Mia mengusap usap perut ratanya.
"4 minggu? Syukurlah, aku dan Bryan menikah 2 bulan yang lalu dan sekarang usia kandunganku baru 4 minggu. Berarti janin ini tercipta dari hubungan yang halal, bukan hasil dari malam kelam itu" gumam nya lega.
"Tapi, apakah dia mau menerima anak ini? Aku takut kalau dia menolak kehadiran nya. Atau aku menyembunyikan nya sampai dia tau dengan sendiri nya? Baiklah aku akan menyembunyikan nya terlebih dahulu" Batin Mia.
Beberapa saat kemudian Bryan masuk ke ruangan Mia.
Bryan hanya duduk di sofa di dalam ruangan itu lalu memainkan handphone nya.
Beberapa saat kemudian suster masuk keruangan Mia dan melepaskan infus yang terpasang di tangan Mia.
Bryan segera keluar dari ruangan itu untuk menyelesaikan adminstrasi.
Mia keluar dari ruangan itu.
Ia celingak celinguk mencari keberadaan sang suami.
"Dimana dia?" Batin Mia.
Ia pun segera keluar dari rumah sakit itu menuju parkiran.
Ia melihat ternyata suaminya sudah berada di dalam mobil.
"Oh itu dia" gumam Mia sambil berjalan mendekati mobil dan masuk ke dalam nya.
Bryan melajukan mobil nya membelah jalanan kota.
"Eumm, bolehkah aku bertanya?" Tanya Mia.
"Hmm" hanya itu yang keluar dari mulut Bryan.
"Aku kadang bingung harus memanggilmu apa. Kadang kak, kadang Bryan. Menurutmu aku harus memanggilmu apa?"
Hening
Hening
"Hmm kalau begitu aku akan memanggilmu honey saja, gimana?"
"Tidak!!"
"Cih, sudah kuduga, kalau begitu bagaimana kalau sayang? Biar sama kayak pelakor itu saat memanggilmu" ucap Mia penuh dengan sindiran.
"Dia bukan pelakor!! Aku dan dia sudah bersama lama dan kau lah yang tiba tiba masuk ke kehidupanku" tegas Bryan.
"Dan aku tidaklah masuk dengan suka rela. Kau sendirilah yang menarikku ke dalam kehidupanmu sendiri. Lalu apa sekarang? Kau menyalahkanku seolah olah kau tersakiti? Cih" decih Mia.
Bryan hanya diam tak menghiraukan ucapan Mia.
"Hmm bagaimana kalau aku memanggilmu "kak" saja? Atau "mas"?"
Mia mulai bingung
"Kak atau mas? Kak, mas, kak, mas, kak, mas, sepertinya lebih manis kalau aku memanggilmu mas" ucap Mia.
Bryan hanya diam tak menggubris ocehan istrinya itu.
"Baiklah, karna kau diam, maka aku akan memanggilmu mas" Mia terkikik geli saat mengucapkan kata 'mas'.
Sungguh aneh menurutnya
Beberapa saat kemudian, mobil telah sampai di rumah Bryan.
Mia dan Bryan segera berjalan menuju kamar nya.
Sesampai nya di kamar, Bryan duduk menyender di ranjang sambil membuka laptopnya dan memeriksa data statistik perusahaan.
Mia mulai menata bantal dan selimutnya di sofa.
Ia berbaring dengan tubuh ia balut selimut.
"Mas"
"Hmm"
"Bagaimana jika suatu saat nanti aku hamil?" Tanya Mia.
Bryan langsung menoleh ke arah Mia.
"Apa kau hamil?" Selidik Bryan.
Mia langsung gelagapan
"E eh aku tanya malah kau balik tanya" Mia mengalihkan pembicaraan.
"Besok pergilah ke dokter untuk memasang alat pencegah kehamilan" titah Bryan.
Mia hanya diam
Jawaban Bryan menandakan bahwa ia tak menerima anak dari Mia.
Mia langsung tertidur dengan pulas.
Pagi pagi, Mia terbangun dari tidurnya karna merasakan mual.
Ia segera berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.
"Hoekkk"
"Hoekkk"
Hanya cairan bening yang keluar.
Mia segera membasuh mulut nya yang terasa kecut dan wajah nya yang pucat.
jangan lupa Likeeeee
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
Brian ni ga keren blas.. kelihatannya tanggungjawab ternyata ga blas..
masak dia tidur di ranjang istrinya suruh di sofa.. kualat nanti.. 🤭😍
2023-12-24
0
Yeni Yuliawati
mantapp alur ceritanya bagus lanjut Thor
2023-12-24
0
Alifah Azzahra💙💙
Mia Mendingan kmu pergi yg jauh dri kehidupan Bryan
2023-12-15
2