Theana, dia seorang wanita yang penyabar dan cerdas. selain tugasnya sebagai istri dari Ronald dan mama dari Sherley, Theana juga seorang guru Matematika di salah satu sekolah menengah pertama swasta. dulu semasa SMA, dirinya, Marcell dan Ronald mereka bersahabat. namun diam-diam ternyata Ronald dan Theana saling memiliki rasa, hingga akhirnya ketika lulus sekolah, mereka memutuskan untuk menikah sebelum melanjutkan ke jenjang perkuliahan.
Sherley, dia memang sudah dekat sekali dengan Marcell. mereka sudah seperti Om dan Keponakan. karena sejak Sherley lahir, Marcell memang sering berkunjung ke rumah Ronald dan Theana. ia sering kali menggendong dan mengajak Sherley bermain. Marcell sangat menyayangi gadis kecil itu, begitu juga sebaliknya. bahkan putri kandung Ronald tersebut sudah menganggap Marcell sebagai papa kedua baginya.
Sherley tadi sempat ngambek karena ternyata Marcell telah diam-diam menikah tanpa memberitahu dirinya. ia merasa Om nya itu sudah tidak menyayangi nya lagi, karena sejak menikah Marcell sudah tidak pernah lagi berkunjung.
Akhirnya Theana mampu menenangkan putri semata wayangnya itu, Sherley sudah bisa menerima keadaan dan kembali ceria dihadapan semuanya.
" sudah selesai ngambeknya, nona kecil ?"
goda Marcell saat Sherley dan ibunya baru datang. Sherley terlihat mengerucutkan bibirnya, lalu menjatuhkan tubuh mungilnya duduk ditengah-tengah antara Marcell dan Aleeya.
" Sherley, ayo minta maaf sama Tante Aleeya !!"
pinta sang mama mengingatkan kembali.
Sherley pun mengangguk lalu mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Aleeya.
" maaf ya tante, tadi aku udah gak sopan sama tante Al...Alya."
" Aleeya. A-L-E-E-Y-A "
ucap Marcell meluruskan seraya mengejanya dengan benar.
" iya-iya Tante A-l-e-e-y-a. Dasar Om bawel !!"
ucap Sherley menggerutu pada Marcell.
semuanya tertawa termasuk Aleeya yang merasa lucu dengan ucapan gadis kecil itu.
" tidak apa-apa Sherley, Tante ngerti kok. kita kan belum saling kenal sebelumnya. oiya ini ada kado dari kami buat kamu. selamat ulangtahun ya."
tutur Aleeya seraya memberikan kado berisi boneka tersebut kepada gadis kecil dihadapannya.
" terimakasih."
sahut Sherley langsung membuka kadonya dengan tidak sabar. ia sangat senang sekali mendapat hadiah boneka beruang putih pilihannya Aleeya tadi.
" kamu suka ?"
tanya Aleeya kemudian
" ini lucu banget lho, Tan"
kata gadis kecil itu seraya memeluk erat bonekanya.
Aleeya pun hanya menanggapinya dengan senyuman lega.
" oiya Tante, aku mau tanya nih. kenapa Tante Aleeya mau sih nikah sama Om Marcell ? dia kan orangnya nyebelin lho. gak bisa romantis kaya papa."
ucap Sherley dengan polosnya.
semuanya terbelalak dengan celotehan Sherley. sontak mereka tertawa mendengarnya, terkecuali Marcell yang langsung memasang wajah cemberutnya.
" kok kamu tau kata romantis ? memang romantis itu apa sih ?"
Aleeya menanggapi anak kecil itu penasaran.
" masa Tante gak tau ? romantis itu kaya papa. papa sering bawain bunga untuk mama. sama Sherley juga. iya kan Pa ?"
tutur Sherley seraya melirik pada sang papa yang duduk dihadapannya. Ronald hanya tersenyum bangga dan memamerkannya pada Marcell.
" O ya ? memangnya Om Marcell tidak pernah kasih bunga buat Sherley ya ?"
tanya Aleeya.
" boro-boro, Tan. Si Om pelit, kalau kesini cuma numpang makan doang, tapi gak pernah bawain Sherley hadiah apalagi bunga."
ucap Sherley dan mendapat cubitan dipipi dari Marcell.
" aww, sakit Om !!"
Sherley mengaduh seraya memegang salah satu pipinya.
" dasar bocah tengil !! siapa bilang Om tidak pernah memberikanmu hadiah ? Wah, kecil-kecil pinter ngadu ya kamu. pasti diajarin papa kan ?"
kata Marcell seraya mengacak-acak rambut Sherley.
" eh sembarangan kalau ngomong. mana ada seorang ayah mengajarkan anaknya yang gak baik."
jawab Ronald tak terima dengan tuduhan Marcell.
" lho, buktinya anak ini udah pinter ngadu begini. gak mungkin kalau Theana yang ngajarin."
sahut Marcell tak mau kalah.
" pencemaran nama baik nih. kau mau a---"
" sudah-sudah ! ini kok malah adu mulut sih. lebih baik kita makan sekarang, nanti makanannya keburu dingin tuh."
ucap Theana memotong ucapan suaminya untuk melerai agar tidak berbuntut panjang.
akhirnya mereka pun memulai ritual makan malam dan melupakan perdebatan yang tadi. makan malam yang sungguh menyenangkan buat Aleeya. bagaimana tidak, mulutnya tak berhenti tersenyum dan tertawa acap kali mendengar celotehan Sherley yang begitu menggemaskan.
*****
setelah makan malam selesai Sherley lebih dulu berpamitan pada semua untuk ke kamarnya.
" Sherley ngantuk mau bobo duluan."
ucapnya seraya mengucek kedua mata yang terlihat lelah itu.
" oke sayang, met bobo ya. jangan lupa berdoa."
tutur Theana.
" oke Nald, Thea. kita pamit dulu ya. thanks untuk undangan makan malamnya."
pamit Marcell karena malam sudah mulai larut. Ronald dan Theana pun mengiyakan lalu mengantar keduanya sampai di parkiran depan rumahnya.
mobil Marcell pun meluncur membelah jalanan yang mulai sepi.
" Sherley itu anak yang manis dan menggemaskan ya, dan kalian sepertinya sudah akrab sekali."
ucap Aleeya seraya tersenyum-senyum sendiri kala mengingat setiap celotehan Sherley tadi.
" ya, aku mengenal bocah itu sejak dirinya masih dalam kandungan ibunya."
jawab Marcell seraya tetap fokus dibalik kemudi.
" kamu suka anak kecil ?"
tanya Aleeya.
" yup."
jawab marcell.
" nanti kamu ingin punya anak berapa ?"
" hah ?"
Marcell langsung melambatkan laju mobilnya dan melirik ke arah Aleeya.
" maksudku kelak kamu ingin punya anak berapa ?"
tutur Aleeya.
" mungkin sepuluh atau sebelas cukup."
sahut Marcell terkekeh.
" dasar gila."
umpat Aleeya dalam hati.
" dan kamu harus kuat melahirkan anakku sebanyak itu."
ucap Marcell lagi. dan berhasil membuat Aleeya langsung terkesiap mendengarnya. Aleeya tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut suaminya tersebut. apa artinya Marcell akan mempertahankan pernikahannya dengan Aleeya ?
" kenapa diam saja ? oops, sorry. mungkin kamu hanya ingin memiliki anak dari Marco."
tutur Marcell terdengar kecewa. lalu ia kembali menginjak gas mobilnya dengan kecepatan maksimal. jam menunjukan pukul 12 malam, jadi jalanan terlihat sangat lengang sekali. hanya beberapa kendaraan yang berlalu lalang dengan jarak yang berjauhan satu sama lain.
" bukan begitu, Marcell. aku ingin sekali memiliki anak yang banyak darimu. tapi----"
Aleeya ragu melanjutkan kalimatnya.
"tapi apa ?"
tanya Marcell tanpa menatap ke arah sang istri yang duduk disampingnya.
" bukannya kamu sudah mengurus perceraian kita lewat Ronald, pengacaramu itu kan ?"
ucap Aleeya.
Marcell malah terdiam dan tetap fokus menyetir mobilnya. ia tidak menjawab pertanyaan yang Aleeya lontarkan barusan. dan Aleeya pun memilih bungkam, tidak ingin membahasnya lagi.
sampai akhirnya mobil yang Aleeya tumpangi telah memasuki gerbang pagar rumahnya. Marcel memarkirkan mobil dengan sembarangan, lalu meminta Aleeya untuk turun. Aleeya pun hendak keluar dari mobil namun ia sesaat menengok ke arah Marcell yang masih diam dibalik kemudinya.
" apa kamu mau pergi lagi ?"
tanya Aleeya saat menyadari mesin mobil Marcell kembali dinyalakan.
" iya."
jawab Marcell datar.
" kemana ? ini sudah malam, Marcell. lebih baik istirahat, bukannya besok kamu sudah harus ke kampus lagi ?"
tutur Aleeya mengingatkan.
" cuma sebentar."
sahut Marcell lagi.
" kalau gitu aku ikut."
pinta Aleeya malah kembali mengambil posisi duduk dikursi penumpang sebelah Suaminya tersebut.
" hey, apa-apaan nih ?!"
Marcell melotot ke arah Aleeya. tatapannya begitu tajam meski minimnya penerangan didalam mobil itu.
" katanya hanya sebentar. kalau begitu aku ikut."
" gak boleh !! keluar kamu !!"
usir Marcell. namun Aleeya tetap mempertahankan posisinya.
" aku istrimu, Marcell. aku berhak ikut kemanapun suaminya pergi. apalagi tengah malam begini, aku takut terjadi apa-apa denganmu."
tutur Aleeya. dan Mercell terkejut mendengar ucapan Aleeya yang begitu mengkhawatirkan dirinya. ia tidak sadar bahwa istrinya itu benar-benar telah mencintai dirinya sepenuh hati.
" apa yang kau mau dariku ? kau mau aku ceraikan dan kembali pada Marco, atau memilih hidup denganku tapi dari nol ??"
ucap Marcell seraya memegang kedua pundak Aleeya dengan erat. wanita dihadapannya itu terlihat bingung, ia tidak mengerti apa maksud suaminya berkata begitu.
" pilihan mu hanya dua, Aleeya. aku ceraikan, atau ikut aku pergi jauh dari sini ?"
" A... Aku----"
.
.
.
.
jangan lupa dukung terus Author ya biar semangat UP nya nih... cukup like, komen dan poinnya dong bagi-bagi 😁🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Lina Castano Thekelijie
ikut pilih Marcel z pergi jauh2 dan mulay dr nol lagi karena si Marco SDH khianatin kamu alleya
2022-02-03
0
RaraQRF
aq ikut kamu aja Marcell😁😁
2021-02-15
1
Rania Puspa
aku ikut km aj babang marcell soaly marco tu kyy asliny jahat dech.
2021-01-18
1