Keesokan harinya, Marcell menemui Marco dikamarnya. ia bermaksud untuk membicarakan rencana kepergiannya dengan Aleeya ke New York. Marco terkejut mendengar penjelasan adiknya itu. terlihat guratan kekecewaan diwajahnya yang tampan.
"Berapa hari kalian disana?" tanya Marco terdengar malas.
"Mungkin satu Minggu. Setelah acara itu selesai aku akan langsung ngajak dia pulang." jawab Marcell.
"Oke, setelah itu aku akan ngurus perceraian kalian. Kau sudah melakukannya kan?"
"Ya?" mendengar itu Marcell mengerutkan dahinya. "ngelakuin apa?" tanyanya polos.
"Jangan bilang sampai sekarang kau belum melakukan sesuatu pada Aleeya." Marco menaikkan sebelah alisnya penuh selidik.
"Melakukan hubungan seks maksudmu?" tanya Marcell frontal, "Belum lah, kami hanya berciuman saja satu kali."
'Buggh'
Marco menonjok rahang adiknya dengan keras.
"Hey, kenapa? salah lagi? suruh siapa aku menikahinya?" protes Marcell sambil mengaduh dan tak terima. lalu ia balas menonjok kakaknya satu kali dibagian rahang yang sama, hingga Marco mengaduh kesakitan.
"Baru menciumnya sekali saja sudah gak terima begini, apalagi sampai berhubungan lebih jauh lagi. Dasar aneh!" tutur Marcell seraya menggelengkan kepalanya.
"Bukan gitu Cell. kau cukup melakukannya sekali saja. Setelah itu selesai, gak ada pake cium-cium segala." ujar Marco berusaha menjelaskan.
"Denger ya!! dia itu sama sekali tidak mau aku ajak begituan. Jadi aku inisiatif melakukan pendekatan dulu, setidaknya buat dia merasa nyaman lah. Kau harus ngertiin dong. Dia juga punya hati, bukan boneka yang bisa dikendaliin seenaknya sendiri."
"Ah, modus, lagu lama," timpal Marco kesal.
"Modus apaan ? aku udah bela-belain ngorbanin masa depan ku demi kau, kak. aku rela lakuin ini demi siapa ? demi apa yang kau mau itu." tutur Marcell jengah.
"Ngorbanin masa depan apaan? kau ini laki-laki, tidak ada yang rugi bagimu." sanggah Marco.
"Jelas ada brengsek !! statusku apa nantinya ? du...da... apa Sabrina mau menikah dengan seorang duda? sialan, Lo nggak pantes dipanggil Kaka, Marco!" ujarnya frontal.
Marco terdiam, baru menyadari setelah penjelasan dari Marcell barusan. Pernikahan mereka sudah terdaftar di KUA. Jadi jelas kelak status Marcell jika sudah bercerai dari Aleeya. DUREN (duda keren)
****
New York, Amerika.
"Welcome home, honey. Gimana perjalanan kalian, cape?" sapa sang mama seraya memeluk Aleeya, lalu bergantian memeluk menantunya.
"Marcell menantu ku, bagaimana kabarmu?" sapa Lucy pada Marcell.
"Baik, Ma." balas Marcell tersenyum lelah.
Tak lama kemudian datang Richard, papa Aleeya.
"Sudah Lucy, biarkan mereka beristirahat sejenak. jangan kau cerca dulu dengan pertanyaan mu itu !"
"Iya, mama tau kok. Ayo sayang, mama tunjukan kamar kalian."
Aleeya dan Marcell pun ikut berjalan mengikuti langkah mama Lucy. ia menunjukan kamar untuk anak dan menantunya itu.
"Kalian beristirahat lah dulu. nanti malam kita akan membahas semuanya. karena waktunya sangat mepet sekali." ucap Lucy terlihat sangat antusias.
"Apa maksud mama?" tanya Aleeya bingung. begitu juga dengan Marcell.
"Baiklah, mama sudah tidak bisa menyimpan ini lagi. tiga hari lagi kami akan mengadakan pesta resepsi pernikahan kalian."
"APA?????" serentak Aleeya dan Marcell saat mendengar ucapan Lucy barusan.
"Bukannya mama meminta kami kemari untuk menghadiri pernikahan sepupu ku?" Aleeya membulatkan matanya.
"Maaf sayang, kami terpaksa berbohong. soalnya kamu pasti tidak setuju dengan rencana kami ini. sementara ini menyangkut reputasi papa mu sebagai direktur utama di perusahaan. apa kata orang nanti jika mengetahui putri tunggal seorang Richard Fredrick menikah diam-diam tanpa pesta resepsi." ucap Lucy, dan membuat sepasang suami istri itu langsung saling berpandangan tanpa ekspresi.
"Ya sudah, sekarang kalian sudah tau kan alasan yang sebenarnya mengapa mama dan papa meminta kalian kemari."
"Tapi ma---"
"Debatnya nanti malam saja ya sayang. lebih baik kalian beristirahat dulu. oke mama tinggal ya." potong Lucy lalu beranjak pergi meninggalkan keduanya yang masih berdiri didepan pintu kamar yang telah terbuka lebar.
"Kok jadi gini sih jalan ceritanya? diluar ekspektasi," Marcell mengeluh seraya membantingkan tubuhnya ke atas kasur. badannya terasa sangat lelah akibat perjalanan jauh, sekarang ditambah beban pikiran yang tiba-tiba terasa berat dikepalanya.
"Aku juga tidak tau, Marcell." balas Aleeya lalu ikut merebahkan dirinya disamping Marcell hingga keduanya kini saling bertatapan dari samping.
"Apa tidak bisa dibatalkan ya?" tanya Marcell menatap manik mata Aleeya.
"Sepertinya enggak, soalnya ini menyangkut reputasi papa. kalau acaranya tiga hari lagi, berarti mereka sudah mempersiapkannya dari jauh-jauh hari. dan mungkin undangan pun sudah disebar." jawab Aleeya.
Marcell menarik nafas dalam-dalam. "Bagaimana kalau Marco tau ?" tanyanya. lalu mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping seraya menyangga kepala dengan salah satu tangannya, hingga berhadapan langsung dengan Aleeya.
Jantung Aleeya tiba-tiba berdegup kencang saat menyaksikan wajah suaminya itu dari jarak dekat. ia pun segera mengatur nafasnya agar suara detak jantungnya kembali normal.
"Kalo gitu baiknya Marco jangan tau dulu." sahut Aleeya dan mendapat persetujuan dari Marcell.
****
POV ALEEYA.
Tak terasa hari resepsi pernikahan kami pun tiba. kami tidak bisa membatalkannya, karena mama dan papa memang sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat sempurna, sesuai dengan impian pernikahan ku sejak kecil. sayangnya pangeran yang aku impikan tidak sesuai yang dibayangkan.
Aku mengenakan gaun indah buatan seorang perancang terkenal. sedangkan Marcell, tak bisa ku pungkiri ia memang terlihat sangat gagah dan tampan dengan mengenakan setelan jas resmi berwarna hitam. rambutnya kini terlihat rapi setelah sebelumnya aku mengajak dia ke barbershop untuk mencukur rambutnya yang gondrong tak beraturan itu.
Semua keluarga dari pihak papa semuanya hadir. begitu juga dengan para kolega, dan rekan-rekan papa semuanya datang.
Di resepsi pernikahan ku ini mengusung konsep internasional. jadi semuanya harus mengikuti susunan wedding organizer yang sudah ada.
Dan ini dia yang aku takutkan. saat kami diminta melakukan wedding kiss dihadapan para tamu undangan.
Kami saling berpandangan satu sama lain, lalu Marcell pun mulai mendekati ku. detak jantungku mulai kembali bekerja dengan hebatnya. sekujur tubuhku tiba-tiba menjadi dingin saat kedua tangan Marcell memegang pinggangku.
"Kamu siap? Sorry..."
Marcell berbisik sebelum ia menyentuh bibirku. ciumannya terasa hangat dan lembut. entah kenapa rasanya aku ingin membalas ciuman Marcell. Ku pindahkan tanganku melingkar dilehernya seraya memegang buket bunga. lalu ku hisap bibir bawah Marcell dengan lembut, hingga kami berdua pun terhanyut sambil menutup mata.
Hingga terdengar suara tepuk tangan dan sorakan yang membuat kami akhirnya melepaskan pagutan lembut itu.
POV ALEEYA END.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Itu visual nya transparan sekali😁
2022-10-14
0
Lina Castano Thekelijie
mantap visualx Thor 😍
2022-02-03
0
First love
transparan itu...good
2021-01-03
2