# FLASHBACK ON BAGIAN 14 #
Part ada 18+, jadi bijaklah dalam membaca, yang dibawah umur tolong🙏🙏🙏 lompati part ini dan menyingkir jauh-jauh😉😉.
Aku hanya bisa pasrah tak berkutik, saat kak Yona begitu marahnya telah menyuruhku untuk masuk kamar. Kini suara riuh teman-teman kak Adrian mulai begitu mengema terdengar didalam kamarku.
"Heeeh, sabar ... sabar kamu Karin. Memang untuk saat ini kamu harus mulai belajar sabar, sebab kak Yona telah mencoba dekat dengan kakak kamu. Lagian Adrian adalah kakak kamu sekarang, jadi kapan saja kamu bisa bersamanya tanpa ada halangan dari Yona saat sedang sendirian," rancau hati yang lagi bersedih.
Dentuman suara musik begitu mengelegar sangat berisik sekali, hingga rasa-rasanya tak tahan lagi ingin melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi diluar, karena semua orang terdengar begitu tertawa riang penuh dengan kesenangan.
Perlahan-lahan aku mencoba berjalan dengan cara berjinjit-jinjit agar tak terdengar suara langkahku, karena biar tak ketahuan dan kena marah oleh kak Yona si wanita jahat itu.
"Astagfirullah, apa yang sedang mereka lakukan sekarang? Apa mereka sedang meminum-minuman yang terlarang? Aah, apakah ini yang dimaksud kak Yona tadi? Hingga aku tak boleh ikut, sebab mereka mau pesta menggunakan minuman berakh*h*l? Kamu kenapa jadi ikut-ikutan mereka sih kak Adrian? Apa ngak takut jika mama nanti tahu?" guman hati yang terus saja bertanya-tanya, dengan posisi sembunyi mencoba mengintip dibalik penghalang anak tangga lantai atas.
"Aaah, biarlah. Kayaknya akupun kalau melarang pasti akan kena marah, lagian kelihatannya mereka happy-happy saja, ngapain juga aku harus repot-repot untuk mencegah mereka?" rancau hati yang tak peduli atas kelakuan mereka.
Langkah kaki kini kembali ke kamar lagi untuk mencoba memejamkan mata, tapi pada kenyataannya bukannya malah tertidur pulas tetapi terus saja terjaga, akibat kebisingan suara musik dan teman-teman kak Adrian. Tubuh berulang kali berguling ke kanan kiri mencoba mencari tempat ternyaman supaya bisa tidur. Lama sekali acara senang-senang mereka belum berakhir juga, hingga akhirnya terdengar suara kak Yona dan kak Adrian sedang tertawa dan bernyanyi riang yang kelihatannya berjalan mendekati kamarku.
Ceklek, pintu kubuka sedikit untuk mencoba melihat apa yang terjadi, sebab suara kebisingan mereka berdua membuatku begitu penasaran.
Bhuugh, suara tubuh kak Adrian dan kak Yona tiba-tiba terguling jatuh berdua dilantai.
Aku begitu terkejut atas tubuh yang jatuh, hingga tujuan sekarang ingin segera menolong mereka, namun niat hati itu kuurungkan sebab ada kak Yona yang masih sedikit sadar tergeletak disamping kanan kak Andrian. Lama sekali aku mengintip mereka, hingga akhirnya terlihat kak Yona sudah tak menggerakkan badannya lagi, yang kemungkinan sudah tertidur pulas diubin keramik.
"Apakah aku harus menolong kak Adrian sekarang? Tapi bagaimana kalau kak Yona nanti bangun lalu marah? Aduh gimana ini? Kalau tak menolong kak Adrian, kasihan juga dia sebab tidur dibawah, yang bisa-bisa nanti kedinginan. Aku harus menolongnya, walau kak Yona nanti akan memarahiku," cakapku dalam hati dalam keraguan namun harus maju menolong segera.
Pintu kuusahakan terbuka lebar-lebar untuk segera keluar menolong kak Adrian. Sekarang langkah mendekati tubuh kak Adrian yang sudah teler namun masih sedikit sadar.
"Kak ... kak Adrian, bangun kak!" cakapku berusaha mengoyang-goyangkan tubuhnya.
"Kamu apaan, sih!" tolaknya.
"Ayo bangun, jangan tidur disini!" jawabku berusaha menjelaskan.
"Aku ngak mau. He ... he ... he, aku maunya tidur disini, 'kan enak. Kamu ini kok cantik banget sih," rancau kak Adrian tak tentu arah, dengan tangan ingin meraih pipiku.
"Nanti disini dingin. Ayo kak, akan kubawa Kamu! Kita langsung masuk ke kamar kamu saja," perintahku yang mencoba menuntunnya menuju kamarnya sendiri.
"Aku ngak mau. Maunya disini!" tolaknya manja seperti anak kecil.
Tak kupedulikan permintaannya, yang kini tangan kak Adrian berusaha kurengkuhkan dibahu, supaya enak membawanya ketika berjalan nanti. Ceklek, dengan berjalan penuh susah payah, akhirnya diriku bisa juga membawa tubuh kak Adrian ke kamarnya.
"Ayo kak, kita sudah sampai ini!" cakapku memberitahu saat sedikit lagi hampir sampai pada tujuan utama yaitu kasur.
Dengan kelelahan yang begitu tak tertahan akibat tubuh kak Adrian yang begitu berat, tanpa merasa kasihan dan aba-aba langsung saja kubanting tubuhnya ke atas pembaringan.
"Heeeh ... heeh, ya ampun kak. Ternyata badan kamu berat juga," keluhku mengambil nafas dalam-dalam akibat kelelahan.
Saat kurasa sudah aman kak Adrian tak sadarkan diri tertidur akibat mabuk, dengan secepatnya kini aku mencoba melangkah pergi berusaha untuk ke kamarku sendiri.
"Tunggu!" perintah kak Adrian mencekal tanganku, dengan posisinya terduduk bangun sambil mata sayu-sayu ingin terpejam.
Aku yang kaget dan tak siap tiba-tiba kak Adrian menarik tanganku dengan kuatnya, hingga tubuh yang tak seimbangpun sampai terpelanting jatuh terpental dari atas pembaringannya.
"Jangan tinggalkan aku sendirian," cakapnya yang kini mendekati tubuhku, dengan sikapnya sudah berjongkok diatas tubuhku.
Netra kini menatap seksama wajah kak Adrian, yang kelihatan antara setengah sadar dan tidak.
"Apa yang kamu lakukan, kak? Lepaskan aku ... lepaskan," suruhku saat tangan lebar kak Adrian kini mencekal telapak tanganku dengan cara mengkunci keduanya.
Lama sekali tidak ada jawaban, yang ada sekarang hanyalah hembusan nafas kasar sudah tercium bau minuman keras dari mulut kakak angkat.
"Kamu tenang saja, aku akan mulai membahagiakan kamu sekarang," rancaunya yang menakutkan.
"Lepaskan aku, kak. Lepaskan ... lepaskan!" ujarku yang berusaha meronta-ronta.
"Mppphhhhh," tolakku kuat saat bibir kak Adrian telah berhasil mendarat dibibirku yang tak siap.
"Ya tuhan, selamatkan aku. Apa yang terjadi pada kak Adrian, hingga dia tak terkontrol lagi ingin mengusaiku?" rancauku dalam hati panik sambil berdoa.
"Kamu begitu cantik dan mengairahkan, sayang!" rancaunya lagi berbisik ditelingaku.
Tanpa ampun lagi kak Adrian begitu bringasnya menc*mb*iku dari atas, yang dimulai dari bibir hingga kini beralih turun ke leher. Tenagaku benar-benar kalah kuat oleh kuncian kak Adrian. Sebisa mungkin kini aku mencoba meronta-ronta agar secepatnya bisa melarikan diri, namun pada kenyataanya diri ini begitu tak kuasa saat kak Adrian tanpa henti terus saja menyentuh tubuhku.
Sreeek, dengan sekali tarik tiba-tiba baju sudah sobek, dengan kondisi bagian tubuh atasku sudah terpampang jelas dimatanya.
"Kak hentikan ... hentikan. Aku mohon hentikan, jangan lakukan ini. Ingatlah, aku ini adalah adikmu," pintaku berucap kasar dengan deraian airmata yang mulai mengalir deras.
"Aku akan memu*skan kamu, sayang!" rancaunya yang menjijikkan kian membuat bulu kudukku merinding tak karuan.
Akibat minuman haram itu, kak Andrian kini benar-benar sudah menjadi orang lain seperti kerasukan, yang tanpa belas kasihan lagi terus saja ingin menjamahku. Kini aku begitu meronta kuat dan menangis tersedu-sedu supaya kejadian hina ini bisa dibatalkan. Namun tanpa ampun tubuhku terus saja dia belai dengan kasarnya, hingga nafas yang harum namun kasar, tanpa ampun lagi terus saja menciumku.
"Aku ingin memilikimu selamanya," cakap kak Adrian dengan sifat yang penuh nafsu tak terkontrol lagi.
"Ayolah kak, sadarlah. Hentikan ini semua, ingatlah aku ini siapa?" Permohonanku dalam tangisan.
Detik demi detik kejadian yang selama ini kujaga kini telah terampas paksa oleh kakak angkat. Tangisanpun kian pecah saat menyadari mahkota telah terkoyak, akibat kebejatan kak Adrian yang lagi kerasukan.
Deru nafasnya yang kasar saat menghirup udara sudah terdengar menjijikkan sekali dekat telingaku, yaitu disaat tubuh kekarnya terbaring lemah melanjutkan pejaman mata yang sempat tertunda. Kuusap perlahan lelehan airmata yang dari sembari tadi terus saja membanjiri pipi, dengan tangan kini sibuk merapikan pakaian yang sudah berantakan akibat tarikan paksanya tadi.
Kutatap lekat penuh kebencian yang kulakukan pada wajah kak Adrian sekarang. Kini aku berusaha mengumpulkan tenaga, untuk segera bangkit dari ranjang dan mencoba segera pergi meninggalkan kamar laknat atas kejadian yang telah menghancurkan hidupku. Tangan berusaha memegang kuat baju yang terkoyak agar tak menampakkan lagi tubuh yang sudah ternodai. Dengan tergesa-gesa kaki kini melangkah pergi untuk masuk ke kamarku sendiri. Perih ditubuhku tak lebih perih dari luka yang meradang dalam hati.
Braaak, dengan sekuat tenaga kubanting pintu sebab amarah, benci, takut, kesal, kecewa, sedih telah menghampiriku. Semua rasa kini telah menjadi satu tak bisa berkata apa-apa lagi, hingga air showerlah kini menjadi penumpah segala rasa kekecewaaan ini.
"Aaaaaaaah ... kenapa ... kenapa, kak. Hik ... hiks, kenapa kamu melakukan ini padaku? Kamu sungguh kejam telah menghancurkan hidupku mulai sekarang ini. Haaah, kenapa?" tangisanku pecah pilu saat mengenang kejadian beberapa menit yang lalu.
Air yang jernih kini telah berubah jadi kemerahan, akibat sebuah darah telah mengalir perlahan-lahan dari kakiku. Tetesan air shower terus saja membawa tangisanku hingga ikut hanyut atas aliran air yang terbuang. Rasa mengigil tubuhpun tak kuhiraukan lagi, sebab yang terpenting sekarang hanya bisa menumpahkan segala sesak, akibat kekesalan diri yang telah ceroboh membawa kak Adrian masuk ke kamarnya tadi.
"Haah ... huuuuaaah, mama. Aku rindu kamu, ma. Aku sungguh bodoh, anak tak berguna dan selalu saja merepotkan kalian. Maafkan aku ma, aku adalah anak durhaka yang tak bisa menjaga nama baik kamu, tak bisa membahagiakan dan selalu saja memperburuk keadaan. Apakah aku tak patut dan layak hidup didunia ini bersama kalian, mama ... mama aku rindu kalian," ujarku dalam hati mengenang wajah mama kandung dan angkat.
Aku memukul-mukul dada kuat, menjambak rambut, berteriak histeris, menangis sekencang-kencangnya yang bisa kulakukan tanpa ada siapapun yang mendengarnya. Tangan sudah memeluk kedua lutut, untuk terus saja menumpahkan segala tangisan yang kian lama tak bisa mereda lagi. Sungguh aku begitu tak tahu apa lagi yang harus dilakukan, saat kejadian yang tak terpikirkan tengah terjadi sekarang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 304 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ 🦆͜͡ᴍᴀᴍɪ²⍣⃝ꉣꉣHIAT
karin terampas kesucian nya sama kakak angkat nya
2024-05-06
5
❤️⃟Wᵃf🍁Νeͷg Aͷjaᴳ᯳ᷢ🐰❣
nah ini gara2 idenya si Yona kapok bukan kamu yang nikmati malah Karin yang kena
2024-04-18
1
❤️⃟Wᵃf🕊️⃝ᥴͨᏼᷛAna
awal kehancuran Karin disbbkan Yona
2024-04-16
0