"Biar Dhisya aja Bik yang buka bibik lanjut di belakang saja ya " kata Dhisya yang berjalan kearah pintu utama.
Dhisya membuka pintu dan Dhisya terkejut melihat siapa yang datang
"Keyla kok jam segini gak kerja sih" Dhisya tampak bahagia
"Ajak masuk dulu kek baru diinterogasi"
Dhisya hanya tersenyum dan menarik tangan sahabat nya itu untuk masuk kedalam rumah duduk di sofa panjang yang berada di ruang tengah mereka mengobrol dengan asyik. Keyla menceritakan kejadian di kantor saat Rama memanggilnya di ruangannya tadi.
"Kenapa sih key kok kamu bohong sama pak Rama bohongnya bawa bawa nama aku lagi" Keyla menampakan wajah cemberutnya
"Maaf deh udah bawa bawa nama kamu aku tu cuma males aja key, pasti nanti kalau aku bilang aku lembur urusannya panjang" wajah Dhisya berubah menjadi malas untuk menceritakan
"Panjang gimana?" Keyla nampak penasaran
"Siapa yang menyuruhmu lembur ? tinggalkan kerjaanmu aku bosnya" Dhisya menirukan Rama ketika berbicara
Keyla hanya tertawa "Itukan artinya perhatian key" Dhisya hanya memonyongkan bibirnya tanda tak setuju
Obrolan dua orang sahabat itu terus saja berlanjut. Banyak sekali yang mereka obrolkan sampai Keyla memberitahu tentang acara pertunangannya dan tak terasa adzan ashar pun berkumandang Dhisya mengajak temannya sholat di kamarnya lebih tepatnya kamarnya dan kamar suaminya.
"Kenapa warna kamarnga suram sekali sih sya" Keyla menatap setiap sudut ruang kamar
Dhisya hanya tertawa mendengar apa yang di katakan oleh sahabatnya itu.
Setelah selesai sholat Keyla berpamitan untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan jam 4 sore Dhisya mengantar temannya sampai di depan teras dan Keyla pun naik ojek online yang sudah di pesannya tadi.
Suasana sore dengan matahari yang sedikit tertutup mendung dan awan yang memancarkan cahaya birunya ternyata menarik perhatian Dhisya sehingga dia menikmati suana sore. Dhisya tidak masuk rumah dia duduk di tangga kecil di dekat teras dan disana ada barisan tanaman kaktus yang tersusun dengan rapih.
Dhisya hanya tersenyum melihat tanaman itu dan terkadang tangannya menyentuh bagian dari kaktus dengan hati hati.
"Suka dengan tanaman kaktus ya non" suara mang Iman mengagetkan Dhisya
"Eh mang Iman iya saya sangat suka tanaman kaktus" Jawab Dhisya yang masih tersenyum melihat tanaman kaktus itu
"Sepertinya saya tau kenapa tuan Rama menyuruh saya membeli tanaman kaktus" kata mang Iman yang masih memandangi majikan perempuannya
"Maksud mang Iman?" Dhisya yang heran dengan perkataan mang Iman
Belum sempat mang Iman menjawab pertanyaan dari Dhisya mobil milik Rama sudah memasuki halamannya. Rama sudah memarkirkan mobilnya dan turun dari mobil
"Kamu ngapain di luar memangnya sudah sembuh" Rama mendekati Dhisya yang sedang duduk lesehan di pinggir teras
"Kalau pulang itu ucap salam dulu baru bertanya " kata Dhisya yang menatap Rama dengan wajah yang mendongak ke atas
"Iya deh iya Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Dhisya mencium tangan Rama.
Rama sangat senang kala itu karena kepulangannya seperti di sambut oleh Dhisya sedangkan Dhisya yang tersenyum karena melihat Rama yang tersenyum tiba tiba memalingkan wajahnya.
"Aku mau masuk ah mau mandi" Dhisya berusaha untuk menutupi senyumnya
Duh bodoh kenapa aku bisa tersenyum seperti itu, Dhisya memukul kepalanya
Setelah selesai membersihkan diri dan sholat magrib Dhisya dan Rama sudah duduk di meja makan untuk makan malam. Tidak ada obrolan di meja makan itu hanya ada suara sendok dan garpi yang bersentuhan dengan piring sehingga menghasilkan suara
Ting Ting Ting.
"Tadi temanmu kesini?" pertanyaan Rama yang bermaksud memecahkan keheningan sayangnya Dhisya hanya menjawab dengan anggukan dan suasana meja makan kembali hening.
Sampai selesai makan mereka tetap tidak ada obrolan dan Dhisya pun membantu Bik Ina membereskan meja makan.
Setelah selesai membantu Bik Ina membereskan meja makan Dhisya menyusul Rama yang duduk di sofa ruang tengah dan duduk di sampingnya masih dengan jarak aman.
"Mas Rama " kata Dhisya yang memulai obrolan
"Hmmm" Rama masih tetap fokus menonton TV
"Besok aku sudah diizinkan masuk kerja kan"
Rama menengok kearah Dhisya dan kembali menatap tv
"Memangnya kamu sudah sembuh"
"Sudah kok" Dhisya penuh dengan semangat
"Terserah" kata Rama yang sebenarnya tidak setuju kalau Dhisya harus masuk kerja
Dhisya sangat senang kala itu.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Istrinya Abang
semangat thor
2020-03-27
1
Daim
banyakin upnya thor tak vote yang banyak juga
2020-03-27
2
Fatimah
aduh thor
lanjut lah
2020-03-26
1