Pagi hari sekitar pukul 6.30 Rita telah berada di ruang makan karena ia harus segera ke kantor imigrasi pukul 7 pagi ini. Di ruang makan telah tersedia roti panggang, telor ceplok, susu, kacang hijau, omelette. Semuanya sengaja disediakan lebih awal dari jam sarapan biasanya. Rita menyantap sarapannya dengan lahap, sampai ia tidak sadar Andi telah duduk di depannya.
"Ehemm..!" Dehem Andi
Rita mendongakkan kepalanya.
"Eh kak Andi, sudah lama?" Tanyanya sambil menaruh potongan smoke beef, keju dan omelette di atas rotinya.
"Baru 3 menit, kamu makan apa Rit?"
"Tadi, sudah bubur kacang hijau, sekarang mau sandwich nih kak!" Kemudian ia mengoleskan mayonaise dan saus sambal.
"Aaa'" katanya membuka mulutnya memasukan sandwich.
Andi menelan ludah, kepingin juga rupanya. Tak lama salah seorang asisten menghampirinya.
"Mau sarapan apa Mas?"
"Tolong buatkan sandwich seperti itu! Buat 5 ya? 1 saya makan disini, yang 4 dibungkus untuk dibawa!" Perintahnya.
"Kak Andi mau pergi juga?"
"Kakak akan mengantar kamu ke kantor imigrasi, dari sana kita langsung ke bandara."
"Oouw, asyik..ada temannya!" Rita tersenyum sambil melahap potongan sandwich terakhirnya.
10 menit kemudian, asisten memberikan sarapan Andi, dan 4 sandwich lainnya yang ditaruh di dalam Lunchbox.
"Terimakasih! ucapnya kepada asisten tersebut. Kemudian ia menyantap sandwich nya dengan lahap.
Rita mengambil jus jeruk. Kemudian ia meminta asisten tadi membawakan jus jeruk di dalam termos sebagai bekalnya.
Kira-kira pukul 6.45, Rita dan Andi telah selesai sarapan, mereka menuju ke teras depan di mana mobil vellfire putih sudah menunggu mereka. Rita membawa termos dan Lunchbox. Hari ini Rita memakai setelan jeans dengan jaketnya, tas selempang dan sepatu kets nike. Rambutnya yang sebahu diikat ke belakang.
"Selamat pagi pak!" sapa Rita kepada pak Dodo yang sudah berada dalam mobil.
"Pagi neng, mas!"
"Pagi pak!" Balas Andi. Kemudian mereka duduk di dalam mobil, dan mobil pun berangkat. Tiga puluh lima menit kemudian, mereka sampai di kantor imigrasi kelas II Jakarta Selatan.
Setelah menunggu kira-kira 60 menit Rita dipanggil untuk wawancara dan foto.
15 menit kemudian, ia keluar dari ruangan tersebut, dan diminta datang 3 hari lagi.
"Wah cepat ya kak, ayah pernah bikin paspor selesai 6 hari kerja, ini 3 hari sudah jadi."
"Itu yang reguler Rit, mama kan sudah ada 'chanel' jd bisa ekspress."
"Ooo, kak paspornya belum selesai, lalu bagaimana?"
"Hmm.. sebentar!"Andi membaca pesan dari mamanya
"Rit, perginya setelah paspor kamu selesai, karena masih pagi kita meluncur ke apartemen mama."
"Oke kak!"
Mobil meluncur ke arah jalan Kuningan wilayah apartemen mewah. Andi dan Rita keluar dari mobil, kemudian masuk ke lobby apartemen tersebut. Andi mendatangi front office untuk meminta kunci apartemen mamanya. Andi telah dikenal oleh para staf dan keamanan apartemen, ia memperkenalkan Rita kepada para staf dan keamanan.
"Mas dan mbak, kenalkan ini adik saya, namanya Rita, mungkin akan sering di sini." Ucapnya
"Selamat Pagi ,Saya Rita, anak kedua ibu Ratna!"
"Selamat Pagi mba Rita!" sapa para staf.
Andi dan Rita masuk ke lift kaca yang mengantarkan ke lantai 32 paling atas. Pemandangan dari lift cukup membuat Rita termangu.
"Ting!" Pintu lift terbuka. Mereka berjalan menuju sebuah pintu, Andi menggesekkan kunci pintu yang berbentuk kartu.
"Cklek" pintu terbuka.
Mereka berdua masuk ke apartemen tersebut. Rita berdecak kagum, bukan saja karena berada di lantai paling atas, tapi juga paling luas. Ada beberapa ruang, ruang tamu, ruang makan, dapur, tiga kamar tidur dan 2 kamar mandi. Desain interiornya sangat modern. Rita mengelilingi apartemen tersebut,
"Keren banget, luxurious, asli deh kak, tempat seperti ini tadinya cuma bisa dilihat di TV, eh Alhamdulillah, Rita bisa lihat langsung" ujarnya senang.
"Bukan cuma dilihat Rit, kamu juga bisa tinggal di sini!"
"Hah? Kog bisa?"
"Ini kan apartemen mama, beliau tadi berpesan, setelah dari imigrasi, pulangnya kesini. Ke sana lagi juga berangkat dari sini, lebih dekat."
"Iya juga, tapi kak besok TWK sama Roby gimana?"
Tiba-tiba mamaRatna muncul dari kamarnya.
"Kamu tuh ga usah repot mikirin TWK ga penting amat. Mama sudah bilang ke kakek, kaki kanan kamu belum sembuh, ga bisa bertanding besok. Kalau dipaksa bisa cacat!"
"Sejak kapan mama disini?" Tanya Rita sambil menghampiri dan mencium tangannya.
"Dari kemarin malam, setelah rapat di kantor mama pulang kesini. Di rumah kakek memang enak, tapi lebih bebas di rumah sendiri, iya kan?"
"Setuju ma!"
"Andi,kamu sudah tunjukkan kamar Rita?"
"Belum ma, kami baru sampai."
"Kemari Rit!" Ajak mamanya menuju ke kamar yang sudah full furnished.
"Ini kamar kamu kalau kamu main ke rumah mama."
Kamarnya cukup besar, dengan tempat tidur, TV, lemari, seperti di hotel
"Mama sengaja menyiapkan ini untuk Rita?"
"Iya, sejak 3 bulan lalu, sedangkan kamar kamu di rumah kakek itu setahun yang lalu selain dibersihkan, perabot lama diganti, kemudian mama tambah space dapur sebelah kamar tapi tidak terlihat dari luar, jadi kelihatan rapi."
"Mama hebat ya, apa belajar juga desain interior?"
"Engga Rit, mama bosan main ke rumah teman, kalau sendirian iseng-iseng ke toko buku, cari buku tata ruang dan desain interior, lumayan untuk inspirasi."
"Keren ma, cuma Rita jadi bingung, kalau libur ke rumah kakek apa kesini, soalnya kedua kamar bagus dan nyaman."
"Ganti-gantian saja Rit, kakak juga begitu.Kalau libur, dua hari di sini, seminggu di rumah kakek. Karena banyak hiburan di rumah kakek, gratis pula, kalau di sini harus jalan keluar dulu ".
"Benar juga kak!"
"Rit, kamu sama Andi pergilah ke Mall di bawah lantai ini, beli beberapa pakaian, koper, peralatan mandi, pokoknya yang kamu butuhkan untuk menginap 1 minggu dan beli juga makanan untuk kita makan sore sampai sarapan."ucap mama sambil memberikan kartu debit ke Rita.
"Ayo Rit, mallnya di lantai bawah" ajak Andi.
Rita dan Andi berjalan-jalan di mal besar dan luas, sambil mencari-cari baju yang cocok. Kebetulan sedang ada diskon besar-besaran di Matahari, sehingga Rita dan Andi bisa membeli pakaian, sandal, dan peralatan pribadinya lebih murah. Mereka juga membeli koper ukuran sedang.
"Kak, belanjaan kita banyak banget nih, kita taruh dulu ke kamar lalu balik lagi untuk beli makanan"
"Iya Rit!"
Mereka kembali ke apartemen untuk menaruh belanjaan kemudian kembali ke mall.
"Kak, untuk makan siang beli apa?"
"Kita pesan di Hokben saja, lalu untuk makan malam kita bisa pesan yang lain. Juga beli cemilan Rit, kan lumayan mumpung mama ga batasi pemakaian kartu"
"Tapi kak,itu kartu debit, langsung terpotong tabungan mama."
"Mama itu well prepared Rit, beliau sudah siapkan untuk pengeluaran kita dari jauh hari" ujar Andi tersenyum.
"Hmm..iya deh toh ga sering ya!"
"Oke let's go!" Seru Andi
Mereka pesan paket makanan ke hokben, lalu pesan untuk makan malam ke yoshinoya, untuk cemilannya mereka membeli Burger, pizza ,dan Hokaido Tart. Untuk sarapan pagi mereka membeli roti tawar, selai, telur dan margarin. Tangan keduanya sudah penuh dengan makanan. Susah payah mereka menekan tombol lift, akhirnya Rita menggunakan jempol kakinya.
Andi tertawa geli
"Flexible ya Rit!" ujarnya.
"Hehehe iya kak!"
Siang telah menjelang, merekapun makan siang. Rita memanaskannya di microwave,dan menaruh makanan lainnya di kulkas.
Setelah makan Rita membereskan pakaiannya untuk dicuci terlebih dahulu.
Ia memasukkan pakaian barunya ke dalam mesin cuci yang ada lubang kaca ditengahnya. Ia memprogramnya supaya pakaiannya langsung kering dan tinggal di lipat. Ia melakukannya juga untuk pakaian Andi.
1 jam kemudian, semua pakaian telah kering kembali. Rita melipatnya, dan memasukkannya ke dalam koper hijaunya. Ia melakukan hal yang sama untuk pakaian Andi, setelah itu ia berikan kepada Andi yang sedang main game di kamarnya.
"Ini kak, pakaiannya sudah Rita bereskan, coba dicek dulu!"
Andi menoleh dan melihat koper hitam barunya,
"Oke Rit, terimakasih ya!"
Rita mencari mama dikamarnya, karena tidak ada, ia kembali ke kamar Andi.
"Kak, mama kemana?"
"Tadi bilang ke kantor lagi, nanti malam baru kembali."
"Mama sibuk banget ya kak?"
"Begitulah Rit, tapi mama bisa membagi waktunya untuk Kita, untuk ngurus kakek, iya ga?"
"Betul Kak, btw sebenarnya kita mau kemana siy kak?"
"Mama ngajak kita ke Paris, sekarang lagi musim pagelaran busana.Mama lagi ekspansi ke pasar Eropa, nah produk beliau juga ikut dipamerkan, jadi kita nanti kesana nonton pagelaran busana, dari sana kita bisa foto-foto di menara Eiffel. Terus ke museum Louvre, istana Versailles, terakhir ke Disneyland!"
"Beneran nih kak? Rita ga lagi mimpi kan?"
"Enggalah Rit, lihat saja nanti!"
Rita kembali ke kamarnya, ia menari-nari kegirangan di atas kasurnya. Lalu ia merebahkan tubuhnya kelelahan. Ia pun tertidur. Di dalam mimpinya ia bertemu seorang perempuan usia 20-an, yang berdiri di pinggir jendela balkon apartemennya yang tinggi, sepertinya ia sedang bersedih dan terus melihat ke bawah. Rita menghampiri jendela tempat gadis itu duduk termenung.
"Kak, jangan disitu nanti jatuh!"
Ditegur oleh Rita, gadis itu malah loncat dari balkon. Rita kaget, ini ada dilantai 31.
"Jangan kak!" Panggilnya. Ia terbangun dilihatnya jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 4 sore. Ia beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu. Setelah sholat ashar, ia pergi ke ruang tengah. Ia duduk di sofa abu-abu panjang yang nyaman, setelah Selfie ia kembali tertidur. Di mimpinya gadis yang melompat dari lantai 31 kembali muncul. Rita terbangun lagi, ia melihat jam dinding, baru jam 5 sore.ia kembali ke kamarnya, dibukanya lemari pakaiannya disitu sudah ada handuk dan beberapa stel piyama. Rita mengambilnya, lalu pergi mandi. Ia teringat hari ini ayahnya sibuk dengan beberapa rapat, sehingga Rita tidak perlu menghubunginya.
Selesai mandi dan berpakaian, Rita menghidupkan internet ponselnya.
"Tringgg-tringgg" bunyi notifikasi. Dilihatnya pesan dari teman-temannya.
Indra:" Rit, kapan pulang?"
Kowi: "Rit, pulangnya kapan?"
Lisa:"Rit, gue Putus sama Farhat😭"
Kiki:"Rit, Lisa putus sama Farhat!"
Andien:"Rit, Kak Dewa sudah bertunangan!"
Tomi:"Rita ada di rumah?"
Dewa:"Rita apa kabar?"
"Banyak amat ya??" Gumam Rita.
"Rita! Rita!!" panggil Andi
"Ya kak ada apa?" Jawabnya menghampiri Andi yang berdiri panik di depan kamarnya.
"Ada cewek didepan balkon kamar kakak, mau loncat."
Rita dan Andi berlari menuju balkon kamar Andi, Rita tertegun, orang yang sama di mimpinya.
"Kak, lapor ke satpam suruh mereka telpon pemadam kebakaran, Rita disini temani dia supaya ga melompat."
Andi berlari ke luar kamarnya dan menekan nomor darurat untuk menghubungi satpam.
Rita berlari ke kamarnya, di bukanya seprai kasurnya, lalu ia robek menjadi tiga bagian lalu setiap potongan seprai ia ikat kencang hingga membentuk tali. Kemudian ia kembali ke balkon tadi. Gadis tersebut menangis dan kelihatannya ia ketakutan, matanya terus menatap ke bawah.Ia ingin lompat tapi takut. Rita mengikat tali dari seprai itu ke tubuhnya, perlahan ia menghampiri gadis tersebut. Tepat gadis itu melepaskan tangannya dari balkon dan akan melompat, Rita dengan sigap mengikatkan seprai ketubuh gadis itu sehingga ia bergelantungan di balkon karena tertahan oleh Rita. Ia menoleh ke Rita.
"Lepaskan saya, saya mau mati saja!" Tangisnya
" Jangan kak! " Teriak Rita sambil menahan seprainya agar seprainya tidak lepas.
"Kak Andi!!!" Teriak Rita, sepertinya tangannya mulai lelah karena menahan tubuh gadis tersebut.
Andi datang bersama beberapa satpam, mereka melihat Rita yang menahan tubuh gadis itu tergantung di balkon.
Andi dan Salah seorang satpam perlahan membantu menarik seprai, temannya yang lain menarik tubuh gadis tersebut. Ia pun terselamatkan.
Tak berapa lama polisi dan pemadam kebakaran datang bersama pengelola apartemen. Mereka meminta keterangan dari Andi dan Rita.
Polisi membawa gadis itu ke Rumah Sakit untuk diperiksa kejiwaannya. Pengelola apartemen mengucapkan terimakasih kepada Rita dan Andi.
"Terimakasih ya Dik, karena tindakan adik, apartemen ini tidak ternoda dengan orang yang bunuh diri. Ada yang adik inginkan?" tanyanya.
"Ada pak, bisa ganti seprai mama saya ini ga? tadi karena darurat saya merobek seprai, saya takut mama marah" ucap Rita khawatir.
Andi dan orang tersebut tersenyum,
"Tenang dik! Nanti kami ganti, terimakasih ya!"
"Sama-sama pak!" Jawab Andi dan Rita bersamaan.
"Kamu hebat Rit, bisa-bisanya kepikiran bikin tali dari seprai, kog kamu bisa tahu dia bakal melompat?"
"Tadi jam 4 dan jam 5 Rita mimpi gadis itu melompat kak, 2x Rita tegur, dia malah melompat, makanya tadi Rita langsung bergerak ketika ia mau lompat."
"Mimpi? Kog bisa sama Rit?"
"Rita juga ga tahu kak, waktu itu juga pernah ada yang mau bakar rumah, Rita juga bermimpi ketemu orang yang mau bakar, eh ternyata beneran."
"Jangan-jangan Rita punya six sense?"
"Mungkin juga kak, sudah deh kak jangan dibahas lagi. Rita masih deg-degan, takut juga lihat ketinggian, untung kak Andi segera datang terimakasih ya Kak!"
"Kakak yang seharusnya berterimakasih Rit, bukannya kakak yang bantu orang itu, malah lari ke kamu!"
"Namanya panik kak!, Biasanya kita lari ke orang yang terdekat."
"Iya juga ya,"
"Ting nong!" Suara bel apartemen Rita berbunyi.
Rita membuka pintu apartemen, salah satu staf apartemen memberikan dua seprai yang masih baru.
"Seprai ini untuk mba Rita dari pak Dayat, beliau pengelola apartemen yang tadi ke sini!"
"Oh iya mas, terimakasih banyak!" Rita tersenyum, kemudian menutup pintu.
"Rit, lapar ga? Apaan tu Rit?"
"Seprai kak, nanti Rita panaskan dulu makan malamnya" ia meletakkan seprainya dan mengambil makanan dari kulkas. Lalu menaruhnya di microwave. Sementara itu
Andi membuka bungkus seprai dan ke kamar Rita untuk memasang Seprai tersebut.
"Sudah kakak pasang Rit, seprainya!"
"Eh KakAndi,Rita saja yang mengerjakan!"
"Ga pa-pa Rit, sudah selesai kog, ini permintaan maaf kakak yang tidak bisa melindungi kamu!"
"Ah KakAndi, kalau ga ada kak Andi yang bantu Rita panggil satpam, kayaknya Rita bakal ikutan jatuh."
"Hmm..ya udah, kakak lepas lagi deh seprainya" ujar Andi bercanda
"Jangan kak! Sudah terlanjur,hehehe, Terimakasih ya kak!"
Beberapa saat kemudian, makanan sudah hangat, Rita dan Andi makan bersama mereka mengobrol akrab.
"Assalamualaikum,!" sapa mamanya
"Wa'alaikummussalam, mama sudah pulang!" Jawab Rita
"Sudah makan malam ma?" Tanya Andi
"Belum!, Mama sengaja pengen makan bareng kalian"
Rita menyiapkan makanan untuk mamanya yang telah ia panaskan sebelumnya.
"Terimakasih!" ucap mama tersenyum kepada Rita yang menghidangkan makan malam.
Mereka pun kembali ngobrol dengan akrab.
"Ma, tadi ada orang yang mencoba bunuh diri dari balkon kamar Andi" Andi memulai percakapan.
"Hah? Jam berapa kejadiannya?Kog bisa di balkon kamu? Masuk dari mana dia?"
"Iya ya dari mana ya?"
gumam Rita.
"Sekitar jam setengah 6 sore ma" jawab Andi
MamaRatna gusar, ia menelepon satpam untuk mengecek rekaman CCTV di depan apartemen nya antara pukul 3 hingga pukul 6 sore.
Setelah selesai makan malam, Andi membereskan meja makan dan membuang sampah bekas wadah makan malamnya.
Sementara Rita mencuci piring, setelah itu menggosok gigi. Setelah
MamaRatna mandi dan berpakaian, ia membuka ponselnya. Satpam apartemen mengirimkan rekaman CCTV melalui ponsel mama. Dalam rekaman itu menunjukkan kapan gadis itu masuk ke apartemennya. Gadis itu masuk ke apartemen Rita setelah OB membersihkan seluruh ruangan di apartemennya. Ia menyelinap mencari jendela balkon yang terbuka, kebetulan pada saat itu Andi yang duduk membelakangi balkon sibuk dengan gamenya, sehingga tidak memperhatikan orang yang masuk ke kamar dan melewatinya untuk ke balkon.
Andi merasa bersalah, tetapi juga bersyukur tidak terjadi hal yang buruk.
"Alhamdulillah ya ma, ga terjadi apa-apa!" Ujarnya
"Iya Ndi, tapi ini tidak bisa dibiarkan, mama akan selidiki OB yang bertugas, kog bisa-bisanya dia ga tahu ada yang masuk ke apartemen?" Ucapnya gemas.
" Sudahlah ma, ga usah diperpanjang, toh tidak terjadi apa-apa!"bujuk Andi, ia merasa tidak enak.
"Kamu juga Ndi, main game itu boleh, tapi juga harus tahu waktu, jangan sampai kamu habiskan waktu untuk nge-game sampai-sampai tidak memperhatikan sekeliling!" Omel mama
"Iya ma, Andi akan kurangi main gamenya. Tapi Rita memang hebat ma, kalau ga ada dia bakal kacau deh!" puji Andi
MamaRatna tersenyum ke Rita yang ikut melihat ponsel mamanya yang bisa dilipat.
"Rit, berhubung paspor kamu jadinya 2 hari lagi, besok pagi kamu dan Andi pulang dulu ke rumah kakek. Roby ngamuk-ngamuk ke kakek karena ga jadi bertanding sama kamu!"
"Memangnya dia ga tahu Rita cedera?" tanya Andi
"Mungkin pura-pura ga tahu ndi, dari dulu dia kan selalu iri sama kamu dan Rita. Heran deh sama tu anak, perasaan mama, kakek memperlakukan cucunya dengan adil ga ada yang paling disayang, tapi dia sirik terus sama kalian, kesel mama jadinya!" Omel mama
"Kak Andi bisa cerita kelebihan Roby? Terutama waktu dia bertanding tahun lalu?" tanya Rita
"Ada rekamannya Rit, si Roby kan narsis, dia minta orang merekam pertandingannya lalu di upload ke YouTube. Lumayan kamu bisa lihat gerakannya!"
Rita membuka link yang dikirim Andi, lalu ia masuk ke kamarnya untuk beristirahat.
Sambil berbaring ia mempelajari gerakan-gerakan Roby. Kemudian ia terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments