheryl. Azka yang gak enak sama Mika langsung melepas tangan Sheryl.

"Mami yang beliin bukan gue," ketus Azka sambil pindah ke sisi Mika.

"Kenapa sih kamu jadi kaya gitu sama aku?" tanya Sheryl yang heran lihat tingkah Azka.

"Kamu bau Shey, aku males deket kamu," ucap Azka yang bikin Mika dan Oma tertawa. Reflek Sheryl mencium badannya sendiri dan dia merasa dia wangi.

"Jahat banget sih, Beb. Aku wangi gini juga," ketus Sheryl.

"Gak ... kamu bau, jauh-jauh dari aku," titah Azka sambil menutupi hidungnya dengan tangan.

Ada untungnya juga, walaupun rese Azka yang ngidam malah bikin dia secara gak langsung jadi jauh sama Sheryl.

"Tante, Azka jahat Sheryl sedih di katain kaya gitu," rengek Sheryl ke Mami Niar.

"Emm ... ini bukan salah Azka. Dulu papi Leo pas mami hamil Fariz dia juga gak mau deket sama sekretarisnya nyampe di mutasi ke Bandung sampai mami melahirkan," ujar Mami Niar.

Oh, mungkin ini ngidam turunan, di mana yang hamil si cewe yang ngidam si cowo. Sungguh aneh. Mika jadi tertawa sendiri.

"Cucu-cucu oma ayo kita pulang, kasian Azka kebauan sama Sheryl. Lagian gak ada yang ngundang nongol-nongol aja," ketus Oma Diana sambil mengajak Azka dan Mika pergi.

Oma, Azka dan Mika pergi meninggalkan Mami Niar dan Sheryl. Azka ijin ke toilet, Mika dan Oma berdua menunggu di parkiran.

"Mika, sayang dengerin oma. Jadilah kuat, jangan ngerasa rendah. Kamu orang yang akan menjadi istri Azka. Kamu berhak mempertahankan dia dari Sheryl ataupun yang lainya. Oma tau takdir kalian berawal dari kesalahan. Tapi, bukan berarti kalian tidak bisa memperbaiki. Oma sangat berharap kamu dan Azka bisa memulai semua dari awal lagi dengan niat yang baik," ucap Oma Diana sambil menggenggam tangan Mika.

"Apakah Mika pantas Oma?"

"Tentu saja, ini takdir belajarlah menerima semua. Atau seenggaknya berjuanglah buat anak kalian, jangan sampai kalian egois dan menyakiti dia karena tau dia gak pernah diinginkan. Oma gak tau apa yang ada di pikiran kalian. Tapi, perpisahan setelah menikah apalagi setelah punya anak itu lebih menyakitkan. Jadi Oma berharap kalian gak ada pikiran buat berpisah," ucap Oma. Mika tersentak, dari mana Oma tau kalo mereka bakal pisah setelah anak ini lahir. Gak mungkin Azka yang ngomong 'kan.

"Mika, oma tau belum ada rasa di hati kalian. Oma akan bantu, dan asal kamu tau Azka cuma butuh perhatian, dia sangat manja. Kalo kamu mau merebut hatinya cukup berikan perhatian kecil pasti oma jamin dia bakalan luluh, jadilah istri yang baik, yang penyayang hingga Azka sadar di mana tempat dia harus kembali," imbuh Oma.

Mika diam. Dia berpikir, perkataan oma dan ibunya sama. Banyak yang berharap dengan pernikahan ini. Mika gak mau semua orang sedih dan kecewa apalagi anak ini. Mika bakal berjuang buat dapetin hati Azka. Entah nantinya Azka luluh atau justru malah menjauh dan Mika yang terluka. Mika gak peduli, yang penting suatu saat nanti anaknya bakal tau kalau Mika selalu melakukan yang terbaik buat dia. Dan Azka tentunya.

"Terima kasih Oma, bantu Mika. Mika akan berusaha melakukan yang terbaik. Terima kasih udah percaya dan mau menerima Mika," ucap Mika sambil memeluk oma Diana.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

stela

stela

Oma Diana baik.👍👍👍👍

2022-09-20

0

Yanti Damayanti

Yanti Damayanti

padahal ngantuk nih tapi pinisirin nih hhhh

2020-05-06

0

Fifi Dwi Purtranti

Fifi Dwi Purtranti

kocak segala tessy dibawa2😆😆😆

2020-03-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!