perdebatan kecil

"Kalian pasti lelah kan, istirahatlah! bibi sudah membersihkan kamarmu dan menghiasinya layaknya kamar pengantin baru." ucap sang mama seraya melayang kecupan manis dikening Aleeya.

Sudah hampir setahun Aleeya tidak pernah menginjakkan kaki dirumah masa kecilnya ini. Ya, sejak kedua orangtuanya memutuskan pindah ke new York lima tahun silam, Aleeya memutuskan untuk tinggal di apartemen sendirian. ia tidak merasa betah tinggal dirumah yang besar ini jika harus seorang diri. meskipun ada tiga asisten rumah tangga yang menemaninya.

Jadi selama ini Aleeya hanya pulang kerumah jika mama dan papanya datang berkunjung kemari.

"Ayo!" ajakan Aleeya membuat Marcell yang masih bengong itu menjadi kaget.

"Apa sih?" tanyanya melotot pada wanita yang kini sah menjadi istrinya itu.

"Kamu gak denger tadi mama bilang apa?" ujar Aleeya melotot.

Marcell hanya mengangkat bahunya mendengar ucapan Aleeya barusan.

Aleeya tak lagi menghiraukan Marcell yang masih diam ditempatnya itu. ia menggerakkan langkah kakinya menuju kamar karena rasanya badan ini sudah lengket ingin mandi lalu merebahkan tubuhnya yang lelah.

"Hey, kau mau kemana? tunggu!!" Marcell pun menyusulnya setelah menyadari sosok Aleeya yang mulai menjauh.

***

Marcell merebahkan tubuhnya sejenak diatas ranjang setelah selesai membersihkan diri lebih dulu menyalip Aleeya. Kedua matanya menatap kosong memandangi langit-langit kamar yang tampak begitu asing baginya.

Selang beberapa waktu kemudian, Aleeya keluar dari kamar mandi dan sudah berganti pakaiannya dengan setelan piyama panjang. ia berjalan menuju meja rias untuk menyisir rambutnya yang sedikit basah.

Marcell melirik wanita yang kini berada satu kamar dengannya.

"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Aleeya saat menyadari Marcell tengah memperhatikan dirinya dari pantulan cermin.

"Memangnya kenapa? apa aku salah melihat istriku sendiri? kita sudah menikah kan, jadi halal untukku melakukan apa saja termasuk menatap mu, Aleeya." jawab Marcell tersenyum miring. tiba-tiba saja ia ingin mengerjai mantan kakak iparnya itu.

"Jangan macam-macam ya kamu! aku bisa teriak bila kamu macam-macam padaku." Ancam Aleeya yang sukses membuat Marcell Tertawa puas.

Marcell malah tertawa terbahak. "Teriak saja sesukamu. mungkin seisi rumah ini akan tertawa, karena menurut mereka kamu benar-benar sedang menikmati malam pertama kita." ujar Marcell masih terkekeh geli.

"Sialaan!! kalau gitu aku akan mengadu pada Marco." tutur Aleeya mengancam lagi.

Marcell beranjak dari ranjang, mendekati Aleeya dan mendorong tubuh mungilnya hingga mentok ke dinding. Mengunci kedua lengan wanita itu agar tidak bisa berkutik, Marcell mencondongkan wajahnya mendekat ke wajah Aleeya hingga hidung mancung mereka terlihat menempel.

"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah tertarik padamu. aku melakukan ini karena Marco. Jadi berhentilah mengancam!" ucap Marcell lalu membiarkan tubuh Aleeya yang berdiri kaku itu bersandar di tembok dinding. nafas Aleeya terdengar ngos-ngosan karena ketakutan. ia mengira Marcell akan berbuat tidak senonoh pada dirinya.

Lalu Marcell menarik bantal diatas kasur, membawanya ke sofa yang terletak disamping disebelah kanan ranjang.

"Aku akan tidur. Awas saja kalau kau mengganggu ku." Ancam Marcell seraya merebahkan tubuhnya disofa yang ukurannya lebih pendek dari tinggi badannya itu. hingga ia hanya bisa tidur dengan posisi meringkuk.

"Siapa yang akan mengganggumu. melirikmu pun aku tak Sudi." sahut Aleeya menggerutu. ia pun menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang dengan posisi tubuh membelakangi Marcell.

"Kakak beradik kok bisa jauh sekali sifatnya. Yang satunya irit bicara, yang ini banyak bicara. Menyebalkan." guman Aleeya mengumpat.

"Memang aku juga Sudi melihat punggungmu. ciihh !!" umpat Marcell lalu membalikkan tubuhnya menghadap sandaran sofa yang begitu sempit untuk dipakai tidurnya itu.

***

Ke esokan paginya, Aleeya terbangun lebih dulu. ia pun turun dari ranjangnya hendak keluar dari kamar karena merasa tenggorokannya begitu kering ingin minum. namun tanpa sengaja ia melirik ke arah Marcell yang masih meringkuk disofa.

Aleeya merasa kasihan melihatnya. ia berniat ingin menyelimuti tubuh Marcell yang nampak sangat menderita itu. namun saat akan membeberkan selimut keatas tubuhnya, Marcell mengerjap kaget.

"Kau mau apa?" tanya Marcell menghindar.

"Memangnya kau pikir aku mau apa? aku hanya mau melipat selimut saja kok." sangkal Aleeya lalu malah melipat kembali selimut yang tadinya ia bentangkan untuk menyelimuti tubuh Marcell.

"Oya? kalau begitu sekarang siapkan pakaianku!! aku akan ke kampus pagi ini." pinta Marcell lalu beranjak menuju kamar mandi hendak membersihkan diri.

"Dasar siyalan!! mulai berani merintah ya sekarang." umpat Aleeya dalam hati kesal.

Setelah selesai membereskan tempat tidur, ia pun langsung mendekati lemari pakaian untuk menyiapkan pakaian suaminya.

"Apa yang harus aku siapkan? aku tidak tau pakaian seperti apa yang biasa ia pakai ke kampus. hufftt." gumam Aleeya menatap setumpuk pakaian Marcell yang terlipat rapi didalam lemari. Cukup lama ia berfikir seraya memilah-milah pakaian suaminya itu.

"Ah, aku akan menanyakannya pada Marco." Aleeya pun beralih mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas.

'Hallo, Lea...' sapa Marco saat panggilan telpon Aleeya disautinya.

" Marco, aku mau tanya. biasanya Marcell ke kampus pakai baju apa ? ia menyuruhku menyiapkan pakaiannya."

'Apa? berani sekali dia menyuruhmu begitu. kurang ajar anak itu.' Balas Marco terdengar sangat kesal.

"Sudahlah, cepat beritahu baju apa yang biasa dia pakai kalau pergi kuliah?"

'kemeja pendek sama celana jeans.' Sahut Marco dengan nada kesal.

"Oke, aku tutup dulu telponnya ya. love you..."

'love you too, Lea.'

Aleeya pun kembali menyimpan ponselnya keatas nakas dengan terburu-buru. namun saat ia membalikkan tubuhnya, ia terkejut melihat sosok Marcell yang sudah berdiri dihadapannya dengan bertelanjang dada dan handuk yang terlilit dipinggangnya.

"Aaahh..." Aleeya reflek berteriak.

"Ssttt ! sekali lagi kau berteriak ku bungkam mulutmu dengan lakban." ancam Marcell melotot dan membuat Aleeya langsung membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya.

"Nggak usah sok suci gitu deh. dulu kau pernah melihat Marco seperti ini kan?!" ujar Marcell jengah.

"Tapi dia lebih sopan darimu. Marco selalu membawa pakaian ke kamar mandi dan baru merapihkannya dikamar." sahut Aleeya membela Marco.

"Ribet amat, memang kamar mandi umum." ucap Marcell melengos, lalu memindai pakaiannya yang berjejer rapi didalam lemari baju yang terbuka lebar. "mana pakaianku? jangan bilang kau belum menyiapkannya karena asik nelpon dengan mantan suamimu itu." kata Marcell seraya menautkan sebelah alisnya penuh curiga.

"Iya maaf." sahut Aleeya, ia pun segera mengambil kemeja motif kotak-kotak berwarna biru-hitam yang berada ditumpukkan teratas, dan celana hitam berbahan jeans untuk dipakai suami barunya itu.

"Nih, pakai ini saja. ini cocok untukmu." ucapnya seraya menyodorkan pakaian itu pada Marcell.

"Aku akan ke dapur membuatkanmu kopi." kata Aleeya beranjak hendak keluar membuka pintu kamarnya.

"Aku tidak biasa minum kopi di pagi hari. buatkan aku susu!" ujar Marcell.

"Susu? apa tidak salah, kau kan sudah besar?"

Aleeya membulatkan kedua matanya.

"Memangnya kenapa? orang besar tidak boleh nyusu? aku ini masih kuliah, otakku masih butuh nutrisi untuk menghafal rumus dan menjawab soal-soal ujian." sahut Marcell sewot.

"Oke, fix susu." jawab Aleeya mulai jengah dan tak mau memperpanjang lagi. Dia pun segera keluar dari kamarnya untuk membuatkan segelas susu. 'sabar Aleeya, ternyata Marcell lebih gila dari Marco. dan aku sama gilanya karena udah mau ngikutin permainan mereka,' batinnya berucap.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Soepiah putri

Soepiah putri

semoga bisa saling melengkapi dan jatuh cinta.hhee

2022-04-06

0

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

bentar lagi juga paling saling jatuh cinta alleya dan marcel

2022-01-29

0

Izzi Daka

Izzi Daka

😁😁😁😁😁

2021-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 permintaan gila
2 menerima tawaran
3 hari itu pun tiba
4 pov marco
5 perdebatan kecil
6 kembali ke rumah
7 membangunkan
8 salah mengira
9 cinta ada karena terbiasa
10 tak menolak
11 resepsi siapa ?
12 rencana Marcell
13 terima kasih
14 mulai baper
15 mengungkapkan
16 undangan Ronald
17 membingungkan
18 menandatangani
19 membawa pergi
20 mulai dari nol
21 tidak jadi bekerja
22 ingin dibujuk
23 pemberian Marco
24 apa yang terjadi?
25 keadaan Marcell
26 kehamilan Aleeya
27 kedatangan Sabrina
28 alasan Marco
29 kebenaran 1
30 kebenaran 2
31 Kondisi Marcell sebenarnya
32 Usaha Marco menjauhkan Aleeya
33 Kembalinya Marcell
34 Kata hati Aleeya
35 Keterkejutan Gita
36 Keingintahuan Marcell
37 Mengalah untuk pergi
38 Mengalah untuk pergi
39 Buat Marco jera
40 Berbesar hati untuk Alisha
41 Pertemuan tak terduga
42 Kecewanya Aleeya
43 Kegundahan hati Marcell
44 Ingin bersama lagi
45 Menggunjing
46 Ulangtahun Celia
47 Mengajukan pilihan
48 Sikap aneh Marcell
49 Alasan mood Marcell
50 Segera ke rumah sakit
51 Patah hati
52 Bersamamu
53 Mimpi buruk
54 Mimpi buruk 2
55 Mood booster Marcell
56 Perubahan sikap di kantor
57 Pecundang
58 Siapa Niko?
59 Menolak kerja sama
60 Menolak kerja sama 2
61 Mitha sakit
62 Dibawa Sani menginap
63 Bayangan mimpi
64 Bed rest
65 Bed rest II
66 Bertemu lagi
67 Selamat tinggal
68 Dia tetap kakakku
69 Permintaan maaf Marco
70 Pertemuannya kembali
71 Marco si pencuri
72 Cinta pertama Marco
73 Monster terkutuk
74 Tak menyangka
75 Keputusan Mitha
76 SS 2 - Tentang Mitha
77 SS 2 - Jika itu yang terbaik
78 SS 2 - Babak baru hidup Mitha
79 SS 2 - Membuatkan sarapan
80 SS 2 - Mulai ada rasa
81 SS 2 - Saat cinta itu ada
82 SS 2 - Aleeya is the best
83 SS 2 - Butuh penjelasan
84 SS 2 - Alasannya karena kamu
85 SS 2 - Bertemu kawan lama
86 SS 2 - Kenapa terasa berat?
87 SS 2 - Cerita dipenghujung tahun
88 SS 2 - Remember me
89 SS 2 - Tak ingin mengulang kisah lama
90 SS 2 - Perlahan-lahan saja
91 SS 2 - Pertanyaan Marco
92 SS 2 - Hilangnya rasa
93 SS 2 - The past is over
94 SS 2 - Tujuan Ani
95 SS 2 - Kesembuhan Marco (hadiah untuk siapa?)
96 SS 2 - Kesembuhan Marco (untuk Mitha)
97 SS 2 - Merasa tak bisa melupakan
98 SS 2 - Minta kepastian
99 SS 2 - Satu kesempatan
100 SS 2 - Kembali bekerja
101 SS 2 - Tak sengaja bertemu
102 SS 2 - Keinginan move on itu ada
103 SS 2 - Tak diangkat I
104 SS 2- Tak diangkat II
105 SS 2 - Mengingat semuanya (diam)
106 SS 2 - Mengawasinya
107 SS 2 - Semua gara-gara Ani
108 SS 2 - Kartu As Marco
109 SS 2 - Mencoba memahami
110 SS 2 - Kesibukan Baru Mitha
111 SS 2 - Neill anak siapa?
112 SS 2 - Menemuinya
113 SS 2 - Kemana Marco?
114 SS 2 - Mengusir Ani
115 SS 2 - Fool!
116 SS 2 - Menunda untuk jujur
117 SS 2 - Terluka dan kecewa
118 SS 2 - Belenggu masa lalu
119 SS 2 - Penyesalan
120 SS 2 - Kabar tentang Mitha
121 SS 2 - Wejangan sang Kakek
122 SS 2 - Dibuat bingung si Abah
123 SS 2 - Butuh waktu
124 SS 2 - Satu kesempatan lagi
125 SS 2 - Liburan setitik part I
126 SS 2 - Liburan setitik part II
127 SS 2 - Liburan setitik part III
128 SS 2 - Liburan setitik part IV
129 SS 2 - Kembali karena Neill
130 SS 2 - Peran Mitha yang baru
131 SS 2 - Perubahan mood Mitha
132 SS 2 - Semakin harmonis
133 SS 2 - Siapa dia?
134 SS 2 - Tentang cucu pertama Abah
135 SS 2 - Aku punya seorang kakak?
136 SS 2 - Kasih sayang Mitha
137 SS 2 - Mengunjungi makam Ibu
138 SS 2 - Antara mimpi dan kenyataan
139 SS 2 - Cemburu yang berlebihan
140 SS 2 - Bilang saja mau
141 SS 2 - Masa lalu yang belum tuntas
142 SS 2 - Masalah baru
143 SS 2 - Warisan
144 SS 2 - Pergi tanpa ijin
145 SS 2 - Karena Nino
146 SS 2 - Menahan marah
147 SS 2 - Menahan marah dan memaafkan
148 SS 2 - You belong to me
149 SS 2 - Tidak sabar menanti
150 SS 2 - Bahagiaku adalah kamu
151 SS 2 - Mau kamu
152 SS 2 - Tertangkap
153 SS 2 - Pulau komodo
154 SS 2 - Babymoon
155 SS 2 - Indahnya sunset
156 SS 2 - Keinginan Aleeya
157 SS 2 - Tidak boleh ini tidak boleh itu
158 SS 2 - Perjalanan pulang
159 SS 2 - Tak perlu khawatir lagi
160 SS 2 - Kecemasan Mitha
161 SS 2 - Bak disambar petir
162 SS 2 - Sadar
163 SS 2 - Welcome home
164 SS 2 - K I T A
Episodes

Updated 164 Episodes

1
permintaan gila
2
menerima tawaran
3
hari itu pun tiba
4
pov marco
5
perdebatan kecil
6
kembali ke rumah
7
membangunkan
8
salah mengira
9
cinta ada karena terbiasa
10
tak menolak
11
resepsi siapa ?
12
rencana Marcell
13
terima kasih
14
mulai baper
15
mengungkapkan
16
undangan Ronald
17
membingungkan
18
menandatangani
19
membawa pergi
20
mulai dari nol
21
tidak jadi bekerja
22
ingin dibujuk
23
pemberian Marco
24
apa yang terjadi?
25
keadaan Marcell
26
kehamilan Aleeya
27
kedatangan Sabrina
28
alasan Marco
29
kebenaran 1
30
kebenaran 2
31
Kondisi Marcell sebenarnya
32
Usaha Marco menjauhkan Aleeya
33
Kembalinya Marcell
34
Kata hati Aleeya
35
Keterkejutan Gita
36
Keingintahuan Marcell
37
Mengalah untuk pergi
38
Mengalah untuk pergi
39
Buat Marco jera
40
Berbesar hati untuk Alisha
41
Pertemuan tak terduga
42
Kecewanya Aleeya
43
Kegundahan hati Marcell
44
Ingin bersama lagi
45
Menggunjing
46
Ulangtahun Celia
47
Mengajukan pilihan
48
Sikap aneh Marcell
49
Alasan mood Marcell
50
Segera ke rumah sakit
51
Patah hati
52
Bersamamu
53
Mimpi buruk
54
Mimpi buruk 2
55
Mood booster Marcell
56
Perubahan sikap di kantor
57
Pecundang
58
Siapa Niko?
59
Menolak kerja sama
60
Menolak kerja sama 2
61
Mitha sakit
62
Dibawa Sani menginap
63
Bayangan mimpi
64
Bed rest
65
Bed rest II
66
Bertemu lagi
67
Selamat tinggal
68
Dia tetap kakakku
69
Permintaan maaf Marco
70
Pertemuannya kembali
71
Marco si pencuri
72
Cinta pertama Marco
73
Monster terkutuk
74
Tak menyangka
75
Keputusan Mitha
76
SS 2 - Tentang Mitha
77
SS 2 - Jika itu yang terbaik
78
SS 2 - Babak baru hidup Mitha
79
SS 2 - Membuatkan sarapan
80
SS 2 - Mulai ada rasa
81
SS 2 - Saat cinta itu ada
82
SS 2 - Aleeya is the best
83
SS 2 - Butuh penjelasan
84
SS 2 - Alasannya karena kamu
85
SS 2 - Bertemu kawan lama
86
SS 2 - Kenapa terasa berat?
87
SS 2 - Cerita dipenghujung tahun
88
SS 2 - Remember me
89
SS 2 - Tak ingin mengulang kisah lama
90
SS 2 - Perlahan-lahan saja
91
SS 2 - Pertanyaan Marco
92
SS 2 - Hilangnya rasa
93
SS 2 - The past is over
94
SS 2 - Tujuan Ani
95
SS 2 - Kesembuhan Marco (hadiah untuk siapa?)
96
SS 2 - Kesembuhan Marco (untuk Mitha)
97
SS 2 - Merasa tak bisa melupakan
98
SS 2 - Minta kepastian
99
SS 2 - Satu kesempatan
100
SS 2 - Kembali bekerja
101
SS 2 - Tak sengaja bertemu
102
SS 2 - Keinginan move on itu ada
103
SS 2 - Tak diangkat I
104
SS 2- Tak diangkat II
105
SS 2 - Mengingat semuanya (diam)
106
SS 2 - Mengawasinya
107
SS 2 - Semua gara-gara Ani
108
SS 2 - Kartu As Marco
109
SS 2 - Mencoba memahami
110
SS 2 - Kesibukan Baru Mitha
111
SS 2 - Neill anak siapa?
112
SS 2 - Menemuinya
113
SS 2 - Kemana Marco?
114
SS 2 - Mengusir Ani
115
SS 2 - Fool!
116
SS 2 - Menunda untuk jujur
117
SS 2 - Terluka dan kecewa
118
SS 2 - Belenggu masa lalu
119
SS 2 - Penyesalan
120
SS 2 - Kabar tentang Mitha
121
SS 2 - Wejangan sang Kakek
122
SS 2 - Dibuat bingung si Abah
123
SS 2 - Butuh waktu
124
SS 2 - Satu kesempatan lagi
125
SS 2 - Liburan setitik part I
126
SS 2 - Liburan setitik part II
127
SS 2 - Liburan setitik part III
128
SS 2 - Liburan setitik part IV
129
SS 2 - Kembali karena Neill
130
SS 2 - Peran Mitha yang baru
131
SS 2 - Perubahan mood Mitha
132
SS 2 - Semakin harmonis
133
SS 2 - Siapa dia?
134
SS 2 - Tentang cucu pertama Abah
135
SS 2 - Aku punya seorang kakak?
136
SS 2 - Kasih sayang Mitha
137
SS 2 - Mengunjungi makam Ibu
138
SS 2 - Antara mimpi dan kenyataan
139
SS 2 - Cemburu yang berlebihan
140
SS 2 - Bilang saja mau
141
SS 2 - Masa lalu yang belum tuntas
142
SS 2 - Masalah baru
143
SS 2 - Warisan
144
SS 2 - Pergi tanpa ijin
145
SS 2 - Karena Nino
146
SS 2 - Menahan marah
147
SS 2 - Menahan marah dan memaafkan
148
SS 2 - You belong to me
149
SS 2 - Tidak sabar menanti
150
SS 2 - Bahagiaku adalah kamu
151
SS 2 - Mau kamu
152
SS 2 - Tertangkap
153
SS 2 - Pulau komodo
154
SS 2 - Babymoon
155
SS 2 - Indahnya sunset
156
SS 2 - Keinginan Aleeya
157
SS 2 - Tidak boleh ini tidak boleh itu
158
SS 2 - Perjalanan pulang
159
SS 2 - Tak perlu khawatir lagi
160
SS 2 - Kecemasan Mitha
161
SS 2 - Bak disambar petir
162
SS 2 - Sadar
163
SS 2 - Welcome home
164
SS 2 - K I T A

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!