Sela memasuki rumahnya yang berada di sisi timur komplek mansion kepunyaan Stu
Diruang tamu..dia melihat Riko..suaminya tengah melepaskan sepatunya dan dia buang sembarang
"Dari mana mas?..kok baru pulang?" tanya Sela sambil memberesi sepatu Riko
"Jalan sama Stu.." jawab Riko sekenanya sambil merebahkan kepalanya ke sandaran sofa
"Sama tuan muda?..tuan muda sudah pulang dari semalam..dari mana kamu mas?..semalam aku telpon kok hp mu nggak aktif?" tanya Sela yang sudah agak emosi
Riko tidak menjawab pertanyaan istrinya..dia bangun dan melangkahkan kakinya ke kamar
"Nanti ajah yaah?..aku ngantuk.." jawab Riko
Sela hanya menghela nafasnya melihat kelakuan suaminya
"Tuan muda hari ini memangnya gak ada schedule mas?..kok kamu tinggal tidur?" tanya Sela
"Hari ini off..gak ada schedule" jawab Riko sambil menutup pintu kamarnya
__________________________________________
"Non Naya.." panggil Tika
"Iya mbak.." jawab Kanaya yang tengah bermain dengan Summer
"Non dipanggil tuan muda.." ujar Tika
Sontak senyum ceria Kanaya langsung lenyap setelah mendengar dirinya dipanggil Stu
Apalagi kalau mengingat kemurkaan Stu tadi pagi di meja makan
"Aa..ada apa ya mbak?" tanya Kanaya
"Tidak tahu non.." jawab Tika
Tika menunggu Kanaya yang masuk ke dalam rumah
"Summer biar saya pegang non.." pinta Tika
"Biar mbak..biar saya bawa ajah.."
"Nanti setelah non ketemu dengan tuan muda..non baru boleh bawa Summer lagi" ucap Tika yang masih mengadahkan tangannya meminta Summer dari tangan Kanaya
"Kenapa mbak?..tuan muda nggak suka kucing yaah?" tanya Kanaya
Tika hanya memberikan senyumannya
Akhirnya Kanaya memberikan Summer ke Tika
"Jangan bandel yaaah?..aku nggak lama kok.." kata Kanaya sambil mengelus-elus kepala Summer yang kini sudah berada di tangan Tika
Kanaya lalu mengikuti Tika untuk menemui Stu di ruangan pribadinya
"Silahkan non..tuan muda ada di dalam" kata Tika begitu sampai di depan sebuah pintu
Kanaya masuk ke dalam ruangan pribadi Stu
"Assallamuallaikum.." sapa Kanaya sambil mengetuk pintu pelan
"Masuk.." suara bariton khas Stu menyuruh Kanaya masuk
"Iih..mosok orang salam nggak dijawab siih.." gerutu Kanaya dalam hatinya
Kanaya masuk dan berdiri menunggu..dia merasakan aura yang menyeramkan
"Duduk.." perintah Stu sambil menghampiri Kanaya
Kanaya dengan ragu-ragu duduk di sofa..Stu menyusul duduk di seberang Kanaya
"Kanaya?.."
"Ii..iya tuan muda.."
"Kanaya Puspa Alexandria.." sambung Stu
"Panggil ajah Naya tuan.."
"Hmmm.." jawab Stu
"Kalau nama tuan siapa?" tanya Kanaya
"Stewart Jodi Wijaya..panggil aja Stu.." jawab Stu
"Setu?..kayak nama hari.." ucap Kanaya polos
(Setu yang artinya Sabtu kalau di bahasa Jawa)
"Stu..bukan Setu!..Stu Naya..S-T-U!!..Stu!!" sewot Stu
"Iya tuan..maaf..hehehehe.." Kanaya memberikan deretan giginya yang putih
"Ck..coba kamu cerita..kenapa kamu semalam bisa di kejar-kejar sama anak-anak punk itu" kata Stu sambil menumpangkan kaki kanannya ke kaki kiri
Kinaya lalu menceritakan saat pertama kali menjejakan kakinya di terminal bis antarkota dan sialnya dia diganggu oleh segerombolan anak punk yang biasa nongkrong di terminal
Stu mendengarkan cerita Kanaya sambil menatap mata Kanaya secara inten
"Mata itu..mata itu sama dengan mata kepunyaan dia.." batin Stu
"...tahu-tahu..saya bangun sudah ada di sini tuan.." kata Kanaya yang mengakhiri ceritanya
"Terima kasih tuan..karena sudah menolong saya.." sambung Kanaya
Stu menjawab dengan anggukan kepalanya
"Kamu ngapain sampai datang ke ibukota sendirian?" tanya Stu
Sejenak Kanaya menudukan kepalanya
"Kata nenek..saya disuruh mencari orangtua saya disini tuan.."
"Orang tua kamu?..memangnya orangtua kamu kemana?"
"Nenek tidak cerita tuan..nenek hanya menyuruh saya untuk ke ibukota mencari orangtua saya..eh..iya tuan..tuan tahu tas saya?" tanya Kanaya
Stu bangun dan mengambil tas ransel Kanaya yang dia taruh di sebuah meja
"Terima kasih tuan.." jawab Kanaya sambil menerima tasnya dari Stu
"Kamu tahu orangtua kamu seperti apa?" tanya Stu yang duduk disebelah Kanaya
Kanaya yang tengah mencari sesuatu di tasnya hanya menggelengkan kepalanya
"Nggak tahu?..terus..gimana kamu mau mencarinya kalau kamu aja nggak tahu orangtua kamu kayak apa?" tanya Stu
Stu melihat tengkuk Kanaya yang terdapat anak rambutnya yang tidak terikat..putih bersih ketika gadis itu tengah menunduk mencari sesuatu di tasnya
"****.." batin Stu sambil mengalihkan matanya dari sana
"Ini tuan..nenek hanya kasih ini ke saya untuk mencari orangtua saya" kata Kanaya sambil memperlihatkan sebuah foto dan kalung berliontin huruf K
Stu ambil foto dari tangan Kanaya..sebuah foto lama yang memperlihatkan sebuah keluarga yang berjumlah 4 orang
Sang suami berdiri di depan istrinya yang tengah duduk memangku bayi kecil berumur 1 tahun dan disamping sang ibu berdiri seorang anak laki-laki yang diperkirakan berumur 10 tahun
"Ini foto keluarga kamu?" tanya Stu
"Kalau kata nenek iya tuan.." jawab Kanaya
Tapi Stu merasa heran..keluarga itu bukan seperti keluarga asli orang Indonesia..kalau dilihat dari sosok kedua orangtua Kanaya..mereka keluarga keturunan..rambut mereka berwarna coklat..sama seperti punya Kanaya
"Yang dipangku ini pasti kamu..kamu masih bayi waktu itu.."
"Iya tuan.." kata Kanaya sambil melongok ke foto yang dipegang Stu
"Ibu kamu cantik.."
"Iya tuan.." ucap Kanaya sambil tersenyum
"Seperti kamu.."
Eeeh..
Sontak keduanya terdiam tenggelam dengan pemikiran masing-masing
"Ini pasti kakak kamu.." kata Stu yang berusaha memecahkan kecanggungan
"Ii..iya tuan.." jawab Kanaya sambil melirik ke Stu
...ya Allooooh..tampan sekali..matanya biru banget..
"Kamu nggak sekolah?" tanya Stu sambil mengembalikan foto ke Kanaya
"Sekolah tuan..tapi..semenjak nenek meninggal..saya dikeluarkan dari sekolah.." jawab Kanaya sambil tertunduk sedih
"Kenapa?"
"Tidak ada biaya tuan.."
Stu terenyuh mendengar jawaban Kanaya
Hanya persoalan sepele..masalah biaya..seseorang tidak bisa menuntut ilmu di sekolah
"Kelas berapa kamu sekarang?" tanya Stu
"Kelas XI tuan.." jawab Kanaya
"Kamu kalau sekarang sekolah lagi..mau nggak?" tanya Stu
"Saya yang bayarin..semua.." sambung Stu
Sontak Kanaya mendongakan kepalanya melihat ke arah Stu..seakan tidak percaya apa yang dia dengar barusan
"Be..benar tuan?" tanya Kanaya tak percaya
Stu menganggukan kepalanya
"Terima kasih tuan..."
Secara spontan Kanaya berteriak kegirangan sambil memeluk Stu yang duduk di sampingnya..tapi..buru-buru Kanaya melepaskan pelukannya dan menarik badannya
"Maaa..maaf..tuan.." ucap Kanaya sambil menundukan kepalanya..menyembunyikan wajahnya yang sudah pasti memerah menahan malu
"Hmmm.." ucap Stu
Stu tertawa didalam hatinya..dia sempat melirik Kanaya merutuki sikap bodohnya sambil menepuk keningnya sekali
"Kenapa?..belum pernah meluk orang yaak?" tanya Stu berusaha secuek mungkin
Kanaya hanya diam masih menundukan mukanya..jangan ditanya bagaimana rona muka Kanaya sekarang
"Senen yaah..kamu sudah mulai sekolah..biar Riko sama Sela yang ngatur semua" kata Stu yang berusaha memecahkan kekakuan yang ada
Kanaya sontak menoleh ke arah Stu
"Hari senin tuan?..buku sama seragam saya kan masih dikampung.."
Stu tergelak mendengar ucapan polos Kanaya
"Naya..Naya.." gemas Stu sambil mengucek-ngucek rambut Kanaya
"Kamu buang buku sama seragam kamu itu..kita beli yang baru" gemas Stu
"Iiih..rambut aku kan jadi jelek tuan" ketus Kanaya sambil mengerucutkan bibirnya
Kanaya merapikan rambutnya yang agak berantakan akibat ulah Stu
Stu makin gemas melihatnya
"Itu bibiiiiir..jangan di monyong-monyongin kayak gitu napa siiih?..udah kayak bebek.." gemas Stu sambil menarik kedua pipi Kanaya
"Aaah..tuaaaaan..kan sakit.." rajuk Kanaya
Makin tergelaklah ketawa Stu
Kanaya heran melihat Stu yang berbeda dengan Stu yang dia lihat pagi tadi
Auranya tidak menyeramkan lagi
*
Flasback on
"Den?" panggil mbak Pur sambil mengetuk pintu ruang pribadi Stu
Stu yang berdiri di depan jendela tidak menjawab..dia hanya menoleh ke arah mbak Pur dan dia kembali melihat ke arah halaman belakang mansionnya
Mbak Pur mendekati Stu
"Aden kenapa marah-marah sama anak itu?" tanya mbak Pur berdiri di sebelah Stu
"Kasihan den..dia masih kecil.."
"Ibu kenapa kasih baju Sita ke Kanaya?" tanya Stu dingin
"Kanaya?..Kanaya siapa den?" tanya mbak Pur bingung
"Anak itu namanya Kanaya bu.." jawab Stu
"Ooh..mbak minta maaf ya den..masalah baju non Sita yang mbak kasih pakai ke non Kanaya..soalnya mbak lihat..tidak ada baju lagi den..yang muat dengan badan non Kanaya..selain baju non Sita" terang mbak Pur
Stu hanya diam mendengar penjelasan mbak Pur..dia hembuskan nafasnya dengan berat
"Ibu kan bisa beli baru..kenapa ibu kasih bajunya Sita?"
Mbak Pur tersenyum
"Aden..kalau aden mempunyai suatu masalah..hadapilah..jangan aden terus sembunyi darinya..sampai kapan pun..masalah itu akan terus mengejar-ngejar aden.."
Nasihat mbak Pur seperti menusuk relung hati Stu..Stu memejamkan matanya
"Cobalah aden buka lagi pintu hati aden..sampai kapan aden akan terus begini?"
"Entahlah bu..saya juga nggak tahu.."
"Cobalah aden mulai dengan bersikap lembut kepada non Kanaya.."
Stu sontak menoleh ke arah mbak Pur..meminta penjelasan perkataannya barusan..mbak Pur hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya
"Mbak merasa..non Kanaya mempunyai sesuatu yang aden cari selama ini.."
Stu kembali melihat halaman belakang mansionnya sambil tersenyum kecut
"Saya permisi ya den.." pamit mbak Pur
"Iya bu" jawab Stu singkat
"Bu Pur.." panggil Stu
"Iya den?" jawab mbak Pur berhenti dan menoleh ke Stu
"Terima kasih.." ucap tulus Stu
Mbak pur hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya
Mbak Pur keluar dan menutup pintu ruang pribadi Stu dengan pelan
Mata Stu melihat Kanaya keluar ke halaman belakang sambil mengangkat Summer di udara
Matanya terus mengikuti tingkah Kanaya yang tengah bermain dengan Summer
"Tikaaaa!!" panggil Stu
"Iya tuan muda.." jawab Tika dari luar
Tak lama..muncul Tika di ambang pintu
"Tuan muda manggil saya?" tanya Tika
"Panggil Kanaya suruh kesini.." pinta Stu yang masih memperhatikan Kanaya di halaman belakang
"Baik tuan muda.." jawab Tika sambil menutup kembali pintu ruang pribadi Stu
Flashback off
*
Didepan pintu ruang pribadi Stu..ternyata mbak Pur dan Tika menguping pembicaraan antara Stu dan Kanaya di dalam
"Tuan muda tumben ya bu..bisa sampai ketawa ngakak gitu.." kata Tika
"Iya..mudah-mudahan..Kanaya bisa merubah den Stu ke depannya" harap mbak Pur
"Iya bu..semoga tuan muda bisa segera melupakan non Sita ya bu.."
"Iya Tika.." jawab mbak Pur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Alejandra
Bukannya tadi duduknya bersebrangan, kok sekarang disamping. Kapan pindahnya...
2023-11-30
0
Alejandra
Udah punya istri kok main di Club Malam ditemani cewek, kalau cuma duduk aja nggak masalah, ini dipeluk segala...
2023-11-30
0
HARTIN MARLIN
🤔🤔🤔🤔 penasaran
2023-08-05
0