Part_11

Acara Resepsi kali ini Mika pake gaun warna putih panjang.

"Mik, gue gak tau mesti ngucapin selamat atau semangat. Yang jelas gue selalu berdoa yang terbaik buat lu," ucap Celi ketika menemani Mika yang sedang di make up.

"Makasih, Cel, doa dari lu udah cukup buat gue."

Sementara di luar gedung.

"Maaf Nona, sesuai permintaan dari pihak penyelenggara. Nona gak boleh masuk," ujar security.

"Apa-apan, sih, Pak. Bapak gak tau saya adalah pacar orang yang punya acara ini. Bapak mau saya aduin," ancam Sheryl.

"Nona lihat!" tunjuk security pada sebuah poster ukuran besar di mana terpampang foto Sheryl dengan tulisan 'Nona Cantik Di Larang Masuk'

"Ini pasti ulah nenek tua. Dasar oma Diana, gue harus buru-buru hubungin tante Niar," gerutu Sheryl sambil memencet HP-nya.

Di dalam gedung acara berlangsung meriah, meski terdengar kasak-kusuk di mana-mana. Apalagi karena pernikahan ini terkesan mendadak. Azka menyalami tamu yang datang begitu juga dengan Mika.

"Aduh, Sayang maafin mami, ya. Mami baru sempet ke sini di dalem ribet. Kamu kenapa gak masuk aja sendiri?" tanya Mami Niar saat menemui Sheryl di luar.

"Tante gak tau. Itu ...," tunjuk Sheryl pada sebuah poster yang sangat besar.

"Omegot. Sumpah nenek tua itu, ini pasti kerjaan dia," geram Mami Niar.

"Ya udah ayo masuk, sama mami," imbuh Mami Niar sambil menarik tangan Sheryl.

"Maaf, Bu, sesuai permintaan ibu Diana. Nona ini gak boleh masuk," ujar security.

"Berani kamu lawan saya. Saya yang punya acara ini!" ketus Mami Niar.

"Tapi Bu ...."

"Gak ada tapi-tapian, ini tamu saya. Saya berhak membawa dia ke dalam." Security itu tidak berani lagi melawan mami Niar. Dia kemudian menelpon temanya yang bertugas di dalam untuk siaga.

"Tante, aku gak apa-apa 'kan, ya di sini?" ujar Sheryl.

"Gak dong, Kamu 'kan tamu mami."

Sheryl yang melihat Mika sendirian, langsung saja ngedeketin Mika, tak lupa dia membawa segelas minuman.

"Bersulang buat yang udah merebut pacar orang," ucap Sheryl. Mika yang kaget ternyata Sheryl udah ada di dekatnya. Memasang mode siaga satu.

"Bersulang, buat yang udah jagain jodoh orang. Terima kasih, udah jagain Azka dengan baik," balas Mika sambil tersenyum. Sheryl terlihat geram.

"Yakin dia jodoh lu," sinis Sheryl.

"Yakin, dia masih mau balik sama lu," balas Mika tetep dengan senyum lembutnya.

"Oh, tentu saja. Gue Sheryl gak ada yang bisa gantiin gue di hati Azka."

"Bukan gak bisa, belum bisa. Lu jangan kepedean Tante. Sebentar lagi gue bakal gantiin posisi Tante. So, sebagai peringatan Tante jauhin suami gue. Inget Suami gue!" tegas Mika.

"Dasar tuyul berani lu sama gue," ketus Sheryl sambil mendorong Mika.

"Jangan sentuh gue Tante," balas Mika sambil mendorong balik. Sheryl yang geram mendorong Mika lebih keras. Hampir saja dia terjatuh. Untung ada Fariz yang entah dari mana tiba-tiba udah di belakang Mika dan menangkap Mika yang hampir jatuh. Sejenak mereka saling pandang tetapi Mika segera melepas pelukan Fariz dan berdiri.

"Are you ok?" tanya Fariz yang di balas anggukan. Hal ini menarik perhatian banyak orang termasuk Azka yang sedang berbincang dengan tamu.

"Adek Kenapa? Anak kita baik-baik aja ' kan, Sayang?" tanya Azka cemas. Sheryl yang melihat hal itu menggeleng tak percaya. Secepat itu Azka bisa move on dari Sheryl.

"Beb, dia juga dorong gue," ujar Sheryl.

"Gimana dia bisa masuk bukanya udah di-banned?" tanya Azka pada diri sendiri.

"Beb, tuyul itu dorong aku barusan," ulang Sheryl lagi manja.

"Ih, lepasin gue. Lu bau, Shey." Azka menepis tangan Sheryl yang hendak bergelayut di lengannya.

"Bang, lebih baik Abang selesein masalah sama Sheryl. Dia hampir aja buat Mika jatuh. Untung Fariz pas ada," ucap Fariz.

"Orang udah selesai, kok," ucap Azka.

"Beb, lu cuekin gue?" tanya Sheryl.

"Terus gue mesti gimana Shey, ini ada istri gue. Lu ngertiin lah perasaannya." Mika gak nyangka Azka bakal ngomong kaya gitu. Dia menyebut Mika istrinya.

"Kamu jahat, Beb, giniin gue," ucap Sheryl terisak.

"Akan lebih jahat kalo gue tetep sama lu tetapi nikah sama Mika," kata Azka.

"Gue gak bakal tinggal diem. Gue bakal rebut Azka lagi!" ancam Sheryl.

"Gue juga gak bakal tinggal diem. Gue bakal pertahanin apa yang jadi milik gue sekarang," balas Mika. Azka sedikit terkejut dengan ucapan Mika barusan Apakah artinya Azka milik Mika?

Security datang dan meminta Sheryl pergi secara baik-baik. Mami Niar tidak bisa berbuat apa-apa karena ada oma.

"Bagus kamu. Bikin malu anak kamu sendiri di pesta pernikahannya. Ibu macam apa kamu,'' sindir Oma Diana.

"Apa maksud Mama, Niar gak lakuin apa-apa?" kilah Mami Niar. Oma Diana hanya berdecak sebal.

"Jadi Mami yang lakuin ini. Yang masukin Sheryl ke sini?" tanya Papi Leo gak percaya.

"Papi apaan sih, ikut-ikutan nuduh Mami," ketus Mami Niar.

"Azka, bawa Mika ke kamar aja, sepertinya dia lelah. Dia kelihatan pucat," ucap Bu Tia.

"Biar Celi aja Tante, Bang Azka 'kan masih banyak tamu," usul Celi yang di balas anggukan.

"Ya ampun, Mik, itu Tante gengges banget, deh," ucap Celi ketika sampai di kamar hotel tempat Mika dan Azka mengadakan resepsi.

"Tau ah, gue pusing mesti gimana."

"Kenapa? Lu udah lakuin hal yang bener kok, berani lawan dia. Biar dia tau siapa Mikhayla," ujar Celi sambil tertawa.

"Itu tadi kalo gue gak hamil udah gue kasih mantra Adava Kedavra biar langsung mampus," ucap Mika.

"Di kira lu Harry Potter." Celi tertawa.

"Gue sedih sih, kenapa gue ada di posisi kaya gini. Ngambil pacar orang hamil lagi. Tapi, semua itu bukan ingin gue. Entahlah, gue ngerasa lagi dimainkan sama takdir

"Sttt ... gak boleh gitu Mik, siapa tau ini awal dari kehidupan lu yang lebih baik. Ya udah lu istirahat ya, gue balik lagi ya ke sana. Lu tidur aja," titah Celi yang di balas anggukan. Mika memang lelah setelah semalam gak bisa tidur karena takut Azka macem-macem terus ada resepsi di tambah muncul sosok Dementor alias pelahap maut si Sheryl.

Entah berapa lama Mika tertidur hanya saja perutnya terasa sangat lapar. Ternyata di sebelahnya udah ada Azka yang juga tertidur. Berarti resepsinya sudah selesai. Mika ke kamar mandi hendak ganti baju. Dari tadi dia pakai gaun yang ribet. Mika mengambil tas yang sudah disiapkan buat ganti baju.

"Ih, ini susah banget, sih," gumam Mika sambil mencoba membuka resleting bajunya.

"Apa gue minta bantuan Azka aja, ya. Tapi, gimana kalo dia lihat. Oke gue suruh merem aja." Akhirnya Mika punya ide.

Mika balik ke kamar dan bangunin Azka yang masih tidur.

"Bang, bantuin Mika," kata Mika sambil menggoyang tubuh Azka. Azka cuma mengeliat.

"Dih, Kebo. Bangun Abang," pinta Mika sedikit berteriak.

"Apaan sih, Dek? Abang masih ngantuk," ketus Azka.

"Bantuin buka baju Mika," ucap Mika. Azka langsung mode on denger Mika ngomong gitu.

"Maksudnya apa. Kamu jangan macem-macem. Abang belum siap," tolak Azka.

"Ck, gak usah ngeres, deh. Mika cuma minta tolong bukain resleting doank. Macet ini susah!" ketus Mika.

"Oh, ngomong dong, sini mana?" tanya Azka.

"Tapi Abang bukanya sambil merem," pinta Mika.

"Kenapa sih, udah pernah liat juga. Apalagi kita suami istri halal. Itu ibadah loh buat kamu," ledek Azka.

"Abang ih ... gak usah meledek deh. Buru ah, merem bantuin Mika udah gerah pengen mandi," ucap Mika sebal.

Mika membalikan tubuhnya. Azka membantu Mika.

"Merem, Bang, jangan ngintip bintitan loh," ancem Azka.

"Bawel, deh, ini keras kalo Abang merem gak tau dong nyangkut di mana," protes Azka.

"Ya udah boleh melek tetapi dikit aja."

"Terserah abang lah, mata punya abang. Yang penting 'kan bisa di buka. Jadi gak usah berisik.'' Azka kumat nyebelin. Mika cuma diem. Mika gak tau aja, Azka gemetaran ngelakuinya. Gimana juga ini pertama kalinya, Azka lakukan dalam kondisi sadar.

"Udah." Mika langsung berlari ke kamar mandi tanpa bilang terima kasih.

"Bang, pesen makan. Mika laper banget. Oke. Terima kasih suamiku," teriak Mika sambil mengeluarkan kepalanya dari kamar mandi.

"Dasar, apa tadi dia bilang suamiku. Hehe lucu juga. Baiklah gue pesenin karena kamu bilang Suamiku," Azka terus tersenyum.

Bersambung.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***