satu Minggu pun berlalu. kedua orangtua Aleeya berpamitan hendak kembali ke New York.
" Marcell, papa harap kau bisa menjaga putriku baik-baik. jadilah suami yang setia, bisa membimbing dan menyayangi istrimu dengan sepenuh hati. papa percayakan padamu." ucap sang papa Mertua seraya menepuk bahu Marcell, dan hanya mendapatkan anggukan saja dari menantunya itu.
" iya Cell, dan kalau bisa kalian tetaplah tinggal dirumah ini. mama dan papa sebetulnya kurang setuju kalau kalian tinggal serumah dengan Marco. bukan apa-apa, kita harus menghindari fitnah saja. aku tau Marco itu kakakmu, tapi dia juga mantan suami istrimu. jadi mama harap kalian tetaplah disini, itu yang terbaik." tutur sang mama mertua menambahkan petuahnya.
" iya Ma, kami akan tinggal disini." sahut Marcell. sementara Aleeya memelototinya dari arah samping.
" baiklah, mama tinggal dulu ya sayang. kapan-kapan berkunjunglah ke New York. sekalian bulan madu." goda mama seraya memeluk hangat tubuh anaknya. dan Aleeya hanya terdiam.
***
" kenapa tadi kamu mengiyakan ucapan mama ?" Aleeya menghadang pertanyaan itu pada Marcell sesaat kedua orangtuanya pergi.
" mengiyakan apa ?" Marcell mengerutkan keningnya bingung.
" jangan pura-pura **** deh. tadi kamu mengiyakan kalau kita akan tetap tinggal dirumah ini kan ?" ujar Aleeya melotot.
" ya Ampun, Aleeya. itu kan aku hanya basa basi saja. masa iya ku jawab apa adanya. ' oh aku ga mau, ma. soalnya kita cuma nikah pura-pura. sebentar lagi juga anakmu ini akan ku ceraikan biar bisa kembali sama Marco.' kau ingin aku bicara jujur seperti itu hah ? dasar gila." sahut Marcell dengan nada mengolok dan membuat Aleeya mendengus kesal.
"kamu yang gila." sanggah Aleeya jengah.
Lelaki itu malah terkekeh tak menanggapi umpatan sang istri. "sekarang bereskan saja barang-barang mu, kita akan segera kembali kerumah ku !!" ucap Marcell kemudian.
Mendengar itu Aleeya segera beranjak ke kamar untuk memasukkan pakaiannya kedalam koper. rasanya dia sudah lelah berdebat terus seharian dengan suami kontrak itu.
***
Marcell memarkir kan mobil didepan rumahnya. Disana sudah ada Marco yang menyambut kedatangan mereka, setelah sebelumnya Marcell memberitahukan bahwa hari ini dirinya dan Aleeya akan kembali ke rumahnya.
Senyuman Marco terlihat sumringah saat melihat wanita pujaan hatinya datang setelah satu Minggu ini ia berusaha menahan rindu untuk tidak bertemu dulu.
" hai Aleeya, bagaimana kabarmu ?" Sapa Marco seraya membantu membawakan koper baju milik Aleeya kedalam rumah.
" baik. kenapa badanmu nampak kurus ? apa kamu sakit ?" Aleeya memperhatikan dan memegang wajah Marco yang memang terlihat pucat.
" aku tidak apa-apa, Lea. mungkin akhir-akhir ini aku suka pulang larut karena dikantor ada sedikit masalah." Jawab Marco seraya menempelkan tangannya dengan tangan Aleeya yang masih berada di pipinya itu.
" kau harus selalu menjaga kesehatan, Marco. aku tidak mau melihatmu sakit." Kata Aleeya menatap intens kedua bola mata Marco. ia bisa melihat ada kepedihan yang begitu dalam di manik mata Marco. dan Aleeya sangat paham itu.
" eheemm." Tiba-tiba Marcell datang dengan berdehem, dan membuat keduanya kembali menjaga jarak.
" tolong kau bereskan kembali pakaian ku ke dalam lemari !!" Perintah Marcell pada istrinya yang tengah bersama pria lain itu.
"Iya baiklah. aku akan membereskannya." jawab Aleeya tanpa ada perdebatan lagi. ia segera beranjak untuk memindahkan pakaian suaminya itu kedalam Lemari dikamarnya.
" Marcell ! kenapa kau suruh-suruh Aleeya seperti itu ? apa kau tidak bisa membereskannya sendiri ?"
tegur Marco menatap tajam pada adiknya.
" lho, memang itu tugasnya seorang istri kan ?" timpal Marcell.
" tapi dia istri kontrakmu." tegas Marco mengingat kan kembali statusnya.
" dan dia sah di mata hukum dan agama sebagai istriku. jadi sudah kewajibannya melakukan apa yang diperintahkan suaminya. tapi kau jangan khawatir, itu tidak akan lama. aku akan segera menceraikannya." ucap Marcell tanpa ragu.
" Bagus itu. tapi apa sudah memberikan haknya pada Aleeya ? nafkah lahir batin misalnya. apa kalian sudah berhubungan intim ?" Tanya Marco dengan penuh keberanian meski dadanya terasa sesak saat mengutarakannya.
"Ck!! menyentuh lengannya saja aku alergi, apalagi sampai berhubungan intim." Sahut Marcell dengan polosnya.
" apa ? jadi kalian belum melakukannya ? lantas apa saja yang kalian lakukan selama satu Minggu ini, Cell ?" Marco membelalakkan matanya sempurna. Marco terlihat marah dan kecewa.
" kenapa kau begitu marah ? bukannya kau senang wanitamu itu tidak ku sentuh sedikit pun ?" ujar Marcell.
" bukan begitu maksud ku, Marcell. dasar bodoh !!"
umpat Marco gemas.
" hey, kenapa mengatai ku bodoh ? sekarang juga akan ku ceraikan dia untukmu. aku tidak mau berlama-lama berada diantara kalian. bisa gilaa sungguhan." Ucap Marcell mulai jengah dengan situasi seperti ini. kemarin hampir setiap hari beradu mulut dengan Aleeya. dan sekarang lawannya bertambah satu lagi yakni kakaknya sendiri.
" kau tidak bisa menceraikannya kalau kalian belum melakukannya, Cell."
Marcell terbelalak mendengar ucapan Marco barusan. "Oya?"
" malam ini lakukanlah dengannya. nanti sore aku akan keluar kota selama lima hari karena ada kendala di kantor cabang. setelah aku kembali, ku harap kalian sudah melakukannya. perlakukan Aleeya dengan lembut dan jangan sekali-kali mengkasarinya. mengerti ?" Ancam Marco dengan penuh penekanan.
"cintamu emang gila, Co." jawab Marcell malah tertawa, lalu meninggalkan Marco begitu saja untuk menuju ke kamarnya.
*
POV Marco
aku terpaksa berbohong. hatiku benar-benar rapuh jika harus menyaksikan Aleeya bercinta dengan adikku sendiri. meski aku yang memintanya, namun tak bisa dipungkiri hatiku akan sakit pada kenyataannya.
selama lima hari aku akan menjauh dulu, membiarkan mereka melakukan apa yang seharusnya pengantin baru rasakan.
aku percaya sama Aleeya. dia sudah berjanji tidak akan main hati dengan adikku. dia juga sudah satu Minggu ini meminum pil kontrasepsi sesuai anjuran ku.
aku memang sudah tergila-gila dengan Aleeya. aku berani mempertaruhkan kebahagiaan diriku, Aleeya dan juga adikku sendiri demi egoku.
mungkin ini karma untukku yang telah menyia-nyiakan Aleeya dulu. aku menuduhnya, menghinanya, bahkan berani menyakitinya hanya karena video murahan itu. cintaku padanya terlalu dalam, hingga tidak bisa berfikir jernih apalagi membedakan antara kejujuran dan kebohongan yang mereka buat untuk menghancurkan rumah tanggaku.
POV Marco End.
*
"hey, kau mendengarkan tidak? lakukan secepatnya, Cell!!" teriak Marco saat langkah sang adik mulai menjauh.
Marcell terpaksa membalikkan tubuhnya lagi ke arah Marco. "baiklah, aku akan melakukannya. tapi jangan salahkan bila nanti aku jadi ketagihan." ucap Marcell tersenyum miring, lalu kembali melanjutkan langkahnya lagi.
" sialan !! awas saja kalau itu terjadi."
umpat Marco seraya mengepalkan kedua tangannya geram.
.
.
.
lanjut tidak ?
kalau lanjut tolong like komen dan vote nya ya 😁
semoga kita selalu diberi kesehatan dan terhindar dari virus Covid-19 yang begitu meresahkan itu.
aamiin...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Lina Castano Thekelijie
masa iya harus berhubungan dl baru bisa cerai sih
2022-01-29
0
White Lily
apa harus seperti itu yah... 🤔
2021-07-04
0
anggrymom
boomerang bagi marco, sp suruh istri sendiri diceraian
2021-06-09
0