Mercedez s600 Pullman berwarna hitam berhenti di loby sebuah gedung perkantoran yang terlihat mewah dan modern
Seorang bodyguard dengan sigap membukakan pintu untuk Stu
"Selamat pagi tuan.." sapanya pada Stu
Stu menganggukan kepalanya sambil memakai kacamata hitamnya..tapi baru beberapa langkah..Stu hentikan langkah kakinya dan dia menoleh ke arah bodyguardnya
"Terima kasih" ucap Stu sambil kembali melangkahkan kakinya
"Ii..iya tuan..sama-sama" jawab bodyguard itu bingung
"Tuan muda tumben sekali bilang terima kasih..biasanya kan nggak pernah" batin bodyguard itu heran..melihat Stu mengucapkan terima kasih ke dirinya
Terbersit sekilas di pikirannya Stu untuk melakukan apa yang Kanaya lakukan kepada bodyguardnya setelah dirinya dibukakan pintu
Riko yang menyerahkan kunci mobil ke salah satu bodyguard..segera menyusul Stu yang sudah melangkahkan kakinya ke dalam loby
Para karyawan yang ada di loby..melihat kedatangan seorang yang paling berkuasa di gedung ini yang dikawal oleh sejumlah bodyguard
Mereka menundukan kepalanya sambil memberikan hormatnya kepada Stu dan Riko tak kala melintas si depan mereka
Staff wanita yang ada hanya bisa menelan salivanya melihat pesona Stu yang menguar hebat di pagi ini
"Boss..orang Permata sudah datang" kata Riko yang mengiringi Stu sambil melihat pesan singkatnya di handphonenya
"Suruh mereka tunggu di ruang metting.."
"Baik boss.." jawab Riko
Riko lalu menghubungi seseorang dengan handphonenya
Sesampainya di selasar lift..Stu menuju ke lift khusus untuk dirinya dan Riko
Dan meluncurlah mereka ke lantai 30..lantai khusus CEO
ting..
Terbukalah pintu lift di lantai 30..Stu telah ditunggu oleh seorang wanita cantik berpakaian seksi yang berdiri di depan lift
"Selamat pagi pak.." sapanya
"Pagi Cindy.." balas Stu sambil berjalan ke arah ruangannya
"Apa schedule saya hari ini?" tanya Stu
"Pagi ini..bapak sudah di tunggu oleh Direksi Permata untuk membicarakan akuisisi Permata Group oleh perusahaan kita pak.." jawab Cindy yang berjalan mengiringi Stu
"Ada lagi?"
"Setelah makan siang..perwakilan dari Global group meminta untuk bertemu dengan bapak.."
"Dimana?"
"Saya sudah arrange untuk bertemu di Hotel Sesion pak.." jawab Cindy
"Kamu cancel..saya mau ketemu di cafe di loby kantor.." pinta Stu
"Baik pak.." jawab Cindy sambil mencatat permintaan Stu di agendanya
Selama berjalan disisi Stu..Cindy berusaha tampil seanggun mungkin..Riko yang berjalan di belakang mereka hanya bisa memutar bola matanya..malas melihat kelakuan Cindy
Sekretaris pribadi Stu itu kelihatan sekali berusaha untuk menarik perhatian Stu dengan pesonanya
Selamat pagi pak..
Sapa beberapa karyawan yang berdiri di meja masing-masing ketika Stu lewat didepan mereka
"Ya ampun Mer..pak Stewart kok makin lama makin ganteng aja siiih?" bisik seorang staff wanita setelah Stu berlalu dari depan mejanya
"Iya Sil..bikin jantung gua cenat-cenut aja nih...hmmmmpp" desah Mery sambil meraba dadanya yang terasa berdetak dengan kencang
"Heeei..lu berdua yaaak..kalau setiap ngeliat pak Stewart lewat..masih aja pada nggak bisa jaga image siih..behave dong nennnng!!!..behave!!" umpat seorang staff pria yang mendengar percakapan antara Sisil dan Mery
"Lu kenapa sih Dod?..nggak boleh ngeliat orang seneng ajah luh!!" kesal Mery sambil duduk kembali di kursinya
"Lu jangan ngarep pak Stewart laaah..ketinggian buat elu berdua..takutnya nanti kalau ketinggian..jatuhnya sakit.." cibir Dodi sambil mengetik kembali di keyboard komputernya
"Yeee..sirik aja luh!!" sewot Sisil
"Lu kenapa pada ngarepin pak Stewart sih?..cowok-cowok jomblo di kantor kita ini kan masih banyak..cintailah ploduk-ploduk Indonesia.." sahut Dodi yang mengambil sebuah slogan dari sabuah iklan
"Hiiiii..ogaaaah!!..cowok disini pada dibawah standard semua.." cibir Mery
"Heeeh!!..ati-ati kalau ngomong lu yaak!!" sentak Dody
Jiwa jomblo Dodi memberontak..tak terima kalau laki-laki disini dibilang dibawah standard oleh Mery
"Laaah..emang bener kok..kali ajah kalo gua bisa dapetin pak Stewart bisa memperbaiki keturunan..gua kan pengen banget punya anak rambutnya blonde-blonde gemesin gimana gitu" khayal Mery
"Hahahaha..ngimpi lo!!" umpat Dodi di dalam hatinya
"Lu kalau pengen dapetin pak Stewart..lu mesti hadepin dulu tuh..macan loreng yang nempel terus ke pak Stewart" kata Dodi sambil memberikan kode dagunya ke arah Cindy yang baru keluar dari dalam ruangan CEO
Cindy dengan gaya yang berlenggak-lenggok berjalan ke arah mejanya yang berada di depan Mery..tak lama kemudian Cindy mengeluarkan alat riasnya dan memperbaiki maskaranya yang menurutnya kurang mentereng
"Tuh orang apa badut Ancol sih?..bedak kurang menor neng?" sindir Mery dalam hatinya
Mery melihat notif pesan masuk ke handphonenya..dia melihat Sisil mengirimkan pesan..dia menoleh ke Sisil dan senyuman seram mulai timbul di bibirnya
Mereka berdua terbiasa membahas persoalan di kantor melalui pesan singkatnya..agar tidak ada orang luar yang tahu apa yang sedang mereka gosipkan
Sepertinya korban gibah mereka kali ini adalah Cindy yang masih asyik merapikan makeupnya
Dodi yang melihat Sisil dan Mery senyum-senyum sendiri..hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya
Dia tahu kalau mereka berdua tengah menggibahi seseorang..yaa..gibah dengan memanfaatkan tehnologi yang ada
Terbukalah pintu ruangan Stu dan keluarlah Stu dan Riko melewati meja Mery dan Cindy
Cindy yang melihat atasannya keluar..segera merapikan alat-alat makeupnya dan berdiri menghampiri Stu
"Kamu disini aja Cin..biar saya ditemani sama pak Riko untuk ketemu sama orang Permata.." perintah Stu yang melihat Cindy menghampirinya
"Eeh..ii..iya pak.." jawab Cindy gugup
"Hahahaha..emang enak..udah capek-capek dandan..malah nggak di ajak sama pak Stewart" ejek Mery di hatinya
Cindy yang kesal menghentakan kakinya di lantai begitu Stu menghilang di balik tembok..rencana untuk mendampingi metting sekaligus tebar pesona ke Stu..gagal total
Dengan langkah yang kesal..Cindy kembali ke mejanya
"Huh!!..sia-sia aku dandan menor gini.." kesal Cindy sambil mengerucutkan bibirnya
Handphone Cindy yang ada di meja berbunyi..dan matanya langsung berbinar begitu tahu siapa yang menelpon dirinya
"Pak Stewart berubah pikiran kayaknya nih.."
Cindy berdehem sebentar
"Halo pak?" sapa Cindy dengan suara dibikin semanja mungkin
"Kamu tolong belikan saya i-phone terbaru beserta kartu perdananya yaah..yang pasca bayar..kamu bisa pakai kartu credit kantor.."
"Baik pak..sekarang?" tanya Cindy
"TAHUN DEPAN !!!"
..tuuuuuttt..
Teriakan Stu di handphone Cindy cukup lantang..sampai Mery yang ada di seberang mejanya menoleh ke arah Cindy yang gelagepan setelah mendengar teriakan Stu
Mery menahan tawanya melihat Cindy kalang kabut mengambil tasnya dan segera beranjak meninggalkan mejanya
"Mer.." panggil Sisil
"Apa?" sahut Mery
"Pemain lenong bocah kenapa tuh?..kayak kebakaran jenggot..kalang kabut begitu" tanya Sisil
"Habis disemprot sama pak Stewart.." jawab Mery sambil menahan tawanya
Sisil hanya membulatkan mulutnya
_________
Jam istirahat..saatnya makan siang
Para karyawan Wijaya Holding bergegas menuju ke kantin yang berada di lantai 1 gedung Wijaya Tower
Stu..selaku CEO di Wijaya Holding membuat kebijakan perusahaan memberikan fasilitas kantin yang nyaman untuk para karyawannya sekelas restoran bintang lima
Dan dia juga memberikan gratis free charge untuk makan siang para karyawan
Walaupun gratis..tapi menu untuk makan siang di kantin perusahaan bukanlah kaleng-kaleng
Semua menu pilihan dari sebuah catering yang masih dibawah naungan Wijaya Holding
Jadi inilah mengapa para karyawan di Wijaya Holding makin betah dan giat bekerja untuk perusahaan
Mereka diberikan berbagai macam fasilitas oleh kantor yang tidak mereka dapatkan di kantor lain
Stu dan Riko beserta beberapa jajaran direksi memasuki kantin..walaupun Stu selaku CEO disini..dirinya tidak merasa risih bergabung dengan para karyawannya untuk makan siang di kantin
Kalau tidak ada metting dengan seseorang diluar..Stu sudah pasti menyempatkan dirinya untuk makan siang di kantin
"Silahkan tuan.." sapa seorang petugas kantin pada Stu ke salah satu meja yang ada..meja khusus untuk CEO Wijaya Holding
Stu lalu duduk diikuti Riko dan dua orang direksi
"Menunya apa hari ini?" tanya Riko
"Sop gulai kepala kakap dan udang goreng saus tiram pak Riko" jawabnya
"Boss?" tanya Riko ke Stu
Stu menganggukan kepalanya
"Ya sudah..kami itu saja..empat porsi yaah.." kata Riko
"Baik pak..silahkan ditunggu"
Stu bangun dan membuka jasnya..Riko berinisiatif menerima jas Stu dan dia gantungkan di sebuah hanger yang tersedia khusus untuk Stu
Stu lepaskan dasinya dan dia gulung kemeja putih slimnya hingga sebatas sikunya..kesan macho dan maskulin makin menguar dari diri Stu
Para karyawan wanita yang sedang makan di kantin..tidak mau melewatkan kesempatan tersebut..pemandangan macho CEO mereka yang masih single
Termasuk Cindy dan gerombolan sekretaris yang duduk tak jauh dari meja Stu
"Cin..bos lu tuh.." kata Nabila teman Cindy sesama sekretaris memberikan kode dengan dagunya ke arah Stu
Cindi pun menoleh ke belakang..ke arah meja bosnya makan
"Makin keren ajah sih Cin pak Stewart.." timpal Andin yang duduk di depan Cindy sambil memperhatikan Stu
"Iya..lu mah pada enak..pada nggak ketemu pak Stewart setiap hari..lah..gua setiap hari harus nahan nafas bo!!.." guman Cindy sambil menyuap makan siangnya
"Eh..gimana..gimana?..progres lu deketin pak Stewart.." tanya Nabila
"Masih zonk Bil..." jawab lemas Cindy
Kedua teman Cindy tertawa melihat nasib Cindy yang sampai ini tidak dapat respon apa pun dari Stu
"Zonk gimana?" tanya Nabila lagi
"Iya..gua dah tampil cetar membahana begini..masih aja nggak dapet respon apa pun dari bos..jangan-jangan gua sangsi ama pak Stewart.." jawab Cindy yang sepertinya sudah selesai makannya
"Sangsi apaan?"
"Dia itu normal nggak sih?" jawab Cindy
Plaaak...
"Lu tuh kalau ngomong sembarangan yaak!!" potong Andin sambil menepuk pundak Cindy
"Aawww..sakit tahu Ndin..itu kan cuma asumsi gua doang..gimana gua nggak ngomong kayak gitu coba?..bos kalau ngelihat gua kayak nggak ada responya sama sekali" ucap Cindy membela diri
"Ati-ati kalau ngomong Cindy..itu kan bos kita..CEO Wijaya Holding..apa nggak berabe kalau pak Stewart sampai denger?" timpal Nabila
"Iya..iyaa..aku minta maaf.." kata Cindy sambil melempar tissuenya ke atas piring
_________
Sekitar jam 9 malam..Mercedez kepunyaan Stu memasuki halaman mansionnya
"Selamat malam tuan muda.." sapa Wati dan Nuri
"Malam..Naya mana?" tanya Stu
"Non Naya sedang bersama bu Pur tuan..di rumah samping.." jawab Wati
"Naya apa sudah makan?"
"Sudah tuan muda" jawab Wati
Stu segera masuk menuju ke dalam mansionnya
"Selamat malam tuan muda.." sapa Sela ketika bertemu dengan Stu di ruang tengah
"Malam Sela"
"Tuan muda mau makan malam?" tanya Sela
"Nggak usah Sel..aku sudah makan tadi sama Riko di Senayan.." jawab Stu
"Buatkan aku kopi saja..nanti kau taruh di meja makan yaah?" sambung Stu
"Baik tuan muda.."
"Setelah itu..kau bisa istirahat.."
"Baik tuan muda"
Stu masuk ke dalam kamarnya
Setelah selesai dengan ritual mandinya..Stu keluar dari kamar dan menuju ke meja makan..di tangan kanannya ada sebuah papper bag berlogo buah apel ke garot sebelah
Stu ambil kopinya dan menuju ke sayap Barat dari mansionnya..tepatnya ke sebuah rumah mininalis yang menjadi tempat tinggal mbak Pur selama ini
"Selamat malam bu.." sapa Stu pada mbak Pur
"Malam den.." jawab mbak Pur
Matanya menelisik heran melihat Kanaya yang tertidur dengan menggunakan paha mbak Pur sebagai bantalnya
"Naya sudah tidur ya bu?" tanya Stu
"Iya den..tadi setelah cerita-cerita..nggak tahunya non Naya sudah tertidur di paha mbak.." jawab Stu
Stu tersenyum geli melihat Kanaya yang sepertinya tertidur pulas di paha mbak Pur
Stu taruh gelas kopinya dan papper bag yang dia bawa di meja teras
"Sini..biar saya angkat Naya nya bu.." pinta Stu
"Jangan den..nanti biar saya ajah..soalnya belum pulas tidurnya..kasihan non Naya nya"
"Udah. nggak apa-apa bu..kasihan bu Pur kalau sampai nungguin Naya tidur.."
Akhirnya mbak Pur membiarkan Stu membopong Kanaya ke kamarnya
"Kopi sama papper bag saya tolong dibawain ya bu.." pinta Stu
"Baik den.." jawab bu Pur
Mbak Pur lalu mengekor di belakang Stu menuju ke kamar Kanaya
Sesampainya di depan kamar Kanaya..mbak Pur segera membukakan pintu kamar
"Terima kasih bu.."
Stu menaruh Kanaya diatas ranjangnya..Kanaya menggeliat sebentar
"Den..saya tinggal yaah?" pamit mbak Pur setelah menaruh kopi dan papper bag di meja nakas
"Iya bu" jawab Stu
"Selamat malam den"
"Selamat malam bu" jawab Stu sambil menoleh ke mbak Pur
Mbak Pur keluar dari kamar Kanaya sambil menutup pintu kamar dengan perlahan
Sepeninggal Mbak Pur..Stu menyelimuti Kanaya dan menyetel ac dengan temperatur hangat
Stu duduk di bibir ranjang Kanaya..dia perhatikan Kanaya yang tengah tertidur dengan damainya
Dengan lembut Stu membelai rambut Kanaya dan tangannya turun ke pipi Kanaya
"Kamu memang manis Naya.." ujar lirih Stu
Stu lihat papper bag yang ada di nakas..dia cari secarik kertas dan dia tulis pesan untuk Kanaya dan dia selipkan di bawah papper bag tersebut
Setelah itu..dia perhatikan lagi Kanaya sambil tersenyum..kemudian Stu bangun dan mencium kening Kanaya dengan lembut
"Selamat malam Naya..mimpi yang indah yaa?" bisik Stu lirih
Setelah mengambil gelas kopinya..Stu keluar dari kamar Kanaya
Stu tersenyum melihat Kanaya yang terbaring di ranjangnya dan dia tutup pintu kamar Kanaya dengan perlahan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Alejandra
aku bacanya yang belakangan dulu baru balik ke awal. Ternyata kelakuan Cindy diawal sama kayak cewek" lain, kegatalan...
2023-05-23
0
Leni Ani
tu kopi sampai pusing di bawa kesana kemari 😁😁😁😁😁
2023-01-12
0
Cherry
pasti hp keluaran terbaru buat Naya
2021-08-23
2