"Selamat pagi sayanggg. " Ucap Jane yang sekarang sedang mengganti baju.
"Pagi juga sayang" Balas Zear sambil menguap.
"Mandi dulu sana, setelah mandi kita sarapan bersama."
"Iya siap ibu negara tunggu sebentar." Zear pun langsung bangkit dan pergi untuk mandi.
Sedangkan Jane ia menyiapkan baju untuk Zear dan membersihkan kamar yang berantakan akibat perang semalam.
Zear dan Jane pun sekarang sedang sarapan bersama.
Disini Zear seperti biasa bersikap sangat manja seperti anak kecil.
Ia sarapan sambil di suapin oleh Jane.
Zear disini sarapan sambil maen game di HP.
"Ouh yah pestanya akan di adakan hari ini kan?" Tanya Zear.
"Iya siang jam 2 an kalau aku gak salah."
"Hmm oke oke oke."
"Emang kebapa?" Tanya Jane.
"Gak itu nah aku pengen beli sesuatu dulu sebelum berangkat ke pesta. Ouh yah kamu pergi ke pesta barengan mamah papah kan?."
"Iya kenapa emang?"
"Enggak cuman keknya aku ga bisa berangkat barengan ama kalian hehehe."
"Gapapa sih sebenernya cuman alasan kamu ga bisa bareng kenapa?" Jane dengan raut wajah yang curiga terhadap Zear.
"Karna ada urusan."
"Urusan apa? Ohhhh aku tauuu jangan-jangan urusan sama cewe kan? Kamu mau cari yang baru ohhh gitu ngerti aku."
"Gak ga gitu konsepnya Jane yang cantik sayangku, aku cuman pengen beli barang ama makanan aja."
"Lagi pula mana mungkin aku selingkuh sayaangg aku kan orangnya setia, lagi pula mana ada wanita yang secantik kamu."
"Nye nye nye boong banget kemarin aja kamu tergoda sama wanita nah."
"Ah itu yah itu khilaf sayang."
"Nye nye nye banyak sekali alasanmu nah yaudah aku ijinin TAPI AWAS KALAU KAMU KETAHUAN SELINGKUH ATAU JALAN SAMA CEWE LAIN AKU BUNUH CEWENYA NAH."
Ucap Jane dengan aura yang sangat menakutkan.
"Iya sayangku tenang aja aku cuman beli barang sama makanan abis itu aku langsung berangkat ke pesta serius janji."
"Oke aku percaya."
"Emang barang apa yang pengen kamu beli?"
"Pedang aku pengen beli 2 pedang pedang yang kemarin hancur hehehe gara-gara melawan primordial Demon."
"Ouh oke. Inget yah ini peringatan aku serius awas aja kalau kamu jalan ama cewe lain."
"Iya iya sayang iya."
Singkatnya sarapan sudah beres dengan damai walaupun ada sedikit ketegangan.
"Sayangg aku pergi dulu yah." Ucap Jane.
"Gak mau cium dulu kah?" Zear yang sedikit menggoda.
Jane pun mencium Zear "Dah kalau gitu aku pergi yah pay pay."
"Iya sayang hati-hati di jalan." Ucap Zear
"Iya kamu juga, ouh yah kalau pergi jangan lupa untuk tutup pintunya."
"Iya siap ibu negara."
Jane pun pergi dan yah Zear sekarang di rumah sendirian ia juga sebentar lagi berniat untuk pergi.
"Dipikir-pikir kalau ga ada Jane rumah ini jadi sepi, ga ada yang bawel ini itu."
"Haah.......(Menghela nafas lelah) di pikir-pikir saat ini aku sangatlah lemah."
"Bahkan jika di bandingkan dengan Jane Reyhan dan yang lain mungkin akulah yang paling lemah sekarang."
"Tapi jika di bantu oleh pasukan bayangan aku masih menang sih."
"Tapi yah tetap saja jika individual aku kalah."
"Sepertinya aku memang harus benar-benar berlatih di tower kematian."
"Baiklah saatnya pergi untuk membeli pedang, aku harap toko disana terdapat pedang yang cukup bagus."
"Yah paling tidak setara dengan pedang yang kemarin-kemarin."
Akhirnya Zear pun pergi ke toko senjata yang berada di dekat rumah orang tua Zear yang dulu.
Kalau sekarang orang tua Zear sudah pindah rumah ke rumah yang lebih bagus.
"Dipikir-pikir kenapa aku mau beli 2 pedang yah padahal tanganku 1nya sudah hilang."
"Aku lupa sialll, Pantas saja Jane merasa aneh pas aku bilang mau beli 2 pedang."
"Haah (menghela nafas lemas) aku akan beli 1 pedang sajalah."
"Hmmm........Pedang disini cukup bagus auranya lumayan pekat."
Zear pun melihat sebuah pedang berwarna hitam, pedang tersebut berukuran sedang tidak terlalu berat dan besar.
Intinya pedang itu pas dan sepertinya sangat cocok.
"Pedang ini cukup bagus." Ucap Zear sambil memainkan sedikit pedang tersebut.
"Paman berapa harga pedang ini berapa?"
"Ouh itu hanya barang rongsokan aku menjualnya dengan harga 500.000 Rb saja."
"Hah? Murah amat untuk pedang sekelas seperti ini, haih nampaknya penjual senjata di dunia ini tidak ahli dalam menilai sebuah pedang."
"Ini kedua kalinya aku membeli senjata murah tapi kualitas bagus bahkan lebih bagus dari pada pedang yang di hargai puluhan juta." Batin Zear.
Dan Zear pun akhirnya membeli pedang yang murah itu.
Murah tapi berkualitas tinggi.
Pedang itu hampir sama dengan pedang yang sebelum-sebelumnya bedanya hanya di warna saja.
Saat ini ntah kenapa feeling Zear mengatakan untuk pergi dulu ke rumah dulunya.
Ia seperti ingin bernostalgia.
Dan yah akhirnya Zear pun memutuskan untuk kesana untuk melihat-lihat sebentar.
"Nampaknya rumah ini belum berubah sama sekali."
"Ntah kenapa aku jadi mengingat sedikit masa lalu yang menyenangkan disini."
Ketika Zear melamun seperti itu tiba-tiba saja ada anak kecil yang mendekatinya.
Anak kecil itu memiliki rambut hitam yang manis.
Tapi rambutnya itu berantakan, dia juga memakai baju yang robek-robek.
Dia terlihat memprihatinkan.
Badan dari kaki sampai kepala dia terlihat sangat kotor.
Walaupun anak itu seperti itu tapi keimutan dia masih nampak dengan jelas. Ouh yah anak itu adalah wanita
"Kakak apa aku boleh bertanya?" Tanya anak itu pada Zear.
Zear pun jongkok sambil mengelus kepala anak tersebut "Tentu saja jadi apa yang ingin kami tanyakan."
"Apa kakak adalah orang yang di foto ini?" Ucap anak tersebut sambil menunjukan foto Zear yang waktu itu sedang ultah.
"Eh kamu dapat foto ini dari mana? Tapi ini memang benar-benar aku."
"Eh benarkah yang di foto ini adalah kakak?" Tanya anak itu sambil melihat wajah Zear dengan lebih seksama.
"Emang bener wajah di foto ini sama dengan kakak ini tapi yang di foto punya mata dan tangan tapi kakak ini ga punya." Gumam anak itu.
"Dek tolong perkataan nya, kakak bisa mendengarnya loh." Batin Zear.
"Kalau kaka boleh tau Adek mencari kakak ada apa?"
"Hmmm kata kakak ku Rina aku harus mencari orang yang ada di foto ini."
"Hah?" Zear yang kebingungan.
"Iya kata kakak Rina orang yang ada di foto ini dapat membantu aku dan kakak Rina."
Zear pun kebingungan "Apa kakak mu yang bernama Rina itu berteman dengan adikku yang bernama Jeni?"
"Hmmmm Jeni yah.....Ini bukan kak fotonya?"
"Iya benar ouhhh jadi kamu adiknya Rina itu humu humu lalu sekarang dimana kakakmu?"
"Ntahlah aku juga tidak tau hehehe yang pasti aku di suruh untuk mencari kakak dan memberikan surat ini." Ucapnya sambil memberikan surat itu pada Zear.
Zear tidak membaca surat itu ia menyimpannya terlebih dahulu.
"Kenapa kakak tidak membacanya?" Tanya anak itu.
"Ah itu nanti saja aku bacanya ouh iya namamu siapa umurmu sekarang berapa?" Tanya Zear dengan lembut sambil tersenyum.
"Aku adalah Mina umurku 5 tahun hehehe ouh yah nama kakak siapa umur kakak berapa?"
"Nama kakak adalah Zear umur kakak kurang lebih sekarang 20 tahun." Ucap Zear sambil melihat Mina dari atas ke bawah.
"Kamu sudah mencari kakak sejak kapan?" Tanya Zear.
"Kurang lebih 4 harian hehehe."
Dalam hati Zear ia merasa bersyukur karna untungnya dia baru mencari Zear selama 4 harian.
Soalnya ia takut bahwa Mina sudah mencari Zear selama bertahun-tahun.
Ya kasian juga kan anak 5 tahun mencari Zear selama bertahun-tahun
Zear disini sungguh sangat bingung kenapa Rina menyuruh adiknya untuk mencari dirinya.
Sebenarnya ada apa?
"Ouh yah apa kamu sudah makan?" Tanya Zear.
"Belum kak aku sudah tidak makan selama 2 hari uang jajan ku sudah habis hehehe."
Mendengar itu membuat hati Zear srek alias merasa kasihan Zear pun di dalam hatinya memutuskan untuk membawa Mina.
"Baiklah Mina apa kamu mau ikut kakak.?"
"Kemana?"
"Tentu saja ke tempat makan kamu lapar kan tenang saja kok kakak yang traktir."
"Benarkah?" Tanya Mina dengan gembira.
"Tentu saja." Ucap Zear sambil mengulurkan tangannya.
Mina pun menggenggam tangan Zear dengan penuh kesenangan sekilas mereka terlihat seperti ayah dan anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
johanes ronald
ya....anaknya gak disuruh mandi dl biar keliatan bersih at least?
2021-09-27
0
anak hikikomori
main game pake satu tangan?
2021-07-01
7
Scurity MT
Ini yang lagi iris bawang siapa sihh...???
2021-07-01
1