rencana Marcell

POV MARCELL

akhirnya pesta resepsi yang digelar disebuah hotel mewah dikawasan salt lake city itu pun usai sudah. semua para kerabat dan rekan kerja papa mertuaku sudah berpamitan secara bergantian.

kami memutuskan untuk langsung menginap di hotel ini karena malam sudah kian larut, ditambah dinginnya salju tebal diluar sana yang membuat kami enggan untuk pulang. begitu juga dengan mama dan papa mertuaku yang sama-sama memutuskan untuk menginap juga di hotel ini dengan kamar yang berbeda.

" Marcell, ada yang ingin papa bicarakan denganmu. tapi besok saja lah, keliatannya kau sangat lelah."

tanya papa mertua menghentikan langkah ku saat hendak beranjak menyusul Aleeya, yang sudah lebih dulu ke kamar hotel yang sudah kami pesan tadi bersama mama mertua.

" ada apa pa ?"

aku malah penasaran kalau ada seseorang yang mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan ku.

" besok saja, cell. lagi pula ini bukan hal penting."

katanya malah semakin membuatku penasaran.

kalau memang tidak penting dan mendesak, kenapa harus diucapkan sekarang ? harusnya besok saja kan bisa.

" tidak apa-apa, pa. aku belum lelah kok."

aku berusaha meyakinkan papa dan memaksanya untuk bicara. sampai akhirnya papa mengajakku duduk sebentar dilobby hotel.

" sampai dimana kuliah S2 mu, Cell ?"

kenapa papa jadi menanyakan pendidikan ku ? hubungan apa coba ?

" target taun ini selesai, pa. ini masih mengerjakan tesis."

" nah begitu dong. papa harap kamu segera menyelesaikan kuliahmu itu. kasian Aleeya, masa dia sendirian yang bekerja."

wah sialan nih mertua, dikiranya aku gak pernah menafkahi anaknya gitu ? aku memang belum terjun langsung diperusahan peninggalan papi, tapi separuh dari perusahaan itu milikku. dan setiap bulan Marco selalu mentransfer sejumlah uang dari keuntungan perusahaan kepadaku.

kalau Aleeya mau, aku bisa saja memberikan apapun untuknya. sayangnya aku belum sempat menawarkan itu pada Aleeya. hehe...

" papa sangat berharap kelak kau dan Aleeya bisa bergabung di perusahaan papa. karena kalau bukan kalian, siapa lagi yang akan meneruskannya kelak."

" iya pa. nanti akan kami bicarakan lagi. karena disisi lain aku pun punya perusahaan keluarga. selama ini Marco yang menghandle, tapi setelah pendidikan ku selesai, aku berencana untuk terlibat didalamnya."

" iya papa mengerti. ya sudah ayo, Sekarang lebih baik kita istirahat. kau juga mungkin ingin segera berduaan dengan istrimu kan..."

bisa juga nih papa mertua menggoda ku. akhirnya kami pun beranjak pergi menuju kamar hotel masing-masing.

POV MARCELL END.

****

" kamu dari mana saja sih ?"

tanya Aleeya saat membukakan pintu kamar hotel untuk suaminya yang baru datang. namun Marcell tak menyauti istrinya itu. ia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur hotel yang empuk dan terlihat lebih luas itu.

" ganti pakaian mu dulu baru tiduran. jorok banget sih kamu."

" iya iya, bawel."

Marcell pun kembali turun dari tempat tidurnya menuju lemari pakaian untuk mengambil pakaian gantinya.

" Lho mana pakaian ku ? kok hanya ada pakaian mu saja disini ?"

Marcell terbelalak saat baju gantinya tidak ada dilemari.

" bajumu masih dikoper. tadi aku belum sempat memindahkan nya."

sahut Aleeya lalu berjalan kearah koper marcell dan mulai memindahkan pakaian suaminya itu kedalam lemari hotel.

" kau bawa semua pakaian ku ? banyak sekali, kita hanya bermalam 1 hari saja kan ?"

tanya Marcell tertegun melihat isi koper bajunya yang penuh dan semuanya dibawa.

" kita disini tiga hari. habis dari sini kita langsung pulang. jadi tidak mampir kerumah papa sama Mama lagi."

jawab Aleeya.

" tiga hari ? ngapain ?"

" ya mana aku tau. mama dan papa yang minta kok. mungkin sekalian liburan, mereka juga butuh refreshing kali."

sahut Aleeya.

Marcell pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. lalu mengambil kaos polos dan celana pendek, dan Marcell segera beranjak ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

beberapa menit kemudian Marcell pun kembali, ia melihat Aleeya sudah tertidur dengan pulasnya.

" cepat sekali dia tidur."

gumamnya, ia pun merangkak keatas tempat tidur untuk merebahkan tubuhnya yang mulai lelah disamping Aleeya.

****

suara ponsel berbunyi sangat nyaring disamping kepalanya, dan membuat telinga Aleeya sangat sakit mendengarnya.

" Sialan, ringtone ponsel siapa sih ? nyaring bener."

umpat Aleeya, lalu menyadari bahwa yang berbunyi nyaring itu berasal dari ponselnya sendiri.

Aleeya segera mengangkat panggilan ponselnya untuk mengakhiri bunyi ringtone yang sangat aneh itu.

" hallo ma, ada apa ?"

sapa Aleeya begitu malas.

" satu jam lagi mama dan papa tunggu dilobby ya. kita akan jalan-jalan, sayang."

kata sang mama disebrang sana.

" ya ampun ma, kirain ada apa... salju diluar sangat dingin, aku gak mau keluar ah."

" justru itu mengasikkan, Lea. pokoknya satu jam lagi kau dan suamimu turun ya ! bye sayang..."

dan sang mama pun langsung memutuskan panggilan teleponnya.

Aleeya hanya bisa mendengus kesal, lalu membanting ponselnya dan mengenai kening Marcell yang masih tertidur.

" aww !!"

Marcell mengaduh kesakitan seraya mengusap keningnya yang memerah akibat tertimpuk ponsel Aleeya.

" eh maaf, aku gak sengaja."

ucap Aleeya merasa tidak enak hati karena telah mengganggu tidurnya Marcell. tapi suaminya itu malah fokus melihat raut wajah Aleeya yang terlihat ditekuk seperti orang yang sedang kesal.

" ada apa ? siapa yang menelpon ?"

tanya Marcell dengan mata yang masih terasa berat untuk dibuka.

" satu jam lagi mama dan papa menunggu kita dilobby. katanya mau ngajak jalan-jalan."

" apa ? jalan-jalan kok ngajak kita, memangnya mama dan papamu tidak bisa jalan-jalan sendiri tanpa kita apa ya..."

" entah lah."

Aleeya mengangkat bahunya.

" oiya, apa kamu yang sudah mengganti ringtone ponselku ? awalnya aku hanya memakai mode getar saja, ini kok berubah musik dangdut sih ?"

tanya Aleeya memicingkan kedua matanya kearah Marcel.

" hahahaha..."

Marcell malah tertawa begitu renyah hingga satu bantal mendarat tepat diwajahnya.

" ooh jadi ini ulahmu. ternyata kau jail juga, Marcell."

Aleeya hendak mememukul Marcell dengan bantal yang sama, namun Marcell segera menangkis lalu menarik tubuh Aleeya hingga kini tubuhnya berada diatas tubuh Marcell.

jantung keduanya berdegup sangat kencang. Mereka saling bertatapan cukup intens. dengan cepat Marcell membalikkan posisinya, kini tubuh Aleeya yang berada dibawah kungkungan tubuh kekar Marcell.

" kau mau apa, Marcell ?"

lirih Aleeya terlihat canggung.

" mau kamu, istriku. boleh ?"

ucap Marcel seraya menempelkan hidungnya dengan hidung Aleeya.

" tidak sekarang."

jawab Aleeya pelan.

" kenapa ?"

Marcell mengerutkan keningnya.

" kita sudah ditunggu mama dan papa."

" baiklah, kalau nanti malam ?"

Aleeya tidak menjawab. wajah cantiknya malah memerah seperti kepiting rebus.

" tidak menjawab itu artinya iya."

tukas Marcell menggoda dan sukses membuat Aleeya tersipu.

" minggirlah !! kita harus siap-siap Marcell. kasian mama dan papa kalau menunggu terlalu lama."

Marcell pun menggeser tubuhnya dan memberikan ruang gerak Aleeya untuk beranjak ke kamar mandi.

" yes, rencanaku berhasil. aku akan segera menceraikan mu, Aleeya."

gumam Marcell tersenyum miring.

****

awalnya Aleeya dan Marcell merasa malas untuk keluar ditengah cuaca dingin seperti ini. tapi akhirnya mereka sangat menikmati keindahan alam yang sebagian tertutupi salju tebal itu.

" ayo kita bermain sky !!"

ajak Richard pada Marcell. papa mertuanya itu ternyata sangat pandai bermain ski. sedangkan Marcell sepertinya harus perlu belajar lebih banyak dari mertuanya itu.

sementara Aleeya dan Ibunya hanya asik berswa foto mengabadikan pemandangan indah disana. Aleeya juga banyak membidik gambar Marcell secara diam-diam dikamera ponselnya.

" Sayang, disana pemandangan nya sangat bagus. mama akan mengambil gambar mu dan Marcell. ayo cepat lah !!"

pinta Lucy yang hobi fotografi itu.

Aleeya dan Mercell pun menuruti keinginan sang mama. banyak sekali Lucy mengambil foto mereka berdua, dan hasilnya sungguh menakjubkan.

Terpopuler

Comments

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

kesalahan yg di buat Marco sendiri jadi jangan salahkan Marcel dan alleya yg tiba2 jadi jatuh cinta beneran kan 😍

2022-02-03

0

💞Cinta💞

💞Cinta💞

marco bakalan gigit jari

2021-02-15

1

Sri Sumiyaningsih

Sri Sumiyaningsih

kog keluar terus ya lg baca

2021-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 permintaan gila
2 menerima tawaran
3 hari itu pun tiba
4 pov marco
5 perdebatan kecil
6 kembali ke rumah
7 membangunkan
8 salah mengira
9 cinta ada karena terbiasa
10 tak menolak
11 resepsi siapa ?
12 rencana Marcell
13 terima kasih
14 mulai baper
15 mengungkapkan
16 undangan Ronald
17 membingungkan
18 menandatangani
19 membawa pergi
20 mulai dari nol
21 tidak jadi bekerja
22 ingin dibujuk
23 pemberian Marco
24 apa yang terjadi?
25 keadaan Marcell
26 kehamilan Aleeya
27 kedatangan Sabrina
28 alasan Marco
29 kebenaran 1
30 kebenaran 2
31 Kondisi Marcell sebenarnya
32 Usaha Marco menjauhkan Aleeya
33 Kembalinya Marcell
34 Kata hati Aleeya
35 Keterkejutan Gita
36 Keingintahuan Marcell
37 Mengalah untuk pergi
38 Mengalah untuk pergi
39 Buat Marco jera
40 Berbesar hati untuk Alisha
41 Pertemuan tak terduga
42 Kecewanya Aleeya
43 Kegundahan hati Marcell
44 Ingin bersama lagi
45 Menggunjing
46 Ulangtahun Celia
47 Mengajukan pilihan
48 Sikap aneh Marcell
49 Alasan mood Marcell
50 Segera ke rumah sakit
51 Patah hati
52 Bersamamu
53 Mimpi buruk
54 Mimpi buruk 2
55 Mood booster Marcell
56 Perubahan sikap di kantor
57 Pecundang
58 Siapa Niko?
59 Menolak kerja sama
60 Menolak kerja sama 2
61 Mitha sakit
62 Dibawa Sani menginap
63 Bayangan mimpi
64 Bed rest
65 Bed rest II
66 Bertemu lagi
67 Selamat tinggal
68 Dia tetap kakakku
69 Permintaan maaf Marco
70 Pertemuannya kembali
71 Marco si pencuri
72 Cinta pertama Marco
73 Monster terkutuk
74 Tak menyangka
75 Keputusan Mitha
76 SS 2 - Tentang Mitha
77 SS 2 - Jika itu yang terbaik
78 SS 2 - Babak baru hidup Mitha
79 SS 2 - Membuatkan sarapan
80 SS 2 - Mulai ada rasa
81 SS 2 - Saat cinta itu ada
82 SS 2 - Aleeya is the best
83 SS 2 - Butuh penjelasan
84 SS 2 - Alasannya karena kamu
85 SS 2 - Bertemu kawan lama
86 SS 2 - Kenapa terasa berat?
87 SS 2 - Cerita dipenghujung tahun
88 SS 2 - Remember me
89 SS 2 - Tak ingin mengulang kisah lama
90 SS 2 - Perlahan-lahan saja
91 SS 2 - Pertanyaan Marco
92 SS 2 - Hilangnya rasa
93 SS 2 - The past is over
94 SS 2 - Tujuan Ani
95 SS 2 - Kesembuhan Marco (hadiah untuk siapa?)
96 SS 2 - Kesembuhan Marco (untuk Mitha)
97 SS 2 - Merasa tak bisa melupakan
98 SS 2 - Minta kepastian
99 SS 2 - Satu kesempatan
100 SS 2 - Kembali bekerja
101 SS 2 - Tak sengaja bertemu
102 SS 2 - Keinginan move on itu ada
103 SS 2 - Tak diangkat I
104 SS 2- Tak diangkat II
105 SS 2 - Mengingat semuanya (diam)
106 SS 2 - Mengawasinya
107 SS 2 - Semua gara-gara Ani
108 SS 2 - Kartu As Marco
109 SS 2 - Mencoba memahami
110 SS 2 - Kesibukan Baru Mitha
111 SS 2 - Neill anak siapa?
112 SS 2 - Menemuinya
113 SS 2 - Kemana Marco?
114 SS 2 - Mengusir Ani
115 SS 2 - Fool!
116 SS 2 - Menunda untuk jujur
117 SS 2 - Terluka dan kecewa
118 SS 2 - Belenggu masa lalu
119 SS 2 - Penyesalan
120 SS 2 - Kabar tentang Mitha
121 SS 2 - Wejangan sang Kakek
122 SS 2 - Dibuat bingung si Abah
123 SS 2 - Butuh waktu
124 SS 2 - Satu kesempatan lagi
125 SS 2 - Liburan setitik part I
126 SS 2 - Liburan setitik part II
127 SS 2 - Liburan setitik part III
128 SS 2 - Liburan setitik part IV
129 SS 2 - Kembali karena Neill
130 SS 2 - Peran Mitha yang baru
131 SS 2 - Perubahan mood Mitha
132 SS 2 - Semakin harmonis
133 SS 2 - Siapa dia?
134 SS 2 - Tentang cucu pertama Abah
135 SS 2 - Aku punya seorang kakak?
136 SS 2 - Kasih sayang Mitha
137 SS 2 - Mengunjungi makam Ibu
138 SS 2 - Antara mimpi dan kenyataan
139 SS 2 - Cemburu yang berlebihan
140 SS 2 - Bilang saja mau
141 SS 2 - Masa lalu yang belum tuntas
142 SS 2 - Masalah baru
143 SS 2 - Warisan
144 SS 2 - Pergi tanpa ijin
145 SS 2 - Karena Nino
146 SS 2 - Menahan marah
147 SS 2 - Menahan marah dan memaafkan
148 SS 2 - You belong to me
149 SS 2 - Tidak sabar menanti
150 SS 2 - Bahagiaku adalah kamu
151 SS 2 - Mau kamu
152 SS 2 - Tertangkap
153 SS 2 - Pulau komodo
154 SS 2 - Babymoon
155 SS 2 - Indahnya sunset
156 SS 2 - Keinginan Aleeya
157 SS 2 - Tidak boleh ini tidak boleh itu
158 SS 2 - Perjalanan pulang
159 SS 2 - Tak perlu khawatir lagi
160 SS 2 - Kecemasan Mitha
161 SS 2 - Bak disambar petir
162 SS 2 - Sadar
163 SS 2 - Welcome home
164 SS 2 - K I T A
Episodes

Updated 164 Episodes

1
permintaan gila
2
menerima tawaran
3
hari itu pun tiba
4
pov marco
5
perdebatan kecil
6
kembali ke rumah
7
membangunkan
8
salah mengira
9
cinta ada karena terbiasa
10
tak menolak
11
resepsi siapa ?
12
rencana Marcell
13
terima kasih
14
mulai baper
15
mengungkapkan
16
undangan Ronald
17
membingungkan
18
menandatangani
19
membawa pergi
20
mulai dari nol
21
tidak jadi bekerja
22
ingin dibujuk
23
pemberian Marco
24
apa yang terjadi?
25
keadaan Marcell
26
kehamilan Aleeya
27
kedatangan Sabrina
28
alasan Marco
29
kebenaran 1
30
kebenaran 2
31
Kondisi Marcell sebenarnya
32
Usaha Marco menjauhkan Aleeya
33
Kembalinya Marcell
34
Kata hati Aleeya
35
Keterkejutan Gita
36
Keingintahuan Marcell
37
Mengalah untuk pergi
38
Mengalah untuk pergi
39
Buat Marco jera
40
Berbesar hati untuk Alisha
41
Pertemuan tak terduga
42
Kecewanya Aleeya
43
Kegundahan hati Marcell
44
Ingin bersama lagi
45
Menggunjing
46
Ulangtahun Celia
47
Mengajukan pilihan
48
Sikap aneh Marcell
49
Alasan mood Marcell
50
Segera ke rumah sakit
51
Patah hati
52
Bersamamu
53
Mimpi buruk
54
Mimpi buruk 2
55
Mood booster Marcell
56
Perubahan sikap di kantor
57
Pecundang
58
Siapa Niko?
59
Menolak kerja sama
60
Menolak kerja sama 2
61
Mitha sakit
62
Dibawa Sani menginap
63
Bayangan mimpi
64
Bed rest
65
Bed rest II
66
Bertemu lagi
67
Selamat tinggal
68
Dia tetap kakakku
69
Permintaan maaf Marco
70
Pertemuannya kembali
71
Marco si pencuri
72
Cinta pertama Marco
73
Monster terkutuk
74
Tak menyangka
75
Keputusan Mitha
76
SS 2 - Tentang Mitha
77
SS 2 - Jika itu yang terbaik
78
SS 2 - Babak baru hidup Mitha
79
SS 2 - Membuatkan sarapan
80
SS 2 - Mulai ada rasa
81
SS 2 - Saat cinta itu ada
82
SS 2 - Aleeya is the best
83
SS 2 - Butuh penjelasan
84
SS 2 - Alasannya karena kamu
85
SS 2 - Bertemu kawan lama
86
SS 2 - Kenapa terasa berat?
87
SS 2 - Cerita dipenghujung tahun
88
SS 2 - Remember me
89
SS 2 - Tak ingin mengulang kisah lama
90
SS 2 - Perlahan-lahan saja
91
SS 2 - Pertanyaan Marco
92
SS 2 - Hilangnya rasa
93
SS 2 - The past is over
94
SS 2 - Tujuan Ani
95
SS 2 - Kesembuhan Marco (hadiah untuk siapa?)
96
SS 2 - Kesembuhan Marco (untuk Mitha)
97
SS 2 - Merasa tak bisa melupakan
98
SS 2 - Minta kepastian
99
SS 2 - Satu kesempatan
100
SS 2 - Kembali bekerja
101
SS 2 - Tak sengaja bertemu
102
SS 2 - Keinginan move on itu ada
103
SS 2 - Tak diangkat I
104
SS 2- Tak diangkat II
105
SS 2 - Mengingat semuanya (diam)
106
SS 2 - Mengawasinya
107
SS 2 - Semua gara-gara Ani
108
SS 2 - Kartu As Marco
109
SS 2 - Mencoba memahami
110
SS 2 - Kesibukan Baru Mitha
111
SS 2 - Neill anak siapa?
112
SS 2 - Menemuinya
113
SS 2 - Kemana Marco?
114
SS 2 - Mengusir Ani
115
SS 2 - Fool!
116
SS 2 - Menunda untuk jujur
117
SS 2 - Terluka dan kecewa
118
SS 2 - Belenggu masa lalu
119
SS 2 - Penyesalan
120
SS 2 - Kabar tentang Mitha
121
SS 2 - Wejangan sang Kakek
122
SS 2 - Dibuat bingung si Abah
123
SS 2 - Butuh waktu
124
SS 2 - Satu kesempatan lagi
125
SS 2 - Liburan setitik part I
126
SS 2 - Liburan setitik part II
127
SS 2 - Liburan setitik part III
128
SS 2 - Liburan setitik part IV
129
SS 2 - Kembali karena Neill
130
SS 2 - Peran Mitha yang baru
131
SS 2 - Perubahan mood Mitha
132
SS 2 - Semakin harmonis
133
SS 2 - Siapa dia?
134
SS 2 - Tentang cucu pertama Abah
135
SS 2 - Aku punya seorang kakak?
136
SS 2 - Kasih sayang Mitha
137
SS 2 - Mengunjungi makam Ibu
138
SS 2 - Antara mimpi dan kenyataan
139
SS 2 - Cemburu yang berlebihan
140
SS 2 - Bilang saja mau
141
SS 2 - Masa lalu yang belum tuntas
142
SS 2 - Masalah baru
143
SS 2 - Warisan
144
SS 2 - Pergi tanpa ijin
145
SS 2 - Karena Nino
146
SS 2 - Menahan marah
147
SS 2 - Menahan marah dan memaafkan
148
SS 2 - You belong to me
149
SS 2 - Tidak sabar menanti
150
SS 2 - Bahagiaku adalah kamu
151
SS 2 - Mau kamu
152
SS 2 - Tertangkap
153
SS 2 - Pulau komodo
154
SS 2 - Babymoon
155
SS 2 - Indahnya sunset
156
SS 2 - Keinginan Aleeya
157
SS 2 - Tidak boleh ini tidak boleh itu
158
SS 2 - Perjalanan pulang
159
SS 2 - Tak perlu khawatir lagi
160
SS 2 - Kecemasan Mitha
161
SS 2 - Bak disambar petir
162
SS 2 - Sadar
163
SS 2 - Welcome home
164
SS 2 - K I T A

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!