Stu masih menggandeng tangan Kanaya menuju dapur
"Nih..sudah saya siapin bahan-bahannya" kata Stu sambil memberikan sebuah kantong plastik yang ada di meja makan
"Kakak tadi belanja?" tanya Kanaya sambil menoleh ke Stu
"Iya dooong.." bangga Stu sambil menegakan dagunya sambil menyisir rambutnya dengan jari tangannya
Kanaya terkekeh melihat pose Stu yang seperti memamerkan keangkuhannya
"Padahal tadi aku suruh Riko yang belanja..hehehe"
"Waaah..banyak sekali kak.." ucap Kanaya yang melihat isi kantong plastik belanjaan
Stu lalu duduk di meja makan untuk melihat Kanaya yang tengah meracik bumbu
"Naya.." panggil Stu
"Iya kak?"
"Kamu suka pasta nggak?"
"Pasta?..apaan itu kak?"
"Pasta..makanan dari Itali..modelnya sama kayak spagheti.." jawab Stu
"Kalau spagheti aku tahu kak..soalnya tadi pagi kak Alf membikinkan spagheti buat aku.." kata Kanaya yang asyik meracik bumbu ramen
"Alf bikinkan kamu spagheti?" tanya Stu
"Iya kak..kata kak Alf..spagheti special andalan restonya kak Alf" jawab Stu
"Enak nggak?" tanya Stu ketus
"Enak banget kak.." jawab Kanaya yang serius memotong bawang..sampai tidak melihat Stu yang salah tingkah di depannya
Entah gimana..Stu seperti tidak rela Alf menyombongkan skill nya di depan Kanaya
Stu bangun dan menghampiri Kanaya
"Saya mau buatin pasta special buat kamu.."
"Kakak bisa masak?"
"Hmmmm..bisalah..tapi nggak jago-jago amat kayak Alf.."
Jadilah mereka berdua meracik bumbu untuk masakan mereka masing-masing
Mbak Pur yang menyaksikan kegiatan mereka dari balik pintu dapur hanya bisa tersenyum
"Mbak harap..apa yang kau cari selama ini bisa kau dapatkan di diri non Naya den.." harap mbak Pur
Sela datang dan berdiri di samping mbak Pur
"Apa perlu saya panggilin Tika atau Nuri bu?..agar membantu tuan muda dan non Naya" tanya Sela
"Nggak perlu Sel..biarkan saja..biarkan mereka berinteraksi seperti sekarang..semoga dengan kehadiran non Naya disini..den Stu bisa segera melupakan luka lamanya.." jawab mbak Pur yang tidak melepaskan pandangannya ke arah Stu dan Kanaya
"Iya bu..semoga"
Mbak Pur dan Sela tersenyum geli melihat Stu tengah menggoda Kanaya..saat Kanaya meminta spatula yang tengah dipegang Stu tinggi-tinggi..hingga membuat Kanaya meloncat-loncat untuk meraih spatula yang ada di tangan Stu
__________
Mie ramen dan pasta sudah tersaji di meja makan yang ada di dapur
"Ayo kak..kakak cobain ramen buatan aku..aku cobain pasta buatan kakak.." ajak Kanaya
"Okee.."
"Bismillahirohmannirohimm.." ucap Kanaya sebelum memakan pastanya
Stu tersenyum mendengar Kanaya mengucapkan kembali doa sebelum makan
"Gimana Naya?..enaak?" tanya Stu sambil menyendok kuah ramen dengan sendoknya
"Hmmmm..ya Allooooh..enak sekali kaaak..kakak ternyata pintar masak juga yaah?" puji Kanaya
Stu tersenyum mendengar pujian Kanaya..dia sendok mie ramen hasil buatan kanaya
"Ramen buatan aku..enak nggak kak?" tanya Kanaya atas masakan ramennya yang tengah dinikmati oleh Stu
"Hmmm.." Stu meresapi cita rasa ramen buatan Kanaya
Stu terdiam sambil menahan dagunya dengan salah satu jarinya
"Kakaaaaak!!.." kesal Kanaya..karena Stu tidak juga memberikan komentar atas masakannya
"Apa?" tanya Stu dengan wajah tak berdosanya
"Gimana koment soal rasanya?" tanya Kanaya tak sabaran
"Harus memangnya?" goda Stu
"Iiiih..orang ditungguin juga.." sewot Kanaya sambil mengerucutkan bibirnya
Stu tergelak tertawa melihat pose muka Kanaya yang mulai ngambek
"Kakak kok malah ketawa sih?"
"Hahahaha..bibir kamu Naya..bibir kamu udah kayak bebek..hahahaha.."
Makin maju bibirnya Kanaya karena di goda oleh Stu
"Iya..iya..saya kasih nilai..10..sempurna!!" kata Stu sambil memberikan jempolnya
Sontak..Kanaya tersenyum senang mendengar pujian Stu atas masakannya
"Waah..terima kasih ya kak.."
"Hmmm.."
"Kak..kalau kakak bisa masak..kakak kenapa nggak jadi chef aja sih kak?..kayak kak Alf..gajinya gede lho kak.." tanya Kanaya
Stu hampir tersedak ketika mendengar pertanyaan Kanaya
Seandainya Kanaya tahu..status dari Stewart Jodi Wijaya yang seorang CEO dari Wijaya Holding..sebuah korporasi terbesar di negara ini
Dia tidak akan pernah mau menjadi chef disebuah restoran tapi dia akan membeli atau membuka beberapa restoran baru berapa pun yang dia mau
"Nggak Naya..saya paling malas masakin makanan untuk orang lain" jawab Stu sekenanya
"Kok?..sekarang kakak mau masakin aku pasta?" tanya Kanaya lagi
Jdeeeerrrr!!!..
Stu merutuki kebodohannya yang menjawab pertanyaan Kanaya dengan asal..jawabanya menjadi bumerang ke dirinya sendiri
"Eeh..anu..soalnya..kamu kan special Naya..beda dengan yang lain" jawab Stu yang tidak mau memandang Kanaya..dia lebih memilih memakan ramen yang ada di mangkoknya
Kanaya mengerut keningnya..otaknya belum bisa mencerna arti kata special yang diucapkan Stu untuk dirinya
"Nih..kamu cobain ramen bikinan kamu.." kata Stu seraya menjulurkan mie ramen yang ada di sumpitnya
"Aaa.." pinta Stu agar Kanaya membuka mulutnya
Blussssshhh...
Sontak muka Kanaya merona merah..dia sontak menggeleng-gelengkan kepalanya
"Nnn..nnggg...nggak kak..buat kakak saja" kata Kanaya sambil melihat Stu
"Ayo Naya..aaaa"
Dengan malu-malu..Kanaya memakan ramen yang disodorkan Stu ke mulutnya
Slruuuuup...
Jari Stu lalu membersihkan kuah ramen yang menempel di ujung bibir Kanaya dan langsung dia hisap jarinya
Jangan tanya lagi..gimana rupa muka Kanaya yang merah merona setelah melihat moment yang Stu lakukan
"Ya Alloh..kak Stu ngapain barusan?"
Stu hanya tersenyum sambil melanjuti makannya
Tak lama kemudian..masuk Sela
"Tuan muda?" panggil Sela
"Iya Sel?" jawab Stu sambil menengok ke arah Sela
"Ada tamu yang mau ketemu dengan tuan muda.."
"Dari mana Sel?" tanya Stu sambil mengelap bibirnya dengan tissue
"Dari perusahaan Group Luxson tuan muda.."
"Oke..suruh mereka tunggu di ruang kerja saya yaah?" pinta Stu
"Baik tuan muda.."
Sela lalu kembali ke depan
"Saya tinggal ya Naya.." kata Stu sambil bangun dan menuju ke depan
"Iya kak.."
Setelah selesai..Kanaya memberesi mangkuk bekas makan mereka berdua
___________
Sebelum tidur..Kanaya memastikan semua peralatan untuk sekolah besok sudah siap sedia di dalam tasnya
"Ya Alloh..terima kasih atas karuniaMu..aku akhirnya bisa sekolah lagi.." batin Kanaya
setelah semunya dirasa sudah siap..Kanaya naik ke atas ranjangnya yang besar dan empuk
Dia tarik selimutnya dan mulai memejamkan matanya
Kanaya bersyukur..karena dirinya diperbolehkan tinggal disini
*Flashback on
Kanaya menoleh ke arah pintu kamarnya yang diketuk
"Bu.." sapa Kanaya sambil mengangguk hormat pada mbak Pur yang berdiri di depan pintu
"Ibu ganggu nggak non?" tanya mbak Pur lembut
"Ooh..nggak bu..mari..silahkan masuk.."
Kanaya mengajak mbak Pur untuk duduk di sofanya
"Gimana non Naya?..besok jadi sekolah?" tanya mbak Pur
"Jadi bu..saya senang sekali bu..akhirnya saya bisa sekolah lagi" jawab Kanaya sambil tersenyum
"Sekolah yang rajin yaah?"
"Iya bu..eh ibu..eh..anu.."
"Ada apa Non?..hmmm?" tanya mbak Pur sambil membelai rambut Kanaya
"Eeee..sa..saya sama tuan Stu boleh tinggal disini tidak ya bu?..soalnya saya di ibukota ini tidak punya kenalan siapa-siapa bu.." tanya Kanaya malu-malu
Mbak Pur mengulas senyumannya
"Boleh non..den Stu pasti senang kalau non Naya mau tinggal disini.." jawab mbak Pur
"Beneran bu?"
Mbak Pur menganggukan kepalanya
"Terima kasih bu.." kata Kanaya sambil tersenyum senang
"Iya..sama-sama.."
"Ibu..kalau boleh saya tahu..orangtua tuan Stu kemana ya bu?..kok saya tidak pernah ketemu?: tanya Kanaya
"Orang tua den Stu tinggal di luar negeri non..tapi kadang-kadang..mereka tinggal di Indonesia" jawab mbak Pur
"Jadi tuan Stu tinggal sendiri disini?"
"Iya non..mangkanya..ibu merasa kasihan padanya..karena den Stu seperti kesepian selama tinggal disini.."
"Tuan Stu sudah berkeluarga bu?..eeh..maaf bu..aku kok jadi lancang begini yaah?" ucap Kanaya pasa dirinya sendiri sambil menepuk bibirnya untuk merutuki kelancangannya
Mbak Pur tersenyum geli melihat tingkah Kanaya
"Belum non..den Stu belum berkeluarga..non Naya sendiri..kenapa bisa datang ke ibukota..sendirian lagi?" tanya mbak Pur
"Iya bu..setelah nenek Ida meninggal dunia..nenek menyuruh saya untuk pergi ke ibukota..agar saya bisa menemukan orangtua kandung saya.." jawab Kanaya
"Orangtua kandung non?..memangnya orangtua kandung non kemana?"
"Nggak tahu bu..nenek Ida hanya menyuruh saya agar pergi ke ibukota untuk mencari mereka"
"Non tahu rupa orangtua non Naya?" tanya mbak Pur
Kanaya menggelengkan kepalanya
"Tapi nenek Ida hanya memberikan foto dan kalung kepada saya sebagai bekal pencarian orangtua saya..sebentar bu.."
Kanaya bangun dan menuju ke nakas yang ada di sebelah ranjangnya dan dia kembali ke sofa dengan membawa foto dan kalung di tangannya
"Ini bu..foto keluarga saya.."
Mbak Pur menerima foto dari tangan Kanaya dan melihatnya
"Ini foto keluarga non?" tanya mbak Pur
"Iya bu.."
Mbak Pur melihat lagi foto keluarga Kanaya yang ada di tangannya
"Aku kok kayak familiar yaaah dengan mereka..kayak pernah melihat..tapi dimana?..jangan-jangan.." batin mbak Pur
"Nenek Ida di ibukota..punya sanak saudara nggak non?" tanya mbak Pur sambil mengembalikan foto ke Kanaya
"Nggak tahu bu..soalnya..nenek bilang..saya bukan cucu kandungnya.." jawab Kanaya sambil menundukan kepalanya
"Ya Alloh..kasihan sekali kau Naya..semoga tuhan selalu melindungimu dan mengabulkan apa yang kau harapkan nak.."
Lamunan mbak Pur terputus oleh ketukan pintu kamar Kanaya
*Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Cherry
cb kl Alfonso bilang ke ortunya kl Naya mirip adiknya... pasti ngenalin Naya
2021-08-23
3