Plakk
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Mia.
Mia memelototkan matanya kala mendapat tamparan keras itu.
"Kau keterlaluan nyonya Mia"
"Kau yang lebih keterlaluan. Membela seorang pelakor dari pada seorang istri?!" Teriak Mia.
"Cukup!! Keluarlah" Bentak Bryan.
Dada Mia sudah naik turun. Antara menahan amarah dan menahan tangis nya.
Mia segera meletakan kotak makan yang dibawa nya lalu segera keluar dari ruangan laknat itu.
"Lihat saja, akan ku buat kalian berdua bertekuk lutut dihadapan ku" ancam Mia sebelum meninggalkan ruangan itu.
Lisa tersenyum puas karna berhasil membuat Mia pergi dari ruangan itu.
Mia segera masuk ke mobil dan menyuruh sopir untuk menjalankan nya ke Mall terlebih dahulu.
Ia ingin menenangkan pikiran nya dengan berjalan jalan di mall.
Ia tak ingin menangis saat ini. Hatinya sudah terlanjur beku karna perlakuan semua orang padanya.
Kini hidupnya hanya penuh ambisi. Tidak ada air mata dalam hidup nya.
Ia telah mengalami betapa kerasnya hidup ini. Disaat dia rela dibenci banyak orang demi seorang adik tiri.
Ketika sampai di mall, Mia menyuruh sopir untuk pulang terlebih dahulu.
Ia berjalan jalan mengelilingi mall itu dan membeli beberapa barang kebutuhan nya sendiri.
"Hadeuhh kok hari ini aku capek banget ya? Perasaan aku tadi cuma belajar dikit, masak gitu aja udah lelah sih" gumam Mia.
Ia melanjutkan langkahnya menuju kasir.
"Total nya 200 ribu kak" ucap kasir itu.
Mia mengeluarkan 2 lembar uang merah dan segera mengambil belanjaan nya.
"Kebutuhanku harus tetap tercukupi, tapi jika aku tidak bekerja bagaimana aku bisa memenuhi kebutuhan ku sendiri jika Bryan tak memberiku uang" gumam Mia.
Ia merasakan perutnya perih
"Mungkin maag ku kambuh, dari pagi kan aku belum sarapan" gumam nya.
Mia menuju salah satu restoran di mall itu.
Ia memesan makanan disana.
Ia bermain handphone sambil menunggu pesanan nya datang.
Beberapa saat kemudian pesanan telah datang dan dengan cepat Mia menghabiskan makanan itu.
Setelah selesai memakan makanan nya, Mia berpikir sejenak.
"Gimana kalau aku kerja aja ya?" Batin Mia.
Ia mencari nomor telephone ayah nya.
Saat sudah ketemu, ia kembali berfikir
"Jika aku meminta pekerjaan dari ayah, pasti dia akan menanyakan kenapa aku cari pekerjaan" gumam Mia lagi.
Mia pun ingat dengan nama salah satu teman nya yang juga memiliki perusahaan.
"Alex, kayaknya aku bisa deh minta bantuan dia. Tapi kan dia sahabat Dilla. Gimana kalau dia nggak mau bantu aku?" Gumam nya lagi.
"Ahh terserah lah, yang penting aku udah usaha" gumam nya.
Ia segera menelpon Alex.
"Hallo Alex apa aku mengganggumu?"
"Halo, tidak sama sekali Mia. Ada apa tumben menelponku?" Tanya Alex.
"Eumm apakah diperusahaan mu ada lowongan pekerjaan?" Tanya Mia.
"Sebentar aku cek dulu" ucap Alex
"Ada Mia, tapi hanya sebagai karyawan biasa" lanjut Alex.
"Wahh benarkah? Bolehkah aku melamar pekerjaan di perusahaan mu?"
"Tapi ini hanya karyawan biasa Mi, bukankah Bryan sudah memberimu uang?" Tanya Alex heran.
(Alex tau kalau Mia dan Bryan menikah karna dia ikut menghadiri pernikahan itu)
"Ya, dia memberiku uang yang banyak, tapi aku hanya bosan jika dirumah terus" kilah Mia berbohong.
"Baiklah, besok bawalah surat lamaran kerjamu"
"Baiklan Alex, terimakasih banyak" ucap Mia lalu mematikan sambungan telephone itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
Mia..Mia.. cari gara-gara lagi. . ,😂😂
2023-12-24
0
epifania rendo
lebih bagus kerja
2023-12-11
0
kaname senpai
knp g drdulu minta pekerjaan k alex yg notabene punya perusahaan drpd krj di bar,aneh.
2023-12-07
5