Pukul 10 pagi, Rita, Andi, para sepupu, Kakek , para mama dan staf bertugas berkumpul di ruang keluarga yang disulap menjadi arena pertandingan. Kakek sengaja mengadakan di ruang tengah,selain ruangannya paling luas dari ruangan yang lain, posisi ruangan strategis. Di samping arena terpasang layar lebar dan kamera super canggih. Untuk memantau pertandingan sehingga gerakan petarung sekecil apapun akan terlihat. Rita berdecak kagum, ia menghampiri Andi.
"Kak, Kakek niat banget ya sampai bikin arena kayak gini, mana mirip banget sama arena beneran."
"Kakek lagi ujicoba kamera yang baru, itu kamera biasa dipakai waktu pertandingan sepakbola di samping gawang, supaya kelihatan aktivitas sebelum gol, tapi katanya kamera ini lebih canggih."
"Hasilnya dalam bentuk foto atau seperti video?"
"Keduanya, ini sensornya otomatis, jadi sudah diprogram hanya mencapture moment penting saja"
"Pasti mahal ya kak?"
"Belinya saja impor dari Jerman kalau di rupiah kan sekitar 800juta-an"
"800 juta untuk kamera doang?"Rita terkejut sampai mematung.
"Rit! Rita!" panggil Andi
"Yah dia jadi patung!."
"Kakek kog ga sayang ya sama uangnya, kalau disumbangkan ke panti asuhan, sudah banyak yang tertolong itu" gumam Rita, terdengar oleh Andi.
"Kakek sudah buat Panti Asuhan sendiri Rit, ada sekitar 500-an anak di tampung di sana. Mereka di sekolahkan di sekolah yang juga kakek dirikan. Anak-anak yang sudah lulus diberikan pekerjaan di perusahaan kakek"
"Eh, hebat ya Kakek!"
"Nah, kemarin kakek baru saja meresmikan panti jompo, pekerja-pekerjanya, kakek ambil dari anak-anak panti asuhan yang sudah dewasa. Sudah banyak Rit, yang sudah kakek tolong. Kamu tahukan ATV yang kita pakai kemarin? Itu harganya sekitar 20 juta-an. Itu kakek punya sekitar 10 buah, beliau menyewakannya untuk orang umum, arenanya, itu lho lapangan luas sebelah lapangan berkuda."
"Eh itu punya kakek juga?"
"He eh!" ucap Andi meng iyakan
"Sebenarnya kakek bisa itu mencalonkan diri jadi presiden, selain kaya juga sudah banyak membantu orang, dibanding politikus di sana yang bisanya ngomong doang."
"Bisa sih, tapi menurut kakek, sayang duitnya, untuk jadi capres setidaknya harus punya modal milyaran, padahal kalau dijadikan usaha, modal itu bisa jadi beberapa perusahaan. Jadi kakek memilih untuk tidak terjun di dunia politik".
"Tapi kalau orang hebat seperti kakek jadi presiden kan bisa buat kebijakan yang menguntungkan orang banyak, jadi manfaatnya juga lebih banyak".
"Itu menurut Rita, politik itu kan masalah dukung-mendukung, kalau kakek punya kebijakan tapi ga didukung DPR ya ga jalan. Akhirnya stuck deh."
"Iya juga ya?" Ucap Rita pelan.
MC Hammer yang didaulat menjadi pemimpin acara mengumumkan :
Battle1
Maia vs Fita
Battle 2
Rosy vs Rita
Kemudian pemenang battle 1&2 akan saling berhadapan, pemenangnya akan menghadapi Roby
Pertarungan akan dihentikan jika salah satunya pingsan,berteriak menyerah atau keluar dari arena pertandingan.
Battle 1
Maia VS Fita
Keduanya telah berhadapan.
"Teng-teng!!" Bunyi lonceng menandakan pertandingan dimulai.
Mereka saling berhadapan, Maia yang menguasai taekwondo dan Kick boxing, memasukan tendangan ke arah Fita .
Fita yang menguasai taekwondo dan Judo telah memahami gerakan Maia, dapat menangkisnya.
Pertarungan berjalan seru mereka saling tidak mau mengalah.Terjadi pertarungan jarak dekat. Fita beberapa kali berhasil membanting Maia,tapi itu tidak melemahkannya, malah membuatnya makin beringas.Fita yang terus menerus melakukan bantingan mulai terkuras staminanya. Maia berhasil menarik Fita dan melancarkan lututnya ke dagu Fita, dan Fita pun roboh.
"Teng-teng!" Bunyi bel tanda pertandingan selesai.
Semua penonton bertepuk tangan riuh.
Fita yang terkulai lemas, di angkat ke tandu untuk dibawa ke ruang pengobatan. Di rumah itu juga ada klinik kecil untuk penghuni rumah atau staf yang sakit atau terluka.
Battle 2
Rosy vs Rita
Rosy tidak begitu menyukai olahraga beladiri, ia ikut taekwondo karena dipaksa kakeknya. Ia lebih menyukai seni musik. Beberapa kali ia mendapatkan penghargaan karena keikutsertaannya dalam konser piano di luar negeri. Tetapi karena insiden Battle tahun lalu dengan Roby, ia harus absen dari konser-konser musiknya.
Rita berkali-kali melancarkan tendangannya, ia berusaha tidak mengenai lengan kiri Rosy. Beberapa kali Rosy berteriak kesakitan karena tendangan Rita. Karena tidak tega, Rita mengakhiri pertandingan dengan menendang Rosy keluar dari arena. Sehingga pertarungan dianggap selesai.
Rita memenangkan pertandingan.
Rosy yang terlempar keluar arena menghampiri Rita, dan menyalami tangannya.
Penonton bertepuk tangan riuh.👏👏👏
Maia memperhatikan pertarungan tersebut melalui layar lebar. Ia merasa tidak puas, menurutnya pertarungan disebut sukses apabila ada yang terluka atau pingsan. Kemudian ia menghampiri Rita.
"Gue ga akan mengasihani lo kayak gitu ya! Siap-siap babak belur lagi!" Ujarnya berbisik ke Rita, kemudian pergi meninggalkannya.
Pertandingan diberi jeda 15 menit, untuk rehat sejenak.
Andi yang memperhatikan Rita, yang terlihat begitu gugup dan takut menghadapi Maia.
"Rit, kamu yang dulu bukan kamu yang sekarang (mirip lirik lagu yak). Dulu kamu anak cengeng dan manja, tapi sekarang kamu sudah remaja, sudah banyak lawan yang sudah kamu tundukan, iya kan? Mama cerita tentang kamu melawan banyak orang jahat. Mereka kalah kan?"
"Tapikan mereka memang pantas dibegitukan karena jahat, lah ini Maia ,dia saudara Rita, masa sama saudara bisa melukai?"
"Kalau kamu masih berpikir kayak gitu kamu bakal babak belur lagi kayak dulu. Maia itu kasar dan tidak bisa diatur. Berkali-kali staf sini dibuat mimisan hidungnya kalau keinginannya tidak terpenuhi. Kakek juga tidak bisa mengendalikannya. Sekali-sekali ia harus dilemahkan Rit!"
"Seharusnya dia ketemu Roby ya ,kan sama tuh setype"
"Nanti juga ketemu, sekarang kamu Rit, harus serius,kamu mau pulang ke rumah dengan utuh kan?" Bujuk Andi.
Rita termenung sejenak memikirkan kata-kata Andi.
"Betul juga kenapa gue harus takut sama dia? Justru ini sarana membalas perlakuannya dulu." Pikirnya
"Rita coba kak!"ujarnya ke Andi
MC Hammer memberikan tanda supaya Maia dan Rita bersiap diposisi masing-masing.
"Teng-teng!" Bel tanda pertandingan dimulai.
Maia dan Rita saling berhadapan, keduanya mulai melancarkan pukulan dan tendangan. Maia mengubah pukulannya menjadi tinju, diarahkan ke dada Rita. Rita kaget, ia mengusap dadanya yang sakit. Ia membalas dengan menendang bagian perut Maia. Maia menangkap kakinya dan berniat untuk memutarnya, Rita yang menyadari kesalahannya, melompat mengikuti putaran kakinya yang mau dilumpuhkan. Maia kaget dengan gerakan cepat Rita. Ia mencoba mencengkram leher belakang Rita dan mengarahkan ke lututnya. Rita paham gerakan tersebut, Rita melindungi wajahnya dengan kedua tangannya, tendangan lutut Maia gagal. Kali ini Rita yang menyerang lebih dulu ia melompat dan melancarkan tendangan bertubi-tubi ke arah Maia yang terdorong hampir keluar arena. Tapi ia berhasil menghalau tendangan berikutnya. Rita yang mulai bangkit kepercayaan dirinya menarik Maia dan juga melakukan tendangan lutut, dan berhasil dihalau, Rita penasaran serangannya gagal lagi dan menarik tangan Maia dan memelintirnya ke belakang. "Aduh" erang Maia
Rita melepaskan pelintirannya. Maia yang mulai panik menyerang dengan membabi buta. Ia menarik lengan tangan Rita dan menggigitnya. "Aduuuuhhh!!" Teriak Rita kencang. Rita semakin marah, ia menjambak rambut Maia dan menampar pipinya kemudian ia mencengkram bajunya lalu membantingnya. Maia telentang tak berdaya. Rita menghampirinya dan hampir memukul hidung Maia tapi dihentikannya. Kemudian ia menarik tubuh Maia yang lemas dan melemparnya keluar arena.
Semua penonton hening, mereka baru saja melihat pertarungan seru.
"Plok!...plok!" Tepuk tangan kakek memecahkan kesunyian.
Rita memenangkan pertandingan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 395 Episodes
Comments