Pertandingan antara Rita dan Maia dimenangkan oleh Rita. Maia cedera cukup parah, hidungnya mimisan dan tangannya retak. Sedangkan Rita, luka karena gigitan Maia cukup dalam sehingga harus diobati terlebih dahulu. Dokter sengaja dipanggil untuk mengobati Maia dan Rita. Ia memberikan suntikan kepada Rita dan Maia agar lukanya tidak infeksi. Maia dibawa ke kamarnya, ditemani oleh Mamanya. Rita kembali ke arena, ia ingin menyelesaikan pertandingan melawan Roby hari itu juga. Tetapi kakek menolak setelah melihat luka Rita, dan bibirnya agak bengkak karena pukulan Maia.
Pertandingan antara Rita dan Roby akan digelar 2 hari lagi. MamaRatna mengantarkan Rita ke kamarnya dan membantunya berganti pakaian.
Beberapa bagian ditubuh Rita mulai memerah akibat bekas pukulan.
"Aduh..aduh...pelan-pelan ma!" Erang Rita ketika mamanya membantu membuka pakaiannya.
"Wahh..nanti bakal banyak memar nih" ucap mamanya memperhatikan bekas pukulan.
"Rita lupa bawa salep anti memar ma, bisa minta tolong pak Udin belikan?" Tanya Rita.
"Iya nanti mama suruh pak Udin ke apotik!, banyak cedera begini kog kamu malah nekad mau langsung lawan Roby?"
"Supaya sekalian ma sakitnya, capeknya juga sekalian"
"Aduuuhh..."tiba-tiba Rita mengerang, paha kanannya yang terkena tendangan Maia mulai membengkak.
"Hadeuuhh..Rit, sudah deh kamu WO saja lawan Roby, ga penting amat tanding."
"Memang boleh ma?"
"Nanti mama tanya Kakek" tiba-tiba mamanya ragu.
"Ma, boleh ga Rita makan siang di kamar saja hari ini? Kayaknya kaki Rita sebelah kanan sakit banget".
"Iya Rit, nanti mama suruh Amy bawain makan siang dan makan malam kesini. Juga nanti ada fisioterapis yang akan ngobatin kamu."
"Eh fisio??"
"Iya, tukang urut, kalau yang bersertifikat namanya fisioterapis, nanti dia cek dulu, siapa tahu ada cedera lain yang ga ketahuan. Mama heran, Maia kuat banget ya bisa melukai sampai kayak begini?"
"Ini sih masih lumayan mah, dulu waktu Rita 8 tahun, sampai retak hidung Rita, mama inget ga?".
"Ah iya, heran, kakek mau cucunya pada cacat kali ya?. Tapi Rit, kog tadi kamu malah ga bales perlakuan Maia selama ini? Mama lihat kamu ga jadi pukul hidungnya?"
"Hmm..tadi maunya begitu ma, tapi Rita teringat pesan ayah, kalau jahat dibalas jahat malah seperti lingkaran setan ga ada ujungnya, jadi kalau kita bisa memutuskan lingkaran itu dengan tidak berbuat kejam seperti dia itu lebih baik".
"Kamu bijak juga ya, tapi tadi kamu sempat lepas kontrol juga ya?"
"Oh jambakan itu? Ya habis gigitannya sakit banget, kalau Rita ga tarik rambutnya, nanti tangan Rita robek, btw mama yakin Maia ga ada keturunan dogie?"
"Hahahaha...setahu mama sih ga ada!,"MamaRatna beranjak memilihkan baju santai untuk Rita.
Ia memilih kaos agak longgar dan celana selutut. Rita memakai pakaian itu lalu meminum obat anti nyeri dari dokter. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. MamaRatna membawa pakaian Rita untuk dicuci.
"Sudah dulu ya Rit, nanti kalau butuh apa-apa minta tolong staf disini pakai telepon di atas meja rias, kode-kode tiap bagian di rumah ini juga ditempel di dindingnya."
"Iya ma Terimakasih"
MamaRatna keluar dari Kamar.
Rita tertidur, ketika
bangun waktu telah menunjukkan pukul 14.30, ia teringat belum sholat dzuhur, ia bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk berwudhu. Selesai sholat ia melihat makan siangnya tersedia di atas meja tamu.
Kamar Rita cukup luas, setelah pintu masuk kamar, terdapat ruang dimana terdapat sofa dan meja seperti di ruang tamu.
Rita melihat hidangan makan siangnya, nasi putih, sayur bayam, telur dadar, sambal, semangka, es jeruk, air putih, waffle yang di atasnya es krim strawberry-coklat coklat. Rita memakan buah semangka terlebih dahulu, kemudian ia menyendokkan nasi ke piringnya, lalu sayur bayam, kemudian telor dadar. Setelah habis, ia meminum es jeruknya. Karena perutnya sudah kenyang, ia menaruh es krim wafelnya di kulkas yang terletak di samping meja riasnya. Kemudian, ia mengangkat telepon untuk menghubungi staf supaya mengambil piring-piring bekas makannya.
Tak lama kemudian, dua orang staf mengetuk kamar Rita.
"Permisi, Neng Rita, kami mau mengambil piring,"ijin mereka.
"Silakan " balas Rita ramah.
"Neng, kalau mau dibuka pintu balkonnya bisa saya bantu!" Ucap staf bernama Iin
"Memang ada balkon?"
Iin berjalan ke samping tempat tidur Rita yang tertutup gorden panjang. Kemudian disibakkan gorden tersebut, ternyata terdapat pintu kaca. Dibukanya pintu kaca, terlihatlah balkon, didepannya terdapat pemandangan bukit.
"Waahhh.." ujar Rita terkagum-kagum.
"Saya tiba malam hari dua hari yang lalu, belum kelilingi kamar ini"
"Kalau neng Rita keluar balkon, disebelah kamar ini ada ruangan lain, kalau mau masak sendiri."
Rita memasuki ruang sebelah, ia makin takjub. Di ruangan tersebut terdapat Kitchen set, lengkap dengan ruang makan dan lemari es.
"WOW!!!" Teriaknya kagum
Kedua asisten itu tersenyum geli.
Rita berkeliling ruangan tersebut, Dan mencoba kompor listrik di kitchen set. Setelah itu tangannya membuka lemari kitchen set, dilihatnya banyak makanan instan.
"Ini belum kadaluarsa kan mba?" Tanyanya.
"Ini ruangan baru dibuat neng, kira-kira sebulan yang lalu, mama nengRita yang mendesainnya dan meminta kami untuk menaruh makanan instan, kalau-kalau neng Rita malas ke ruang makan atau merasa lapar di malam hari" jelas Iin
"Ooh begitu"Rita tersenyum.
"Kami permisi dulu Neng!" Pamit mereka
"Oh iya, terimakasih ya"
Rita mengantar mereka keluar dari kamarnya, kemudian ia mengunci kamarnya. Ia berlari menuju balkon, menghirup udara segar, tak hentinya ia berdecak kagum. Kemudian diambilnya HP nya kemudian ia berselfie dengan view balkonnya. Cukup banyak ia selfie di beberapa tempat di kamarnya. Kemudian ia membawa kursi ke balkonnya sambil melihat-lihat hasil fotonya. Lalu ia tersadar, sudah hampir dua hari ia belum menghubungi ayahnya. Kemudian ia melakukan Videocall ke ayahnya.
(Tampak wajah ayahnya)
"Assalamualaikum, Ayah!"sapa Rita dengan tangan kanan terbalut.
"Wa'alaikummussalam,Rita, kemana saja? Kog baru nelpon sekarang?
"Rita capek yah, kemarin Rita berlatih menunggang kuda dan keliling kebun jeruk. Jadi sampai kamar langsung tidur.
"Ooo, Indra ga nelpon kamu? Kemarin dia kemari, ayah mau ke RS, mau mampir katanya"
"Oh..engga yah,dia ngomong apalagi?"
"Hmm,dia nanya berapa hari kamu di tempat mama?"
"Terus ayah bilang apa?"
"Selama liburan ini, kayaknya dia kecewa, lalu pamit pergi.Kamu coba hubungi dia, kasihan jauh-jauh kesini yang mau ditemui ga ada."
"Oo,iya yah nanti Rita nelpon kakIndra."
"Lalu Tomi juga kemari tadi malam, dia bawa ayam goreng dari restorannya, kebetulan ayah lagi lapar, jadi kami makan bareng di rumah
"Kog tumben kakTomi datang? Terakhir Rita ketemu pas kebakaran itu."
"Hmm, kemarin dia bilang, sekalian anterin pesanan di daerah sini, sekalian pulang ke rumah, banyak banget sekaliannya"
"Hahahaha..nanti deh Rita WA kak Tomi"
"Kamu lagi akrab sama Indra atau Tomi sih? Jangan dua-duanya, nanti kualat kamu"canda Ayahnya
"Keduanya masih teman kog yah, cuma memang Rita lebih sering sama kakIndra."
"Hmm.. bagaimana kabar kakek?"
"Kakek tahun lalu terkena stroke yah, sekarang beliau pakai kursi roda"
"Oo, kasihan ya"
"KakAndi juga ada disini, lagi libur semester katanya, dia juga mau nginep ke rumah kita."
"Boleh..boleh kapan?"
"Mungkin Rita pulang seminggu lagi yah, soalnya mama ada urusan dengan bisnisnya, beliau ga mau meninggalkan Rita bersama kakek dan sepupu2".
"Hmmm...jadi sudah kemana saja sama mama?"
"Sebenarnya ga usah kemanapun di rumah kakek ini segalanya ada yah, di kamar Rita saja sudah seperti apartemen, nanti Rita kirim foto2 Kamar Rita"
"Wahh.. kamu bakal males pulang dong!"
"Engga lah Yah, disini seperti hotel bintang 5, tapi Rita merasa ga bebas, karena seperti tamu"
"Begitu ya, tangan kamu ga apa-apa?"
"Sudah berkurang sakitnya yah, tadi digigit Maia"
"Lho kok main gigit? Apa pertandingan dihentikan?"
"Engga yah, karena Rita langsung bisa membuat Maia melepaskan gigitannya. Ga jadi dihentikan"
"Kamu menang dong"
"Alhamdulillah iya yah" ucapnya tersenyum sambil menunjukkan jari V.
"Sudah selesai TWKnya?"
"Belum yah, 2 hari lagi melawan Roby, itu pertandingan puncak."
"Ckckck....tahu begitu kamu ga akan papa ijinkan bersama mamamu!"
"Ga apa yah, Rita senang kog disini".
Setelah bertukar kabar cukup lama, keduanya menutup vCnya.
"Teeeeeetttt.." bunyi telepon di kamar
Rita mengangkatnya.
" Rita? Bisa datang ke ruang kerja Kakek sekarang?" Ucap Kakeknya di telepon
"Bisa kek, sebentar ya!"
Rita menutup teleponnya, kemudian mengambil sendal dan tas kecilnya untuk menaruh Hp. Ia keluar dari kamarnya. Di depan pintu, sudah berdiri Staf yang akan mengantarnya ke ruang kerja kakeknya.
Rita mengikuti Staf masuk ke sebuah tempat kecil.
"Eh masa ini kamar Kakek?''
"Bukan neng, ini lift yang menuju ke kamar Kakek."
"Eh ada liftnya? Memang ada berapa lantai rumah ini?"
"Basement, ground floor, ini lantai 2, kita naik 2 lantai lagi!"
"Wow!!! Seperti Mall!"
Staf tersebut tersenyum.
"Ting"pintu lift terbuka, Rita berada dilantai paling atas, di lantai tersebut terdapat beberapa ruangan. Perpustakaan, Kamar Kakek, Ruang kerja Kakek, dan taman di bagian outdoor.
Rita berdecak kagum. Mereka menuju ke sebuah ruangan berpintu otomatis. Ketika mereka tiba,pintu tersebut terbuka.
"Ayo neng" ajaknya.
Mereka melewati ruang rapat, dan ada 2 meja kerja, kemudian di ujung ruangan tersebut ada ruangan lagi, ruangan tersebut seperti kantor, dengan pintu kayu.
Staff mengetuk pintu
"Tok..tok..tok!"
"Saya bersama Neng Rita Pak!"
"Oh,!"
"Cklek!" Pintu terbuka dari dalam. Rupanya juga otomatis.
"Silakan Neng, saya ada di meja depan, kalau butuh apa-apa, panggil saya saja!"
Rita memasuki ruangan tersebut.
"Assalamualaikum,Kakek!" Sapanya menghampiri dan mencium tangan kakeknya.
"Wa'alaikummussalam,Rita!" Kakeknya tersenyum sambil menepuk pelan punggung Rita.
"Bagaimana lukamu? Sudah mendingan?"
"Alhamdulillah, sudah kek,"
"Maia memang keterlaluan, syukurlah kamu bisa menghadapinya. Rit, kamu sudah betah di sini?"
"Betah kog Kek, disini seperti hotel berbintang ya"
"Tadinya bangunan ini memang hotel Rit, kakek membelinya tahun 90-an, kemudian sedikit demi sedikit diubah sesuai kebutuhan. Mungkin kalau kakek sudah ga ada, mamamu akan mengubahnya menjadi hotel lagi."
"Wahhh ..Kakek sudah lebih baik kan? Mama bilang tahun lalu kakek stroke?"
"Iya, syukurlah kakek segera dapat perawatan, mamamu yang berjuang membawa kakek sampai ke China untuk pengobatan supaya efek strokenya bisa diminimalisir, "
"Tapi kok kakek pakai kursi roda?"
"Kakek bisa berjalan, cuma tidak bisa terlalu lama, jadi mamamu membelikan kakek, kursi roda yang bisa dikontrol otomatis, jadi kakek juga lebih mudah berpindah."
"Tapi kek, kalau ke ruang makan dari sini jaraknya lumayan jauh, kakek tidak capek?"
"Oh itu, setelah kakek stroke mamamu memodifikasi kantor kakek, dan menambahkan lift khusus yang langsung menuju dapur.Jadi kakek bisa langsung ke dapur."
"Oo,mama hebat ya?"
"Mungkin kamu bertanya-tanya apa pentingnya TWK yang selama ini kakek buat?"
"Iya kek, Rita pikir kakek punya kebiasaan buruk, hehehe"
"Hahahaha...tidak Rita, banyak alasan kakek mengadakan TWK, pertama supaya kalian belajar sportif, bertanding itu butuh sportivitas, begitu pula dalam berbisnis ada etikanya. Kedua supaya kalian rajin mengasah diri, kalian boleh kaya tapi kalau tidak berilmu dan tidak punya skill harta sebanyak apapun bisa ludes. Ketiga kakek bisa tahu kepribadian cucu-cucu kakek. Kira-kira cucu yang mana yang cocok diserahi tanggung jawab untuk mengelola bisnis kakek."
"Banyak juga ya alasannya dan bermanfaat pula"
"Mungkin kamu juga bingung kenapa semua cucu, kakek paksa belajar bela diri.?"
"Iya kek, Rita ingat, waktu kecil Rita ga mau tapi dipaksa harus belajar,tapi lama-lama Rita jadi suka juga."
"Hmm... alasannya supaya kalian bisa melawan jika terjadi percobaan penculikan terhadap kalian."
"Seperti yang kamu ketahui, bisnis kakek meningkat pesat, banyak orang yang iri, ada yang menyewa orang untuk menculik salah satu dari anggota keluarga ini untuk tebusan. Kakakmu Andi pernah diculik, syukurlah ada seseorang yang menolongnya sehingga penculik itu berhasil ditangkap."
"Tantemu, mamanya Maia dulu juga hampir diculik, karena ia pandai bela diri, si penculik lari terbirit-birit. Maia itu seperti mamanya agak kasar, tetapi sebenarnya baik hati. Kalau kamu mau mengenal Maia lebih dekat, dia tidak akan kasar lagi sama kamu."
"Hahaha..begitu ya Kek? Tapi dari kecil saya dibuat babak belur sama dia!"
"Itu supaya kamu tidak menjadi anak yang lemah. Maia memperhatikan kamu yang terlalu cengeng dan berlindung dibalik ayahmu, sepertinya ia iri, tapi dia juga takut kamu menjadi lemah. Makanya dia kasar sama kamu!"
"Waaa...sulit mempercayainya ya kek, hehehe.."
" Kalau Roby bagaimana Kek?"
"Hmm..Roby..dia cucu laki-laki kakek satu-satunya, tapi temperamennya buruk seperti ayahnya. Kakek sudah menyuruh tantemu, mamanya Roby menceraikan suaminya, tapi dia bersikeras, akhirnya sering terjadi KDRT. Kakek sudah tidak sabar menghadapi ayahnya Roby, kakek menjebloskannya ke penjara. Tante mu-Roby serta Rosy tinggal di sini bersama kakek."
"Sejak kapan kek, mereka tinggal di sini?"
"Baru Sekitar 6 bulanan"
"Tentang Maia, saya dengar dari kakAndi, dia suka memukul staf di sini? "
"Oohhh...iya, terkadang temperamen buruknya muncul, tidak sabaran, jadi ia melemparkan sesuatu ke staf tersebut, kebetulan terkena hidungnya."
"Lalu kakek tidak menghukumnya?"
"Iya dong, kakek suruh dia membayar ongkos pengobatan staff tersebut, kalau dia tidak bisa bayar, kakek pinjami biaya berobat, dia harus kerja membantu di kandang kuda."
"Kapok kek?"
"Sepertinya begitu!"
"Kek,jangan marah ya, Rita mau tanya kenapa dulu kakek menyuruh pengawal kakek memukuli ayah?"
"Hmmm...kakek sudah duga kamu akan menanyakan hal ini. Kakek sangat menyesal melakukannya, apalagi ayahmu itu menantu kakek yang paling santun dan tidak pernah macam-macam. Seandainya waktu bisa diputar kembali, mungkin kakek tidak akan melakukannya."
"Boleh Rita tahu sebabnya?"
"Kakek termakan hasutan salah seorang mantan staf disini, ia memfitnah ayahmu memiliki perempuan lain selain mamamu. Buktinya adalah perempuan lain itu telah memiliki anak lelaki dari ayah mu."
"Kog kakek bisa percaya begitu saja?"
"Itulah Rit, pada saat itu nenekmu telah meninggal dunia, kakek sangat sedih. Peninggalan nenekmu, hanya mamamu Ratna. Kakek dengar ayahmu berhasil lulus PNS, tentunya ia akan ditugaskan keluar daerah, dan mamamu akan ikut dengannya. Kakek menggunakan alasan itu supaya mamamu tetap bersama kakek dan menceraikan ayahmu."
"Maafkan kakek ya Rita!, Kakek sangat menyesalinya. Ketika kakek sakit, hanya mamamu yang merawat kakek dengan telaten, meskipun banyak suster ditengah kesibukannya, ia menyempatkan diri mengurus kakek, huhuhu..." Kakek menangis, sambil membawa kursi rodanya mendekati Rita.
Rita terdiam, hatinya marah tetapi juga sedih ,ia memperhatikan mata kakeknya yang berlinang air mata penyesalan.
"Beberapa bulan yang lalu, kakek menyuruh orang untuk mencari kalian, kakek ingin membawa kalian kembali. Kakek memperhatikan kamu telah tumbuh menjadi anak yang mandiri, berani ,santun dan Sholeha. Ayahmu telah berhasil mendidik dan membesarkan kamu menjadi pribadi yang baik. Kakek mengurungkan niat untuk membawa kalian kembali. Kakek takut kepribadian kamu akan berubah jika tinggal bersama kakek."
"Kakek, setuju jika Mama Rita kembali bersama ayah?"
"Kalau mamamu dan ayahmu masih mau bersama lagi, kakek tidak akan mencegahnya!."
"Kek, tentang pertandingan melawan Roby nanti, apa perlu dilanjutkan?"
"Rita tidak mau bertanding melawan dia?"
"Hmm... menurut kakek kenapa harus?"
"Dalam hidup itu Rit, kadang kita harus menghadapi sesuatu yang menyakitkan dan menyulitkan, anggap pertandingan melawan Roby itu ujian bagi kamu."
"Tapi katanya Roby kasar, bahkan ia melukai saudara kembarnya."
"Sepertinya Roby menyimpan dendam terhadap mamanya yang meninggalkan ayahnya, jadi ia melampiaskan kepada adiknya!"
"Kok kakek diam saja ketika Roby melukai Rosy?"
"Kakek tidak tega melihatnya, tetapi Rosy seharusnya melawan jangan pasrah. Diantara cucu kakek, Rosy yang sangat keras kemauannya, ia tidak suka dipaksa, ketika kakek memaksanya berlatih beladiri, dia melakukannya asal-asalan, akhirnya ia lemah dan menjadi bulan-bulanan kakaknya."
"Jadi Rit, bagaimana kamu mau meneruskan bertanding melawan Roby?"
"Iya Kek, Rita akan berusaha."
"Bagus, itu baru cucu kakek👍"
"Oh iya Rit, besok kamu ikut staf kakek ke kantor imigrasi ya, kamu harus bikin paspor, karena sekarang fotonya biometrik, jadi paspor tidak bisa instan seperti dulu, kamu harus ikut. Pagi dari rumah ya Rit!"
"Iya, kek, Rita permisi dulu." Ia pergi meninggalkan kakeknya.
"Pak!"sapanya kepada staf yang ada dimeja depan
"Sudah neng?"
"Sudah pak, besok jam berapa ya pak dari sini untuk ke imigrasi?"
"Jam 7 neng Rita, oh tadi mama neng nelpon kalau sudah selesai disini, disuruh ke klinik, sudah ada fisioterapis yang menunggu."
"O begitu, baiklah pak, terimakasih!"
"Sama-sama neng"
Rita berjalan pelan keluar dari ruangan tersebut, sambil memperhatikan sekelilingnya, kemudian ia masuk ke lift, dan memencet ke lantai dasar.
"Ting" beberapa menit kemudian ia telah tiba dilantai dasar, kemudian menuju klinik.
"Selamat sore!" sapanya kepada fisioterapis
"Sore!" Jawab Fisioterapis itu.
"Mba, yang akan mengurut Rita ya?"
"Iya dek, silakan berganti pakaian dulu, kemudian berbaring di tempat tidur ini."
Rita mengambil pakaian seperti kemben, berbahan handuk. Dibukanya seluruh pakaiannya kecuali pakaian dalamnya, kemudian dipakainya kemben handuk tersebut. Lalu ia berbaring di atas ranjang khusus urut.
Fisioterapis mulai memperhatikan lebam-lebam ditubuh Rita, kemudian ia mulai mengurut dari ujung kaki hingga ujung kepala. Setiap persendian diperiksa. Setelah itu ia mengoleskan salep pada lebam bekas pukulan.
"Baik dek Rita, sudah selesai, tidak ada sendi yang bergeser, bengkak dipaha akan hilang dua-tiga hari lagi, mungkin nanti malam akan lebih terasa sakitnya, sebaiknya minum obat nyeri dulu, dan usahakan tidak menggerakkan paha yang kanan terlebih dahulu, kalau bisa jangan naik-turun tangga."
"Baiklah mba, terimakasih banyak"
Rita berganti pakaian, kemudian ia kembali ke kamarnya menggunakan lift.
Benar apa yang dikatakan fisioterapis itu, malam harinya Rita tidak bisa tidur karena lebam-lebam ditubuhnya terasa nyut-nyutan. Kemudian dengan susah payah ia meraih obat yang ditaruh di samping meja tempat tidurnya lalu ia meminum obat anti nyeri dan antibiotik kemudian ia tertidur lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 395 Episodes
Comments