tak menolak

" selamat ya Aleeya, presentasi mu tadi luar biasa. klien kita sangat menyukainya, dan mereka langsung memutuskan melanjutkan kerjasamanya dengan perusahaan kita. kamu memang sangat berbakat."

" terimakasih Bu. Rima. itu memang tugas saya. "

ucap Aleeya.

" oiya, semalam ada yang mencari mu ke kantor. tapi ku rasa bukan laki-laki yang biasanya menjemput itu. siapa namanya, Marco ya ?"

ucap sang Manager yang sudah sangat dekat dengan Aleeya selaku pegawai kepercayaannya itu, dan membuat Aleeya terbelalak.

memang orang-orang kantor hanya tau laki-laki yang sering mengantar jemput Aleeya adalah Marco. dan mereka pun tidak pernah tau tentang pernikahannya dengan Marco atau pun Marcell. mereka hanya tau Marco adalah kekasih Aleeya, bukan mantan suaminya.

" apa dia pacar baru mu ? soalnya Marco juga sudah lama tak kelihatan."

ucap Wanita yang sudah memiliki dua anak itu terlihat kepo.

" aku tidak tau siapa dia Bu. mungkin bu Rima salah orang."

" tidak Aleeya. mana mungkin aku salah orang. laki-laki itu membawa mobil BMW berwarna putih. bahkan ia bertanya pada ku tentang kamu."

tutur Rima.

" BMW putih kan mobilnya Marcell. berarti semalam itu dia menjemput ku ?"

gumam Aleeya dalam hati.

" oh, mungkin dia temanku. nanti akan saya tanyakan langsung padanya."

sahut Aleeya pelan. Rima sang Manager itu hanya mengangguk dan tak lagi membahasnya. mereka pun kembali menikmati makan siangnya disebuah kafe yang letaknya tak jauh dari kantor Aleeya.

tiba-tiba ponsel Aleeya pun bergetar tanpa suara. Aleeya langsung menyadari dan meraihnya.

" mama ?"

gumam Aleeya seraya menyernyitkan dahi saat membaca nama si penelepon yang tertera diponselnya itu.

" hallo Ma..."

".............."

" oh, nanti akan ku bicarakan dulu dengan Marcell. takutnya malah mengganggu kuliahnya."

".............."

" iya Ma, tapi aku gak bisa janji."

".............."

" Oke, bye. Love you."

Aleeya pun kembali menyimpan ponsel diatas meja, lalu kembali melanjutkan melahap salad buahnya.

" orangtuamu masih tinggal di New York ?"

tanya Rima disela-sela makannya.

" iya Bu. barusan Mama ku telpon. ia memintaku ke New York karena ada keluarga dari papa yang akan menikah. tapi aku tidak mungkin kesana, kerjaanku disini tidak bisa ditinggal."

jawab Aleeya.

" pergilah Lea. taun ini kamu belum mengajukan cuti kan ? aku ijinkan untuk memakai jatah cuti mu semuanya."

" beneran ini, Bu ?"

Aleeya membulatkan kedua matanya dengan sempurna.

" iya. selama ini kamu sudah berhasil menarik banyak klien untuk tetap memakai jasa perusahaan kita. untuk itu aku ijinkan kamu untuk cuti sejenak dan bertemu dengan orangtua dan keluarga mu di sana."

" kalau tidak di ACC direktur bagaimana ? cuti ku kan tidak sehari dua hari saja, Bu Rima."

Aleeya sedikit pesimis.

" tenang saja, aku akan bantu bicara dengan Pak. Hansen."

ucap Rima.

" terimakasih Bu. terimakasih banyak."

Aleeya nampak sangat bahagia. berkali-kali ia mengucapkan terimakasih pada Rima karena tak bisa menyembunyikan rasa senangnya itu.

" terimakasihnya cukup nanti membelikan ku banyak oleh-oleh dari New York ya..."

ucap nya tertawa.

" siap Bu Rima."

sahut Aleeya tersenyum sumringah.

****

Marcell tengah asik menonton tv diruang tengah saat Aleeya pulang dari kantornya. Aleeya langsung masuk ke kamar tanpa menyapa Marcell lebih dulu.

dan Marcell pun tak mau ambil pusing dengan sikap istrinya itu. ia masih fokus menonton seraya sekali-kali memainkan ponsel yang digenggamnya.

setelah beberapa lama kemudian, Marcell mulai jenuh dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamar. dan mendapati Aleeya yang sedang memindahkan beberapa pakaian ke kopernya.

" mau kabur kemana ?"

tanya Marcell dengan santainya.

" ke rumah orangtuaku."

sahut Aleeya.

" ooh."

balas Marcell tanpa curiga bahwa yang istrinya maksud itu bukan rumah orangtuanya yang disini, melainkan ke New York.

tiba-tiba ponsel Aleeya kembali bergetar diatas nakas. Marcell yang lebih dekat dengan tempat itu pun langsung meraih ponsel Aleeya dan melihat nama si penelpon yang tertera disana.

" mama kamu telpon nih."

Marcel menyodorkan ponsel itu pada Aleeya. ia pun langsung meraihnya, lalu menggeser icon berwarna hijau dan menempelkan pada salah satu kupingnya.

" iya ma... "

" ............"

" iya, sebentar."

Aleeya menyerahkan ponselnya pada Marcell.

" mama mau bicara."

Marcell melotot, dan Aleeya hanya mengangkat bahunya.

" hallo Ma, apa kabar..."

sapa Marcel basa basi.

".............."

" apa ? Aleeya belum bilang tuh."

Marcell langsung melotot ke arah istrinya.

"............."

" oh begitu. iya Ma, Marcell usahakan ya."

".............."

" iya ma. mama jangan khawatir."

Tak lama kemudian Marcell pun melempar ponsel itu ke atas tempat tidur setelah pembicaraannya dengan mama mertua selesai.

" hey, itu ponsel ku. kalau jatuh kelantai bagaimana, apa kamu bisa menggantinya ?"

teriak Aleeya panik saat ponselnya diperlakukan tidak baik oleh Marcell. namun suaminya itu tak mempedulikan ocehan istrinya.

" kenapa tidak bilang kalau kamu mau ke New York ?"

tanya Marcell seraya menatap tajam.

" lho, apa kamu sudah pikun ? barusan kan ku bilang akan kerumah orangtuaku, waktu kamu bertanya saat aku membereskan baju-baju kedalam koper."

jawab Aleeya membela diri.

" tapi kamu tidak bilang kalau akan ke New York."

balas Marcell ngotot.

" ya itu salahmu. kenapa bertanya nya kurang spesifik. harusnya kamu tanya lagi dong. kerumah orangtuamu yang mana, Aleeya... "

Marcell mendengus seketika saat mendengarnya.

" jawaban kamu tuh yang kurang spesifik. harusnya yang jelas dong. kerumah orangtuaku yang di Amrik, Marcell..."

kali ini giliran Aleeya yang mendengus. namun ia sudah malas meladeni perdebatan ini. ia pun kembali membereskan barang-barang yang akan dibawanya.

" sekalian bereskan pakaianku dan segala keperluan ku selama disana !! aku mau mandi dulu."

ucap Marcell seraya ngeloyor ke arah kamar mandi.

" kok aku sih ? mana aku tau apa saja yang akan kamu bawa."

Marcell kembali memutar badannya dan mendekati wajah Aleeya.

" terserah, itu urusanmu sebagai istri. lagi pula kalau bukan mama mu yang meminta ku ikut, seribu kali pun kamu memohon padaku aku tidak akan mau."

" idih, seribu kali pun tak akan terbersit dalam pikiran ku untuk mengajakmu."

balas Aleeya dan membuat Marcell semakin geram. ia pun mendorong tubuh Aleeya hingga ke dinding. tanpa aba-aba Marcell pun langsung melumatt bibir ranum Aleeya yang tipis itu. dan anehnya tidak ada penolakan dari Aleeya. ia hanya terdiam saat bibirnya dijelajahi oleh Marcell.

setelah sekian lama mereka menyatukan bibirnya, dan dirasa keduanya memerlukan oksigen, barulah Marcell menyudahinya. ia pun menghapus bibir Aleeya yang masih basah itu dengan ibu jari tangannya dengan lembut.

" sekali lagi kamu membantah perkataan ku, aku akan melakukan hal yang lebih jauh lagi."

ancam Marcell seraya mengelus pipi Aleeya yang masih terlihat merah itu, lalu mengecup keningnya sekilas sebelum akhirnya ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Aleeya menarik nafasnya dalam-dalam, mengatur irama jantungnya yang kini terdengar tak beraturan.

" Marcell gilaa... kenapa aku tak bisa menolaknya saat dia mencium ku ? dasar bodoh."

gumam Aleeya mengumpat dirinya sendiri.

.

.

.

.

.

bagaimana nih, ceritanya seru apa gak ?

kalau seru cukup di like, komen, dan minta vote nya 😉

tapi kalau kurang seru, bisa komen juga buat kasih ide jalan ceritanya 😁

semoga Allah SWT selalu melindungi kita dari wabah Covid-19. dan semoga virus itu cepat lenyap dari muka bumi ini. aamiin yra 🤲🏻

Terpopuler

Comments

Nnek Titin

Nnek Titin

seruuuuu

2023-03-10

0

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

seruuu...lanjuttttt

2022-02-02

0

Devi Damayansa

Devi Damayansa

setujui bingot thour

2021-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 permintaan gila
2 menerima tawaran
3 hari itu pun tiba
4 pov marco
5 perdebatan kecil
6 kembali ke rumah
7 membangunkan
8 salah mengira
9 cinta ada karena terbiasa
10 tak menolak
11 resepsi siapa ?
12 rencana Marcell
13 terima kasih
14 mulai baper
15 mengungkapkan
16 undangan Ronald
17 membingungkan
18 menandatangani
19 membawa pergi
20 mulai dari nol
21 tidak jadi bekerja
22 ingin dibujuk
23 pemberian Marco
24 apa yang terjadi?
25 keadaan Marcell
26 kehamilan Aleeya
27 kedatangan Sabrina
28 alasan Marco
29 kebenaran 1
30 kebenaran 2
31 Kondisi Marcell sebenarnya
32 Usaha Marco menjauhkan Aleeya
33 Kembalinya Marcell
34 Kata hati Aleeya
35 Keterkejutan Gita
36 Keingintahuan Marcell
37 Mengalah untuk pergi
38 Mengalah untuk pergi
39 Buat Marco jera
40 Berbesar hati untuk Alisha
41 Pertemuan tak terduga
42 Kecewanya Aleeya
43 Kegundahan hati Marcell
44 Ingin bersama lagi
45 Menggunjing
46 Ulangtahun Celia
47 Mengajukan pilihan
48 Sikap aneh Marcell
49 Alasan mood Marcell
50 Segera ke rumah sakit
51 Patah hati
52 Bersamamu
53 Mimpi buruk
54 Mimpi buruk 2
55 Mood booster Marcell
56 Perubahan sikap di kantor
57 Pecundang
58 Siapa Niko?
59 Menolak kerja sama
60 Menolak kerja sama 2
61 Mitha sakit
62 Dibawa Sani menginap
63 Bayangan mimpi
64 Bed rest
65 Bed rest II
66 Bertemu lagi
67 Selamat tinggal
68 Dia tetap kakakku
69 Permintaan maaf Marco
70 Pertemuannya kembali
71 Marco si pencuri
72 Cinta pertama Marco
73 Monster terkutuk
74 Tak menyangka
75 Keputusan Mitha
76 SS 2 - Tentang Mitha
77 SS 2 - Jika itu yang terbaik
78 SS 2 - Babak baru hidup Mitha
79 SS 2 - Membuatkan sarapan
80 SS 2 - Mulai ada rasa
81 SS 2 - Saat cinta itu ada
82 SS 2 - Aleeya is the best
83 SS 2 - Butuh penjelasan
84 SS 2 - Alasannya karena kamu
85 SS 2 - Bertemu kawan lama
86 SS 2 - Kenapa terasa berat?
87 SS 2 - Cerita dipenghujung tahun
88 SS 2 - Remember me
89 SS 2 - Tak ingin mengulang kisah lama
90 SS 2 - Perlahan-lahan saja
91 SS 2 - Pertanyaan Marco
92 SS 2 - Hilangnya rasa
93 SS 2 - The past is over
94 SS 2 - Tujuan Ani
95 SS 2 - Kesembuhan Marco (hadiah untuk siapa?)
96 SS 2 - Kesembuhan Marco (untuk Mitha)
97 SS 2 - Merasa tak bisa melupakan
98 SS 2 - Minta kepastian
99 SS 2 - Satu kesempatan
100 SS 2 - Kembali bekerja
101 SS 2 - Tak sengaja bertemu
102 SS 2 - Keinginan move on itu ada
103 SS 2 - Tak diangkat I
104 SS 2- Tak diangkat II
105 SS 2 - Mengingat semuanya (diam)
106 SS 2 - Mengawasinya
107 SS 2 - Semua gara-gara Ani
108 SS 2 - Kartu As Marco
109 SS 2 - Mencoba memahami
110 SS 2 - Kesibukan Baru Mitha
111 SS 2 - Neill anak siapa?
112 SS 2 - Menemuinya
113 SS 2 - Kemana Marco?
114 SS 2 - Mengusir Ani
115 SS 2 - Fool!
116 SS 2 - Menunda untuk jujur
117 SS 2 - Terluka dan kecewa
118 SS 2 - Belenggu masa lalu
119 SS 2 - Penyesalan
120 SS 2 - Kabar tentang Mitha
121 SS 2 - Wejangan sang Kakek
122 SS 2 - Dibuat bingung si Abah
123 SS 2 - Butuh waktu
124 SS 2 - Satu kesempatan lagi
125 SS 2 - Liburan setitik part I
126 SS 2 - Liburan setitik part II
127 SS 2 - Liburan setitik part III
128 SS 2 - Liburan setitik part IV
129 SS 2 - Kembali karena Neill
130 SS 2 - Peran Mitha yang baru
131 SS 2 - Perubahan mood Mitha
132 SS 2 - Semakin harmonis
133 SS 2 - Siapa dia?
134 SS 2 - Tentang cucu pertama Abah
135 SS 2 - Aku punya seorang kakak?
136 SS 2 - Kasih sayang Mitha
137 SS 2 - Mengunjungi makam Ibu
138 SS 2 - Antara mimpi dan kenyataan
139 SS 2 - Cemburu yang berlebihan
140 SS 2 - Bilang saja mau
141 SS 2 - Masa lalu yang belum tuntas
142 SS 2 - Masalah baru
143 SS 2 - Warisan
144 SS 2 - Pergi tanpa ijin
145 SS 2 - Karena Nino
146 SS 2 - Menahan marah
147 SS 2 - Menahan marah dan memaafkan
148 SS 2 - You belong to me
149 SS 2 - Tidak sabar menanti
150 SS 2 - Bahagiaku adalah kamu
151 SS 2 - Mau kamu
152 SS 2 - Tertangkap
153 SS 2 - Pulau komodo
154 SS 2 - Babymoon
155 SS 2 - Indahnya sunset
156 SS 2 - Keinginan Aleeya
157 SS 2 - Tidak boleh ini tidak boleh itu
158 SS 2 - Perjalanan pulang
159 SS 2 - Tak perlu khawatir lagi
160 SS 2 - Kecemasan Mitha
161 SS 2 - Bak disambar petir
162 SS 2 - Sadar
163 SS 2 - Welcome home
164 SS 2 - K I T A
Episodes

Updated 164 Episodes

1
permintaan gila
2
menerima tawaran
3
hari itu pun tiba
4
pov marco
5
perdebatan kecil
6
kembali ke rumah
7
membangunkan
8
salah mengira
9
cinta ada karena terbiasa
10
tak menolak
11
resepsi siapa ?
12
rencana Marcell
13
terima kasih
14
mulai baper
15
mengungkapkan
16
undangan Ronald
17
membingungkan
18
menandatangani
19
membawa pergi
20
mulai dari nol
21
tidak jadi bekerja
22
ingin dibujuk
23
pemberian Marco
24
apa yang terjadi?
25
keadaan Marcell
26
kehamilan Aleeya
27
kedatangan Sabrina
28
alasan Marco
29
kebenaran 1
30
kebenaran 2
31
Kondisi Marcell sebenarnya
32
Usaha Marco menjauhkan Aleeya
33
Kembalinya Marcell
34
Kata hati Aleeya
35
Keterkejutan Gita
36
Keingintahuan Marcell
37
Mengalah untuk pergi
38
Mengalah untuk pergi
39
Buat Marco jera
40
Berbesar hati untuk Alisha
41
Pertemuan tak terduga
42
Kecewanya Aleeya
43
Kegundahan hati Marcell
44
Ingin bersama lagi
45
Menggunjing
46
Ulangtahun Celia
47
Mengajukan pilihan
48
Sikap aneh Marcell
49
Alasan mood Marcell
50
Segera ke rumah sakit
51
Patah hati
52
Bersamamu
53
Mimpi buruk
54
Mimpi buruk 2
55
Mood booster Marcell
56
Perubahan sikap di kantor
57
Pecundang
58
Siapa Niko?
59
Menolak kerja sama
60
Menolak kerja sama 2
61
Mitha sakit
62
Dibawa Sani menginap
63
Bayangan mimpi
64
Bed rest
65
Bed rest II
66
Bertemu lagi
67
Selamat tinggal
68
Dia tetap kakakku
69
Permintaan maaf Marco
70
Pertemuannya kembali
71
Marco si pencuri
72
Cinta pertama Marco
73
Monster terkutuk
74
Tak menyangka
75
Keputusan Mitha
76
SS 2 - Tentang Mitha
77
SS 2 - Jika itu yang terbaik
78
SS 2 - Babak baru hidup Mitha
79
SS 2 - Membuatkan sarapan
80
SS 2 - Mulai ada rasa
81
SS 2 - Saat cinta itu ada
82
SS 2 - Aleeya is the best
83
SS 2 - Butuh penjelasan
84
SS 2 - Alasannya karena kamu
85
SS 2 - Bertemu kawan lama
86
SS 2 - Kenapa terasa berat?
87
SS 2 - Cerita dipenghujung tahun
88
SS 2 - Remember me
89
SS 2 - Tak ingin mengulang kisah lama
90
SS 2 - Perlahan-lahan saja
91
SS 2 - Pertanyaan Marco
92
SS 2 - Hilangnya rasa
93
SS 2 - The past is over
94
SS 2 - Tujuan Ani
95
SS 2 - Kesembuhan Marco (hadiah untuk siapa?)
96
SS 2 - Kesembuhan Marco (untuk Mitha)
97
SS 2 - Merasa tak bisa melupakan
98
SS 2 - Minta kepastian
99
SS 2 - Satu kesempatan
100
SS 2 - Kembali bekerja
101
SS 2 - Tak sengaja bertemu
102
SS 2 - Keinginan move on itu ada
103
SS 2 - Tak diangkat I
104
SS 2- Tak diangkat II
105
SS 2 - Mengingat semuanya (diam)
106
SS 2 - Mengawasinya
107
SS 2 - Semua gara-gara Ani
108
SS 2 - Kartu As Marco
109
SS 2 - Mencoba memahami
110
SS 2 - Kesibukan Baru Mitha
111
SS 2 - Neill anak siapa?
112
SS 2 - Menemuinya
113
SS 2 - Kemana Marco?
114
SS 2 - Mengusir Ani
115
SS 2 - Fool!
116
SS 2 - Menunda untuk jujur
117
SS 2 - Terluka dan kecewa
118
SS 2 - Belenggu masa lalu
119
SS 2 - Penyesalan
120
SS 2 - Kabar tentang Mitha
121
SS 2 - Wejangan sang Kakek
122
SS 2 - Dibuat bingung si Abah
123
SS 2 - Butuh waktu
124
SS 2 - Satu kesempatan lagi
125
SS 2 - Liburan setitik part I
126
SS 2 - Liburan setitik part II
127
SS 2 - Liburan setitik part III
128
SS 2 - Liburan setitik part IV
129
SS 2 - Kembali karena Neill
130
SS 2 - Peran Mitha yang baru
131
SS 2 - Perubahan mood Mitha
132
SS 2 - Semakin harmonis
133
SS 2 - Siapa dia?
134
SS 2 - Tentang cucu pertama Abah
135
SS 2 - Aku punya seorang kakak?
136
SS 2 - Kasih sayang Mitha
137
SS 2 - Mengunjungi makam Ibu
138
SS 2 - Antara mimpi dan kenyataan
139
SS 2 - Cemburu yang berlebihan
140
SS 2 - Bilang saja mau
141
SS 2 - Masa lalu yang belum tuntas
142
SS 2 - Masalah baru
143
SS 2 - Warisan
144
SS 2 - Pergi tanpa ijin
145
SS 2 - Karena Nino
146
SS 2 - Menahan marah
147
SS 2 - Menahan marah dan memaafkan
148
SS 2 - You belong to me
149
SS 2 - Tidak sabar menanti
150
SS 2 - Bahagiaku adalah kamu
151
SS 2 - Mau kamu
152
SS 2 - Tertangkap
153
SS 2 - Pulau komodo
154
SS 2 - Babymoon
155
SS 2 - Indahnya sunset
156
SS 2 - Keinginan Aleeya
157
SS 2 - Tidak boleh ini tidak boleh itu
158
SS 2 - Perjalanan pulang
159
SS 2 - Tak perlu khawatir lagi
160
SS 2 - Kecemasan Mitha
161
SS 2 - Bak disambar petir
162
SS 2 - Sadar
163
SS 2 - Welcome home
164
SS 2 - K I T A

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!