Mika masih memikirkan omongan Arya, dia takut kalo Sheryl bakal ngelakuin hal yang lebih gila.
"Kamu, kenapa? Ada masalah sama Azka?" tanya Bu Tia yang dari tadi melihat anaknya melamun.
"Gak, Bu. Mika gak ada apa-apa cuma laper," kilah Mika sambil tersenyum. Bu Tia langsung mengambilkan potongan black forest kesukaan Mika.
Di tempat lain, hari ini Azka yang baru mulai ikut bekerja di perusahan Papinya, mulai meeting pertama dengan Pak Alexander dari GM company. Yang mengejutkan adalah ternyata Sheryl PA atau Personal Asisten dari Pak Alexander.
Azka bingung sejak kapan Sheryl bekerja, yang dia tau Sheryl hanya sesekali menjadi model. Meeting membahas tentang kerja sama proyek di Surabaya telah berakhir. Dan hasilnya, Azka harus pergi ke Surabaya untuk meninjau proyek itu bersama Sheryl. Papi Leo dan Azka sangat keberatan, tetapi Pak Alex adalah mitra bisnis yang sangat penting bagi perusahaan Papi Leo.
"Sampai ketemu di Surabaya, Beb. Aku bakal nunggu banget saat-saat kita bersama kaya dulu," bisik Sheryl sambil berlalu meninggalkan Azka dan Papi Leo.
"Ka, ini gimana? Papi gak mungkin ngebiarin kamu pergi sama Sheryl. Tapi, proyek ini sangat menguntungkan buat kita, apalagi Pak Alex yang menunjuk kamu langsung," ucap Papi Leo dilema.
"Papi, gak usah khawatir nanti Azka bakalan ngomong dulu sama Mika, Biar Mika tau apa yang sebenarnya terjadi," balas Azka yang sebenarnya bingung tetapi berusaha bersikap tenang. Azka pergi menemui Arya di cafe.
"Wih, Bos masih inget ke cafe," cibir Arya sambil memeluk sahabatnya.
"Brisik lu gue lagi pusing." Azka duduk di samping Arya dan mulai memijit kepalanya.
"Mika udah bilang kalo dia di teror Sheryl." Perkataan Arya membuat Azka terkejut.
"Maksud lu apa?" Arya yang baru sadar telah salah bicara menjitak kepalanya sendiri.
"Janji, ya. Jangan bilang sama Mika. Gue pikir dia udah cerita sama lu. Sebenarnya tadi gue ada meeting di cafe gak sengaja liat cewe hampir ketabrak mobil, untung gue langsung narik dia, dan ternyata itu Mika. Pas gue lihat di dalem ada Sheryl yang menatap dengan pandangan tak suka. Gue rasa ini ulah Sheryl," terang Arya.
Azka makin pusing, dia gak percaya kalo Sheryl melakukan hal jahat kaya gitu, tetapi dia juga gak mengabaikan fakta kalo Arya sendiri lihat gelagat Sheryl, belum lagi soal isi chat Sheryl buat Mika.
"Lu tau gak? sejak kapan Sheryl jadi PA Pak Alex?" tanya Azka tiba-tiba.
"Hah? Sheryl jadi PA? Kok bisa. Dia cuma tamatan SMA. Ini mustahil banget."
"Bukanya Sheryl lulusan luar negeri.
Ya, setahu Azka Sheryl lulusan luar negeri. Selama tujuh tahun pacaran Azka belum pernah ketemu orang tua Sheryl karena katanya mereka menetap di Australia.
"Lu masih percaya kalo dia beneran anak horang kaya? Azka, gue udah berkali-kali bilang sama lu, itu semua bohong."
"Sheryl bikin gue mumet, Bro. Minggu depan gue kudu liat proyek yang di Surabaya, dan sialnya Sheryl yang Pak Alex tunjuk pergi sama gue. Gue bener-bener dilema, gimana juga gue harus profesional. Tapi, gimana dengan Mika, gue gak mau dia tersakiti dan menganggap gue masih belum move on."
Arya ikut memijit pelipisnya dia juga bingung. Dia tau banget kalo Sheryl pasti bakal manfaatin ini buat ngehancurin hubungan Mika dan Azka.
"Lu, mending ngomong langsung sama Mika, jangan di tutup-tutupi. Inget, Bro kejujuran penting, tipe kaya Mika dia bakal lebih nerima lu ngomong apa adanya daripada lu bohong mengatasnamakan buat kebahagiaan dia. Jadi, lu bicara baik-baik Mika pasti ngerti." Arya menepuk bahu Azka memberikan kekuatan.
"Lu, kaya ngerti banget gimana bini gue. Awas lu jadi pebinor diantara kita," ancam Azka.
"Wuiiihhh ... santai, Bro. Gue justru seneng lu udah nemuin kebahagiaan lu, dan gak jadi bucin siluman rubah, makanya gue bakal bantuin lu. Tapi, jujur kalo lu nglepasin Mika, gue bakal jadiin dia bini gue," ujar Arya sambil tertawa. Azka memukul bahu Arya.
"Sialan, lu. Jangan ngarep. Gak bakal pernah terjadi."
Azka kembali ke rumah sesuai janjinya pada Arya dia gak bakal ngomong soal Sheryl yang mau nyelakain Mika. Azka memeluk Mika erat. Entahlah, banyak hal yang membuat dia takut, dan yang paling jelas dia takut kehilangan Mika.
"Kamu kenapa? Apa berat banget kerja bareng papi? Kalo gitu Abang balik ke cafe aja?" Mika masih berada di pelukan Azka.
"Janji sama Abang, apapun Adek bakal terus berada di samping Abang." Mika gak ngerti apa maksud dari perkataan Azka yang tiba-tiba ngomong kaya gitu.
"Iya, Mika janji."
"Duduk sini, Abang mau ngomong." Azka mengajak Mika duduk di samping ranjang.
"Minggu depan, selama dua hari Abang harus pergi ke Surabaya ada proyek. Adek, gak apa-apa kalo Abang tinggal?"
"Gak apa-apa, Bang di rumah banyak orang, lagian kalo Mika maksain ikut, kasian dede bayi, kata dokter, kan harus banyak istirahat," balas Mika sambil tersenyum.
"Yang jadi masalah, Abang harus pergi sama Sheryl. Dia orang yang di tunjuk dari rekan bisnis papi, buat ke Surabaya. Kalo, Adek gak kasih ijin, Abang gak akan pergi." Mika ragu, apalagi dengan ancaman Sheryl dan kejadian ini makin yakin kalo Sheryl mulai ngajakin gencatan senjata.
"Mika, percaya sama Abang. Mika bakal izinin Abang pergi. Mika berdoa supaya Abang, di lindungi dan di jauhkan dari pelakor," ucap Mika sambil tertawa. Azka kembali memeluk istrinya
"Makasih, sayang. Abang janji bakal jaga kepercayaan yang Adek kasih, Abang beruntung punya bini cantik, baik, soleha, pengertian dan sayang banget sama Abang."
"Eemm ... sebenarnya gak sayang banget, sih. Cuma sayang aja."
"Wah, ngeledek kamu, ya. Abang kasih stempel tambahan tau rasa kamu." Azka mulai menggoda Mika dengan menciumi lehernya. Mika tertawa geli sambil minta ampun.
"Stop, Bang Dede bayi gak suka. Berisik katanya," ucap Mika menghentikan aksi Azka yang takut kebablasan.
"Oh, ya. Lupa Papa, belum nyapa kamu, sayang. Baik-baik di perut Mama, ya."
Azka beralih mengelus perut buncit Mika dan menciuminya.
"Kamu mau anak cewe apa cowo, Dek?"
"Mika, mah apa aja yang penting sehat."
"Abang, mah pengen cewe biar cantik kaya Mamanya."
"Gitu, ya. Abang takut kalah saing sama anaknya. Takut, kalo anaknya cowo ternyata lebih ganteng dari Abang," sungut Mika.
"Ya, gak gitu juga, jangan ngambek ntar dedenya nangis di dalem, tetapi Papanya belum boleh nengokin, kan repot," ujar Azka.
"Abaaaang ...," pekik Mika sambil meninju pundak Azka berkali-kali.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Maenli
lucu ya Abang dan arek,kaya Ade kaka
2020-04-26
2
Capriyhani Padabarawi
aku gak suka sma karakter mikayla trlalu sok.
2020-04-08
1
Aisah Aisah
jangan lah Thor trs Azka di jebak si rubah licik
2020-03-27
1