Happy Reading :)
^^^
Saat mereka sedang asik sarapan. Zeno yang baru datang melihat kebisingan di meja makan dan melihat adiknya serta pembantunya sedang sarapan bersama.
" Cihh, berisik sekali. " Ujar Zeno yang berhasil di dengar oleh Ana dan Bi Ina.
Bi Ina yang melihat kehadiran tuan mudanya itu langsung bangkit dari duduknya dan membungkuk hormat.
" Menjijikkan. " Ujar Zeno dengan menatap adiknya itu yang makan bersama dengan pembantunya.
Sedangkan Ana hanya menunduk mendengarnya. Lagian juga emang salah kalau dirinya makan bersama dengan Bi Ina?, Dan selama ini Ana makan bareng dengan Bi Ina di meja makan yang sama semua keluarganya tidak ada yang mengetahuinya.
Baru kali ini kakaknya itu melihatnya makan bersama dengan Bi Ina di satu meja yang sama. Ana juga sudah melanggar peraturan di meja makan seperti mengobrol saat makan, bercanda saat makan dan makan bersama dengan seorang pembantu.
" Siap-siap kena hukuman mamih, papih. " Ujar Zeno yang langsung menaiki anak tangga meninggalkan Ana yang masih menunduk.
Bi Ina menghela nafas, inilah yang membuat menolak makan bersama dengan nona mudanya di satu meja yang sama. Bi Ina menatap nona mudanya itu yang menunduk.
" Nona tenang saja nanti saya bantu bicara dengan nyonya dan tuan. " Ujar Bi Ina berusaha untuk menenangkan nona mudanya itu.
Ana kembali mendongak menatap Bi Ina. Ana mengangguk mengiyakan dan dia takut dengan hukum yang akan di berikan kedua orang tuanya. Pernah sekali mereka berkumpul dan Ana mengajak mereka mengobrol saat makan. Malamnya dia mendapatkan hukuman di kurung di gudang satu hari satu malam tanpa di beri makanan dan minuman.
Sangat sadis bukan?, Tapi itulah yang terjadi kepada dirinya. Saat itu usianya masih sangat muda dan dia masih di bangku sekolah menengah pertama.
Hal itu sangat membekas diingatan sampai menimbulkan trauma mendalam untuk dirinya dan sampai sekarang jika dia berada di tempat yang gelap traumanya akan kembali menghantuinya.
Yang mengetahuinya hal itu hanyalah Bi Ina seorang sedangkan kedua orang tuanya serta kakaknya tidak pernah mengetahui bahwa dirinya memiliki trauma karena ulah kedua orang tuanya sendiri.
" Makasih bi, maaf kalau Ana akan membawa bibi kedalam masalah. " Ujar Ana dengan menunduk.
" Tidak nona, sekarang nona istirahatlah. " Ujar Bi Ina dengan mengelus surai panjang Ana.
" Hmm iyaa bi, sekali lagi maaf. " Ujar Ana dengan tidak enak hati.
" Tidak apa nona. " Ujar Bi Ina dengan tersenyum dan Ana langsung memeluknya.
" Makasih udah selalu ada buat Ana dan melindungi Ana selama ini Bi. " Ujar Ana dengan menangis di dalam pelukan bi Ina.
" Heyy kenapa nona ku yang paling cantik ini menangis hmm? Gadis cantik gak boleh cengeng. " Ujar Bi Ina dengan melepaskan pelukannya dan menghapus air mata yang mengalir deras dari kedua pelupuk nona mudanya.
" Ahh bibi mahh bisa saja. " Ujar Ana dengan terkekeh tapi masih menangis.
" Sudah gak boleh nangis, apapun yang terjadi nantinya. Nona harus bisa bertahan dan tegar menjalaninya, okay? " Ujar Bi Ina dan diangguki Ana.
" Ana janji bi akan selalu kuat. " Ujar Ana dengan memeluk Bi Ina.
" Ini baru nona muda bibi yang cantik. " Ujar Bi Ina dengan membalas pelukan nona mudanya.
" Semoga Tuhan selalu memberikan mu kekuatan dan ketabahan nona. " Batin Bi Ina dengan mengusap punggung Ana yang masih memeluknya.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Amel Munthe
sepertinya ana anak tiri deh,, kok ga ada sedikitpun orantuanya sayang ma perhatian padanya
2022-10-02
1
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
akhrnya up juga KA
semangat ka jgn kelamaan pliiis🤗🙏
2021-11-12
0
Afseen
stlh skian lama mnunggu ahirnya up jg thor
2021-11-04
0