hari itu pun tiba

Hari itu pun tiba, dimana Marco sudah mempersiapkan segalanya untuk pernikahan adik dengan mantan istrinya itu.

POV Aleeya.

Aku duduk didepan cermin. sudah mengenakan kebaya putih dengan sedikit Payet yang membuatku nampak sangat anggun. menatap wajahku yang telah dipoles tipis oleh perias pengantin, dengan tatanan rambut yang telah di sanggul menggantung, hingga aku terlihat lebih cantik dari biasanya. Ya, namun tidak dengan hatiku.

Hatiku tidak secerah wajahku. Sejujurnya aku takut, aku belum ikhlas bila harus menikah lagi dengan seseorang yang tidak aku kenal sebelumnya.

Ya Tuhan, semoga pengorbanan ku ini tidak sia-sia. Cintaku begitu dalam untuk Marco. buatlah kami bersatu lagi, ikatkan lah kekuatan cinta kami meski harus dengan jalan seperti ini dulu.

"Kamu sudah siap Aleeya? penghulunya sudah datang." Tiba-tiba Marco yang entah sejak kapan sudah berada di hadapanku.

"Marco, aku sangat takut."

Marco tidak menjawab kata-kata ku. ia hanya memegang kedua pundakku lalu mengecup kening ku sekilas.

"Apa sebaiknya kita batalkan rencana ini saja? aku masih ragu." Aku berharap Marco mengiyakan lalu membawaku pergi sejauh mungkin.

"Tidak Lea. Semua akan baik-baik saja. Aku sudah atur semuanya. Aku janji akan selalu ada dekat kamu. Kita akan tinggal satu atap nanti," katanya seraya mengusap lembut pipiku.

Ah, aku kecewa, tapi sedikit merasa sedikit lega mendengar kata-kata Marco barusan. Setidaknya aku dan Marco akan tinggal bersama meski status kami bukan siapa-siapa lagi.

'Bersabarlah, Lea. Ayo bersabarlah...' Kata-kata itulah yang kini terucap dari hatiku untuk menyemangati langkah hidupku.

"Ayo Lea, orang tuamu juga sudah datang dari New York. mereka ingin memberikan kejutan untukmu."

Sungguh aku terkejut mendengarnya. Ini berita yang sangat menggembirakan untukku. setidaknya ada sedikit senyuman yang bisa aku lepaskan dipernikahan kamuflase ini.

"Benarkah mama dan papaku kesini, Marco?"

"Iya, Lea. Aku juga tidak menyangka kalau mereka akan tiba tadi pagi. aku memang menghubungi mereka dan memberi tahukan bahwa kamu akan menikah dengan adikku. Tapi mereka belum tau rencana kita. sebaiknya mama dan papamu jangan tau dulu soal ini."

Aku hanya bisa mengangguk diam. rasanya begitu menyedihkan nasibku ini. Tahun lalu saat aku menikah dengan Marco, kedua orangtua ku tidak bisa hadir. Wali nikahku terpaksa diwakilkan oleh om Danu, adiknya papa.

Tapi kini dipernikahan kedua ku yang bisa dibilang hanya pura-pura ini, mereka malah datang memberiku restu. Mereka meluangkan waktunya untukku. Sungguh ironis.

POV Aleeya end.

***

Marcell sudah duduk dikursi ijab qobul yang telah disediakan. Begitu pula dengan penghulu, dua saksi dan ayah dari pempelai wanita yang kini duduk berhadapan langsung dengannya.

'Benar-benar gila. Masa depanku hancur ditangan kakakku sendiri. brengsek kau, Marco!' umpat Marcell dalam hatinya.

Tak lama kemudian sang mempelai wanita pun datang dituntun oleh periasnya dan diikuti oleh Marco dari kejauhan dibelakangnya.

Marcell terlihat membuang mukanya saat Aleeya mulai duduk perlahan disamping dirinya. Rasanya Marcell enggan sekali melihat calon istrinya itu.

Prosesi ijab Qabul pun akan dimulai. Marcell menarik nafasnya dalam-dalam sebelum berjabat tangan dengan sang wali nikah.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Aleeya Fredrick binti Richard Fredrick dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana saksi? sah?"

"Sah."

"Saah."

Kini Marcell dan Aleeya pun telah sah menjadi suami istri. tidak ada pesta disana, hanya makan-makan keluarga terdekat. apalagi di pihak keluarga Marcell hanya ada Marco saja yang bisa menyaksikan pernikahan itu, karena sanak saudaranya hampir semua menetap diluar negeri.

"Aleeya sayang, Mama dan Papa nggak bisa lama-lama di Jakarta. Minggu depan kami harus kembali. Jadi mama harap selama seminggu ini kau dan suamimu tinggallah bersama kami. Mama dan papa hanya ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin bersamamu," ucap sang mama yang membuat Aleeya jadi serba salah. Begitu juga dengan Marco yang berada tidak jauh dari Aleeya dan Marcell.

"Marcell, kau mau kan selama seminggu ini tinggal dirumah kami? setelah kami kembali ke New York, kalian bebas mau tinggal dimana saja. Tapi untuk seminggu ini mama mohon tinggallah bersama kami." pinta Lucy, Mamanya Aleeya.

Mendengar hal itu sesaat Marcell melirik ke arah Marco, dan Marco pun memberikan isyarat anggukan kepala.

"Oke, tidak masalah. Kami akan tinggal bersama kalian." ucap Marcell mengiyakan.

Kedua orangtuanya Aleeya pun akhirnya bisa tersenyum lega. sang mama langsung memeluk Aleeya dengan sangat erat.

"Selamat ya, Nak. semoga dipernikahanmu kali ini akan mendapat banyak kebahagiaan. Mama tidak menyangka kamu akan secepat ini menikah lagi. Tapi tidak apa-apa, mama dan papa sudah senang melihatmu bahagia," ujar sang mama seraya mengelus lembut kepala Aleeya.

'Kalian salah. pernikahan ku kali ini karena terpaksa. kebahagiaan ku yang sebenarnya hanya bersama Marco,' lirih Aleeya dalam hati.

***

"Cell, kau harus ingat batasan-batasan mu selama kau tinggal dirumah orangtua Aleeya !" Bisik Marco saat mengantar adiknya itu masuk kedalam mobil yang didalamnya sudah ada Aleeya dan kedua orangtuanya menunggu Marcell.

"Batasan apa maksudmu? wanitamu itu sudah jadi milikku, jadi aku bebas melakukan apa saja padanya." Balas Marcell merasa jengah lalu tersenyum miring pada sang kakak yang tengah melotot dihadapannya itu.

"Sialann!!" umpat Marco.

"Udahlah, kau tenang saja. Aleeya mu itu bukan tipe ku. aku tidak akan pernah bernafsu padanya. Dan maaf, aku tidak suka barang bekas," Kata Marcell seraya menonjok pelan bahu Marco.

'Jaga omongan mu Marcell! dia bilang Aleeya ku barang bekas? kurang ajar,' umpat Marco dalam hati saat Marcell beranjak masuk kedalam mobil yang ia kemudikan sendiri.

Aleeya yang duduk didepan samping Marcell itu pun menatap Marco yang masih berdiri didepan rumah. tatapannya menyiratkan kesedihan.

Marco berusaha menyembunyikan kesedihan yang sama-sama tengah ia rasakan juga. Marco berusaha tersenyum pada Aleeya. senyuman getir saat menyaksikan kepergian Aleeya yang dibawa pergi Marcel bersama kedua orangtuanya.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Soepiah putri

Soepiah putri

semoga benar2 berjodoh ya marcel sama aleeya thor

2022-04-06

0

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

ah lanjutttt

2022-01-29

0

S Nur Khasanah

S Nur Khasanah

eh, blm buka segel kah?

2021-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 permintaan gila
2 menerima tawaran
3 hari itu pun tiba
4 pov marco
5 perdebatan kecil
6 kembali ke rumah
7 membangunkan
8 salah mengira
9 cinta ada karena terbiasa
10 tak menolak
11 resepsi siapa ?
12 rencana Marcell
13 terima kasih
14 mulai baper
15 mengungkapkan
16 undangan Ronald
17 membingungkan
18 menandatangani
19 membawa pergi
20 mulai dari nol
21 tidak jadi bekerja
22 ingin dibujuk
23 pemberian Marco
24 apa yang terjadi?
25 keadaan Marcell
26 kehamilan Aleeya
27 kedatangan Sabrina
28 alasan Marco
29 kebenaran 1
30 kebenaran 2
31 Kondisi Marcell sebenarnya
32 Usaha Marco menjauhkan Aleeya
33 Kembalinya Marcell
34 Kata hati Aleeya
35 Keterkejutan Gita
36 Keingintahuan Marcell
37 Mengalah untuk pergi
38 Mengalah untuk pergi
39 Buat Marco jera
40 Berbesar hati untuk Alisha
41 Pertemuan tak terduga
42 Kecewanya Aleeya
43 Kegundahan hati Marcell
44 Ingin bersama lagi
45 Menggunjing
46 Ulangtahun Celia
47 Mengajukan pilihan
48 Sikap aneh Marcell
49 Alasan mood Marcell
50 Segera ke rumah sakit
51 Patah hati
52 Bersamamu
53 Mimpi buruk
54 Mimpi buruk 2
55 Mood booster Marcell
56 Perubahan sikap di kantor
57 Pecundang
58 Siapa Niko?
59 Menolak kerja sama
60 Menolak kerja sama 2
61 Mitha sakit
62 Dibawa Sani menginap
63 Bayangan mimpi
64 Bed rest
65 Bed rest II
66 Bertemu lagi
67 Selamat tinggal
68 Dia tetap kakakku
69 Permintaan maaf Marco
70 Pertemuannya kembali
71 Marco si pencuri
72 Cinta pertama Marco
73 Monster terkutuk
74 Tak menyangka
75 Keputusan Mitha
76 SS 2 - Tentang Mitha
77 SS 2 - Jika itu yang terbaik
78 SS 2 - Babak baru hidup Mitha
79 SS 2 - Membuatkan sarapan
80 SS 2 - Mulai ada rasa
81 SS 2 - Saat cinta itu ada
82 SS 2 - Aleeya is the best
83 SS 2 - Butuh penjelasan
84 SS 2 - Alasannya karena kamu
85 SS 2 - Bertemu kawan lama
86 SS 2 - Kenapa terasa berat?
87 SS 2 - Cerita dipenghujung tahun
88 SS 2 - Remember me
89 SS 2 - Tak ingin mengulang kisah lama
90 SS 2 - Perlahan-lahan saja
91 SS 2 - Pertanyaan Marco
92 SS 2 - Hilangnya rasa
93 SS 2 - The past is over
94 SS 2 - Tujuan Ani
95 SS 2 - Kesembuhan Marco (hadiah untuk siapa?)
96 SS 2 - Kesembuhan Marco (untuk Mitha)
97 SS 2 - Merasa tak bisa melupakan
98 SS 2 - Minta kepastian
99 SS 2 - Satu kesempatan
100 SS 2 - Kembali bekerja
101 SS 2 - Tak sengaja bertemu
102 SS 2 - Keinginan move on itu ada
103 SS 2 - Tak diangkat I
104 SS 2- Tak diangkat II
105 SS 2 - Mengingat semuanya (diam)
106 SS 2 - Mengawasinya
107 SS 2 - Semua gara-gara Ani
108 SS 2 - Kartu As Marco
109 SS 2 - Mencoba memahami
110 SS 2 - Kesibukan Baru Mitha
111 SS 2 - Neill anak siapa?
112 SS 2 - Menemuinya
113 SS 2 - Kemana Marco?
114 SS 2 - Mengusir Ani
115 SS 2 - Fool!
116 SS 2 - Menunda untuk jujur
117 SS 2 - Terluka dan kecewa
118 SS 2 - Belenggu masa lalu
119 SS 2 - Penyesalan
120 SS 2 - Kabar tentang Mitha
121 SS 2 - Wejangan sang Kakek
122 SS 2 - Dibuat bingung si Abah
123 SS 2 - Butuh waktu
124 SS 2 - Satu kesempatan lagi
125 SS 2 - Liburan setitik part I
126 SS 2 - Liburan setitik part II
127 SS 2 - Liburan setitik part III
128 SS 2 - Liburan setitik part IV
129 SS 2 - Kembali karena Neill
130 SS 2 - Peran Mitha yang baru
131 SS 2 - Perubahan mood Mitha
132 SS 2 - Semakin harmonis
133 SS 2 - Siapa dia?
134 SS 2 - Tentang cucu pertama Abah
135 SS 2 - Aku punya seorang kakak?
136 SS 2 - Kasih sayang Mitha
137 SS 2 - Mengunjungi makam Ibu
138 SS 2 - Antara mimpi dan kenyataan
139 SS 2 - Cemburu yang berlebihan
140 SS 2 - Bilang saja mau
141 SS 2 - Masa lalu yang belum tuntas
142 SS 2 - Masalah baru
143 SS 2 - Warisan
144 SS 2 - Pergi tanpa ijin
145 SS 2 - Karena Nino
146 SS 2 - Menahan marah
147 SS 2 - Menahan marah dan memaafkan
148 SS 2 - You belong to me
149 SS 2 - Tidak sabar menanti
150 SS 2 - Bahagiaku adalah kamu
151 SS 2 - Mau kamu
152 SS 2 - Tertangkap
153 SS 2 - Pulau komodo
154 SS 2 - Babymoon
155 SS 2 - Indahnya sunset
156 SS 2 - Keinginan Aleeya
157 SS 2 - Tidak boleh ini tidak boleh itu
158 SS 2 - Perjalanan pulang
159 SS 2 - Tak perlu khawatir lagi
160 SS 2 - Kecemasan Mitha
161 SS 2 - Bak disambar petir
162 SS 2 - Sadar
163 SS 2 - Welcome home
164 SS 2 - K I T A
Episodes

Updated 164 Episodes

1
permintaan gila
2
menerima tawaran
3
hari itu pun tiba
4
pov marco
5
perdebatan kecil
6
kembali ke rumah
7
membangunkan
8
salah mengira
9
cinta ada karena terbiasa
10
tak menolak
11
resepsi siapa ?
12
rencana Marcell
13
terima kasih
14
mulai baper
15
mengungkapkan
16
undangan Ronald
17
membingungkan
18
menandatangani
19
membawa pergi
20
mulai dari nol
21
tidak jadi bekerja
22
ingin dibujuk
23
pemberian Marco
24
apa yang terjadi?
25
keadaan Marcell
26
kehamilan Aleeya
27
kedatangan Sabrina
28
alasan Marco
29
kebenaran 1
30
kebenaran 2
31
Kondisi Marcell sebenarnya
32
Usaha Marco menjauhkan Aleeya
33
Kembalinya Marcell
34
Kata hati Aleeya
35
Keterkejutan Gita
36
Keingintahuan Marcell
37
Mengalah untuk pergi
38
Mengalah untuk pergi
39
Buat Marco jera
40
Berbesar hati untuk Alisha
41
Pertemuan tak terduga
42
Kecewanya Aleeya
43
Kegundahan hati Marcell
44
Ingin bersama lagi
45
Menggunjing
46
Ulangtahun Celia
47
Mengajukan pilihan
48
Sikap aneh Marcell
49
Alasan mood Marcell
50
Segera ke rumah sakit
51
Patah hati
52
Bersamamu
53
Mimpi buruk
54
Mimpi buruk 2
55
Mood booster Marcell
56
Perubahan sikap di kantor
57
Pecundang
58
Siapa Niko?
59
Menolak kerja sama
60
Menolak kerja sama 2
61
Mitha sakit
62
Dibawa Sani menginap
63
Bayangan mimpi
64
Bed rest
65
Bed rest II
66
Bertemu lagi
67
Selamat tinggal
68
Dia tetap kakakku
69
Permintaan maaf Marco
70
Pertemuannya kembali
71
Marco si pencuri
72
Cinta pertama Marco
73
Monster terkutuk
74
Tak menyangka
75
Keputusan Mitha
76
SS 2 - Tentang Mitha
77
SS 2 - Jika itu yang terbaik
78
SS 2 - Babak baru hidup Mitha
79
SS 2 - Membuatkan sarapan
80
SS 2 - Mulai ada rasa
81
SS 2 - Saat cinta itu ada
82
SS 2 - Aleeya is the best
83
SS 2 - Butuh penjelasan
84
SS 2 - Alasannya karena kamu
85
SS 2 - Bertemu kawan lama
86
SS 2 - Kenapa terasa berat?
87
SS 2 - Cerita dipenghujung tahun
88
SS 2 - Remember me
89
SS 2 - Tak ingin mengulang kisah lama
90
SS 2 - Perlahan-lahan saja
91
SS 2 - Pertanyaan Marco
92
SS 2 - Hilangnya rasa
93
SS 2 - The past is over
94
SS 2 - Tujuan Ani
95
SS 2 - Kesembuhan Marco (hadiah untuk siapa?)
96
SS 2 - Kesembuhan Marco (untuk Mitha)
97
SS 2 - Merasa tak bisa melupakan
98
SS 2 - Minta kepastian
99
SS 2 - Satu kesempatan
100
SS 2 - Kembali bekerja
101
SS 2 - Tak sengaja bertemu
102
SS 2 - Keinginan move on itu ada
103
SS 2 - Tak diangkat I
104
SS 2- Tak diangkat II
105
SS 2 - Mengingat semuanya (diam)
106
SS 2 - Mengawasinya
107
SS 2 - Semua gara-gara Ani
108
SS 2 - Kartu As Marco
109
SS 2 - Mencoba memahami
110
SS 2 - Kesibukan Baru Mitha
111
SS 2 - Neill anak siapa?
112
SS 2 - Menemuinya
113
SS 2 - Kemana Marco?
114
SS 2 - Mengusir Ani
115
SS 2 - Fool!
116
SS 2 - Menunda untuk jujur
117
SS 2 - Terluka dan kecewa
118
SS 2 - Belenggu masa lalu
119
SS 2 - Penyesalan
120
SS 2 - Kabar tentang Mitha
121
SS 2 - Wejangan sang Kakek
122
SS 2 - Dibuat bingung si Abah
123
SS 2 - Butuh waktu
124
SS 2 - Satu kesempatan lagi
125
SS 2 - Liburan setitik part I
126
SS 2 - Liburan setitik part II
127
SS 2 - Liburan setitik part III
128
SS 2 - Liburan setitik part IV
129
SS 2 - Kembali karena Neill
130
SS 2 - Peran Mitha yang baru
131
SS 2 - Perubahan mood Mitha
132
SS 2 - Semakin harmonis
133
SS 2 - Siapa dia?
134
SS 2 - Tentang cucu pertama Abah
135
SS 2 - Aku punya seorang kakak?
136
SS 2 - Kasih sayang Mitha
137
SS 2 - Mengunjungi makam Ibu
138
SS 2 - Antara mimpi dan kenyataan
139
SS 2 - Cemburu yang berlebihan
140
SS 2 - Bilang saja mau
141
SS 2 - Masa lalu yang belum tuntas
142
SS 2 - Masalah baru
143
SS 2 - Warisan
144
SS 2 - Pergi tanpa ijin
145
SS 2 - Karena Nino
146
SS 2 - Menahan marah
147
SS 2 - Menahan marah dan memaafkan
148
SS 2 - You belong to me
149
SS 2 - Tidak sabar menanti
150
SS 2 - Bahagiaku adalah kamu
151
SS 2 - Mau kamu
152
SS 2 - Tertangkap
153
SS 2 - Pulau komodo
154
SS 2 - Babymoon
155
SS 2 - Indahnya sunset
156
SS 2 - Keinginan Aleeya
157
SS 2 - Tidak boleh ini tidak boleh itu
158
SS 2 - Perjalanan pulang
159
SS 2 - Tak perlu khawatir lagi
160
SS 2 - Kecemasan Mitha
161
SS 2 - Bak disambar petir
162
SS 2 - Sadar
163
SS 2 - Welcome home
164
SS 2 - K I T A

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!