Hari minggu pagi, pukul 5 setelah sholat subuh, Rita memulai aktivitas paginya, mempersiapkan sarapan, menyeduh kopi untuk ayah dan menyapu halaman depan. Untuk sarapan pagi ia membuat nasi uduk. Memasak adalah satu hobi Rita, setelah menakar beras, ia mencucinya, lalu menaruhnya didalam rice cooker.Ia menggeprek sereh, menyobek daun dalam, membuat simpul dari daun pandan dan menaruhnya di atas beras tadi, lalu menuangkan santan dan sedikit air ke dalam rice cooker, menambahkan sedikit garam kemudian dia menutup rice cooker dan menekan tombol “cook”. Untuk lauknya, Rita membuat telur dadar, sambal tempe orek, dan krupuk. Semuanya dikerjakan dengan cepat. Walaupun dapur rumahnya tidak begitu besar, tetapi dilengkapi dengan peralatan masak elektronik yang canggih. Air frier untuk menggoreng tanpa minyak, oven listrik , blender , juicer dan mixer. Semua alat tersebut sengaja di bawanya dari rumahnya di Jakarta, seperti halnya ia membawa alat kebersihan elektronik.
Tiga puluh menit kemudian semua hidangan telah siap.Nasi uduk ia pindahkan ke termos nasi supaya tetap panas. Ia menaruh lauk telur dadar, tempe , sambal dan kerupuk dalam toples, semua dihidangkan di atas meja makan. Setelah itu,ia menuju ke kamar ayah untuk mengajak sarapan,tapi ayahnya masih terlelap setelah pulang dari mesjid untuk sholat subuh. Rita tidak tega untuk membangunkannya, ia putuskan untuk sarapan sendiri.
Lima belas menit kemudian, dia membereskan piring makannya lalu mencuci piring. Hidangan yang tadi ia masak di taruhnya di kontainer susun, supaya tetap hangat dan bersih. Kemudian dia memprogram robot pembersih lantai. Rita mensetting supaya robot menghisap debu lantai seluruh ruangan di rumah itu kemudian ia pergi mandi. Robot tersebut bergerak kesana-kemari menghisap debu di ruang tamu, ruang makan dan kamar Rita,kamar ayah Rita dilewatkan karena masih tertutup. Lima menit kemudian Rita selesai mandi dan berpakaian olah raga, ia siap untuk berangkat joging bersama teman-temannya. Ia memakai baju training setelan berwarna hijau botol lalu mengenakan ikat rambut hijau, memakai sepatu kets putih, lalu ia membawa tas kecil hijaunya. Perlahan ia mengunci pintu depan dan pagar depan lalu mulai berjalan kecil menuju alun-alun.
Alun-alun kota disulap menjadi track tempat olah raga, mobil dan motor dilarang melewati jalan tersebut. Teman-teman Rita telah menunggu di halte .
“Rita..Rita” panggil Kiki melambaikan tangannya
Rita membalas lambaiannya dan sedikit berlari menghampiri teman-temannya.
Kiki, Kowi, Lisa dan Andien telah menunggunya.
“Sorry gengs sudah nunggu lama ya?” tanya Rita
“Kita juga baru sampai Rit, tadi waktu nyamper ke rumahnya Andien, eh dianter sama papanya yang kebetulan mau pergi kerja,” terang Lisa
“Hari minggu bokap lo tetap kerja Dien?” tanya Rita
“Engga, tapi kebetulan ada urusan katanya dengan bosnya, jadi beliau harus ke kantor, yuk mulai jalan!” ajak Andien
Mereka berjalan Rita dan Andien di depan, baris berikutnya Lisa, Kiki dan Kowi
Kowi yang sangat fashionable memperhatikan gaya berpakaian Rita yang serba hijau.
“Untung sepatu lo bukan hijau Rit, kalau hijau juga Fix dah lo kaya ulet keket”canda Kowi
Teman-temannya tertawa, mereka baru ngeh dengan pakaian Rita.
“Kets hijau jarang sih ya, gue sudah browsing mo beli online, ga ada” ucap Rita
“Ada Rit, tapi mahal, karena limited edition” ucap Kiki yang hobi browsing toko online
“Iya sih, masa untuk sepatu aja gue harus keluarin duit 2 juta, kan gokil” ucap Rita kesel
“Kalau crazy Rich sih duit segitu merem Rit,” sambung Andien
“Betul, temannya kakak gue, yang bokapnya pengusaha batu bara..ck..ck..beli sepatu basket 5 juta, katanya, cuma ada 10 di dunia ini,” cerita Kiki
“Itu akal-akalan pengusaha aje, dia buat cuma dikit supaya bisa naikkan harga seenak jidatnya, bodohnya orang masih pada mau beli” ucap Lisa
Teman-temannya setuju dengan perkataan Lisa.
“Ayo mulai lari!” ajak Rita
Mereka berlari kecil, mengikuti Rita yang berlari lebih dulu. Rita, karena terbiasa dengan olah raga, joging bukanlah hal yang asing buatnya. Tetapi teman-temannya, terutama kiki yang bertubuh agak gempal, tersengal menghentikan larinya.
“Kalian duluan lah! Ucapnya sambil membungkuk memegang lututnya kecapean.
Rita yang menoleh kebelakang, lalu berlari menghampiri Kiki.
“Kalian duluan saja”, ucapnya pada Kowi, Andien dan Lisa
“Kamu ga papa Ki? Tanya Rita sambil berlari ditempat.
“Sebentar Rit, badan gue butuh penyesuaian, gue bukan atlit kayak lo,” ucap Kiki
Rita menghentikan larinya dan membantu Kiki untuk berjalan.
“Detak jantung kita ketika lari itu cepat, supaya ga gampang rusak, setelah lari lo perlahan bergeraknya supaya jantungnya bisa menyesuaikan, jadi jangan langsung berhenti setelah berlari” ujar Rita menjelaskan.
“o begitu ya, kog gue baru tahu, seharusnya guru olah raga kita menjelaskan itu ya” ucap Kiki sambil berjalan.
Tiba-tiba dua orang laki-laki muda melewati mereka sambil berlari, salah satu diantaranya menegur Rita.
“Rita? Kamu lari juga di sini? “ sapa Indra
“Iya senpai, baru mulai, ini nemenin Kiki jalan,” ucap Rita sedikit kaget.
“Kakak duluan ya!” ucap Indra sambil berlalu menghampiri temannya
“eh Rita, itu kan kak Indra Sentanu kan? anak kelas 12-3?, hebat lo Rit!” ucap Kiki kagum
“Hebat kenapa?” tanya Rita heran
“Dia salah satu yang masuk daftar cowok tamvan versi majalah sekolah,Rit. Dari dulu banyak ciwi-ciwi yang ngefans, tapi pada takut, karena juteknya ga ketulungan.” Ucap Kiki
“oooh,..mungkin karena kemarin kita sparing di klub Karate, jadi dia ramah sama gue,” terang Rita
“Ga salah deh gue temenan sama lo Rit, dikelilingi cowoks tamvan,” kagum Kiki sambil tertawa.
Selang beberapa waktu, mereka kembali berlari, kali ini Rita tidak berlari kencang, untuk mengimbangi Kiki. Ditempat lain Kowi,Lisa dan Andien telah menunggu di taman tempat awal mereka bertemu. Jalur alun-alun memang membentuk lingkaran, tapi lingkaran yang cukup besar.
“Rita dan Kiki lama banget ya? pada kemana sih? Jangan-jangan pada pulang?” gerutu Lisa
“Lisa?” Sapa Farhat di sampingnya Indra masih berlari di tempat
“Eh kak Farhat!” jawab Lisa
“Kog ga lari? Udahan?” Tanya Farhat
“Aku lagi nunggu Rita dan Kiki Kak, kog belum nyampe ya?” ucap Lisa
“Rita dan temannya menuju kesini, tadi kita ketemu di jalan” ucap Indra
“Oo begitu Kak, ya udah kita nunggu di sini deh”,ucap Lisa
“Kalau gitu kita duluan ya, dah!” ucap Farhat, mereka pun berlalu.
Kowi menghampiri Lisa.
“Lis, itu kak Indra kan? Si jutek tamvan?”tanya Kowi
“Iya, yang ngomong sama gue kak Farhat tetangga depan rumah,” jawab Lisa
“kog lo santuy banget sih Lis, ditegur orang cakep kayak gitu? Tanya Andien
“Kak Farhat? Emang cakep? Tanya Lisa
“Iya lah, tapi memang cakepan Indra, tapi Indra nyeremin, kalau farhat ramah” ucap Kowi
“Adiknya kak Farhat, Adelia teman main gue di rumah, gue sering main,makan nginep di rumahnya”ucap Lisa
“Lo nginep di kamarnya Farhat?” tanya Kowi
“Enak aje lo, ya di kamar Adel lah. Kadang bokap-nyokap keluar kota, gue ditinggalin sendirian, ya gue tidur di rumah mereka saja.” terang Lisa.
“Itulah jeleknya Dien, kalau sering melihat orang tersebut jadi ga ngeh dengan ketamvanannya”
“Kowiii..Lisa..”panggil Rita sambil memegang tangannya Kiki
“Maafff nenek satu ini sudah ga kuat lari” canda Rita
“Maaff ya temans, maklum deh kan gue jarang olga makanya semaput, kalian sudah nunggu lama ya? tanya Kiki
“Lumayan siy, ada kali lima belas menit,” kata Andien sambil melihat jam tangannya
“Ga papa kog Ki, gue maafin, karena lo telat, kita ditegur kak Indra Jutek” ucap Kowi dengan nada senang
“OO lo juga ketemu kak Indra?” tanya Rita
“Sebenarnya yang ditegur Lisa oleh Farhat, tapi Indra yang jawab pertanyaan Lisa tentang lo, Rit” ucap Andien
“asyik ya, Kita, sejak temenan sama Rita, kita sering ketemu cowoks tamvan, senang banget gue” ucap Kowi girang
“Udahan aja yuk, capek gue” ajak Andien
“Yuk, kita nongkrong di warung pak Umar.” Ajak Lisa
Mereka menyudahi kegiatan olah raganya, dan berjalan kaki keluar dari alun-alun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 400 Episodes
Comments
Aulelie Aulelie
seru kak ceritanya💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾
2024-04-20
0