Chapter 17: Cerita Kakek

Pertandingan antara Rita dan Maia dimenangkan oleh Rita. Maia cedera cukup parah, hidungnya mimisan dan tangannya retak. Sedangkan Rita, luka karena gigitan Maia cukup dalam sehingga harus diobati terlebih dahulu. Dokter sengaja dipanggil untuk mengobati Maia dan Rita. Ia memberikan suntikan kepada Rita dan Maia agar lukanya tidak infeksi. Maia dibawa ke kamarnya, ditemani oleh Mamanya. Rita kembali ke arena, ia ingin menyelesaikan pertandingan melawan Roby hari itu juga. Tetapi kakek menolak setelah melihat luka Rita, dan bibirnya agak bengkak karena pukulan Maia.

Pertandingan antara Rita dan Roby akan digelar 2 hari lagi. MamaRatna mengantarkan Rita ke kamarnya dan membantunya berganti pakaian.

Beberapa bagian ditubuh Rita mulai memerah akibat bekas pukulan.

"Aduh..aduh...pelan-pelan ma!" Erang Rita ketika mamanya membantu membuka pakaiannya.

"Wahh..nanti bakal banyak memar nih" ucap mamanya memperhatikan bekas pukulan.

"Rita lupa bawa salep anti memar ma, bisa minta tolong pak Udin belikan?" Tanya Rita.

"Iya nanti mama suruh pak Udin ke apotik!, banyak cedera begini kog kamu malah nekad mau langsung lawan Roby?"

"Supaya sekalian ma sakitnya, capeknya juga sekalian"

"Aduuuhh..."tiba-tiba Rita mengerang, paha kanannya yang terkena tendangan Maia mulai membengkak.

"Hadeuuhh..Rit, sudah deh kamu WO saja lawan Roby, ga penting amat tanding."

"Memang boleh ma?"

"Nanti mama tanya Kakek" tiba-tiba mamanya ragu.

"Ma, boleh ga Rita makan siang di kamar saja hari ini? Kayaknya kaki Rita sebelah kanan sakit banget".

"Iya Rit, nanti mama suruh Amy bawain makan siang dan makan malam kesini. Juga nanti ada fisioterapis yang akan ngobatin kamu."

"Eh fisio??"

"Iya, tukang urut, kalau yang bersertifikat namanya fisioterapis, nanti dia cek dulu, siapa tahu ada cedera lain yang ga ketahuan. Mama heran, Maia kuat banget ya bisa melukai sampai kayak begini?"

"Ini sih masih lumayan mah, dulu waktu Rita 8 tahun, sampai retak hidung Rita, mama inget ga?".

"Ah iya, heran, kakek mau cucunya pada cacat kali ya?. Tapi Rit, kog tadi kamu malah ga bales perlakuan Maia selama ini? Mama lihat kamu ga jadi pukul hidungnya?"

"Hmm..tadi maunya begitu ma, tapi Rita teringat pesan ayah, kalau jahat dibalas jahat malah seperti lingkaran setan ga ada ujungnya, jadi kalau kita bisa memutuskan lingkaran itu dengan tidak berbuat kejam seperti dia itu lebih baik".

"Kamu bijak juga ya, tapi tadi kamu sempat lepas kontrol juga ya?"

"Oh jambakan itu? Ya habis gigitannya sakit banget, kalau Rita ga tarik rambutnya, nanti tangan Rita robek, btw mama yakin Maia ga ada keturunan dogie?"

"Hahahaha...setahu mama sih ga ada!,"MamaRatna beranjak memilihkan baju santai untuk Rita.

Ia memilih kaos agak longgar dan celana selutut. Rita memakai pakaian itu lalu meminum obat anti nyeri dari dokter. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. MamaRatna membawa pakaian Rita untuk dicuci.

"Sudah dulu ya Rit, nanti kalau butuh apa-apa minta tolong staf disini pakai telepon di atas meja rias, kode-kode tiap bagian di rumah ini juga ditempel di dindingnya."

"Iya ma Terimakasih"

MamaRatna keluar dari Kamar.

Rita tertidur, ketika

bangun waktu telah menunjukkan pukul 14.30, ia teringat belum sholat dzuhur, ia bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk berwudhu. Selesai sholat ia melihat makan siangnya tersedia di atas meja tamu.

Kamar Rita cukup luas, setelah pintu masuk kamar, terdapat ruang dimana terdapat sofa dan meja seperti di ruang tamu.

Rita melihat hidangan makan siangnya, nasi putih, sayur bayam, telur dadar, sambal, semangka, es jeruk, air putih, waffle yang di atasnya es krim strawberry-coklat coklat. Rita memakan buah semangka terlebih dahulu, kemudian ia menyendokkan nasi ke piringnya, lalu sayur bayam, kemudian telor dadar. Setelah habis, ia meminum es jeruknya. Karena perutnya sudah kenyang, ia menaruh es krim wafelnya di kulkas yang terletak di samping meja riasnya. Kemudian, ia mengangkat telepon untuk menghubungi staf supaya mengambil piring-piring bekas makannya.

Tak lama kemudian, dua orang staf mengetuk kamar Rita.

"Permisi, Neng Rita, kami mau mengambil piring,"ijin mereka.

"Silakan " balas Rita ramah.

"Neng, kalau mau dibuka pintu balkonnya bisa saya bantu!" Ucap staf bernama Iin

"Memang ada balkon?"

Iin berjalan ke samping tempat tidur Rita yang tertutup gorden panjang. Kemudian disibakkan gorden tersebut, ternyata terdapat pintu kaca. Dibukanya pintu kaca, terlihatlah balkon, didepannya terdapat pemandangan bukit.

"Waahhh.." ujar Rita terkagum-kagum.

"Saya tiba malam hari dua hari yang lalu, belum kelilingi kamar ini"

"Kalau neng Rita keluar balkon, disebelah kamar ini ada ruangan lain, kalau mau masak sendiri."

Rita memasuki ruang sebelah, ia makin takjub. Di ruangan tersebut terdapat Kitchen set, lengkap dengan ruang makan dan lemari es.

"WOW!!!" Teriaknya kagum

Kedua asisten itu tersenyum geli.

Rita berkeliling ruangan tersebut, Dan mencoba kompor listrik di kitchen set. Setelah itu tangannya membuka lemari kitchen set, dilihatnya banyak makanan instan.

"Ini belum kadaluarsa kan mba?" Tanyanya.

"Ini ruangan baru dibuat neng, kira-kira sebulan yang lalu, mama nengRita yang mendesainnya dan meminta kami untuk menaruh makanan instan, kalau-kalau neng Rita malas ke ruang makan atau merasa lapar di malam hari" jelas Iin

"Ooh begitu"Rita tersenyum.

"Kami permisi dulu Neng!" Pamit mereka

"Oh iya, terimakasih ya"

Rita mengantar mereka keluar dari kamarnya, kemudian ia mengunci kamarnya. Ia berlari menuju balkon, menghirup udara segar, tak hentinya ia berdecak kagum. Kemudian diambilnya HP nya kemudian ia berselfie dengan view balkonnya. Cukup banyak ia selfie di beberapa tempat di kamarnya. Kemudian ia membawa kursi ke balkonnya sambil melihat-lihat hasil fotonya. Lalu ia tersadar, sudah hampir dua hari ia belum menghubungi ayahnya. Kemudian ia melakukan Videocall ke ayahnya.

(Tampak wajah ayahnya)

"Assalamualaikum, Ayah!"sapa Rita dengan tangan kanan terbalut.

"Wa'alaikummussalam,Rita, kemana saja? Kog baru nelpon sekarang?

"Rita capek yah, kemarin Rita berlatih menunggang kuda dan keliling kebun jeruk. Jadi sampai kamar langsung tidur.

"Ooo, Indra ga nelpon kamu? Kemarin dia kemari, ayah mau ke RS, mau mampir katanya"

"Oh..engga yah,dia ngomong apalagi?"

"Hmm,dia nanya berapa hari kamu di tempat mama?"

"Terus ayah bilang apa?"

"Selama liburan ini, kayaknya dia kecewa, lalu pamit pergi.Kamu coba hubungi dia, kasihan jauh-jauh kesini yang mau ditemui ga ada."

"Oo,iya yah nanti Rita nelpon kakIndra."

"Lalu Tomi juga kemari tadi malam, dia bawa ayam goreng dari restorannya, kebetulan ayah lagi lapar, jadi kami makan bareng di rumah

"Kog tumben kakTomi datang? Terakhir Rita ketemu pas kebakaran itu."

"Hmm, kemarin dia bilang, sekalian anterin pesanan di daerah sini, sekalian pulang ke rumah, banyak banget sekaliannya"

"Hahahaha..nanti deh Rita WA kak Tomi"

"Kamu lagi akrab sama Indra atau Tomi sih? Jangan dua-duanya, nanti kualat kamu"canda Ayahnya

"Keduanya masih teman kog yah, cuma memang Rita lebih sering sama kakIndra."

"Hmm.. bagaimana kabar kakek?"

"Kakek tahun lalu terkena stroke yah, sekarang beliau pakai kursi roda"

"Oo, kasihan ya"

"KakAndi juga ada disini, lagi libur semester katanya, dia juga mau nginep ke rumah kita."

"Boleh..boleh kapan?"

"Mungkin Rita pulang seminggu lagi yah, soalnya mama ada urusan dengan bisnisnya, beliau ga mau meninggalkan Rita bersama kakek dan sepupu2".

"Hmmm...jadi sudah kemana saja sama mama?"

"Sebenarnya ga usah kemanapun di rumah kakek ini segalanya ada yah, di kamar Rita saja sudah seperti apartemen, nanti Rita kirim foto2 Kamar Rita"

"Wahh.. kamu bakal males pulang dong!"

"Engga lah Yah, disini seperti hotel bintang 5, tapi Rita merasa ga bebas, karena seperti tamu"

"Begitu ya, tangan kamu ga apa-apa?"

"Sudah berkurang sakitnya yah, tadi digigit Maia"

"Lho kok main gigit? Apa pertandingan dihentikan?"

"Engga yah, karena Rita langsung bisa membuat Maia melepaskan gigitannya. Ga jadi dihentikan"

"Kamu menang dong"

"Alhamdulillah iya yah" ucapnya tersenyum sambil menunjukkan jari V.

"Sudah selesai TWKnya?"

"Belum yah, 2 hari lagi melawan Roby, itu pertandingan puncak."

"Ckckck....tahu begitu kamu ga akan papa ijinkan bersama mamamu!"

"Ga apa yah, Rita senang kog disini".

Setelah bertukar kabar cukup lama, keduanya menutup vCnya.

"Teeeeeetttt.." bunyi telepon di kamar

Rita mengangkatnya.

" Rita? Bisa datang ke ruang kerja Kakek sekarang?" Ucap Kakeknya di telepon

"Bisa kek, sebentar ya!"

Rita menutup teleponnya, kemudian mengambil sendal dan tas kecilnya untuk menaruh Hp. Ia keluar dari kamarnya. Di depan pintu, sudah berdiri Staf yang akan mengantarnya ke ruang kerja kakeknya.

Rita mengikuti Staf masuk ke sebuah tempat kecil.

"Eh masa ini kamar Kakek?''

"Bukan neng, ini lift yang menuju ke kamar Kakek."

"Eh ada liftnya? Memang ada berapa lantai rumah ini?"

"Basement, ground floor, ini lantai 2, kita naik 2 lantai lagi!"

"Wow!!! Seperti Mall!"

Staf tersebut tersenyum.

"Ting"pintu lift terbuka, Rita berada dilantai paling atas, di lantai tersebut terdapat beberapa ruangan. Perpustakaan, Kamar Kakek, Ruang kerja Kakek, dan taman di bagian outdoor.

Rita berdecak kagum. Mereka menuju ke sebuah ruangan berpintu otomatis. Ketika mereka tiba,pintu tersebut terbuka.

"Ayo neng" ajaknya.

Mereka melewati ruang rapat, dan ada 2 meja kerja, kemudian di ujung ruangan tersebut ada ruangan lagi, ruangan tersebut seperti kantor, dengan pintu kayu.

Staff mengetuk pintu

"Tok..tok..tok!"

"Saya bersama Neng Rita Pak!"

"Oh,!"

"Cklek!" Pintu terbuka dari dalam. Rupanya juga otomatis.

"Silakan Neng, saya ada di meja depan, kalau butuh apa-apa, panggil saya saja!"

Rita memasuki ruangan tersebut.

"Assalamualaikum,Kakek!" Sapanya menghampiri dan mencium tangan kakeknya.

"Wa'alaikummussalam,Rita!" Kakeknya tersenyum sambil menepuk pelan punggung Rita.

"Bagaimana lukamu? Sudah mendingan?"

"Alhamdulillah, sudah kek,"

"Maia memang keterlaluan, syukurlah kamu bisa menghadapinya. Rit, kamu sudah betah di sini?"

"Betah kog Kek, disini seperti hotel berbintang ya"

"Tadinya bangunan ini memang hotel Rit, kakek membelinya tahun 90-an, kemudian sedikit demi sedikit diubah sesuai kebutuhan. Mungkin kalau kakek sudah ga ada, mamamu akan mengubahnya menjadi hotel lagi."

"Wahhh ..Kakek sudah lebih baik kan? Mama bilang tahun lalu kakek stroke?"

"Iya, syukurlah kakek segera dapat perawatan, mamamu yang berjuang membawa kakek sampai ke China untuk pengobatan supaya efek strokenya bisa diminimalisir, "

"Tapi kok kakek pakai kursi roda?"

"Kakek bisa berjalan, cuma tidak bisa terlalu lama, jadi mamamu membelikan kakek, kursi roda yang bisa dikontrol otomatis, jadi kakek juga lebih mudah berpindah."

"Tapi kek, kalau ke ruang makan dari sini jaraknya lumayan jauh, kakek tidak capek?"

"Oh itu, setelah kakek stroke mamamu memodifikasi kantor kakek, dan menambahkan lift khusus yang langsung menuju dapur.Jadi kakek bisa langsung ke dapur."

"Oo,mama hebat ya?"

"Mungkin kamu bertanya-tanya apa pentingnya TWK yang selama ini kakek buat?"

"Iya kek, Rita pikir kakek punya kebiasaan buruk, hehehe"

"Hahahaha...tidak Rita, banyak alasan kakek mengadakan TWK, pertama supaya kalian belajar sportif, bertanding itu butuh sportivitas, begitu pula dalam berbisnis ada etikanya. Kedua supaya kalian rajin mengasah diri, kalian boleh kaya tapi kalau tidak berilmu dan tidak punya skill harta sebanyak apapun bisa ludes. Ketiga kakek bisa tahu kepribadian cucu-cucu kakek. Kira-kira cucu yang mana yang cocok diserahi tanggung jawab untuk mengelola bisnis kakek."

"Banyak juga ya alasannya dan bermanfaat pula"

"Mungkin kamu juga bingung kenapa semua cucu, kakek paksa belajar bela diri.?"

"Iya kek, Rita ingat, waktu kecil Rita ga mau tapi dipaksa harus belajar,tapi lama-lama Rita jadi suka juga."

"Hmm... alasannya supaya kalian bisa melawan jika terjadi percobaan penculikan terhadap kalian."

"Seperti yang kamu ketahui, bisnis kakek meningkat pesat, banyak orang yang iri, ada yang menyewa orang untuk menculik salah satu dari anggota keluarga ini untuk tebusan. Kakakmu Andi pernah diculik, syukurlah ada seseorang yang menolongnya sehingga penculik itu berhasil ditangkap."

"Tantemu, mamanya Maia dulu juga hampir diculik, karena ia pandai bela diri, si penculik lari terbirit-birit. Maia itu seperti mamanya agak kasar, tetapi sebenarnya baik hati. Kalau kamu mau mengenal Maia lebih dekat, dia tidak akan kasar lagi sama kamu."

"Hahaha..begitu ya Kek? Tapi dari kecil saya dibuat babak belur sama dia!"

"Itu supaya kamu tidak menjadi anak yang lemah. Maia memperhatikan kamu yang terlalu cengeng dan berlindung dibalik ayahmu, sepertinya ia iri, tapi dia juga takut kamu menjadi lemah. Makanya dia kasar sama kamu!"

"Waaa...sulit mempercayainya ya kek, hehehe.."

" Kalau Roby bagaimana Kek?"

"Hmm..Roby..dia cucu laki-laki kakek satu-satunya, tapi temperamennya buruk seperti ayahnya. Kakek sudah menyuruh tantemu, mamanya Roby menceraikan suaminya, tapi dia bersikeras, akhirnya sering terjadi KDRT. Kakek sudah tidak sabar menghadapi ayahnya Roby, kakek menjebloskannya ke penjara. Tante mu-Roby serta Rosy tinggal di sini bersama kakek."

"Sejak kapan kek, mereka tinggal di sini?"

"Baru Sekitar 6 bulanan"

"Tentang Maia, saya dengar dari kakAndi, dia suka memukul staf di sini? "

"Oohhh...iya, terkadang temperamen buruknya muncul, tidak sabaran, jadi ia melemparkan sesuatu ke staf tersebut, kebetulan terkena hidungnya."

"Lalu kakek tidak menghukumnya?"

"Iya dong, kakek suruh dia membayar ongkos pengobatan staff tersebut, kalau dia tidak bisa bayar, kakek pinjami biaya berobat, dia harus kerja membantu di kandang kuda."

"Kapok kek?"

"Sepertinya begitu!"

"Kek,jangan marah ya, Rita mau tanya kenapa dulu kakek menyuruh pengawal kakek memukuli ayah?"

"Hmmm...kakek sudah duga kamu akan menanyakan hal ini. Kakek sangat menyesal melakukannya, apalagi ayahmu itu menantu kakek yang paling santun dan tidak pernah macam-macam. Seandainya waktu bisa diputar kembali, mungkin kakek tidak akan melakukannya."

"Boleh Rita tahu sebabnya?"

"Kakek termakan hasutan salah seorang mantan staf disini, ia memfitnah ayahmu memiliki perempuan lain selain mamamu. Buktinya adalah perempuan lain itu telah memiliki anak lelaki dari ayah mu."

"Kog kakek bisa percaya begitu saja?"

"Itulah Rit, pada saat itu nenekmu telah meninggal dunia, kakek sangat sedih. Peninggalan nenekmu, hanya mamamu Ratna. Kakek dengar ayahmu berhasil lulus PNS, tentunya ia akan ditugaskan keluar daerah, dan mamamu akan ikut dengannya. Kakek menggunakan alasan itu supaya mamamu tetap bersama kakek dan menceraikan ayahmu."

"Maafkan kakek ya Rita!, Kakek sangat menyesalinya. Ketika kakek sakit, hanya mamamu yang merawat kakek dengan telaten, meskipun banyak suster ditengah kesibukannya, ia menyempatkan diri mengurus kakek, huhuhu..." Kakek menangis, sambil membawa kursi rodanya mendekati Rita.

Rita terdiam, hatinya marah tetapi juga sedih ,ia memperhatikan mata kakeknya yang berlinang air mata penyesalan.

"Beberapa bulan yang lalu, kakek menyuruh orang untuk mencari kalian, kakek ingin membawa kalian kembali. Kakek memperhatikan kamu telah tumbuh menjadi anak yang mandiri, berani ,santun dan Sholeha. Ayahmu telah berhasil mendidik dan membesarkan kamu menjadi pribadi yang baik. Kakek mengurungkan niat untuk membawa kalian kembali. Kakek takut kepribadian kamu akan berubah jika tinggal bersama kakek."

"Kakek, setuju jika Mama Rita kembali bersama ayah?"

"Kalau mamamu dan ayahmu masih mau bersama lagi, kakek tidak akan mencegahnya!."

"Kek, tentang pertandingan melawan Roby nanti, apa perlu dilanjutkan?"

"Rita tidak mau bertanding melawan dia?"

"Hmm... menurut kakek kenapa harus?"

"Dalam hidup itu Rit, kadang kita harus menghadapi sesuatu yang menyakitkan dan menyulitkan, anggap pertandingan melawan Roby itu ujian bagi kamu."

"Tapi katanya Roby kasar, bahkan ia melukai saudara kembarnya."

"Sepertinya Roby menyimpan dendam terhadap mamanya yang meninggalkan ayahnya, jadi ia melampiaskan kepada adiknya!"

"Kok kakek diam saja ketika Roby melukai Rosy?"

"Kakek tidak tega melihatnya, tetapi Rosy seharusnya melawan jangan pasrah. Diantara cucu kakek, Rosy yang sangat keras kemauannya, ia tidak suka dipaksa, ketika kakek memaksanya berlatih beladiri, dia melakukannya asal-asalan, akhirnya ia lemah dan menjadi bulan-bulanan kakaknya."

"Jadi Rit, bagaimana kamu mau meneruskan bertanding melawan Roby?"

"Iya Kek, Rita akan berusaha."

"Bagus, itu baru cucu kakek👍"

"Oh iya Rit, besok kamu ikut staf kakek ke kantor imigrasi ya, kamu harus bikin paspor, karena sekarang fotonya biometrik, jadi paspor tidak bisa instan seperti dulu, kamu harus ikut. Pagi dari rumah ya Rit!"

"Iya, kek, Rita permisi dulu." Ia pergi meninggalkan kakeknya.

"Pak!"sapanya kepada staf yang ada dimeja depan

"Sudah neng?"

"Sudah pak, besok jam berapa ya pak dari sini untuk ke imigrasi?"

"Jam 7 neng Rita, oh tadi mama neng nelpon kalau sudah selesai disini, disuruh ke klinik, sudah ada fisioterapis yang menunggu."

"O begitu, baiklah pak, terimakasih!"

"Sama-sama neng"

Rita berjalan pelan keluar dari ruangan tersebut, sambil memperhatikan sekelilingnya, kemudian ia masuk ke lift, dan memencet ke lantai dasar.

"Ting" beberapa menit kemudian ia telah tiba dilantai dasar, kemudian menuju klinik.

"Selamat sore!" sapanya kepada fisioterapis

"Sore!" Jawab Fisioterapis itu.

"Mba, yang akan mengurut Rita ya?"

"Iya dek, silakan berganti pakaian dulu, kemudian berbaring di tempat tidur ini."

Rita mengambil pakaian seperti kemben, berbahan handuk. Dibukanya seluruh pakaiannya kecuali pakaian dalamnya, kemudian dipakainya kemben handuk tersebut. Lalu ia berbaring di atas ranjang khusus urut.

Fisioterapis mulai memperhatikan lebam-lebam ditubuh Rita, kemudian ia mulai mengurut dari ujung kaki hingga ujung kepala. Setiap persendian diperiksa. Setelah itu ia mengoleskan salep pada lebam bekas pukulan.

"Baik dek Rita, sudah selesai, tidak ada sendi yang bergeser, bengkak dipaha akan hilang dua-tiga hari lagi, mungkin nanti malam akan lebih terasa sakitnya, sebaiknya minum obat nyeri dulu, dan usahakan tidak menggerakkan paha yang kanan terlebih dahulu, kalau bisa jangan naik-turun tangga."

"Baiklah mba, terimakasih banyak"

Rita berganti pakaian, kemudian ia kembali ke kamarnya menggunakan lift.

Benar apa yang dikatakan fisioterapis itu, malam harinya Rita tidak bisa tidur karena lebam-lebam ditubuhnya terasa nyut-nyutan. Kemudian dengan susah payah ia meraih obat yang ditaruh di samping meja tempat tidurnya lalu ia meminum obat anti nyeri dan antibiotik kemudian ia tertidur lelap.

Episodes
1 Chapter 1 perkenalan
2 chapter 2 : Mama Ratna
3 Chapter 3 : Tuyul Mesum
4 Chapter 4 : Sparing
5 chapter 5:Jogging itu Sehat
6 Chapter 6: Senpai Jutek
7 Chapter 7: Tommi
8 Chapter.8 Hari pertandingan
9 Chapter 9: Kencan Kacau
10 Chapter 10 Rani
11 Chapter 11Dewa dan Rani
12 Chapter 12 : Teman Baru, Musuh Lama
13 chapter 13 Psikopat Pembakar Rumah
14 Chapter 14 Di Rumah Kakek
15 Chapter 15: Tes Wawasan Kecucuan
16 Chapter 16: Martial Art Battle
17 Chapter 17: Cerita Kakek
18 Chapter 18: Di apartemen Mama
19 Chapter 19: Roby VS Rita
20 Chapter 20: Pertemuan Tak Terduga
21 Chapter 21: Mimpi yang Lain
22 Chapter 22 : Rita si rambut merah
23 Chapter 23: Cerita masa lalu
24 Chapter 24: Berwisata
25 Chapter 25: Pertengkaran-pertengkaran
26 Chapter 26: Cerita mama Ratna dan Kekesalan Andi
27 Chapter 27 : Mencari Petunjuk
28 Chapter 28 : Rita diculik?
29 Chapter 29: Usaha Melarikan Diri
30 Chapter 30 : Pertemuan Ayah dan Andi
31 Chapter 31: Dalam Pelarian
32 Chapter 32: Mencari Rita
33 Chapter 33: Kembalinya Rita
34 Chapter 34: Perjalanan Pulang
35 Chapter 35: Ada apa dengan Tomi?
36 Chapter 36: Mitos Jam Dinding Mati
37 Chapter 37: Ingatan Lama yang kembali
38 Chapter 38: Welcome Andi!
39 Chapter 39: Persaingan Tomi dan Dewa
40 Chapter 40: Zombie dan Kiano Abdullah
41 Chapter 41: Dimana-mana Zombie
42 Chapter 42: Zombie .. selesai
43 Chapter 43 Semester Baru
44 Chapter 44 : Sssstttt...Keep it Secret
45 Chapter 45: Kiki dan Andre
46 Chapter 46: Saingan Tomi
47 episode 47: I'll give everything to you
48 chapter 48: Firasat
49 Chapter 49: Kepergian Tomi
50 episode Episode 50: Chit-chat
51 Episode 51: Trending Topik
52 Chapter 52: Neneknya Kowi
53 Chapter 53: Kembalinya Gank Tuyul
54 Chapter 54: Perkembangan Kasus
55 chapter 55: Dibalik Cerita
56 Chapter 56: Dimana Rita?
57 Episode 57 Di mana Rita (2)
58 Episode 58: Rahasia Rita (1)
59 Episode 59: Usaha membebaskan Rita
60 Chapter 60: Kenangan 9 tahun lalu
61 Chapter 61: Rita ditemukan
62 chapter 62: Cerita Reza
63 Chapter 63 Keluarga Baru
64 Chapter 64: Kakek Darmawan
65 chapter 65: Berkumpul Kembali
66 Chapter 66: Eric dan Meta
67 Chapter 67: Kejadian mengejutkan
68 Chapter 68: Hukuman
69 Chapter 69 :Video Call
70 Chapter 70: Ashley Hammington
71 Chapter 71 Greg
72 Chapter 72: Ada Apa dengan Greg?
73 Chapter 73: Saye Berkunjung
74 Chapter 74: Pemakaman Greg
75 Chapter 75: Kisah Saye
76 Chapter 76: Rahasia Radian
77 Chapter 77: Sehari Sebelumnya
78 Chapter 78: Edward
79 79: Terjebak
80 Chapter 80: Penumpang Jeep
81 Chapter 81: Hanyut
82 Chapter 82-Kisah Saye(2)
83 Chapter 83: Bertemu Rita
84 Chapter 84: Kedatangan Kakek Sugiyono
85 Chapter 85: Sebulan Lalu
86 Chapter 86: Girls Talk
87 Chapter 87: Hari pertandingan
88 Chapter 88: Dewa Datang
89 Chapter 89: Kecelakaan
90 Chapter 90: Rita Sakit
91 Chapter 91: Rita Sakit (2)
92 Chapter 92: Antara Rita,Dewa,Rendy dan Daniel
93 Chapter 93: Menuju Bandara
94 94: Nenek Tiri
95 Chapter 95: Kejadian di RS
96 Chapter 96: Semesta yang lain
97 Chapter 97: Bertemu dr.Reza
98 Chapter 98: Putus!!
99 Chapter 99: Perundungan
100 Chapter 100: Kembali
101 Chapter 101: Spin Off
102 Spin Off 2: Mama Tersayang
103 Chapter 103 : Kiano Datang
104 Chapter 104: Masa lalu Kiano dan Rita
105 Chapter 105: Pengakuan Kiano
106 Chapter 106: Cerita Kiano
107 Chapter 107: Perjalanan menuju UEA
108 Chapter 108: Pesan Ayah Kiano
109 Chapter 109 : di UEA
110 Chapter 110: Kedatangan Saveetri
111 Chapter 111: Saveetri dan Daniel
112 Chapter 112: Nior Eddy
113 Chapter 113: Direktur Baru
114 Chapter 114: Gosip di Sekolah
115 Chapter 115: Hari Pertandingan
116 Chapter 116: Kevin Hilang
117 Chapter 117: Pertengkaran Pertama
118 Chapter 118: Reunion
119 Chapter 119: Runaway Bride
120 Chapter 120: Ibu dan Anak
121 Chapter 121: Manajer Dadakan
122 Chapter 122: Misteri Kamar no.900
123 Chapter 123: Resepsi
124 Chapter 124: Pulang Dari London
125 Chapter 125: Tour Dalam Rumah
126 Chapter 126: Cinderella Man
127 Chapter 127: Amnesia
128 Chapter 128: Rita Yang Sekarang
129 Chapter 129: Rita yang menyebalkan
130 Chapter 130: Drama
131 Chapter 131: Di Jakarta
132 Chapter 132: Kamar Baru, Hari pertama di Sekolah Baru
133 Chapter 133: Ketahuan???
134 Chapter 134: Daniel Datang
135 Chapter 135: Kejadian Tak Terduga
136 Chapter 136: Cerita masa lalu Rita
137 Chapter 137: Rahasia Robby
138 Chapter 138: Flash Back
139 Chapter 139: Rita dan Robby
140 Chapter 140: Rita Sadar
141 Chapter 141: Rekonsiliasi
142 Chapter 142: Bertemu Teman Lama
143 Chapter 143: Bertemu Ayah
144 Chapter 144: Menjelang Pernikahan Saye
145 Chapter 145: Kehebohan Cincin 89juta
146 Chapter 146: Nikah Dadakan, Dewa?
147 Chapter 147: Akad dan goodbye?
148 Chapter 148: Kisah Mario
149 Chapter 149: Setelah Akad
150 Chapter 150: Namanya Daniel
151 Chapter 151: Anger Management
152 Chapter 152: Rencana Resepsi
153 Chapter 153: Victoria Secret
154 Chapter 154: Kehidupan Baru Pernikahan
155 Chapter 155: Truth or Dare
156 Chapter 156: Dingin dan Hangat
157 Chapter 157: Pekan Olah Raga Dar.Co
158 Chapter 158: Hamil Muda
159 Chapter 159: Resepsi Pernikahan
160 Chapter 160: Daniel dan Radian (1)
161 Chapter 161: Daniel dan Radian(2)
162 Chapter 162: Draft Bagi Waris
163 Chapter 163: Menuju New York
164 Chapter 164: Daniel dan Radian (3)
165 Chapter 165: Di New York City
166 Chapter 166:NFS,Dayang Sumbi dan Kelemahan Daniel
167 Chapter 167: Happy Shopping
168 Chapter 168: Mamanya Daniel Datang
169 Chapter 169: Keguguran
170 Chapter 170: Perpisahan
171 Chapter 171: Ke Korea Selatan
172 Chapter 172: Kegabutan Daniel
173 Chapter 173: Tim FBI
174 Chapter 174: Kekurangan Rita
175 Chapter 175: Kunjungan ke kelas 5-2
176 Chapter 176: Mario ke Singapura
177 chapter 177: Tawaran Syuting TV
178 Chapter 178: Jameson
179 Chapter 179: Penyanderaan
180 Chapter 180: Penyanderaan (2)
181 Chapter 181: Andi datang
182 Chapter 182: Aaa... Memalukan!
183 Chapter 183: Naik Daun
184 Chapter 184: Cerita tentang Ferry
185 Chapter 185: Hari Kelahiran
186 Chapter 186: Kunjungan pertama Ranna
187 Chapter 187: Godaan itu bernama Rita
188 Chapter 188: godaan itu bernama Rita (2)
189 Chapter 189: Open Relationship? Enak Saja!
190 Chapter 190: Serangan Jantung dan pindah apartemen
191 Chapter 191: Rahasia Reza dan Kepergiannya
192 Chapter 192: Kematian dan Pernikahan
193 Chapter 193: Daniel yang glowing
194 Chapter 194: Ke Jakarta
195 Chapter 195: Akad Nikah Rosy dan Rendy
196 Chapter 196: Klarifikasi Rita
197 Chapter 197: Reuni Kecil
198 Chapter 198: bagi waris dan Mak comblang
199 Chapter 199: Kecelakaan
200 chapter 200: kebobolan, kondangan dan wisata
201 Chapter 201: Davies diusir istrinya
202 Chapter 202: Ranna Sakit
203 Chapter 203: Pergi ke Swiss
204 Chapter 204: Di Swiss
205 Chapter 205: Di London
206 Chapter 206: Mimpi Daniel
207 Chapter 207: Kembali ke Aktivitas
208 chapter 208: Diandra dan permintaan Mario
209 chapter 209: Kelahiran anak kedua
210 Chapter 210: Stalker 1
211 chapter 211: Keluarga kecil Rita dan Daniel
212 Chapter 212: Rumah Besar Darmawan
213 Chapter 213: Karantina
214 Chapter 214: Ngumpul Genk tuyul
215 Chapter 215: Ngumpul Genk (2)
216 Chapter 216: Work From home
217 Chapter 217: Kenapa Rita?
218 Chapter 218: Siapa Tersangkanya?
219 chapter 219: Serangan
220 Chapter 220: Obrolan Sore Hari
221 Chapter 221: Ultah Pertama Ranna
222 Chapter 222: Coklat dari Rita
223 Chapter 223: Content Creator
224 Chapter 224: Ke Singapura dan Curhatan Erina
225 Chapter 225: Tentang Pekerjaan
226 Chapter 226: Eve Logan, Rita cemburu?
227 Chapter 227: Daniel Bosan
228 Chapter 228: Kebakaran lantai 20
229 Chapter 229: Kisah Cinta Rita dan Daniel (1)
230 Chapter 230: Kisah Cinta Rita dan Daniel (2)
231 Chapter 231: Kisah Cinta Rita dan Daniel -bu Sharon
232 Chapter 232: Kisah Cinta..Rita ngambek
233 Chapter 233: Kisah cinta....Bu Sharon(2)
234 Chapter 234: Kisah Cinta...Tour ke Rumah Radian
235 Chapter 235: Kisah cinta...POV Daniel
236 Chapter 236: POV Daniel (2)
237 Chapter 237: Parenting
238 Chapter 238: Ke Sukabumi
239 Chapter 239: Di rumah Lisa
240 chapter 240: menjelang akad nikah Lisa
241 Chapter 241: Kebodohan Rita
242 Chapter 242: Mimpi buruk Rita
243 chapter 243: persiapan ke Swiss
244 Chapter 244: Sepulang Liburan
245 Chapter 245: Cerita tersembunyi Kakek Sugi
246 chapter 246: Ceritanya
247 chapter 247: kontraksi lagi
248 chapter 248: Kencan
249 Chapter 249: Beramal itu Baik
250 Chapter 250: Bertemu Anwar
251 Chapter 251: Single Parent
252 chapter 252: Hari biasanya
253 chapter 253: Majorka (1)
254 chapter 254: Menghilang
255 chapter 255: Kursi Roda
256 Chapter 256: Mencari Jejak Rita
257 Chapter 257: Rayya Fitri Kang
258 Chapter 258: Rayya Fitri Kang (2)
259 chapter 259: Menuju Fitri
260 chapter 260: Idul Fitri
261 chapter 261: Father's Day di Lexi
262 Chapter 262: Daniel sakit
263 chapter 263: Keinginan Daniel
264 chapter 264: Raffa sakit, Lexus baru untuk Daniel
265 Chapter 265: KECEWA
266 Chapter 266: Kesibukan Daniel
267 Chapter 267: Ke Kantor Daniel
268 Chapter 268: Rita Kesal
269 Chapter 269: Kembali
270 chapter 270: ke Singapura
271 Chapter 271: UJian
272 Chapter 272: Paket dari Ayah
273 Chapter 273: Tentang Masa Lalu
274 chapter 274 Menuju Zurich
275 Chapter 275: Kesibukan Daniel dan Firasat Raffa
276 Chapter 275: Raffa yg gentle dan si Iseng Ranna
277 Chapter 277: Berkunjung Ke rumah Tante Metha
278 Chapter 278: Rumor itu
279 Chapter 279: Kembalinya Kakek
280 Chapter 280 : Earth Day di Sekolah
281 Chapter 281: Cerita Daniel
282 Chapter 282: Pengintaian Andi dan Dewa
283 Chapter 282: Andi dan Dewa (end)
284 chapter 283: Majorka 2- ke Rusia
285 Chapter 285: Melacak Jejak Rita
286 Chapter 286: Kembali ke Swiss
287 Chapter 287: Kisah Metha
288 Chapter 288: Kisah Metha 2
289 Chapter 289: Badai Salju
290 Chapter 290: Majorka 3- End
291 Chapter 291: Di Auckland dan Tawaran Kakek
292 chapter 292: Ambisi Rita
293 Chapter 293: obrolan cafe
294 Chapter 294: Cireng di Singapura
295 Chapter 295: Rita VS Nenek Sinta
296 Chapter 296: Mencari Radian
297 Chapter 297: Syukur Nikmat
298 Chapter 298: Rumah Sukabumi
299 Chapter 299: Cerita di Sukabumi
300 Chapter 300: Cerita Andien
301 Chapter 301: Cerita di Sukabumi (2)
302 chapter 302: Cerita di Sukabumi (3)
303 Chapter 303: Kembali ke Jakarta dan Rapat di rumah besar
304 Chapter 304: Ke Sekolah dan Nyanyian Ranna
305 Chapter 305: Rumah Baru di Zurich
306 chapter 306: Sobat Baru Raffa
307 chapter 307: Ranna VS Raffa, Rayyazilla
308 Chapter 308: Obrolan Ringan di Dapur
309 Chapter 309: Kegelisahan Daniel
310 Chapter 310: Raffa yang kasmaran
311 Chapter 311: Kehebohan di pertandingan
312 chapter 312: tentang Raffa, Rita dan Daniel
313 Chapter 313: Ngidam
314 Chapter 314: Rencana Pindah
315 Chapter 315: Bertemu Ustadz
316 Chapter 316: Lomba HUT RI
317 Chapter 317: Raffa Patah Hati
318 Chapter 318: Ranna versus Rayya
319 Chapter 319: Kecemburuan Raffa, Ultah Rayya dan Selamat Tinggal Michele
320 Chapter 320: Tiba di Kanada
321 chapter 321: Hari biasanya di Kanada, Daniel cemburu
322 Chapter 322: Kunjungan Robby dan Kakek Sugiyono
323 Chapter 323: Dewa dan Klub Patah Hati
324 Chapter 324: Jujurlah padaku
325 Chapter 325: Lexi Family Gathering
326 Chapter 326: Rossy
327 Chapter 327: Minggu tersibuk Daniel
328 Chapter 328: Minggu tersibuk Daniel 2
329 Chapter 329: Bakso
330 Chapter 330: Hujan Badai
331 Chapter 331: Saat weekend
332 Chapter 332: Kehidupan Rita di semesta yang lain
333 Chapter 333: Metha,Daniel, Rita dan Andi
334 Chapter 334: Tommy yang patah hati
335 Chapter 335: Sekolah Baru Rita
336 Chapter 336: Teman Baru Rita
337 Chapter 337: Razan M Ihsan
338 Chapter 338: Baby blues
339 Chapter 339: Sidang Skripsi
340 Chapter 340: Surprise!
341 Chapter 341: Surprise 2
342 Chapter 342: Afizah dan Hanafi
343 Chapter 343: Kumpul Keluarga
344 Chapter 344: Sus Rini pulang, Daniel konseling
345 Chapter 345: Rossy (2)
346 Chapter 346: Pemakaman Rossy
347 Chapter 347: Taman Indoor (edisi haloween)
348 Chapter 348: Tentang Ratna
349 Chapter 349: Pindah rumah (lagi)?
350 Chapter 350: Ketemu gank lagi
351 Chapter 351: Ratna berkunjung
352 Chapter 352: Cerita para pengasuh
353 Chapter 353: Makan Malam Perkenalan
354 Chapter 354: makan malam perkenalan (2)
355 chapter 355: pesta para eksekutif
356 Chapter 356: Daniel dan anak-anak
357 Chapter 357: Suatu hari di Sukabumi
358 Chapter 358: Surprise
359 Chapter 359: Permintaan Rita
360 Chapter 360: Kesedihan mama Ratna
361 Chapter 361: Daniel kelelahan
362 Chapter 362: Libur Akhir Tahun
363 Chapter 363: Jakarta, Singapura, Masa lalu Daniel-Metha
364 Chapter 364: Kemana Daniel?
365 Chapter 365: Mencari Jejak Daniel
366 Chapter 366: Mencari Daniel
367 Chapter 367: Kemarahan Darmawan
368 Chapter 368: Pengobatan Rita
369 Chapter 369: Pengobatan Rita 2
370 Chapter 370: Geng Tuyul merapat
371 Chapter 371: Syukuran rumah Sukabumi
372 Chapter 372: Impian baru Daniel
373 Chapter 373: Rencana Rita dan Qowi
374 Chapter 374: Ngalor ngidul geng tuyul
375 Chapter 375: Suami Idaman
376 Chapter 376: Sukabumi-Kanada
377 Chapter 377 Ranna sendirian
378 Chapter 378 Di Sukabumi
379 Chapter 379: Andien dan Indra
380 Chapter 380: Andien dan Indra (2)
381 381: Indra dan Andien (3)
382 382: Ranna Khadijah
383 Chapter 383: Andi ke Sukabumi
384 Chapter 384,Dijamu Rita
385 Chapter 385: Kunjungan Andien
386 Enigma
387 386: Godaan Daniel
388 387: Helene
389 388: Helene,Ranna dan Sir Alec
390 389: Rita vs Lisa
391 390: Lisa vs Rita 2
392 391: Sikap Aneh Daniel
393 392: Keadaan Daniel
394 393: Yang penting kita berusaha
395 394: Dita dan Surya
Episodes

Updated 395 Episodes

1
Chapter 1 perkenalan
2
chapter 2 : Mama Ratna
3
Chapter 3 : Tuyul Mesum
4
Chapter 4 : Sparing
5
chapter 5:Jogging itu Sehat
6
Chapter 6: Senpai Jutek
7
Chapter 7: Tommi
8
Chapter.8 Hari pertandingan
9
Chapter 9: Kencan Kacau
10
Chapter 10 Rani
11
Chapter 11Dewa dan Rani
12
Chapter 12 : Teman Baru, Musuh Lama
13
chapter 13 Psikopat Pembakar Rumah
14
Chapter 14 Di Rumah Kakek
15
Chapter 15: Tes Wawasan Kecucuan
16
Chapter 16: Martial Art Battle
17
Chapter 17: Cerita Kakek
18
Chapter 18: Di apartemen Mama
19
Chapter 19: Roby VS Rita
20
Chapter 20: Pertemuan Tak Terduga
21
Chapter 21: Mimpi yang Lain
22
Chapter 22 : Rita si rambut merah
23
Chapter 23: Cerita masa lalu
24
Chapter 24: Berwisata
25
Chapter 25: Pertengkaran-pertengkaran
26
Chapter 26: Cerita mama Ratna dan Kekesalan Andi
27
Chapter 27 : Mencari Petunjuk
28
Chapter 28 : Rita diculik?
29
Chapter 29: Usaha Melarikan Diri
30
Chapter 30 : Pertemuan Ayah dan Andi
31
Chapter 31: Dalam Pelarian
32
Chapter 32: Mencari Rita
33
Chapter 33: Kembalinya Rita
34
Chapter 34: Perjalanan Pulang
35
Chapter 35: Ada apa dengan Tomi?
36
Chapter 36: Mitos Jam Dinding Mati
37
Chapter 37: Ingatan Lama yang kembali
38
Chapter 38: Welcome Andi!
39
Chapter 39: Persaingan Tomi dan Dewa
40
Chapter 40: Zombie dan Kiano Abdullah
41
Chapter 41: Dimana-mana Zombie
42
Chapter 42: Zombie .. selesai
43
Chapter 43 Semester Baru
44
Chapter 44 : Sssstttt...Keep it Secret
45
Chapter 45: Kiki dan Andre
46
Chapter 46: Saingan Tomi
47
episode 47: I'll give everything to you
48
chapter 48: Firasat
49
Chapter 49: Kepergian Tomi
50
episode Episode 50: Chit-chat
51
Episode 51: Trending Topik
52
Chapter 52: Neneknya Kowi
53
Chapter 53: Kembalinya Gank Tuyul
54
Chapter 54: Perkembangan Kasus
55
chapter 55: Dibalik Cerita
56
Chapter 56: Dimana Rita?
57
Episode 57 Di mana Rita (2)
58
Episode 58: Rahasia Rita (1)
59
Episode 59: Usaha membebaskan Rita
60
Chapter 60: Kenangan 9 tahun lalu
61
Chapter 61: Rita ditemukan
62
chapter 62: Cerita Reza
63
Chapter 63 Keluarga Baru
64
Chapter 64: Kakek Darmawan
65
chapter 65: Berkumpul Kembali
66
Chapter 66: Eric dan Meta
67
Chapter 67: Kejadian mengejutkan
68
Chapter 68: Hukuman
69
Chapter 69 :Video Call
70
Chapter 70: Ashley Hammington
71
Chapter 71 Greg
72
Chapter 72: Ada Apa dengan Greg?
73
Chapter 73: Saye Berkunjung
74
Chapter 74: Pemakaman Greg
75
Chapter 75: Kisah Saye
76
Chapter 76: Rahasia Radian
77
Chapter 77: Sehari Sebelumnya
78
Chapter 78: Edward
79
79: Terjebak
80
Chapter 80: Penumpang Jeep
81
Chapter 81: Hanyut
82
Chapter 82-Kisah Saye(2)
83
Chapter 83: Bertemu Rita
84
Chapter 84: Kedatangan Kakek Sugiyono
85
Chapter 85: Sebulan Lalu
86
Chapter 86: Girls Talk
87
Chapter 87: Hari pertandingan
88
Chapter 88: Dewa Datang
89
Chapter 89: Kecelakaan
90
Chapter 90: Rita Sakit
91
Chapter 91: Rita Sakit (2)
92
Chapter 92: Antara Rita,Dewa,Rendy dan Daniel
93
Chapter 93: Menuju Bandara
94
94: Nenek Tiri
95
Chapter 95: Kejadian di RS
96
Chapter 96: Semesta yang lain
97
Chapter 97: Bertemu dr.Reza
98
Chapter 98: Putus!!
99
Chapter 99: Perundungan
100
Chapter 100: Kembali
101
Chapter 101: Spin Off
102
Spin Off 2: Mama Tersayang
103
Chapter 103 : Kiano Datang
104
Chapter 104: Masa lalu Kiano dan Rita
105
Chapter 105: Pengakuan Kiano
106
Chapter 106: Cerita Kiano
107
Chapter 107: Perjalanan menuju UEA
108
Chapter 108: Pesan Ayah Kiano
109
Chapter 109 : di UEA
110
Chapter 110: Kedatangan Saveetri
111
Chapter 111: Saveetri dan Daniel
112
Chapter 112: Nior Eddy
113
Chapter 113: Direktur Baru
114
Chapter 114: Gosip di Sekolah
115
Chapter 115: Hari Pertandingan
116
Chapter 116: Kevin Hilang
117
Chapter 117: Pertengkaran Pertama
118
Chapter 118: Reunion
119
Chapter 119: Runaway Bride
120
Chapter 120: Ibu dan Anak
121
Chapter 121: Manajer Dadakan
122
Chapter 122: Misteri Kamar no.900
123
Chapter 123: Resepsi
124
Chapter 124: Pulang Dari London
125
Chapter 125: Tour Dalam Rumah
126
Chapter 126: Cinderella Man
127
Chapter 127: Amnesia
128
Chapter 128: Rita Yang Sekarang
129
Chapter 129: Rita yang menyebalkan
130
Chapter 130: Drama
131
Chapter 131: Di Jakarta
132
Chapter 132: Kamar Baru, Hari pertama di Sekolah Baru
133
Chapter 133: Ketahuan???
134
Chapter 134: Daniel Datang
135
Chapter 135: Kejadian Tak Terduga
136
Chapter 136: Cerita masa lalu Rita
137
Chapter 137: Rahasia Robby
138
Chapter 138: Flash Back
139
Chapter 139: Rita dan Robby
140
Chapter 140: Rita Sadar
141
Chapter 141: Rekonsiliasi
142
Chapter 142: Bertemu Teman Lama
143
Chapter 143: Bertemu Ayah
144
Chapter 144: Menjelang Pernikahan Saye
145
Chapter 145: Kehebohan Cincin 89juta
146
Chapter 146: Nikah Dadakan, Dewa?
147
Chapter 147: Akad dan goodbye?
148
Chapter 148: Kisah Mario
149
Chapter 149: Setelah Akad
150
Chapter 150: Namanya Daniel
151
Chapter 151: Anger Management
152
Chapter 152: Rencana Resepsi
153
Chapter 153: Victoria Secret
154
Chapter 154: Kehidupan Baru Pernikahan
155
Chapter 155: Truth or Dare
156
Chapter 156: Dingin dan Hangat
157
Chapter 157: Pekan Olah Raga Dar.Co
158
Chapter 158: Hamil Muda
159
Chapter 159: Resepsi Pernikahan
160
Chapter 160: Daniel dan Radian (1)
161
Chapter 161: Daniel dan Radian(2)
162
Chapter 162: Draft Bagi Waris
163
Chapter 163: Menuju New York
164
Chapter 164: Daniel dan Radian (3)
165
Chapter 165: Di New York City
166
Chapter 166:NFS,Dayang Sumbi dan Kelemahan Daniel
167
Chapter 167: Happy Shopping
168
Chapter 168: Mamanya Daniel Datang
169
Chapter 169: Keguguran
170
Chapter 170: Perpisahan
171
Chapter 171: Ke Korea Selatan
172
Chapter 172: Kegabutan Daniel
173
Chapter 173: Tim FBI
174
Chapter 174: Kekurangan Rita
175
Chapter 175: Kunjungan ke kelas 5-2
176
Chapter 176: Mario ke Singapura
177
chapter 177: Tawaran Syuting TV
178
Chapter 178: Jameson
179
Chapter 179: Penyanderaan
180
Chapter 180: Penyanderaan (2)
181
Chapter 181: Andi datang
182
Chapter 182: Aaa... Memalukan!
183
Chapter 183: Naik Daun
184
Chapter 184: Cerita tentang Ferry
185
Chapter 185: Hari Kelahiran
186
Chapter 186: Kunjungan pertama Ranna
187
Chapter 187: Godaan itu bernama Rita
188
Chapter 188: godaan itu bernama Rita (2)
189
Chapter 189: Open Relationship? Enak Saja!
190
Chapter 190: Serangan Jantung dan pindah apartemen
191
Chapter 191: Rahasia Reza dan Kepergiannya
192
Chapter 192: Kematian dan Pernikahan
193
Chapter 193: Daniel yang glowing
194
Chapter 194: Ke Jakarta
195
Chapter 195: Akad Nikah Rosy dan Rendy
196
Chapter 196: Klarifikasi Rita
197
Chapter 197: Reuni Kecil
198
Chapter 198: bagi waris dan Mak comblang
199
Chapter 199: Kecelakaan
200
chapter 200: kebobolan, kondangan dan wisata
201
Chapter 201: Davies diusir istrinya
202
Chapter 202: Ranna Sakit
203
Chapter 203: Pergi ke Swiss
204
Chapter 204: Di Swiss
205
Chapter 205: Di London
206
Chapter 206: Mimpi Daniel
207
Chapter 207: Kembali ke Aktivitas
208
chapter 208: Diandra dan permintaan Mario
209
chapter 209: Kelahiran anak kedua
210
Chapter 210: Stalker 1
211
chapter 211: Keluarga kecil Rita dan Daniel
212
Chapter 212: Rumah Besar Darmawan
213
Chapter 213: Karantina
214
Chapter 214: Ngumpul Genk tuyul
215
Chapter 215: Ngumpul Genk (2)
216
Chapter 216: Work From home
217
Chapter 217: Kenapa Rita?
218
Chapter 218: Siapa Tersangkanya?
219
chapter 219: Serangan
220
Chapter 220: Obrolan Sore Hari
221
Chapter 221: Ultah Pertama Ranna
222
Chapter 222: Coklat dari Rita
223
Chapter 223: Content Creator
224
Chapter 224: Ke Singapura dan Curhatan Erina
225
Chapter 225: Tentang Pekerjaan
226
Chapter 226: Eve Logan, Rita cemburu?
227
Chapter 227: Daniel Bosan
228
Chapter 228: Kebakaran lantai 20
229
Chapter 229: Kisah Cinta Rita dan Daniel (1)
230
Chapter 230: Kisah Cinta Rita dan Daniel (2)
231
Chapter 231: Kisah Cinta Rita dan Daniel -bu Sharon
232
Chapter 232: Kisah Cinta..Rita ngambek
233
Chapter 233: Kisah cinta....Bu Sharon(2)
234
Chapter 234: Kisah Cinta...Tour ke Rumah Radian
235
Chapter 235: Kisah cinta...POV Daniel
236
Chapter 236: POV Daniel (2)
237
Chapter 237: Parenting
238
Chapter 238: Ke Sukabumi
239
Chapter 239: Di rumah Lisa
240
chapter 240: menjelang akad nikah Lisa
241
Chapter 241: Kebodohan Rita
242
Chapter 242: Mimpi buruk Rita
243
chapter 243: persiapan ke Swiss
244
Chapter 244: Sepulang Liburan
245
Chapter 245: Cerita tersembunyi Kakek Sugi
246
chapter 246: Ceritanya
247
chapter 247: kontraksi lagi
248
chapter 248: Kencan
249
Chapter 249: Beramal itu Baik
250
Chapter 250: Bertemu Anwar
251
Chapter 251: Single Parent
252
chapter 252: Hari biasanya
253
chapter 253: Majorka (1)
254
chapter 254: Menghilang
255
chapter 255: Kursi Roda
256
Chapter 256: Mencari Jejak Rita
257
Chapter 257: Rayya Fitri Kang
258
Chapter 258: Rayya Fitri Kang (2)
259
chapter 259: Menuju Fitri
260
chapter 260: Idul Fitri
261
chapter 261: Father's Day di Lexi
262
Chapter 262: Daniel sakit
263
chapter 263: Keinginan Daniel
264
chapter 264: Raffa sakit, Lexus baru untuk Daniel
265
Chapter 265: KECEWA
266
Chapter 266: Kesibukan Daniel
267
Chapter 267: Ke Kantor Daniel
268
Chapter 268: Rita Kesal
269
Chapter 269: Kembali
270
chapter 270: ke Singapura
271
Chapter 271: UJian
272
Chapter 272: Paket dari Ayah
273
Chapter 273: Tentang Masa Lalu
274
chapter 274 Menuju Zurich
275
Chapter 275: Kesibukan Daniel dan Firasat Raffa
276
Chapter 275: Raffa yg gentle dan si Iseng Ranna
277
Chapter 277: Berkunjung Ke rumah Tante Metha
278
Chapter 278: Rumor itu
279
Chapter 279: Kembalinya Kakek
280
Chapter 280 : Earth Day di Sekolah
281
Chapter 281: Cerita Daniel
282
Chapter 282: Pengintaian Andi dan Dewa
283
Chapter 282: Andi dan Dewa (end)
284
chapter 283: Majorka 2- ke Rusia
285
Chapter 285: Melacak Jejak Rita
286
Chapter 286: Kembali ke Swiss
287
Chapter 287: Kisah Metha
288
Chapter 288: Kisah Metha 2
289
Chapter 289: Badai Salju
290
Chapter 290: Majorka 3- End
291
Chapter 291: Di Auckland dan Tawaran Kakek
292
chapter 292: Ambisi Rita
293
Chapter 293: obrolan cafe
294
Chapter 294: Cireng di Singapura
295
Chapter 295: Rita VS Nenek Sinta
296
Chapter 296: Mencari Radian
297
Chapter 297: Syukur Nikmat
298
Chapter 298: Rumah Sukabumi
299
Chapter 299: Cerita di Sukabumi
300
Chapter 300: Cerita Andien
301
Chapter 301: Cerita di Sukabumi (2)
302
chapter 302: Cerita di Sukabumi (3)
303
Chapter 303: Kembali ke Jakarta dan Rapat di rumah besar
304
Chapter 304: Ke Sekolah dan Nyanyian Ranna
305
Chapter 305: Rumah Baru di Zurich
306
chapter 306: Sobat Baru Raffa
307
chapter 307: Ranna VS Raffa, Rayyazilla
308
Chapter 308: Obrolan Ringan di Dapur
309
Chapter 309: Kegelisahan Daniel
310
Chapter 310: Raffa yang kasmaran
311
Chapter 311: Kehebohan di pertandingan
312
chapter 312: tentang Raffa, Rita dan Daniel
313
Chapter 313: Ngidam
314
Chapter 314: Rencana Pindah
315
Chapter 315: Bertemu Ustadz
316
Chapter 316: Lomba HUT RI
317
Chapter 317: Raffa Patah Hati
318
Chapter 318: Ranna versus Rayya
319
Chapter 319: Kecemburuan Raffa, Ultah Rayya dan Selamat Tinggal Michele
320
Chapter 320: Tiba di Kanada
321
chapter 321: Hari biasanya di Kanada, Daniel cemburu
322
Chapter 322: Kunjungan Robby dan Kakek Sugiyono
323
Chapter 323: Dewa dan Klub Patah Hati
324
Chapter 324: Jujurlah padaku
325
Chapter 325: Lexi Family Gathering
326
Chapter 326: Rossy
327
Chapter 327: Minggu tersibuk Daniel
328
Chapter 328: Minggu tersibuk Daniel 2
329
Chapter 329: Bakso
330
Chapter 330: Hujan Badai
331
Chapter 331: Saat weekend
332
Chapter 332: Kehidupan Rita di semesta yang lain
333
Chapter 333: Metha,Daniel, Rita dan Andi
334
Chapter 334: Tommy yang patah hati
335
Chapter 335: Sekolah Baru Rita
336
Chapter 336: Teman Baru Rita
337
Chapter 337: Razan M Ihsan
338
Chapter 338: Baby blues
339
Chapter 339: Sidang Skripsi
340
Chapter 340: Surprise!
341
Chapter 341: Surprise 2
342
Chapter 342: Afizah dan Hanafi
343
Chapter 343: Kumpul Keluarga
344
Chapter 344: Sus Rini pulang, Daniel konseling
345
Chapter 345: Rossy (2)
346
Chapter 346: Pemakaman Rossy
347
Chapter 347: Taman Indoor (edisi haloween)
348
Chapter 348: Tentang Ratna
349
Chapter 349: Pindah rumah (lagi)?
350
Chapter 350: Ketemu gank lagi
351
Chapter 351: Ratna berkunjung
352
Chapter 352: Cerita para pengasuh
353
Chapter 353: Makan Malam Perkenalan
354
Chapter 354: makan malam perkenalan (2)
355
chapter 355: pesta para eksekutif
356
Chapter 356: Daniel dan anak-anak
357
Chapter 357: Suatu hari di Sukabumi
358
Chapter 358: Surprise
359
Chapter 359: Permintaan Rita
360
Chapter 360: Kesedihan mama Ratna
361
Chapter 361: Daniel kelelahan
362
Chapter 362: Libur Akhir Tahun
363
Chapter 363: Jakarta, Singapura, Masa lalu Daniel-Metha
364
Chapter 364: Kemana Daniel?
365
Chapter 365: Mencari Jejak Daniel
366
Chapter 366: Mencari Daniel
367
Chapter 367: Kemarahan Darmawan
368
Chapter 368: Pengobatan Rita
369
Chapter 369: Pengobatan Rita 2
370
Chapter 370: Geng Tuyul merapat
371
Chapter 371: Syukuran rumah Sukabumi
372
Chapter 372: Impian baru Daniel
373
Chapter 373: Rencana Rita dan Qowi
374
Chapter 374: Ngalor ngidul geng tuyul
375
Chapter 375: Suami Idaman
376
Chapter 376: Sukabumi-Kanada
377
Chapter 377 Ranna sendirian
378
Chapter 378 Di Sukabumi
379
Chapter 379: Andien dan Indra
380
Chapter 380: Andien dan Indra (2)
381
381: Indra dan Andien (3)
382
382: Ranna Khadijah
383
Chapter 383: Andi ke Sukabumi
384
Chapter 384,Dijamu Rita
385
Chapter 385: Kunjungan Andien
386
Enigma
387
386: Godaan Daniel
388
387: Helene
389
388: Helene,Ranna dan Sir Alec
390
389: Rita vs Lisa
391
390: Lisa vs Rita 2
392
391: Sikap Aneh Daniel
393
392: Keadaan Daniel
394
393: Yang penting kita berusaha
395
394: Dita dan Surya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!